6
penelitian lanjutan mengenai variabel tersebut. Namun terdapat beberapa perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu penulis
menggunakan lima variabel independen dengan menambahkan satu variabel baru yaitu price to book value yang dihubungkan dengan harga saham dan
menggunakan perusahaan-perusahaan property dan real estate sebagai objek penelitian selama 2009-2012.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti menuangkan penelitiannya
dalam bentuk skripsi dengan judul : “Pengaruh Debt to Equity Ratio, Price to Book Value, Price Earning Ratio, Return On Invesment, dan Total Assets Turn
Over terhadap Harga Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di BEI
”.
1.2. Perumusan Masalah
Sesuai latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah debt to equity ratio, price to book value, price earning ratio, return
on investment, dan total assets turn over berpengaruh terhadap harga saham baik secara parsial maupun stimultan pada perusahaan pada perusahaan property dan
real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji apakah debt to equity ratio, price
to book value, price earning ratio, return on investment, dan total assets turn over berpengaruh secara parsial maupun stimultan terhadap profitabilitas perusahaan
property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
7
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut :
1. Bagi akademisi, sebagai bahan masukan dan sumber informasi dalam melakukan penelitian selanjutnya yang sejenis sehingga hasilnya dapat
lebih baik dari peneliti terdahulu. 2. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan sebagai pertimbangan
dalam pengambilan keputusan dan masukan kepada manajemen perusahaan untuk meningkatkan kinerja keuangan yang diperkirakan
berpengaruh terhadap harga saham. 3. Bagi investor, sebagai salah satu informasi dalam mempertimbangkan
pengambilan keputusan investasi untuk mendapatkan keuntungan yang optimal
Universitas Sumatera Utara
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Saham
2.1.1.1. Pengertian Saham
Saham merupakan instrunmen pasar keuangan. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan
pendanaan perusahaan. Pada sisi lain, saham merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu
memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak
badan usaha dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Menurut Martalena 2011:12, “Saham dapat didefinisikan
sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak badan usaha dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan
modal tersebut maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan dan berhak hadir dalam
Rapat Umum Pemegang Saham RUPS”. Saham memberikan indikasi kepemilikan atas perusahaan, sehingga para pemegang saham
berhak menentukan arah kebijaksanaan perusahaan lewat Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Para pemegang saham juga berhak
memperoleh dividen yang dibagikan oleh perusahaan dan turut
Universitas Sumatera Utara
9
menanggung resiko sebesar saham yang dimiliki apabila perusahaan tersebut bangkrut.
2.1.1.2. Keuntungan dan Risiko Saham
Pada saat investor menginvestasikan uangnya pada saham mereka mendapatkan beberapa keuntungan. Beberapa jenis
keuntungan saham yaitu: 1. Dividen
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan
perusahaan. Dividen dibagikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS.
2. Capital Gain Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga
jual. Capital Gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.
Selain keuntungan kemungkinan investor juga mendapatkan beberapa risiko diantaranya:
1. Capital Loss Capital Loss yaitu suatu kondisi dimana investor menjual
saham lebih rendah dari harga beli.
Universitas Sumatera Utara
10
2. Risiko Likuidasi Perusahaan yang sahamnya dimiliki investor dinyatakan
bangkrut oleh pengadilan atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini, hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas
terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi. Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan
tersebut, sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham.
2.1.1.3. Jenis Saham
Ditinjau dari segi nilai saham dapat dibedakan menjadi beberapa konsep, yaitu:
1. Nilai Nominal Merupakan nilai per lembar saham yang berkaitan dengan
akuntansi dan hukum. Nilai ini diperlihatkan pada neraca perusahaan dan merupakan modal disetor penuh dibagi dengan
jumlah saham yang mudah diedarkan. 2. Nilai Buku per Lembar Saham
Menunjukkan nilai aktiva bersih per lembar saham yang merupakan nilai ekuitas dibagi dengan jumlah lembar saham.
3. Nilai Pasar Nilai suatu saham yang ditentukan oleh permintaan dan
penawaran yang terbentuk di bursa saham.
Universitas Sumatera Utara
11
4. Nilai Intirinsik Merupakan nilai wajar saham yang mencerminkan harga
saham yang sebenarnya. Nilai intirinsik ini merupakan nilai sekarang dari semua arus kas di masa mendatang.
Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, saham dapat dibedakan menjadi:
1. Saham Biasa common stock Saham biasa didefinisikan sebagai saham yang tidak memiliki
keistimewaan khusus. Pemegang saham mendapatkan dividen pada saat perusahaan memperoleh laba dan disetujui di dalam
Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Kontrol pemegang saham biasa terbatas dengan jumlah saham yang dimilikinya pada
perusahaan. 2. Saham Preferen preferred stock
Saham preferen didefinisikan sebagai gabungan pendanaan antara hutang dan saham biasa. Pembayaran dividen kepada
pemegang saham dibagikan dalam jumlah yang tetap. Selain itu, memiliki hak khusus dimana pada saat perusahaan akan
dilikuidasi memiliki hak klaim terlebih dahulu dibandingkan dengan pemilik saham biasa dan saham preferen dapat
dikonversikan menjadi saham biasa.
Universitas Sumatera Utara
12
Ditinjau dari segi fundamental perusahaan dan kondisi perekonomian, saham dibagi menjadi:
1. Income Stock Saham yang mampu memberikan dividen yang lebih besar
dari rata-rata dividen yang diberikan saham lain. 2. Growth Stock
Saham yang emitennya perusahaan memiliki pertumbuhan penjualan dan pendapatan yang lebih tinggi.
3. Speculative Stock Saham yang diterbitkan oleh perusahaan yang pendapatannya
tidak stabil. 4. Cyclical Stock
Saham yang pergerakannya searah dengan pergerakan perekonomian makro dan pendapatannya berfluktuasi mengikuti
kondisi bisnis industri.
2.1.1.4. Harga Saham
Harga saham merupakan indikator keberhasilan manajemen perusahaan. Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan
memberikan suatu keputusan investor yang rasional. Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan kenaikan dividen dan capital
gain serta citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga dapat memudahkan entitas untuk mendapatkan dana dari pihak eksternal.
Universitas Sumatera Utara
13
Menurut Haugen 1990:577, “the market value of a common stock is based on the discounted value of expected dividends
throughout the life of firm”. Nilai pasar saham biasa ialah berdasarkan nilai diskonto dividen yang diharapkan sepanjang masa
hidup perusahaan. Harga pasar saham menunjukkan penilaian sentral dari seluruh pelaku pasar sehingga harga pasar saham berfungsi juga
sebagai barometer kinerja keuangan dan keberhasilan dari pihak manajemen. Dalam penelitian ini harga saham yang digunakan
adalah harga rata-rata harga saham penutupan average closing price selama suatu periode tertentu.
2.1.1.5. Pendekatan Harga Saham
Dalam membuat keputusan untuk berinvestasi atau membeli saham tertentu, seorang investor terlebih dahulu menganalisis saham
akan dibelinya. Untuk menentukan harga saham terdapat dua pendekatan umum yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.
1. Analisis Fundamental Analisis fundamental merupakan analisis historis atas
kekuatan keuangan dari suatu perusahaan. Data yang digunakan adalah data historis, artinya data yang telah terjadi dan
mencerminkan keadaan keuangan yang sebenarnya pada saat analisis Husnan, 2002:303. Cara yang digunakan untuk
menganalisis rasio keuangan, mengidentifikasi kecendrungan atau pertumbuhan yang mungkin ada, mengevaluasi efisiensi
Universitas Sumatera Utara
14
operasional dan memahami sifat dasar atau karakteristik operasional dari perusahaan tersebut.
Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham yang akan datang dengan cara:
1 Mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang.
2 Menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham.
Para analis fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa mendatang dengan mengestimasi atau meramal
forecast nilai dari faktor-faktor tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham.
2. Analisis Teknikal Analisis teknikal merupakan suatu teknik yang
menggunakan data atau catatan pasar untuk berusaha mengakses permintaan dan penawaran suatu saham., volume perdagangan,
indeks harga saham baik individual maupun gabungan serta faktor-faktor lain yang bersifat teknis. Model ini lebih
menekankan pada perilaku pasar modal di masa mendatang berdasarkan kebiasaan di masa lalu.
Analisis teknikal didahului dengan asumsi dasar bahwa harga saham terbentuk dari hasil spekulasi Ghozali. 2005:94.
Kegiatan spekulasi tersebut menitikberatkan pada trend yang
Universitas Sumatera Utara
15
dibentuk harga saham pada periode sebelumnya dan tidak ada hubungnya dengan nilai intrinsik saham. Kenaikan dan
penurunan harga saham pada periode sebelumnya digunakan untuk memprediksi harga saham pada periode berikutnya. Trend
harga saham menjadi barometer untuk memprediksi harga saham periode berikutnya.
Para penganut analisis menyatakan bahwa: 1 Harga saham mencerminkan informasi yang relevan.
2 Informasi tersebut ditunjukkan oleh perubahan harga di waktu lalu.
3 Karena perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu, maka pola tersebut akan berulang.
Sasaran yang ingin dicapai dari analisis adalah ketepatan waktu dalam memprediksi pergerakan harga jangka pendek suatu
saham, oleh karena itu informasi yang berasal dari faktor-faktor terkait sangat penting bagi pemodal untuk menentukan kapan
suatu saham dibeli atau harus dijual.
2.1.1.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Arifin 2004:116 mengatakan bahwa “faktor yang menentukan perubahan harga saham yaitu kondisi fundamental
emiten, permintaan dan penawaran, tingkat suku bunga valuta asing, dana asing, indeks harga saham gabungan dan rumors”.
Universitas Sumatera Utara
16
Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat ditarik kesimpulan yaitu faktor-faktor yang menentukan perubahan harga saham
sangat beragam. Berbagai faktor tersebut yang dapat mempengaruhi harga
saham, diantaranya: 1 Faktor fundamental perusahaan
Faktor fundamental perusahaan berkaitan dengan kondisi perusahaan manajemen, sumber daya manusia, teknologi
dan kondisi keuangan yang mengambarkan kinerja keuangan perusahaan. Apabila kinerja keuangan perusahaan
mengalami peningkatan, maka saham perusahaan akan diminati investor sehingga harga saham akan meningkat.
Sebaliknya, penurunan kinerja perusahaan akan diikuti dengan penurunan harga saham dipasar modal karena
investor menjadi tidak berminat pada saham perusahaan. 2 Pasar
Hukum permintaan dan penawaran mempengaruhi harga saham. Apabila permintaan terhadap saham meningkat,
maka harga saham akan naik. Sebaliknya, penurunan terhadap permintaan saham akan menurunkan harga saham.
Transaksi jual-beli inilah yang mempengaruhi fluktuasi harga saham.
Universitas Sumatera Utara
17
3 Tingkat suku bunga Perubahan suku bunga akan mempengaruhi harga saham
secara terbalik, cateris paribus. Artinya, jika suku bunga meningkat, maka harga saham akan turun. Demikian pula
sebaliknya, jika suku bunga turun, harga saham akan naik. 4 Indeks harga saham
Kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG sepanjang waktu tertentu menunjukkan kondisi investasi dan
perekonomian negara dalam keadaan baik. Sebaliknya, jika mengalami penurunan berarti iklim investasi sedang
memburuk. Kondisi demikian akan mempengaruhi fluktuasi harga saham di pasar modal.
5 News and rumors Berbagai berita dan rumor yang beredar di masyarakat
menyangkut beberapa hal seperti masalah ekonomi, sosial, politik dan keamanan dapat mempengaruhi persepsi
investor, yang pada akhirnya akan mempengaruhi pergerakan harga saham di pasar modal.
2.1.2. Analisis Laporan Keuangan
Menurut Harahap 2008:190, “analisis laporan keuangan didefinisikan menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit
informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain
Universitas Sumatera Utara
18
baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting
dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat”. Menurut Wild 2005:36, “analisis rasio dapat mengungkapkan
hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan
mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio”. Rasio merupakan alat untuk menyediakan pandangan terhadap
kondisi yang mendasari, rasio merupakan salah satu titik awal bukan titik akhir yang diinterprestasikan dengan tepat mengindikasikan area
yang memerlukan investigasi lebih lanjut. Analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan
berbagai hubungan dan indikator keuangan yang ditujukan untuk menunjukkan peruabahan dalam kondisi keuangan atau prestasi
operasi di masa lalu. Kasmir 2008:106 mengatakan bahwa bentuk-bentuk rasio
keuangan adalah sebagai berikut: 1. Rasio Likuiditas Liquidity Ratio
2. Rasio Solvabilitas Leverage Ratio 3. Rasio Aktivitas Activity Ratio
4. Rasio Profitabilitas Profitability Ratio 5. Rasio Pertumbuhan Growth Ratio
6. Rasio Penilaian Valuation Ratio
Universitas Sumatera Utara
19
2.1.3. Debt to Equity Ratio DER
Syahyunan 2004:84 menyebutkan bahwa Debt to Equity Ratio merupakan rasio perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendanaan
perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Rasio ini berguna untuk
mengetahui perbandingan jumlah dana yang disediakan oleh kreditor dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi
untuk mengukur sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar.
Bagi kreditor, semakin besar rasio ini akan semakin tidak menguntungkan karena semakin besar risiko yang harus ditanggung
atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan. Namun, bagi investor maupun perusahaan, semakin besar rasio ini akan semakin
menguntungkan karena menurut Brigham dan Houston 2001:84, “pendanaan dengan utang membuat pemegang saham dapat
mempertahankan pengendalian atas perusahaan atas investasi yang terbatas dan risiko perusahaan sebagian besar ada pada kreditor”.
Untuk menghitung Debt to Equity Ratio digunakan rumus : ���� �� ������ ����� =
����� ����������� ����� ������
Universitas Sumatera Utara
20
2.1.4. Price to Book Value PBV
Menurut Syahyunan 2004:86 menyebutkan bahwa Price to Book Value merupakan rasio yang menunjukkan apakah harga saham
harga pasarnya diperdagangkan diatas atau dibawah nilai buku saham tersebut.
Pengertian book di sini adalah nilai buku dari ekuitas. Nilai ini diperoleh dengan mengambil total ekuitas sebagai book value. Jadi
yang dihitung adalah total ekuitas, bukan modal disetor saja. Rumus untuk menghitung Price to Book Value ialah:
����� �� ���� ����� = ������ ����� ��� �ℎ���
���� ����� ��� �ℎ��� 2.1.5.
Price Earning Ratio PER
Menurut Syahyunan 2004:86 menyebutkan bahwa Price Earning Ratio merupakan rasio yang menunjukkan perbandingan
antara harga saham di pasar perdana dengan pendapatan yang diterima. Harga per lembar saham price per share merupakan
indikator berapa besar nilai value yang diapresiasi oleh investor terhadap nilai perusahaan Prihadi, 2008:129.
Bagi para investor semakin tinggi Price Earning Ratio maka pertumbuhan laba yang diharapkan juga akan mengalami kenaikan.
Untuk menghitung Price Earning Ratio digunakan rumus: ����� ������� ����� =
����� ��� �ℎ��� ������� ��� �ℎ���
Universitas Sumatera Utara
21
2.1.6. Return On Invesment ROI
Return On Invesment merupakan rasio yang menunjukkan tingkat pengembalian hasil return atas jumlah aktiva yang digunakan dalam
perusahaan Kashmir, 2008:202. ROI juga merupakan suatu ukuran efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan aktiva yang dimiliki. ROI diperoleh dengan cara membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak earning after
interest and tax dengan rata-rata total aktiva. Semakin tinggi ROI berarti semakin baik kinerja keuangan suatu perusahaan dan juga
semakin besar keuntungan yang dihasilkan sehingga dapat menarik minat investor.
Rumus untuk menghitung Return On Invesment adalah sebagai berikut:
������ �� ��������� = ��� ������
����� ������ 2.1.7.
Total Assets Turn Over TATO
Total Assets Turn Over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan dan
jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap aktiva Kasmir, 2008:185. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengukur efektivitas
perusahaan dalam menggunakan seluruh aktiva untuk menghasilkan penjualan selama satu periode tertentu. Semakin besar rasio ini
menunjukkan semakin tinggi penjualan yang dihasilkan dan penggunaan aktiva perusahaan yang semakin efektif. TATO dihitung
Universitas Sumatera Utara
22
dengan cara membandingkan penjualan bersih selama satu periode dengan rata-rata total aktiva pada periode tersebut.
Rumus untuk menghitung Total Assets Turn Over adalah sebagai berikut:
����� ������ ���� ���� = �����
����� ������ 2.2.
Tinjauan Peneliti Terdahulu
Penelitian terdahulu mengenai pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap harga saham menunjukkan hasil-hasil yang berbeda. Penelitian ini
merupakan penelitian yang dikembangkan dari penelitian-penelitian terdahulu. Rincian mengenai penelitian-penelitian terdahulu dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu
Judul Penelitian Peneliti
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
Pengaruh Rasio Keuangan Likuiditas, Solvabilitas,
Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar Terhadap Harga Saham
Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
Dipo Satria
Alam 2008
Variabel Independen :
CR, DAR, TATO, ITO,
NPM, ROE, dan PER.
Variabel Dependen :
Harga Saham Hasil penelitian menunjukkan
bahwa semua variabel independen yang diteliti memiliki pengaruh
terhadap harga saham secara simultan. Secara parsial, hanya
variabel CR, NPM, dan ROE yang signifikan berpengaruh terhadap
harga saham.
Universitas Sumatera Utara
23
Judul Penelitian Peneliti
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Long Term
Debt to Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Return On
Invesment, Return On Equity, dan Price Earnings
Ratio terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate
dan Properti yang Terdaftar di BEI.
Cory 2010
Variabel Independen :
CR, DER, LTDER,
TATO, ROI, ROE, dan
PER Variabel
Dependen : Harga Saham
Secara simultan variabel independen berpengaruh signifikan terhadap
harga saham.
Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Leverage, dan Rasio
Pasar Terhadap Perubahan Harga Saham Pada
Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di
BEI. Azwani
Sinaga 2011
Variabel Independen :
NPM, ROE, DER, EPS.
Variabel Dependen :
Perubahan Harga Saham
Tidak memiliki pengaruh terhadap perubahan harga saham.
Pengaruh Current Ratio CR, Debt to Equity Ratio
DER, dan Return On Equity ROE Terhadap Harga
Saham Pada Perusahaan Manufaktur Industri
Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI.
Chrystine Anggrainy
Sidabutar 2012
Variabel Independen :
CR, DER, dan ROE.
Variabel Dependen :
Harga Saham Secara parsial variabel CR, DER,
dan ROE tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham. Secara
simultan, variabel independen memiliki pengaruh signifikan
terhadap harga saham.
2.3. Kerangka Konseptual
Memprediksi harga saham merupakan isu yang sangat penting dalam bidang keuangan terutama dalam membuat keputusan investasi. Analisa
fundamental merupakan salah satu cara untuk memprediksi harga saham dengan menggunakan laporan keuangan sebagai sumber informasi. Analisis
Universitas Sumatera Utara
24
rasio keuangan berguna untuk memprediksi keadaan keuangan perusahaan. Rasio keuangan memberikan informasi kepada investor untuk dapat menilai
kondisi dari hasil operasi perusahaan pada saat ini dan di masa lalu, serta sebagai pedoman bagi investor untuk menilai dan memprediksi keadaan
perusahaan pada masa lalu dan masa yang akan datang. Debt to Equity Ratio merupakan rasio solvabilitas yang berfungsi untuk
mengukur sejauh mana modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar. Price to Book Value merupakan rasio Market Measure ukuran
pasar untuk mengukur apakah harga saham yang dijual di pasar diperdagangkan di atas atau di bawah nilai buku saham tersebut. Price
Earning Ratio menunjukkan penilaian pasar market valuation dari potensi pertumbuhan perusahaan dan prospek laba di masa yang akan datang.
Return On Invesment merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Total Assets Turn Over merupakan rasio aktivitas yang digunakan untuk mengukur efektivitas
perusahaan dalam menggunakan seluruh aktiva untuk menghasilkan penjualan.
Harga saham dapat didefinisikan sebagai harga yang dibentuk dari interaksi antara penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh
harapan mereka terhadap keuntungan perusahaan. Semua rasio yang dijelaskan sebagai variabel independen dalam penelitian ini merupakan rasio
yang secara teori mempengaruhi harga saham.
Universitas Sumatera Utara
25
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah Debt to Equity Ratio, Price to Book Value, Price Earning Ratio, Return On
Invesment, dan Total Assets Turn Over. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham. Kerangka konseptual penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
2.4. Hipotesis Penelitian