Pemikiran-pemikiran Lain Ibn Khaldun

4. Pemikiran-pemikiran Lain Ibn Khaldun

  a. Ibnu Khaldun mengidentifikasi kesenjangan dalam dominan kerajinan tertentu antara pasar yang berbeda, mengamati bahwa the activities required for the necessities of life [...] exist in every city. But activities required for luxury customs and conditions exist only in cities of a highly developed culture.” ("kegiatan yang diperlukan untuk kebutuhan hidup [...] ada di setiap kota. Tapi kegiatan yang dibutuhkan untuk bea cukai dan kondisi mewah hanya ada di kota-kota budaya yang sangat maju )"(Ibnu Khaldun 1958, hal 302)

  Empat ratus tahun kemudian Smith menjelaskan fenomena yang sama ketika ia menulis bahwa, “There are some sorts of industry, even of the lowest kind, which can be carried on nowhere but in a great town. A porter, for example, can find employment and subsistence in no other place.” (Ada beberapa macam industri, bahkan dari jenis terendah, yang dapat dilakukan di mana-mana, tetapi di sebuah kota besar. Sebuah portir, misalnya, dapat menemukan pekerjaan dan subsisten tidak ada tempat lain). "(Smith 1776, Bk 1,. Ch. 3, Sec. 1.3.2).

  b. Ibnu Khaldun juga menyadari bahwa pekerjaan yang sama memberikan upah yang berbeda di tempat yang berbeda, karena perbedaan harga ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang tersedia. Sekali lagi ia mencontohkan prinsip empiris. Dia mengutip perbedaan dalam upah hakim antara Tlemcen, sebuah kota kecil di Aljazair, dan Fez, pusat ekonomi berkembang dari Maghreb, the only reason for [which] is the difference in labour available in the different cities,” (satu-satunya alasan untuk itu adalah perbedaan ketersediaan tenaga kerja di kota-kota yang berbeda)," (Ibnu Khaldun 1958, Vol 2,. hlm 273). Di sini Ibnu Khaldun menunjukkan pemahaman tentang dampak dari pasar tertentu pada setiap transaksi.

  c. Ibnu Khaldun juga memahami pentingnya transportasi untuk pengembalian barang. Dia pertama kali mengamati bahwa pedagang yang membatasi distribusi barang mereka akan mengalami kerugian, karena if [a merchant] restricts his [transported] goods to those needed only by a few, it may be impossible for him to sell them, since these few may for some reason find it difficult to buy them. Then, his business would slump, and he would make no profit.”(jika [pedagang] membatasi [diangkut]nya barang yang dibutuhkan hanya sedikit, mungkin baginya untuk menjual semuanya, karena yang sedikit ini untuk beberapa alasan sulit untuk terjual. Kemudian, usahanya akan merosot, dan akan tidak ada keuntungan ") lebih lanjut., Ia mencatat bahwa keuntungan paling banyak didapat oleh transportasi paling sulit, seperti melalui Sudan berbahaya atau melintasi rute yang panjang ke Timur, membuat setidaknya mungkin biaya. Smith sama mengeksplorasi peningkatan perdagangan layak diaktifkan antara London dan Calcutta semata-mata oleh ketersediaan transportasi air yang dapat diandalkan sebagai lawan transportasi darat.

  Ekstrapolasi Pemikiran Khaldun

  Pemikiran Khaldun mengenai jatuh-bangunnya peradaban dapat diekstrapolasi dalam waktu bersamaan. Maksudnya, bila pada Khaldun awal kebangunan, puncak peradaban, dan runtuhnya peradaban berlangsung dalam waktu berurutan; maka kita bisa mengekstrapolasi menjadi tiga jenis kelembagaan ekonomi. Misalnya kita dapat merumuskan:

  1. Lembaga ekonomi yang baru membangun dirinya; syaratnya adalah adanya ashabiyah ada kerjasama dalam bentuk sederhana, dan penguasa yang dapat menyatukan keberbedaan antar anggota masyarakat itu; basisnya masih pertanian, belum terjadi spesifikasi keahlian (masih homogen)

  2. Lembaga ekonomi yang sedang mencapai puncaknya; syaratnya adalah kepemimpinan yang dapat meredakan konflik, berkembangnya spesialisasi, adanya lembaga pendidikan yang menunjang spesialisasi, berkembangnya teknologi, lembaga hokum, dan system yang adil.

  3. Lembaga ekonomi yang mengalami penurunan dan kebangkrutan; terjadi ketika ashabiyah mulai menurun sehingga terjadi persaingan antar pelaku usaha. Penurunan Ashabiyah ini menurun ketika penguasa mengutamakan kepentingan dirinya.

  Pada titik ini baru kita dapat memahami puisi Khaldun:

  Kekuatan penguasa (Al-Mulk) tidak akan terwujud kecuali dengan implementasi