Statistik Deskriptif Pengujian Asumsi Klasik

66 Salah satu kelemahan pengujian secara grafis adalah tidak jarang kita ragu terhadap pola yang ditunjukkan grafik. Keputusan secara subjektif tentunya dapat mengakibatkan berbedanya keputusan antara satu orang dengan lainnya. Oleh karena itu, penulis melakukan pengujian heteroskedastisitas dengan metode Bresch Pagan Godfrey untuk mendukung bahwa dalam model regresi ini tidak terdapat gejala heteroskedastisitas. 2 Metode Bresch Pagan Godfrey Model Bresch-Pagan Godfrey BPG dilakukan dengan meregresikan antara variabel bebas terhadap p i. nilai p i diperoleh dari , sedangkan nilai α 2 diperoleh dari∑ dimana T adalah jumlah data. Jika nilai hitung lebih besar dari tabel dengan df+ jumlah variabel bebas, maka dalam model ini terdapat masalah heteroskedastisistas. Nilai hitung dalam metode ini diperoleh dari dimana ESS Explained Sum of Square = x TSS Total Sum of Square. Jika uji heteroskedastisitas dengan kriteria hitung lebih besar dari tabel dengan df = p-1 p=jumlah variabel bebas tanpa kostanta maka terjadi masalah heteroskedastisitas. Suliyanto, 2011:117. d. Autokorelasi 67 Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya Santoso, 2012:241. Salah satu uji formal yang paling populer untuk mendeteksi Otokorelasi adalah uji Durbin-Watson, yang secara umum bisa diambil patokan sebagai berikut Santoso, 2012:243: a Angka D-W di bawah -2 berarti ada otokorelasi positif. b Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada otokorelasi. c Angka D-W di atas +2 berarti ada otokorelasi negatif.

3. Koefisien Determinasi R

Square Koefisien Determinasi R Square bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Nilai R Square berada diantara 0 – 1, semakin dekat nilai R Square dengan 1 maka garis regresi yang digambarkan menjelaskan 100 variasi dalam Y. Sebaliknya, jika nilai R Square sama dengan 0 atau mendekatinya maka garis regresi tidak menjelaskan variasi dalam Y Ghazali, 2011:97. Koefisien determinasi memiliki kelemahan, yaitu bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi di mana setiap penambahan satu variabel bebas dan jumlah pengamatan dalam model akan meningkatkan nilai R Square meskipun variabel yang dimasukkan tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel tergantungnya. 68 Untuk mengurangi kelemahan tersebut maka digunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan, Adjusted R Square R 2 adj . Koefisien determinasi yang telah disesuaikan berarti bahwa koefisien tersebut telah dikoreksi dengan memasukkan jumlah variabel dan ukuran sampel yang digunakan. Dengan menggunakan koefisien determinasi yang disesuaikan maka nilai koefisien determinasi yang disesuaikan itu dapat naik atau turun oleh adanya penambahan variabel baru dalam model Suliyanto, 2011:59.

4. Pengujian Hipotesis

Dari perhitungan dengan SPSS 19.0 akan diperoleh keterangan atau hasil mengenai Uji F, dan Uji t untuk menjawab perumusan masalah penelitian. Berikut ini keterangan yang berkenaan dengan hal tersebut yaitu sebagai berikut : 1 Uji F Uji Simultan Menurut Nachrowi dan Usman 2006:17 Uji-F digunakan untuk menguji koefisien bersama-sama, sehingga nilai dari koefisien regresi tersebut dapat diketahui secara bersama. Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk mempengaruhi variabel dependent secara simultan atau tidak, dengan kriteria pengujian tingkat signifikan α = 0,05. Kriteria keputusannya adalah sebagai berikut: 69 a. Apabila F hitung F tabel atau memiliki tingkat signifikansi 0,05 maka H ditolak dan H 1 diterima. b. Apabila F hitung F tabel atau memiliki tingkat signifikansi 0,05 maka H diterima atau H 1 ditolak. Adapun cara pengujian baik dalam regresi sederhana maupun regresi berganda sama, yaitu dengan menggunakan suatu tabel yang disebut dengan Tabel ANOVA Analysis of Variance melalui bantuan program SPSS versi 19.0 2 Uji t Menurut Nachrowi dan Usman 2006 : 18 setelah melakukan uji koefisien regresi secara keseluruhan, maka langkah selanjutnya adalah menghitung koefisien regresi secara individu, dengan menggunakan suatu uji yang dikenal dengan sebutan Uji-t. Adapun hipotesis dalam uji ini adalah sebagai berikut: H ditolak apabila : t - hit t - tabel atau –t hit -t - tabel H diterima apabila : t - hit t - tabel atau –t hit -t - tabel

5. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui hubungan antara suatu variabel dependen dengan variabel independen. Tujuan regresi berganda adalah memprediksi besar variabel tergantung dependent variable menggunakan data dari duaatau lebih variabel bebas independent variable yang sudah diketahui besarnya. Bila hanya ada satu variabel dependen dan satu independen, disebut analisis regresi sederhana. Sedangkan apabila 70 terdapat beberapa variabel independen, analisisnya disebut dengan analisis regresi berganda Winarno, 2009:41. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda karena menggunakan empat variabel bebas yaitu jumlah bagi hasil deposito mudharabah, tingkat imbalan SBIS, suku bunga simpanan berjangka 1 bulan dan inflasi, serta satu variabel terikat yaitu jumlah deposito mudharabah, maka persamaan regresinya adalah sebagai berikut: Y = β + β 1 BHN t +β 2 SBIS t + β 3 SB t + β 4 INF t +e Keterangan: Y = Jumlah deposito mudharabah β = Intercept β 1 BHN t = Jumlah bagi hasil deposito mudharabah β 2 SBIS t = Tingkat imbalan SBIS β 3 SB t = Suku bunga simpanan berjangka 1 bulan β 4 INF t = Tingkat inflasi e = Tingkat kesalahan atau gangguan

E. Operasional Variabel

Operasional variabel merupakan definisi dari serangkaian variabel yang digunakan dalam penulisan Hamid, 2010:20. Pengertian operasional variabel adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat yang dapat diamati di observasi dari definisi operasional tersebut dapat ditentukan alat pengambilan data yang cocok dipergunakan. Definisi dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 71

1. Variabel Dependent Y

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Jumlah Deposito Mudharabah. Mudharabah adalah akad kerja sama antara pemilik modal dengan pengelola di mana keuntungan di bagi berdasarkan akad. Deposito Mudharabah adalah simpanan berdasarkan prinsip bagi hasil yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. Dalam penelitian ini penulis menggunakan jumlah keseluruhan deposito mudharabah dengan jangka waktu deposito 1, 3, 6 dan 12 bulan baik berupa deposito mudharabah rupiah atau valas periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2011 yang diperoleh dari laporan neraca Bank Syariah Mandiri pada laporan keuangan publikasi bank di Bank Indonesia. Data dalam bentuk satuan jutaan Rupiah Rp.

2. Variabel Independent X

Variabel independent yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: a. Jumlah Bagi Hasil Deposito Mudharabah X 1 Jumlah bagi hasil disini adalah total perolehan bagi hasil untuk nasabah pemilik deposito mudharabah yang menitipkan dananya pada bank tersebut. Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari data yang dikeluarkan oleh Bank Syariah Mandiri BSM pusat berdasarkan perhitungan bulanan, yaitu dari tahun 2007-2011 yang dinyatakan dalam bentuk milyar rupiah. b. Tingkat Imbalan SBIS X 2

Dokumen yang terkait

Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga Deposito, dan Jumlah Bagi Hasil Deposito terhadap Jumlah Deposito Mudharabah (Studi Kasus PT. Bank Syariah Mandiri Tahun 2008-2012)

0 13 130

Pengaruh bagi hasil terhadap jumlah dan deposito syariah mudharabah yang ada pada Bank Syariah Mandiri

0 14 60

Analisis Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah, Jumlah Kantor Layanan, Inflasi, dan PDB terhadap Jumlah Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia

1 9 123

ANALISIS PENGARUH INFLASI TINGKAT BUNGA NILAI TUKAR DAN TINGKAT BAGI HASIL TERHADAP JUMLAH Analisis Pengaruh Inflasi Tingkat Bunga Nilai Tukar Dan Tingkat Bagi Hasil Terhadap Jumlah Penghimpunan Deposito Pihak Ketiga (Deposito Mudharabah 1 Bulan) (Studi

1 16 15

ANALISIS PENGARUH INFLASI TINGKAT BUNGA NILAI TUKAR DAN TINGKAT BAGI HASIL TERHADAP JUMLAH Analisis Pengaruh Inflasi Tingkat Bunga Nilai Tukar Dan Tingkat Bagi Hasil Terhadap Jumlah Penghimpunan Deposito Pihak Ketiga (Deposito Mudharabah 1 Bulan) (Studi

0 2 15

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Inflasi Tingkat Bunga Nilai Tukar Dan Tingkat Bagi Hasil Terhadap Jumlah Penghimpunan Deposito Pihak Ketiga (Deposito Mudharabah 1 Bulan) (Studi Pada Bank Syariah Mandiri Periode 2011-2015).

0 3 10

PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL DEPOSITO BANK SYARIAH DAN SUKU BUNGA DEPOSITO BANK UMUM TERHADAP JUMLAH Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank Syariah Dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah(Studi Pada Bank Umum Syar

0 1 13

PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL DEPOSITO BANK SYARIAH DAN SUKU BUNGA DEPOSITO BANK UMUM Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank Syariah Dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah(Studi Pada Bank Umum Syariah di Indonesia

0 2 16

BAB 1 Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank Syariah Dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah(Studi Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2010-2013).

0 2 7

Pengaruh tingkat BI Rate dan bagi hasil terhadap jumlah simpanan deposito Mudharabah pada PT Bank Syariah Mandiri - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 17