Studi Pendekatan Metode Value Added Untuk Pengukuran Produktivitas Pada PT. Bukit Emas Dharma Utama

(1)

STUDI PENDEKATAN METODE VALUE ADDED UNTUK

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PADA

PT. BUKIT EMAS DHARMA UTAMA

KARYA AKHIR

Diajukan untuk Mengikuti Sebagian dari

Syarat-Syarat Guna Penulisan Karya Akhir

Oleh :

CUT YUNITA N

025204005

PRO G RAM S T UDI T EK NIK MANAJ E M E N PABRI K

P R O G R A M D I P L O M A I V

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2007


(2)

STUDI PENDEKATAN METODE VALUE ADDED UNTUK

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PADA

PT. BUKIT EMAS DHARMA UTAMA

KARYA AKHIR

Diajukan untuk Mengikuti Sebagian dari

Syarat-Syarat Guna Penulisan Karya Akhir Oleh :

CUT YUNITA N

025204005

Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing I Dosen pembimbing II

Ir. Nazaruddin,MT Ir. Anizar M.kes

P RO G RAM S T UDI T EK NI K MANAJ E ME N PABRI K

P R O G R A M D I P L O M A I V

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2007


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, diman berkat rahmat, ridho dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan studi D-IV, mahasiswa diwajibkan untuk membuat suatu Karya Akhir.

Penulis mengambil judul “ Studi Pendekatan Metode Value Added

untuk Pengukuran Produktivitas pada PT. Bukit Emas Dharma Utama”.

Penulis memilih judul ini setelah melakukan kunjungan pendahuluan ke PT. Bukit Emas Dharma Utama, untuk menyelesaikan permasalahan pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengukuran produktivitas dengan menggunakan metode nilai tambah (value added).

Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari Karya Akhir ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karen itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para dosen dan teman-teman mahasiswa. Saya berharap tulisan ini dapat memberi manfaat bagi dunia pendidikan umunya dan bagi perusahaan khususnya.

Universitas Sumatera Utara penulis


(4)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penulisan laporan ini penulis telah mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spritual, informasi maupun segi administrasi. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu. Ir. Rosnani ginting, MT. Selaku Ketua Departemen teknik Industri Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ir. Nazaruddin, MT. Sebagai dosen pembimbing I, yang amat terpelajar dan berkenan membimbing penulisan sehingga Karya Akhir dapat terselesaikan.

3. Ibu Ir. Anizar, M.Kes. sebagai dosen pembimbing 2, yang berkenan membimbing penulis sehingga Karya Akhir ini dapat terselesaikan.

4. Bapak Aulia ishak, ST, MT. Selaku koordinator Karya Akhir pada Departemen Teknik Industri.

5. Bapak H. T. Ichsan Mahmud selaku Direktur utama PT. Bukit Emas Dharma Utama, yang telah mengijinkan penulis meneliti dan memberikan bimbingan kepada penulis.

6. Seluruh staf dan karyamwan PT. Bukit Emas Dharma Utama yang membantu penulis selama meneliti.

7. Kedua Orang Tua saya Papa H. T. Soelaiman dan Mama Hj. Ana Marytha, yang telah memberikat semangat baik moril dan materil serta perhatian setiap harinya.


(5)

8. Kedua adik saya Cut Meutia febriyanti dan T. Dody Akbar yang telah memberikan semangat dan bantuan penulis dalam mengerjakan Karya Akhir ini.

9. H. Lutfi Abdullah yang telah banyak memberikan semangat dan motivasi untuk menyelesaikan Laporan Karya Akhir ini.

10.Tanta Pratama M. ST, Rica Zulaikha Matondang ,ST dan Rahmat Hidayat, ST. Yang telah banyak membantu kepada penulis dengan motivasi dan perhatiannya.

11.Lea Rosa S, Friska Elita, Faisal effendi dan Fadlan A.P, ST. Serta seluruh teman-teman stambuk 2002 yang senantiasa memberikan dorongasn dan motivasi kepada penulis untuk cepat menyelesaikan penulisan laporan Karya Akhir.


(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

ABSTRAK ... xvi BAB I PENDAHULUAN ... I-1

1.1. Latar Belakang Permasalahan ... I-1 1.2. Rumusan Permasalahan ... I-2 1.3. Tujuan dan Sasaran Penelitian ... I-3 1.4. Manfaat Penelitian ... I-3 1.5. Ruang Lingkup dan Asumsi ... I-3 1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-4

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1

2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-1 2.3. Organisasi dan Manajemen Perusahaan ... II-3 2.3.1. Struktur Organisasi ... II-4


(7)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

HALAMAN 2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-5 2.3.3. Tenaga kerja dan Kerja Perusahaan ... II-12 2.4. Proses Produksi ... II-15 2.4.1. Bahan Baku ... II-15 2.4.2. Bahan Penolong ... II-15 2.4.3. Bahan Tambahan ... II-16 2.5. Uraian Proses Produksi ... II-17

BAB III LANDASAN TEORI ... III-1

3.1. Defenisi Produktivitas ... III-1 3.2. Siklus Produktivitas ... III-2 3.3. Pengukuran Produktivitas ... III-4 3.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas ... III-5 3.5. Unsur-unsur dalam Produktivitas... III-8 3.6.1. Efisiensi ... III-8 3.6.2. Efektivitas ... III-8 3.6. Pengukuran Produktivitas dengan Metode Value Added ... III-10

3.6.1. Pengertian Dasar ... III-10 3.6.2. Metode Pengukuran Value Added ... III-11 3.6.3. Diagram Hubungan Keterkaitan Rasio ... III-12


(8)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

HALAMAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2. Rancangan Penelitian ... IV-1 4.3. Objek Penelitian ... IV-1 4.4. Variabel Penelitian ... IV- 3 4.5. Pengunpulan Data ... IV-3 4.6. Pengolahan Data ... IV-5 4.7. Instrumen Penelitian ... IV-6 4.8. Analisa Data ... IV-8

BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1 5.1. Pengumpulan Data ... V-1 5.2. Pengolahan Data ... V-3

5.3. Biaya Tenaga Kerja ... V-5 5.3.1. Biaya Pajak Bumu dan Bangunan ... V-6 5.3.2. Biaya Alat Tulis Kantor ... V-9 5.3.3. Biaya Listrik Kantor ... V-11 5.3.4. Biaya Air Kantor ... V-13 5.3.5. Biaya Telepon Kantor ... V-15 5.3.6. Biaya Listrik Pabrik ... V-17 5.3.7. Biaya Air Pabrik... V-19 5.3.8. Biaya Telepon Pabrik ... V-21


(9)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

HALAMAN 5.4. Biaya Penyusutan ... V-24 5.4.1. Biaya Penyusutan Kantor ... V-24 5.4.2. Biaya Penyusutan Pabrik ... V-25 5.5. Pembebanan Biaya Tahap Pertama ... V-27

5.5.1. Alokasi Beban Overhead untuk Masing-masing

Aktiftas ... V-27 5.5.1.1. Alokasi Biaya Tenaga Kerja untuk Setiap

Aktivitas ... V-27 5.5.1.2. Alokasi Biaya Pajak Bumi dan Bangunan

(PBB) ... V-28 5.5.1.3. Alokasi Biaya Alat Tulis Kantor untuk

SetiapAktivitas ... V-29 5.5.1.4. Alokasi Biaya Listrik, Air dan Telepon ... V-29 5.5.1.5. Alokasi Biaya Penyusutan untuk Setiap

Aktivitas ... V-30 5.6. Rangkuman Biaya ... V-31 5.7. Data Indeks Harga, Indeks Biaya, dan Laju Inflasi ... V-33 5.8. Pengolahan Data PT. Bukit Emas Dharma Utama ... V-36

5.8.1. Perhitungan Harga Pokok Penjualan Perusahaan


(10)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

HALAMAN

5.8.2. Perhitungan Laba Rugi Perusahaan Tahun 2005 dan Tahun 2006 ... V-38 5.8.3. Data Aset Tetap Perusahaan Tahun 2005 dan

Tahun 2006 ... V-41 5.8.4. Perhitungan Nilai Tambah Konstan ... V-42 5.8.5. Perhitungan Aset Konstan ... V-46 5.8.6. Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Konstan ... V-47 5.8.7. Perhitungan Rasio Produktivitas dan Rasio

Pendukung ... V-49

BAB VI ANALISA DAN PEMBAHASAN ... VI-1

6.1. Analisis Rasio Produktivitas ... VI-2 6.1.1. Nilai Tambah / Jumlah Tenaga Kerja ... VI-2 6.1.2. Nilai Tambah / Aset Tetap ... VI-5 6.1.3. Nilai Tambah / Biaya Tenaga Kerja ... VI-6 6.2. Analisis Rasio Pendukung ... VI-7 6.2.1. Nilai Tambah / Pendapatan ... VI-7 6.2.2. Aset / Jumlah Tenaga Kerja ... VI-7 6.2.3. Penjualan / Jumlah Tenaga Kerja... VI-8 6.2.4. Biaya Tenaga Kerja / Jumlah Tenaga Kerja ... VI-8 6.3. Produktivitas Total ... VI-9


(11)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

HALAMAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1

7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-3

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(12)

DAFTAR TABEL

HALAMAN

Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Bukit Emas Dharma Utama ... II-13 Tabel 5.1. Perhitungan 3 jenis Bahan untuk Harga Pokok Penjualan

untuk Tahun 2005 dan Tahun 2006 ... V-4 Tabel 5.2. BiayaTenaga Kerja per Bulan Manurut Jabatan ... V-5 Tabel 5.3. Kumulatif Biaya Tenaga Kerja Tahun 2005

Menurut Jabatan ... V-5 Tabel 5.4. Kumulatif Biaya Tenaga Kerja Tahun 2006

Menurut Jabatan ... V-6 Tabel 5.5. Perhitungan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) untuk Kantor

Tahun 2005 ... V-6 Tabel 5.6. Perhitungan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) untuk Pabrik

Tahun 2005 ... V-6 Tabel 5.7. Perhitungan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) untuk Kantor

Tahun 2006 ... V-8 Tabel 5.8. Perhitungan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) untuk Pabrik

Tahun 2006 ... V-8 Tabel 5.9. Biaya Alat Tulis Kantor untuk Tahun 2005 ... V-9 Tabel 5.10. Biaya Alat Tulis Kantor untuk Tahun 2006 ... V-10 Tabel 5.11. Biaya Listrik Kantor untuk Tahun 2005 ... V-11 Tabel 5.12. Biaya Listrik Kantor untuk Tahun 2006 ... V-12 Tabel 5.13. Biaya Pemakaian Air Kantor Tahun 2005 ... V-14


(13)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

HALAMAN

Tabel 5.14. Biaya Pemakaian Air Kantor Tahun 2006 ... V-14 Tabel 5.15. Biaya Penggunaan Telepon Kantor Tahun 2005 ... V-16 Tabel 5.16. Biaya Penggunaan Telepon Kantor Tahun 2006 ... V-17 Tabel 5.17. Biaya Listrik Pabrik Tahun 2005 ... V-18 Tabel 5.18. Biaya Listrik Pabrik Tahun 2006 ... V-19 Tabel 5.19. Biaya Pemakaian Air Pabrik Tahun 2005 ... V-20 Tabel 5.20. Biaya Pemakaian Air Pabrik Tahun 2006 ... V-21 Tabel 5.21. Biaya Penggunaan Telepon Pabrik Tahun 2005 ... V-22 Tabel 5.22. Biaya Penggunaan Telepon Pabrik Tahun 2006 ... V-23 Tabel 5.23. Biaya Penyusutan Kantor Tahun 2005 ... V-24 Tabel 5.24. Biaya Penyusutan Kantor Tahun 2006 ... V-25 Tabel 5.25. Biaya Penyusutan Pabrik Tahun 2005 ... V-26 Tabel 5.26. Biaya Penyusutan Pabrik Tahun 2006 ... V-27 Tabel 5.27. Alokasi Biaya Tenaga Kerja untuk Setiap

Aktivitas untuk Tahun2005 ... V-28 Tabel 5.28. Alokasi Biaya Tenaga Kerja untuk Setiap

Aktivitas untuk Tahun 2006 ... V-28 Tabel 5.29. Biaya Pemakaian Listrik, Air, dan Telepon Tahun 2005... V-30 Tabel 5.30. Biaya Pemakaian Listrik, Air, dan Telepon Tahun 2006... V-30 Tabel 5.31. Rangkuman Biaya Aktivitas untuk Tahun 2005 ... V-32


(14)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

HALAMAN

Tabel 5.32. Rangkuman Biaya Aktivitas untuk Tahun 2006 ... V-33 Tabel 5.33. Data Indeks Harga, Indeks Biaya dan Laju Inflasi

April 2006 ... V-34 Tabel 5.34. Perhitungan Harga Pokok Penjualan PT. Bukit Emas

Dharma Utama Tahun 2005 ... V-35 Tabel 5.35. Perhitungan Harga Pokok Penjualan PT. Bukit Emas

Dharma Utama Tahun 2006 ... V-36 Tabel 5.36. Perhitungan Laba Rugi PT. Bukit Emas Dharma Utama

Tahun 2005 ... V-37 Tabel 5.37. Perhitungan Laba Rugi PT. Bukit Emas Dharma Utama

Tahun 2006 ... V-39 Tabel 5.38. Data Aset Tetap PT. Bukit Emas Dharma Utama

Tahun 2005 ... V-40 Tabel 5.39. Data Aset Tetap PT. Bukit Emas Dharma Utama

Tahun 2006 ... V-41 Tabel 5.40. Indeks yang Digunakan untuk menghitung Nilai Konstan

Penjualan Dan Pembelian Barang dan Jasa dari

Pihak Ketiga ... V-42 Tabel 5.41. Perhitungan Nilai Tambah Konstan Tahun 2005... V-44 Tabel 5.42. Perhitungan Nilai Tambah Konstan Tahun 2006... V-45


(15)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

HALAMAN Tabel 5.43. Indeks untuk Perhitungan Aktiva Tetap Konstan ... V-46 Tabel 5.44. Perhitungan Nilai Aktiva Tetap Konstan Tahun 2005 ... V-47 Tabel 5.45. Perhitungan Nilai Aktiva Tetap Konstan Tahun 2006 ... V-47 Tabel 5.46. Komponen-komponen Biaya Tenaga Kerja dan Indeksnya ... V-48 Tabel 5.47. Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Konstan Tahun 2005 ... V-48 Tabel 5.48. Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Konstan Tahun 2006 ... V-49 Tabel 5.49. Perhitungan Produktivitas Total Tahun 2005 ... V-54 Tabel 5.50. Perhitungan Produktivitas Total Tahun 2006 ... V-54


(16)

DAFTAR GAMBAR

HALAMAN Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Bukit Emas Dharma Utama... II-4 Gambar 2.2. Produk Door Jamb... II-17 Gambar 2.3. Produk Laminated Board ... II-20 Gambar 2.4. Produk Finger Joint ... II-24 Gambar 3.1. Siklus Produktivitas ... III-3 Gambar 4.1. Flow Chart Prosedur Penelitian ... IV-2 Gambar 4.2. Blok Diagram Pengolahan Data ... IV-7


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

HALAMAN Lampiran 1. IndeksHarga Konsumsi Gabungan 45 Kota di Indonesia

Dan Perubahannya ... L-1 Lampiran 2. Laju Inflasi 45 Kota di Indonesia ... L-2 Lampiran 3. Indeks Harga Konsumen di 45 Kota dan Perubahannya ... L-3 Lampiran 4. Indeks Harga Perdagangan Besar Barang-barang Industri ... L-4 Lampiran 5. Indeks Harga Perdagangan Besar Barang-barang Import ... L-5 Lampiran 6. Indeks Harga Perdagangan Besar Barang-barang Eksport ... L-6 Lampiran 7. Indeks Harga Perdagangan Besar Bahan Bangunan atau

Konstruksi Menurut Jenis Konstruksi ... L-7 Lampiran 8. Surat Permohonan Karya Akhir ... L-8 Lampiran 9. Surat Penjajakan Ke Perusahaan ... L-10 Lampiran 10. Surat Balasan dari Perusahaan... L-11 Lampiran 11. Surat Keputusan Tugas Sarjana Mahasiswa ... L-12 Lampiran 12. Lembar Asistensi Dosen Pembimbing ... L-13


(18)

ABSTRAK

PT. Bukit Emas Dharma Utama adalah sebuah perusahaan yang memproduksi kayu. Perusahaan ini berlokasi di Jl. Bintang Terang no.85. Medan-Binjai 13,8.

PT. Bukit Emas Dharma Utama, bergerak dalam bidang usaha

woodworking dan komponen untuk bahan bagunaan, dengan menggunakan yaitu

kayu dammar laut, kayu meranti, dan kayu kruing. Industri yang mengolah kayu mutu sesuai dengan pesanan konsumen (make to order).

Penyelesaian permasalahan pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengukuran produktivitas dengan menggunakan metode nilai tambah

(value added) Rp2.831.290.071,8

biaya tenaga kerja dan rasio produktivitas asset tetap.dilakukan pula pengukuran terhadap rasio pendukung yang terlibat dalam nilai tambah (value

added) dan rasio produktivitas total pada tahun 2005 = 0.867 dan rasio

produktivitas total pada tahun 2006 = 0.910, total output pada tahun2005 = Rp. 6.861.864.307 dan total output pada tahun 2006 = Rp. 7. 064.885.962 dan total input pada tahun 2005 = Rp 7.915.216.503 dan total input pada tahun 2006 = Rp7.759.829.037

Dalam penelitian ini dibutuhkan indeks berfungsi untuk menghilangkan pengaruh perubahan harga pada setiap periode pengukuran. Indeks yang digunakan untuk mengembalikan harga-harga pada tahun tertentu ke tahun dasarnya laju inflasi kota medan (1.02) dan indeks tahunan perusahaan yang menggunakan harga satuan.


(19)

ABSTRAK

PT. Bukit Emas Dharma Utama adalah sebuah perusahaan yang memproduksi kayu. Perusahaan ini berlokasi di Jl. Bintang Terang no.85. Medan-Binjai 13,8.

PT. Bukit Emas Dharma Utama, bergerak dalam bidang usaha

woodworking dan komponen untuk bahan bagunaan, dengan menggunakan yaitu

kayu dammar laut, kayu meranti, dan kayu kruing. Industri yang mengolah kayu mutu sesuai dengan pesanan konsumen (make to order).

Penyelesaian permasalahan pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengukuran produktivitas dengan menggunakan metode nilai tambah

(value added) Rp2.831.290.071,8

biaya tenaga kerja dan rasio produktivitas asset tetap.dilakukan pula pengukuran terhadap rasio pendukung yang terlibat dalam nilai tambah (value

added) dan rasio produktivitas total pada tahun 2005 = 0.867 dan rasio

produktivitas total pada tahun 2006 = 0.910, total output pada tahun2005 = Rp. 6.861.864.307 dan total output pada tahun 2006 = Rp. 7. 064.885.962 dan total input pada tahun 2005 = Rp 7.915.216.503 dan total input pada tahun 2006 = Rp7.759.829.037

Dalam penelitian ini dibutuhkan indeks berfungsi untuk menghilangkan pengaruh perubahan harga pada setiap periode pengukuran. Indeks yang digunakan untuk mengembalikan harga-harga pada tahun tertentu ke tahun dasarnya laju inflasi kota medan (1.02) dan indeks tahunan perusahaan yang menggunakan harga satuan.


(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Pentingnya peran produktivitas ini membuat perlu dilakukan pengukuran produktivitas pada PT. Bukit Emas Dharma Utama guna mengetahui kinerja perusahaan selama ini. PT. Bukit Emas Dharma Utama adalah industri pengolahan kayu yang berproduksi berdasarkan pesanan pelanggan. Produksi PT. Bukit Emas Dharma Utama diorientasikan hanya untuk ekspor seperti Eropa, Jerman, Korea dan Taiwan tetapi tidak dipasarkan di dalam negeri. Unutk itu perlu dilakukan pengukuran da evaluasi produktivitas untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan suatu usaha yang telah dilakukan serta tingkat efisiensi dan efektifitas dari proses produksi suatu perusahaan sehingga pada akhirnyaakan dapat memperhatikan bagaimana produktivitas perusahaan secara keseluruhan.

Produktivitas suatu perusahaan merupakan unsur penting untuk dapat mengetahui keefektifan dan efisiensi kerja. Peningkatan produktivitas dapat diupayakan melalui peningkatan efisiensi penggunaan bahan-bahan masuk (input)

yang dipakai untuk dapat menghasilkan keluaran (output) atau dengan kata lain meningkatkan output yang dihasilkan serta menekan input yang digunakan untuk dapat menghasilkan output tersebut. Produktivitas dapat diupayakan dengan menghasilkan produk-produk yang sebesar-besarnya dari sumber daya yang sekecil-kecilnya.


(21)

Oleh karena itu sangat penting kiranya suatu perusahaan mengenal faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas agar peningkatan yang diupayakan terjadi dapat lebih optimal. Untuk selanjutnya diupayakan perbaikan produktivitas secara terus menerus.

Tingkat produktivitas perusahaan yang tinggi akan menebabkan tingkat keuntungan yang tinngi bagi perusahaan. Peningkatan daya saing dan perbaikan proses pembangunan dalam bidang pertumbuhan ekonomi. Apabila perekonomian tumbuh dan berkembang maka tentu saja akan tercipta lapangan pekerjaan dan pemerataan kesempatan kerja. Perluasan kesempatan kerja ini akan dapat memperbaiki pendapatan masyarakat serta meningkatkan daya beli dan kesejahteraan masyarakat.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat produktivitas perusahaan yang menyangkut produktivitas tenaga kerja, daya saing biaya tenaga kerja dan produktivitas aset tetap serta produktivitas total.

2. Menentukan tingkat produktivitas perusahaan yang menyangkut produktivitas tenaga kerja, daya saing biaya tenaga kerja dan produktivitas aset tetap serta produktivitas total untuk tahun 2005 dan tahun 2006.

3. Menentukan langkah-langkah yang dapat dilakukan perusahaan dalam meningkatkan produktivitas untuk masa yang akan datang.


(22)

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini secara umum adalah Studi pendekatan metode

Value added untuk pengukuran produktivitas.

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

1. Mengukur nilai produktivitas total yaitu produktivitas tenaga kerja, asset

dan biaya tenaga kerja serta rasio produktivitas pendukung dalam memperoleh nilai produktivitas yang tinggi.

2. Mengukur produktivitas total perusahaan berdasarkan keterkaitan output (nilai tambah) dengan semua input yang ada di perusahaan tersebut.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Memberikan informasi tentang tingkat produktivitas perusahaan.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk menentukan strategi perusahaan yang dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan produktivitas perusahaan serta mengetahui taksiran hal apa saja yang berpengaruh terhadap perkembangan produktivitas dan prestasi perusahaan.

1.5. Ruang Lingkup dan Asumsi

Dalam menyelesaikan masalah tersebut perlu diadakan pembatasan ruang lingkup masalah dan asumsi, guna menghindari penyimpangan dari tujuan yang sebenarnya. Ruang lingkup dalam penelitian ini antara lain berupa :


(23)

1. Biaya Anggaran tahun 2005 dan 2006 dilakukan dengan menggunakan metode value added.

2. Mengukur tingkat produktivitas PT. Bukit Emas Dharma Utama untuk tahun 2005 dan tahun 2006

3. Penelitian ini hanya meliputi pengukuran, evaluasi produktivitas perusahaan serta memberikan saran guna terjadi upaya-upaya perbaikan produktivitas yang dapat dilakukan perusahaan.

4. Pengukuran produktivitas hanya menyangkut faktor-faktor yang dapat diukur secara kuantitatif, yaitu berupa angka.

Asumsi - asumsi yang digunakan berupa :

1. Situasi politik, ekonomi dan faktor lingkungan dianggap berada dalam keadaan stabil.

2. Harga bahan-bahan di pasaran stabil.

1.6. Sistematika Penulisan Karya Akhir

Untuk memudahkan penulisan, pembahasan dan penilaian tugas akhir ini maka dalam pembuatannya akan dibagi menjadi beberapa bab dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan permasalahan yang terjadi, tujuan dan manfaat penelitian, pembatasan masalah yang membatasi ruang lingkup penelitian yang dilakukan dan sistematika pembahasan penulisan.


(24)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Pada bab ini berisi sejarah dan gambaran umum perusahaan, ruang lingkup bidang usaha, struktur organisasi, uraian tugas dan tanggung jawab, tenaga kerja, sistem pengupahan dan fasilitas yang digunakan dan proses produksi serta bahan-bahan yang dibutuhkan, jumlah dan spesifikasi, serta mesin dan peralatan yang digunakan.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan teori serta literatur-literatur yang berkaitan dengan materi penelitian dan mendukung interpretasi dalam pemecahan masalah pada pengukuran produktivitas.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan metodologi penelitian yang digunakan untuk pembahasan masalah berupa uraian langkah-langkah yang diambil dalam pembahasan beserta penjelasan untuk langkah-langkah tersebut.

BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pada bab ini diuraikan mengenai pengumpulan data, pengelompokkan struktur biaya dan dilakukan pengolahan data terhadap seluruh yang telah dikumpulkan dengan menggunakan metode yang sesuai..

BAB VI ANALISA PEMECAHAN MASALAH

Pada bab ini dilakukan analisa dan pembahasan terhadap hasil pengolahan data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya.


(25)

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini dilakukan pengambilan kesimpulan berdasarkan hasil penelitian serta diuraikan saran-saran yang dapat diberikan berdasarkan analisa dan pembahasan terhadap data-data yang telah diperoleh.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(26)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Bukit Emas Dharma Utama merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri pengolahan kayu. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 4 april 1997 oleh Bapak H.T. Ichsan Mahmud dan Bapak Husaini yang memiliki jabatan sebagai pimpinan pada PT. Bukit Emas Dharma Utama.

Pada awalnya perusahaan ini memiliki kantor cabang di Aceh tepatnya di suso (Pulo Kayu) Blang Pidie Aceh Selatan, dan juga memiliki kantor pemasaran di Jl. Biduk no. 47 Medan.

Sekitar tahun 2001 ketika Indonesia sedang mengalami krisis moneter maka kantor cabang yang ada di Aceh ditutup dan pada tahun 2002 kantor yang berada di Jl. Biduk disatukan di Jl. Medan-Binjai 13,8 tetapnya di Jl. Bintang Terang no. 85 Medan.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Bukit Emas Dharma Utama bergerak dalam bidang usaha

woodworking dan komponen untuk bahan bangunan, dengan bahan baku utama yaitu kayu damar laut, kayu meranti, dan kayu kruing, dengan tujuan proses produksi menghasilkan kayu olahan. Perusahaan ini berproduksi berdasarkan pesanan pelanggan. Perusahaan ini didirikan dengan melihat adanya peluang untuk pengembangan industri kayu olahan, terutama bagi industri yang


(27)

memanfaatkan kayu dari hutan produksi. Selain itu dengan semakin membaiknya pertumbuhan ekonomi nasional dan kondisi keamanan yang berdampak kepada meningkatnya permintaan pasar ekspor dari Sumatera Utara, sehingga terdapat peluang pasar yang potensial pada masa-masa mendatang.

Dengan tujuan utama proyek dalam bidang usaha perusahaan ini adalah pengembangan sarana produksi dan peningkatan modal kerja perusahaan yang pada saat ini memiliki kapasitas terpasang sebesar ± 10.500 m3 per tahun (± 875 m3 per bulan). Namun karena keterbatasan sumber dana maka baru berproduksi pada tingkat 350 m3

Daerah pemasaran kayu olahan produksi perusahaan terutama ditujukan untuk pasar luar negeri (ekspor), melalui pelabuhan Belawan. Adapun beberapa perusahaan luar negeri yang telah melakukan permintaan dan kontrak jual beli produk kayu dengan pihak perusahaan, seperti berikut :

per bulan.

1. Bestimber Traders PTE LTD, Singapore 2. Mercantile International PTE LTD, Singapore 3. Hardin Company Limited, Hongkong

Ketiga perusahaan tersebut di atas secara kontinu setiap bulannya memesan produk kayu olahan kepada perusahaan. Dengan demikian setiap bulannya perusahaan telah memiliki permintaan tetap. Walaupun jumlah permintaan tetap yang diterima perusahaan sudah cukup besar, perusahaan masih mempunyai kesempatan yang luas untuk memperluas pasarnya dengan mencoba memasuki pasar negara lain.


(28)

2.3.Organisasi dan Manajemen Perusahaan 2.3.1. Struktur Organisasi

Organisasi merupakan sekelompok orang yang bekerja untuk mencapai suatu tujuan yang sama dan di antara mereka diberikan pembagian tugas. Struktur organisasi adalah merupakan gambaran skemetis tentang hubungan-hubungan dan kerja sama di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuan.

Melaksanakan kegiatan perusahaan, PT. Bukit Emas Dharma Utama menggunakan struktur oganisasi yang disusun sedemikian rupa sehingga jelas terlihat batas-batas tugas, wewenang dan tanggung jawab dari setiap personil dalam organisasi.

Stuktur organisasi yang baik adalah struktur organisasi yang fleksibel dalam arti hidup, berkembang, bergerak sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi perusahaan.

Struktur organisasi yang dilakukan oleh PT. Bukit Emas Dharma Utama adalah struktur fungsional dimana wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada satuan-satuan di bawahnya dalam bidang kerja yang tertentu. PT. Bukit Emas Dharma Utama membagi pegawai berdasarkan fungsi-fungsi pekerjaan yang ada, atasan dari seorang bawahan adalah orang-orang yang bertanggung jawab. Struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada Gambar 2.1, di halaman berikut.


(29)

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Bukit Emas Dharma Utama Direktur

General Manager

Manajer Produksi Manajer Keuangan Manajer Personalia

Staff Bag. Teknik Staff Bag. Pengolahan

Seksi Utility Seksi Bengkel / Perawatan

Seksi Kepegawaian Seksi Humas Seksi Kebersihan Seksi Keuangan


(30)

2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Setiap organisasi baik organisasi pemerintah atau swasta selalu berusaha agar kegiatannya dapat berjalan dengan baik, sehat dan efisien. Salah satu sarana dan upaya untuk itu adalah pembagian tugas dan penyusunan uraian jabatan di dalam organisasi. Adapun uraian jabatan yang mencakup tugas, wewenang dan tanggung jawab di lingkungan perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Direktur

Direktur merupakan pimpinan tertinggi perusahaan yang diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham untuk menjalankan perusahaan. Direksi bertanggung jawab atas segala kegiatan di dalam dan di luar perusahaan. Di luar perusahaan bertanggung jawab kepada pemilik saham, pemerintah, masyarakat disekitar perusahaan dan konsumen. Sedangkan di dalam perusahaan bertanggung jawab atas keselamatan kerja karyawan, hasil penelitian para manajer dan staf, peningkatan karir dan kesejahteraan staf dan karyawan. Selain itu, direktur mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :

a. Merencanakan dan merumuskan kebijaksanaan mengenai pengembangan dan perbaikan perusahaan serta memberikan bimbingan dan petunjuk pelaksanaannya.

b. Mengadakan hubungan kerja dengan pihak luar, baik hubungan dengan perusahaan lain maupun dengan kegiatan dalam perusahaan.

c. Mengkoordinir tugas-tugas yang didelegasikan kepada tiap-tiap direktur dan menjalin hubungan kerja yang baik dengan para direktur lainnya agar terbentuk suatu grup kerja yang harmonis.


(31)

d. Mengambil keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan yang tepat demi kepentingan, kelangsungan dan kelancaran jalannya perusahaan sehingga segala kegiatan organisasi menuju ke tujuan utama perusahaan.

2. General Manager

General Manager adalah pemimpin di perusahaan yang membawahi sejumlah operasional menager, manager dan kepala bagian. Tugas dan tanggung jawabnya meliputi :

a. Memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan yang berhubungan dengan operasional perusahaan keseluruhan, meliputi persomalia/administrasi, pembelian bahan-bahan, penjualan (marketing) dan produksi.

b. Mengontrol setiap kegiatan agar sesuai dengan jadwal yang sudah dibuat.

c. Mengontrol kegiatan peyediaan bahan-bahan yang diperlukan. d. Mengembangkan jenis produk baru berdasarkan kebutuhan pasar. e. Memperluas pasar.

Wewenang dari general manager adalah sebagai berikut :

a. Mengawasi dan mengambil tindakan-tindakan (action) yang diperlukan terhadap manajer produksi, manajer keuangan dan manajer marketing.

Tanggung jawab dari general manager adalah sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab kepada Direktur mengenai pelaksanaan instruksi-instruksi atau arahan-arahan Direktur.


(32)

3. Manajer Produksi

Tugas-tugas dari manajer produksi adalah sebagai berikut :

a. Merencanakan kegiatan produksi dan setiap bagian pendukungnya. b. Mengontrol pelaksanaan kegiatan produksi dan bagian pendukungnya. c. Melakukan koordinasi dengan departemen penjualan terkait dengan order

yang akan dikerjakan dan jadwal pengiriman.

d. Melakukan koordinasi dengan departemen keuangan terkait dengan kebutuhan produksi akan bahan baku, bahan penolong dan bahan pembantu.

e. Mengontrol kualitas produksi baik proses maupun mutu. Wewenang dari manajer produksi adalah sebagai berikut :

a. Memberikan saran dan nasehat serta penilaian terhadap kinerja bawahannya.

b. Memberikan sanksi terhadap kesalahan dan pelanggaran bawahan. c. Meminta nasehat, petunjuk dan bimbingan dari atasnya.

d. Membuat inovasi baru dalam pengerjaan produksi.

e. Memberikan masukan kepada perusahaan terkait dengan departemennya. f. Melakukan koordinasi dengan departemen lain yang terkait dengan

departemennya.

Tanggung jawab dari manajer produksi adalah sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab kepada General Manager mengenai pelaksanaan tugas-tugasnya.


(33)

Bagian Produksi membawahi : 1. Staf Bagian Teknik

Merupakan orang yang bertanggung jawab atas penyediaan kebutuhan tenaga listrik, air, perbaikan-perbaikan mesin/peralatan yang rusak serta pemeliharaan/ perawatannya. Bagian teknik membawahi dua seksi yaitu :

- Seksi Utility

Seksi utility adalah orang yang bertugas dan menjalankan dan mengawasi segala kebutuhan operasi produksi.

- Seksi Bengkel dan Perawatan

Seksi bengkel dan perawatan adalah orang yang bertugas merawat semua peralatan instalasi dan bangunan.

2. Staf Bagian Pengolahan

Bagian pengolahan merupakan orang yang bertanggung jawab atas kelancaran kegiatan operasi produksi mulai dari persiapan bahan baku hingga produk jadi.

4. Manajer Keuangan

Tugas-tugas manajer keuangan adalah sebagai berikut :

a. Mengawasi, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan anggaran perusahaan sesuai dengan sistem dan prosedur yang berlaku.

b. Merencanakan, mengkoordinasikan, menggerakkan, mengevaluasi pelaksanaan dan penyusunan laporan keuangan berkala yang meliputi neraca, laporan rugi laba dan laporan perubahan modal untuk kepentingan


(34)

c. Mengatur posisi dan strategi pembayaran supplier, bunga bank, cicilan pinjaman bank, dan lain-lain sesuai dengan posisi saldo bank dan kondisi perusahaan sehingga tercapai kelancaran liquiditas dan pembinaan

supplier sebaik mungkin.

d. Memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam ruang lingkup keuangan dan mengambil keputusan untuk keuangan.

e. Menjaga dan memelihara hubungan baik dengan bank yang terkait dengan pihak pajak sehingga perusahaan tidak mengalami penekanan oleh pihak ekstren.

f. Melaksanakan dengan sebaik-baiknya tugas-tugas lain yang diberikan pimpinan

Wewenang manajer keuangan adalah sebagai berikut :

a. Memberi saran, nasehat dan memberikan penilaian terhadap kinerja bawahannya.

b. Memberikan sanksi terhadap kesalahan dan pelanggaran bawahan. c. Meminta nasehat, petunjuk dan bimbingan dari atasannya.

Tanggung jawab manajer keuangan adalah sebagai berikut :

a. Merencanakan, menggerakkan, mengontrol, mengendalikan dan mengevaluasi semua pelaksanaan dan mekanisme kerja baik pembuatan program administrasi dan pengontrolan atas implementasi anggaran, standar biaya operasi, alokasi biaya dan pengendalian laporan keuangan secara umum dalam ruang lingkup keuangan yang digunakan manajemen.


(35)

b. Memberikan laporan dan bertanggung jawab kepada wakil direktur keuangan mengenai pelaksanaan tugas-tugasnya.

Bagian ini membawahi Seksi Keuangan yang tugasnya adalah :

- Membuat laporan keuangan pada atasan secara berkala dan kepada pihak pemberi pinjaman modal yakni pihak bank.

- Menyusun budget (anggaran) pendapatan dan belanja perusahaan sesuai dengan hasil yang diharapkan pada tahun anggaran yang akan datang.

- Memberikan laporan keuangan kepada pihak pemerintah untuk menetapkan besarnya pajak yang harus dibayar oleh perusahaan.

- Mengadakan hubungan antara perusahaan dengan pihak luar seperti kantor pajak, dinas perindustrian, dinas tenaga kerja, dinas perdagangan, rumah sakit, perusahaan-perusahaan pelanggang dan lain-lain.

- Membantu bagian personalia membuat dan mengawasi semua peraturan tentang tata tertib kerja, disiplin kerja dan pengumuman.

- Membuat kebijaksanaan operasional dan strategi perusahaan.

5. Manajer Personalia

Manajer personalia merupakan orang yang mempunyai tugas dan wewenang yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk memaksimalkan produktivitas tenaga kerja melalui penerangan kepersonaliaan.

Bagian ini membawahi :

1). Kepegawaian, yang mempunyai tugas :


(36)

- Menyeleksi tenaga kerja serta penempatannya dan pemutusan hubungan kerja.

- Menetapkan aktivitas pergantian shift dan lembur. - Menerima keluhan-keluhan dari para karyawan.

- Memberi penghargaan kepada karyawan yang berprestasi. - Mengadakan latihan-latihan pegawai, up-grading dan training. 2). Hubungan masyarakat

Merupakan orang yang mempunyai tugas dan wewenang dalam memberikan keterangan mengenai keadaan perusahaan yang dibutuhkan oleh pihak dari luar perusahaan.

3). Kebersihan

Merupakan orang yang mempunyai tugas dan wewenang dalam bidang kebersihan kantor dan pekarangan perusahaan serta penyediaan air minum untuk para Direktur, Kepala Bagian, Staf dan Karyawan.

Tugas-tugas manajer marketing adalah sebagai berikut : a. Membuat kontrak penjualan dengan pembeli.

b. Mencari pembeli baru untuk meningkatkan penjualan perusahaan. c. Menjaga hubungan baik dengan pembeli lama.

d. Membuat penawaran dari produk sampingan kepada pasar.

e. Membuat penawaran penjualan, melakukan riset pasar, mengikuti perkembangan pasar dan mencari pasar baru.

f. Melakukan koordinasi dengan departemen produksi terkait dengan order yang akan dikerjakan dan jadwal pengiriman.


(37)

6. Karyawan

Karyawan merupakan orang yang melakukan kegiatan-kegiatan perusahaan sesuai dengan komando atasan yang ditugaskan pada bagian-bagian tertentu. Karyawan merupakan pekerja-pekerja yang produktif dan dinamis. Mereka diklasifikasikan atas beberapa grup. Masing-masing grup jumlahnya tertentu dan dipimpin oleh seorang mandor, dan para mandor dipimpin oleh kepala bagian.

Dengan adanya penggolongan kerja, walaupun kegiatannya sama, diharapkan akan memberikan semangat untuk berkompetisi di antara sesama grup. Dengan demikian dapat diketahui grup mana yang paling berprestasi dan pantas menerima penghargaan perusahaan.

2.3.3. Tenaga Kerja dan Kerja Perusahaan

Tenaga kerja pada perusahaan terdiri dari tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Tenaga kerja langsung adalah pekerja pada bagian produksi/pengolahan di pabrik. Sedangkan menurut penggajian tenaga kerja terdiri dari tenaga kerja tetap yang meneriman gaji bulanan dan tenaga kerja harian.

Jumlah tenaga kerja di PT. Bukit Emas Dharma Utama, saat ini adalah 122 orang, yang terdiri dari tenaga kerja tetap. Jumlah tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 2.1. :


(38)

Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Bukit Emas Dharma Utama

Jabatan Jumlah (orang)

Dewan Komisaris 1

Direktur/Direksi 1

General Manager 1

Manajer Produksi 1

Manajer Marketing 1

Manajer Keuangan 1

Kepala Bagian Produksi 1

Staff Bagian Teknik 1

Staff Bagian Pengolahan 1

Seksi Utility 1

Seksi Bengkel dan Perawatan 1

Kepala Bagian Penjualan 1

Seksi Penjualan Ekspor 1

Seksi Penjualan Pembelian 1

Bagian Gudang 1

Bagian Ekspedisi 1

Kepala Bagian Keuangan & Umum 1

Seksi Keamanan 1

Seksi Personalia 1

Kepegawaian 1

Humas 1

Kebersihan 1

Karyawan Harian 100

Total 122

(Sumber : PT. Bukit Emas Dharma Utama)

Ketentuan jam kerja di PT. Bukit Emas Dharma Utama nantinya tidak terlepas dari kerja shift. Untuk tiga kelompok karyawan menurut pembagian kerja adalah sebagai berikut :

a. Karyawan Bagian Kantor

Terdiri dari satu unit shift kerja, dengan jam kerja sebagai berikut : 1. Untuk hari Senin – Kamis :

- Pukul 08.00 – 12.00 WIB kerja aktif. - Pukul 12.00 – 13.00 WIB istirahat. - Pukul 13.00 – 16.00 WIB kerja aktif.


(39)

2. Untuk Hari Jum`at :

- Pukul 08.00 – 12.00 WIB kerja aktif. - Pukul 12.00 – 13.30 WIB istirahat. - Pukul 13.30 – 16.00 WIB kerja aktif.

3. Untuk hari Sabtu :

- Pukul 08.00 – 13.30 WIB kerja aktif (tanpa istirahat).

b. Karyawan Bagian Produksi

Terdiri dari dua shift kerja (jika diperlukan), dan jam kerja sebagai berikut: 1. Untuk hari Senin – Jumat :

- Shift A : Pukul 06.00 – 14.00 WIB. - Shift B : Pukul 14.00 – 22.00 WIB. - Shift C : Pukul 22.00 – 06.00 WIB.

2. Untuk hari Sabtu :

- Shift A : Pukul 08.00 – 14.00 WIB. - Shift B : Pukul 14.00 – 20.00 WIB. - Shift C : Pukul 23.00 – 05.00 WIB.

c. Karyawan Bagian Perbengkelan dan Perawatan

1. Untuk hari Senin – Kamis : - Pukul 08.00 – 12.00 WIB kerja aktif. - Pukul 12.00 – 13.00 WIB istirahat. - Pukul 13.00 – 16.00 WIB kerja aktif.

2. Untuk hari Jum`at :


(40)

- Pukul 12.00 – 13.30 WIB istirahat. - Pukul 13.30 – 16.00 WIB kerja aktif.

3. Untuk hari Sabtu :

- Pukul 08.00 – 13.30 WIB kerja aktif (tanpa istirahat).

2.4. Proses Produksi 2.4.1. Bahan Baku

Bahan baku adalah semua bahan yang membentuk bagian integral dari suatu produk dimana bahan tersebut dengan mudah ditelusuri sampai ke bahan jadi atau sering juga disebut dengan bahan yang turut serta dalam penentuan produk yang memiliki pengaruh yang paling besar dan dapat dilihat dengan jelas. Bahan baku yang digunakan oleh PT. Bukit Emas Dharma Utama, pada dasarnya semua jenis kayu dapat digunakan untuk membuat produk kayu olahan (door jamb, finger joint, flooring)

2.4.2. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan digunakan dalam proses pembuatan produk. Bahan penolong ini dibutuhkan jauh lebih kecil dibandingkan bahan baku. Komponen bahan penolong tidak dapat dengan jelas dibedakan pada produk akhir. Bahan penolong yang dipergunakan adalah

1. Kertas pasir / amplas.


(41)

2. Boron Plus (Pengawet)

Bahan ini digunakan untuk mengawetkan kayu sebagai anti blue stain dan anti bakteri. Dengan memakai pengawet produk kayu menjadi tidak mudah busuk dan tahan lama.

3. Hardener

Hardener digunakan sebagai bahan pengeras untuk lem, yang nantinya akan dicampur dengan lem dengan perbandingan 2:1.

4. Lem kayu

Lem kayu digunakan untuk merekatkan dan menyambung potongan-potongan kayu sehingga dapat membentuk produk yang diinginkan.

2.4.3. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan pada produk saat proses produksi berlangsung dimana keberadaannya tidak mengurangi nilai produk melainkan dapat menambah nilai produk, bahan tambahan dapat dilihat pada hasil akhir produk. Bahan tambahan yang dipergunakan antara lain :

1. Plastik

Digunakan untuk membungkus produk agar kondisi produk tersusun rapi. 2. Label

Berguna untuk memberi nama pada produk yang dihasilkan. 3. Tali

Digunakan untuk mengikat produk satu dengan yang lain sehingga tersusun rapi.


(42)

4. Strapping Steel

Strapping Steel digunakan untuk mengikat bungkusan kayu olahan jadi yang siap untuk dikirim.

5. Pallet

Pallet berguna pada saat produk jadi telah selesai lalu dibuat menjadi bundel.

6. Dempul

Digunakan untuk menutupi permukaan yang tidak rapi pada produk.

2.5. Uraian Proses Produksi

Proses produksi pembuatan produk – produk pada P.T. Bukit Emas Dharma Utama tergantung pada spesifikasi jenis produk yang dipesan. Adapun proses produksi pembuatan produk utama pada P.T. Bukit Emas Dharma Utama adalah sebagai berikut :

a. Uraian Proses Produksi door jamb

Door jamb adalah produk kayu woodworking yang biasa digunakan untuk membuat kusen pintu. Gambar dari produk door jamb dapat dilihat pada gambar 2.2.


(43)

Proses pembuatan produk Door jamb adalah sebagai berikut : - Kayu diambil dari gudang bahan baku

- Kemudian kayu dibawa ke kiln dryer dengan menggunakan hand truck.

- Kayu dikeringkan selama ± 12 hari dengan menggunakan kiln dryer, sampai tingkat kekeringan 12 %

- Kemudian kayu dibawa ke mesin double planner dengan menggunakan hand truck.

- Diketam sisi atas dan bawah dengan mesin double planner, chips dari proses pengetaman dibawa ke gudang bahan bakar menggunakan kereta sorong. - Di bawa ke bagian pemeriksaan dengan menggunakan hand truck. - Kayu diperiksa ketebalannya dengan menggunakan jangka sorong.

- Kayu yang tidak sesuai ketebalannya dibawa kembali ke mesin double planner, untuk diketam ulang.

- Kayu yang telah diketam sisi atas dan bawah dibawa ke mesin double planner

kedua untuk diketam sisi kiri dan kanan, dengan menggunakan hand truck,

chips dari proses pengetaman dibawa ke gudang bahan bakar menggunakan kereta sorong.

- Kayu yang telah selesai diketam di bawa ke bagian inspeksi dengan menggunakan hand truck.

- Pada bagian inspeksi kayu diperiksa ketebalannya dengan menggunakan jangka sorong.

- Kayu yang tidak sesuai ketebalannya dibawa kembali ke mesin double planner, untuk diketam ulang.


(44)

- Kayu yang telah selesai di ketam dibawa ke mesin cross cut dengan menggunakan hand truck.

- Kayu diukur dengan menggunakan meteran dan dipotong dengan menggunakan mesin cross cut , kayu sisa potongan diperiksa.

- Kayu sisa potongan yang masih dapat digunakan dibawa ke gudang penyimpanan sementara, dengan menggunakan hand truck.

- Serbuk kayu sisa pemotongan dihisap dengan menggunakan dust collector ke gudang bahan bakar.

- Kayu sisa potongan yang tidak dapat digunakan dibawa ke gudang bahan bakar, dengan menggunakan hand truck.

- Kayu hasil pemotongan dibawa ke mesin moulding dengan menggunakan

hand truck.

- Pada mesin moulding keempat permukaan kayu di haluskan.

- Serbuk sisa penghalusan kayu dibawa ke gudang bahan bakar dengan memakai dust collector.

- Kemudian kayu di bawa ke bagian pendempulan dengan menggunakan hand truck.

- Kayu di dempul secara manual dan diamplas dengan menggunakan kertas pasir, serbuk sisa pengamplasan kayu di bawa ke gudang bahan bakar dengan menggunakan mesin dust collector.

- Kayu yang telah selesai didempul dibawa ke bagian penyemprotan dengan menggunakan hand truck.


(45)

- Bahan pengawet disemprotkan pada kayu sambil di periksa secara visual hasil penyemprotan.

- Kayu dibawa ke bagian pengepakan dengan menggunakan hand truck.

- Kayu di bagian pengepakan dihitung jumlahnya, kemudian dikemas menggunakan plastik dan tali pengikat lalu dipasangi label.

- Kayu di bawa gudang produk jadi, menggunakan hand truck. - Produk disimpan di gudang produk jadi.

b. Uraian Proses Produk Laminated board

Laminated board adalah produk kayu woodworking yang biasa digunakan untuk papan iklan. Gambar dari produk laminated board dapat dilihat pada gambar 2.3 :

Gambar 2.3. Produk Laminated board

Adapun proses pembuatan produk Laminated board adalah sebagai berikut:

- Kayu diambil dari gudang bahan baku


(46)

- Kayu dikeringkan selama ± 12 hari dengan menggunakan kiln dryer, sampai tingkat kekeringan 12 %

- Kemudian kayu dibawa ke mesin double planner dengan menggunakan hand truck.

- Diketam sisi atas dan bawah dengan mesin double planner, chips dari proses pengetaman dibawa ke gudang bahan bakar menggunakan kereta sorong. - Di bawa ke bagian pemeriksaan dengan menggunakan hand truck. - Kayu diperiksa ketebalannya dengan menggunakan jangka sorong.

- Kayu yang tidak sesuai ketebalannya dibawa kembali ke mesin double planner, untuk diketam ulang.

- Kayu yang telah diketam sisi atas dan bawah dibawa ke mesin double planner

kedua untuk diketam sisi kiri dan kanan, dengan menggunakan hand truck,

chips dari proses pengetaman dibawa ke gudang bahan bakar menggunakan kereta sorong.

- Kayu yang telah selesai diketam di bawa ke bagian inspeksi dengan menggunakan hand truck.

- Pada bagian inspeksi kayu diperiksa ketebalannya dengan menggunakan jangka sorong.

- Kayu yang tidak sesuai ketebalannya dibawa kembali ke mesin double planner, untuk diketam ulang.

- Kayu yang telah selesai di ketam dibawa ke mesin cross cut dengan menggunakan hand truck.


(47)

- Kayu diukur dengan menggunakan meteran dan dipotong dengan menggunakan mesin cross cut , kayu sisa potongan diperiksa.

- Kayu sisa potongan yang masih dapat digunakan dibawa ke gudang penyimpanan sementara, dengan menggunakan hand truck.

- Kayu sisa potongan yang tidak dapat digunakan dibawa ke gudang bahan bakar, dengan menggunakan hand truck.

- Serbuk kayu sisa pemotongan dihisap dengan menggunakan dust collector ke gudang bahan bakar.

- Kayu hasil pemotongan dibawa ke mesin moulding dengan menggunakan

hand truck.

- Pada mesin moulding keempat permukaan kayu di haluskan.

- Serbuk sisa penghalusan kayu dibawa ke gudang bahan bakar dengan memakai dust collector.

- Kayu dibawa ke bagian pengeleman dengan menggunakan hand truck.

- Kemudian kayu diberi lem secara manual, sebelumnya lem dicampur dengan

hardener di dalam mixer box.

- Setelah diberi lem kayu dibawa ke bagian laminating dengan menggunakan dengan menggunakan hand truck.

- Di bagian laminating di press dengan menggunakan mesin up-press. - Kayu dibawa ke mesin moulding dengan menggunakan hand truck.

- Kemudian kayu dihaluskan keempat sisinya dengan menggunakan mesin


(48)

- Serbuk sisa penghalusan kayu dibawa ke gudang bahan bakar dengan memakai dust collector.

- Kemudian kayu dibawa ke bagian pendempulan dengan menggunakan hand truck.

- Kayu didempul secara manual dan di amplas dengan menggunakan kertas pasir, serbuk kayu sisa pengamplasan di bawa ke gudang bahan bakar dengan menggunakan mesin dust collector

- Kayu yang telah selesai didempul dibawa ke bagian penyemprotan dengan menggunakan hand truck.

- Bahan pengawet disemprotkan pada kayu sambil di periksa secara visual hasil penyemprotan.

- Kayu dibawa ke bagian pengepakan dengan menggunakan hand truck.

- Kayu di bagian pengepakan dihitung jumlahnya, kemudian dikemas menggunakan plastik dan tali pengikat lalu dipasangi label.

- Kayu di bawa gudang produk jadi, menggunakan hand truck. - Produk disimpan di gudang produk jadi.

d. Uraian Proses Produksi Finger joint

Finger joint adalah produk kayu woodworking yang diolah dengan cara menyambungkan potongan kayu bahan baku dengan potongan-potongan kayu sisa dari door jamb dan laminated board. Gambar dari produk


(49)

Gambar 2.4. Produk Finger joint


(50)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Definisi Produktivitas

Produktivitas diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang atau jas-jasa : ” Produktivitas mengutarakan cara pemanfaatan secara baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi barang-barang.”1

INPUT OUTPUT

Produktivitas mencakup sikap mental patriotik yang memandang ke depan secara optimis bahwa kehidupan esok hari dapat menjadi lebih baik dan melakukan upaya-upaya sehingga dapat terjadi perubahan kehidupan ke arah yang lebih baik tersebut.

Menurut L. Greenberg produktivitas merupakan perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama peride tersebut. Definisi produktivitas secara sederhana dapat dinyatakan dengan persamaan :

PRODUKTIVITAS =

Output merupakan barang dan jasa yang dapat pula diwakilkan dengan dengan penjualan, nilai tambah atau berupa jumlah fisik. Sementara input meliputi tenaga kerja, bahan baku, mesin, modal, energi, tanah dan lain sebagainya. Sering kali terjadi salah pengertian istilah produktivitas dalam produksi, dimana banyak


(51)

orang yang beranggapan bahwa semakin besar produksi, maka akan semakin besar pula produktivitas. Sebenarnya produksi sangat berkenaan dengan aktivitas menghasilkan barang dan jasa, sementara produktivitas sangat berkenaan dengan penggunaan sumber-sumber daya yang efisien untuk menghasilkan barang atau jasa berupa output.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa ada unsur yang harus dipe nuhi sehubungan dengan pencapaian produktivitas, yaitu pertama keluaran yang menunjukkan keefektifan dalam mencapai target atau tujuan. Yang kedua adalah tentang pencapaian efisiensi masukan, yang lebih mengarah pada penghematan masukan dalam proses. Untuk meningkatkan produktivitas perlu ditekan unsur-unsur keefektifan dan efisiensi yang merupakan syarat dalam pencapaian produktivitas suatu perusahaan.

Produktivitas dapat dibagi kedalam dua kategori yaitu produktivitas fisik dan produktivitas nilai. Produktivitas fisik adalah rasio keluaran terhadap masukan dalam bentuk kuantitatif (fisik), seperti ukuran berat, waktu dan jumlah pekerja yang ada. Sementara produktivitas nilai akan mengukur hubungan keluaran dan masukan dengan satuan keuangan.

3.2. Siklus Produktivitas

siklus produktivitas menyatakan bahwa pada dasarnya konsep siklus produktivitas terdiri dari empat tahap utama, yaitu (1) pengukuran evaluasi,


(52)

(2)evaluasi produktivitas, (3) perencanaan produktivitas, dan (4) peningkatan produktivitas.2

Menurut Sumanth, apabila suatu negara menginginkan perbaikan produktivitas, semua upaya yang ingin dilakukan harus dimulai dari tingkat organisasi (perusahaan). Sebaiknya perlu dilakukan program produktivitas formal pada tingkat perusahaan yang didasarkan pada suatu konsep yang logis yang disebut siklus produktivitas (productivity cycle).

Gambar 3.1. Siklus Produktivitas

Pada hubungan keterkaitan yang ditunjukan oleh Gambar 3.1. akan tampak hubungan antara siklus produktivitas dengan perusahan PT. Bukit Emas Dharma Utama, maka perlu diawali dengan pengukuran produktivitas. Hasil pengukuran ini dievaluasi, lalu akan ditetapkan target yang ingin dicapai. Rencana perbaikan ini dilaksanakan dan hasilnya akan diukur kembali untuk mengetahui apakah target tersebut dapat dicapai atau tidak

2

Gaspersz Vincent “Manajemen Produktivitas Total ’’PT. Gramedia Pustaka Utama, hal 19. Pengukuran

Produktivitas

Perbaikan Produktivitas

Evaluasi Produktivitas

Perencanaan Produktivitas


(53)

Siklus ini akan dilanjutkan terus sampai akhir dari program produktivitas dan program produktivitas ini dilaksanakan tidak hanya berhenti disalah satu proses saja tetapi hingga siklus produktivitas ini terjadi seluruhnya.

3.3. Pengukuran Produktivitas

Pengertian pengukuran adalah proses perhitungan terhadap masukan atau sumber daya yang akan digunakan dan pengukuran terhadap keluaran yang dihasilkan selama periode waktu tertentu. Pada hakekatnya pengukuran produktivitas dapat dikelompokkan dalam tiga jenis yaitu :

1. Produktivitas Total

Produktivitas ini merupakan rasio antara output total terhadap jumlah dari semua faktor input. Oleh karena itu, sebuah pengukuran produktivitas total mencerminkan dampak gabungan dari semua input dalam memproduksi output.

2. Produktivitas Total-Faktor

Produktivitas total-faktor merupakan rasio antara output bersih dengan penjumlahan faktor input berupa tenaga kerja dan modal. Output bersih adalah output keseluruhan dikurangi dengan barang dan jasa yang dibeli, yang disebut dengan nilai tambah.

3. Produktivitas Parsial

Produktivitas parsial merupakan rasio antara output terhadap salah satu input. Kita contohkan misalnya, produktivitas bahan baku (material) jadi berupa rasio antara output terhadap input material, inilah yang dimaksud


(54)

dengan pengukuran produktivitas parsial. Produktivitas ini dapat diukur untuk seluruh faktor input yang ada baik material, tenaga kerja dan energi.3

1. Tenaga Kerja/rasio modal

3.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas

Faktor-faktor pengukuran produktivitas dapat berupa sebagi berikut :

Hubungan erat antara produktivitas tenaga kerja dengan rasio modal/tenaga kerja. Menurunnya rasio antara modal investasi dengan tenaga kerja dan pertumbuhan jumlah modal investasi lebih lamban dari pada pertumbuhan jumlah tenaga kerja, maka semakin banyak tenaga kerja yang tidak terserap di sektor industri yang mengakibatkan menurunnya produktivitas nasional.4

2. Investasi

Besar investasi atau modal akan dapat mempengaruhi produktivitas. Produktivitas dapat menjadi semakin meningkat bila terjadi peningkatan investasi/modal, yang pada akhirnya dapat menciptakan pangsa pasar yang tinggi.

3. Utilisasi Kapasitas

Utilisasi kapasitas juga sangat membawa pengaruh terhadap produktivitas, dimana utilisasi berupa persentase waktu pabrik dengan keadaan beroperasi pabrik yang sangat berkaitan dengan tenaga kerja di pabrik tersebut.

3 Sumanth David “Producivity Engginering and Management” Mc graw hill, 1984, hal 7. 4 Sumanth, David, “Productivity Engineering and Management” Mc graw hil, 1984, hal 26.


(55)

4. Peraturan Pemerintah

Peraturan pemerintah juga membawa dampak terhadap pengukuran produktivitas, karena peraturan ini akan menyetimbangkan kemajuan industri dengan tujuan sosial yang diinginkan. Peraturan pemerintah yang jelas dan mendukung sektor perindustrian akan membawa keuntungan untuk iklim usaha, dilain pihak peraturan pemerintah yang di luar area ini dapat menciptakan konflik dan uang yang ditanam/diinvestasikan untuk mengikuti peraturan yang tidak diperlukan akan dialihkan dari riset dan pengembangan yang berdaya guna.

5. Riset dan Pengembangan

Riset dan teknologi merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam peningkatan produktivitas suatu tenaga kerja. Bagian R&D umumnya sangat berfokus pada pengembangan produk dan penyelesaian masalah-masalah perbaikan kinerja perusahaan.

6. Biaya Energi

Laju peningkatan biaya energi yang lebih cepat dari pada perbaikan produktivitas parsial tenaga kerja dapat mengakibatkan peningkatan ongkos produksi secara keseluruhan.

7. Bauran angkatan kerja

Pergeseran kuat dari industri jasa padat pengetahuan yang menyebabkan terjadi peningkatan yang ditandai jumlah tenaga kerja wanita yang dipekerjakan pada tahun 70-an. Hal inilah penyebab timbulnya bauran angkatan kerja.


(56)

8. Umur pabrik dan perlengkapan

Peningkatan umur struktur maupun perlengakapan menandakan kurangnya modernisasi yang memadai. Umur pabrik dan peralatan mempengaruhi tingkat keandalan proses produksi (process reliability) dan akan membawa pengaruh terhadap tingkat produktivitas suatu perusahaan.

9. Etika kerja

Sejak tahun 1965, Institut Riset Sosial dari University of Michigan telah menemukan berkurangnya etika kerja dari hasil penelitiannya. Menurut

Thomas Juster jumlah jam kerja aktual selalu lebih rendah dari pada jumlah yang dibayarkan kepada para pekerja, selisihnya antara jam bekerja dengan jam yang dilaporkan semakin melebar : pada tahun 1965 hanya terdapat selisih 5 persen, tetapi pada tahun 1975 selisihnya telah menjadi naik hingga 15 persen.

10. Pengaruh serikat buruh

Menurut Kohei Goshi, ketua pusat produktivitas yang tinggi pada perusahaan di Jepang terjadi karena adanya kerja sama yang baik antara pihak manajemen dengan serikat buruh. Oleh karena itu, adanya serikat buruh diharapkan mampu menjembatani permasalahan yang ada diantara buruh dengan perusahaan sehingga akan meningkatkan produktivitas perusahaan pada akhirnya.

11. Manajemen

Peran serta pihak manajemen dalam memotifasi, peningkatan loyalitas dan sistem pemberian upah yang sesuai bagi tenaga kerja dinilai sangat besar


(57)

andilnya. Sehingga kinerja manajemen perusahaan ini akan membawa pengaruh yang banyak terhadap naik turunnya produktivitas suatu perusahaan. Faktor-faktor inilah penyebab terjadinya penurunan pertumbuhan produktivitas, yang umumnya terjadi akibat efek kolektifnya dari faktor-faktor tersebut.

3.5 Unsur-unsur dalam Produktivitas 3.5.1. Efisiensi

Apabila ukuran keberhasilan hanya dipandang dari satu sisi output, maka produktivitas dipandang dari dua sisi sekaligus yaitu sisi input dan sisi output. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa produktivitas berkaitan dengan efisiensi penggunaan input dalam memproduksi output (barang atau jasa).

Sementara efisiensi adalah ukuran yang menunjukkan bagaimana baiknya sumber-sumber daya digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan output atau dengan kata lain efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan penggunaan masukan (input) yang direncanakan dengan penggunaan masukan yang sebenarnya terlaksana. Efisiensi berorientasi kepada masukan. Peningkatan efisiensi belum tentu dibarengi peningkatan efektifitas dan sebaliknya.

3.5.2. Efektifitas

Efektifitas merupakan karakteristik lain dari proses yang mengukur derajat pencapaian output dari sistem produksi. Efektifitas diukur berdasarkan rasio


(58)

output aktual terhadap output yang direncanakan. Ada sejumlah konsep efektivitas yang dikenal, antara lain yaitu :

1. Pertama berkaitan dengan hubungan antara teori-teori organisasi yang moderns maupun klasik tentang output dan input.

2. Menganggap efektivitas sebagai perbadingan/ tingkatannys dimana sasaran yang dikemukakan dapat dianggap tercapai.

3. untuk memahami efektivitas adalah “efektivitas eksternal’’ atau perbandingan antara evaluasi satu unit input.

4. kemampuan sistem untuk tetap berlangsung. 5

Sehingga efektifitas dapat dinyatakan sebagai suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target dapat tercapai baik secara kuantitas maupun waktu. Makin besar persentase targert tercapai, makin tinggi tingkat efektifitasnya, karena efektivitas sangat berorientasi pada keluaran atau tujuan yang ingin dicapai.

Sehingga dapat disimpilkan bahwa efisiensi titik beratnya pada masukan, sedangkan efektifitas titik beratnya pada keluaran. Produktivitas merupakan kombinasi yang baik antara efisiensi dan efektivitas, karena efektifitas berorientasi dengan pencapaian tujuan.


(59)

3.6. Pengukuran Produktivitas dengan Metode Value Added

3.6.1. Pengertian Dasar

Produktivitas diartikan sebagai hubungan antar hasil nyata maupun fisik (barang- barang atau jasa)6

Input Output

. Produktivitas merupakan perbandingan efisiensi, efektifitas dari setiap sumber daya (input) yang digunakan selama proses produksi berlangsung, yang dirumuskan sebagai berikut :

Produktivitas =

Untuk merumuskan kebijaksanaan dalam upaya peningkatan produktivitas. Dengan menggunakan value added sebagai keluaran, dikenal metode pengukuran berdasarkan value added.

Produktivitas =

Input added Value

Produktivitas ini menggunakan value added sebagai output karena value added inilah yang merupakan nilai tambah dalam produksi riil dari suatu perusahaan. Output total seperti hasil pendapatan, jumlah unit yang diproduksi dan sebagainya belum dapat dilihat sebagai hasil produksi riil perusahaan karena kontribusi dari pihak ketiga masih ada.


(60)

Salah satu kelebihan metode ini adalah targetnya dapat dialihkan kepada divisi dan departemen. Dengan cara ini maka anggaran operasi sebuah perusahaan, bahkan unit-unit yang terdapat dibagian dalam hirarki perusahaan dapat langsung dihubungkan kepada persyaratan dari pasar modal atau sumber investasi. Oleh karena itu, menerima penciptaan nilai sebagai tujuan utama perusahaan hanyalah merupakan suatu permulaan. Para pemimpin perusahaan (manajer) juga harus dapat menentukan kriteria pengukuran kemajuan perusahan. Ketika menentukan kriteria pengukuran yang akan dipergunakan dalam menentukan pedoman untuk menginterpretasikan hasil adalah hal yang sangat penting pada tahap awal perancangan metode value added, baru kemudian pengukuran dapat dikaitkan dengan kompensasi manajemen dengan maksud untuk menyatukan tujuan dari para manajer dan pemegang saham.

3.6.2. Metode Pengukuran Value Added

Ada dua macam metode pengukuran nilai tambah (value added) yaitu : 1. Metode Pengurangan.

Nilai tambah (value added) = Total pendapatan – Total pembelian barang dan jasa dari pihak ketiga (biaya-biaya eksternal).

Yang termasuk pembelian dari pihak ketiga antara lain biaya bahan baku, biaya tak langsung, serta biaya administrasi dan umum. Walaupun pada awalnya dibeli dari pihak ketiga, asset tidak dimasukkan dalam komponen biaya pembelian.

2. Metode Penjumlahan.

Nilai tambah (value added) = upah + gaji + pensiun + bunga hutang/pinjama + pajak + deviden + laba ditahan + biaya depresiasi.


(61)

Value added = Total pendapatan – Pembelian barang dan jasa dari pihak ketiga – Biaya tenaga kerja + Bunga pinjaman + Pajak + Depresiasi + Laba.

Nilai tambah (value added) dapat digolongkan atas dua klasifikasi yaitu

net value added dan gross value added. net value added merupakan pendapatan yang dikurangi dengan pembelian barang dan jasa dari pihak ketiga atau value added adalah jumlah biaya tenaga kerja, bunga pinjaman, pajak, biaya depresiasi dan laba. Jadi pada net value added telah dikurangi dengan pajak penghasilan, sementara gross value added tidak dikurang dengan pajak penghasilan. Dibawah ini terdapat beberapa diagram pengukuran produktivitas metode ValueAdded adalah sebagai berikut :

3.6.3.Diagram Hubungan Keterkaitan Rasio

1. Diagram hubungan keterkaitan antara rasio produktivitas asset dan rasio pendukung.

Nilai Tambah Aset

Pendapatan Nilai Tambah

Aset Pendapatan

Gambar 3.2. Keterkaitan antara Rasio Produktivitas Aset dan Rasio Pendukung


(62)

Pada hubungan keterkaitan yang ditunjukkan oleh gambar 3.2. akan tampak hubungan antara pendapatan, nilai tambah (Value Added), serta penggunaan aset.

2. Diagram hubungan keterkaitan antara rasio produktivitas tenaga kerja dengan rasio produktivitas biaya tenaga kerja dan rasio pendukung.

Nilai Tambah Jumlah Tenaga Kerja

Pendapatan x Nilai Tambah Nilai Tambah x Biaya Tenaga Kerja J. Tenaga Kerja Pendapatan Biaya Tenaga Kerja J. Tenaga Kerja

Pendapatan x Aset Aset J. Tenaga Kerja

Gambar 3.3. Hubungan Keterkaitan antara Rasio Produktivitas Tenaga Kerja dengan Rasio Produktivitas Biaya

Tenaga Kerja dan Rasio Pendukung.

Pada Gambar 3.4. diperhatikan keterkaitan rasio-rasio yang mempengaruhi tenaga kerja. Tampak bahwa rasio produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh tingkat pendapatan. Dan penggunaan aset oleh perusahaan juga berpengaruh terhadap nilai tambah perusahaan serta memperlihatkan konstribusinya terhadap biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja dan jumlah tenaga kerja terhadap nilai tambah yang dihasilkan.


(63)

Untuk dapat melakukan pengukuran produktivitas perlu ditetapkan deflator. Faktor data deflator berfungsi untuk menghilangkan pengaruh perubahan harga pada setiap peride pengukuran sehingga didapatkan harga konstan yang merupakan landasan dalam perhitungan tingkat produktivitas. Data deflator ini dapat diperoleh dari sumber-sumber yang valid seperti dari Biro Pusat Statistik maupun dapat pula dari perusahaan. Nilai deflator didapatkan dengan cara mambagi harga satuan komponen rugi laba tahun yang berlaku dengan harga satuan pada dasar, seperti terlihat dibawah sebagai berikut :

Deflator =

dasar tahun sataun Harga

berlaku tahun

satuan Harga

Selain deflator dapat pula dinyatakan dengan indeks harga yang dapat menyesuaikan harga berlaku ke suatu nilai konstan. Indeks yang digunakan untuk menghitung nilai konstan penjualan dan pembelian barang dan jasa dari pihak ketiga.


(64)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian. Dimana dibuat berdasarkan kepada latar belakang dan tujuan yang hendak dicapai dengan menggunakan teori-teori yang mendukung dalam memecahkan permasalahan yang diteliti. Dapat dilihat pada Gambar 4.1. Blok Diagram Prosedur Penelitian.

4.1.Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian dilakukan pada PT. Bukit Emas Dharma Utama yang bergerak di bidang industri kayu dan berlokasi di Jl. Bintang Terang no. 85 km 13,8 Medan-Binjai. Penelitian dilakukan pada bulan Juli sampai dengan bulan Agustus 2007.

4.2. Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian evaluasi dan analisa data sekunder, karena dilakukan suatu proses penilaian terhadap tingkat produktivitas perusahaan dengan melihat / menggunakan data-data yang diperoleh dari perusahaan tersebut serta hubungan antar variabel dalam penelitian.

4.3. Objek Penelitian

Objek penelitian dalam studi ini adalah biaya pada PT. Bukit Emas Dharma Utama.


(65)

Gambar 4.1. Blok Diagram Prosedur Penelitian

Studi Literatur

Pengumpulan Data

Pengolahan Data 1. Perhitungan Laba Rugi Perusahaan 2. Perhitungan Harga Pokok Penjualan 3. Perhitungan Aset Tetap Perusahaan

4. Perhitungan Nilai Tambah (Value Added) Konstan 5. Perhitungan Aset Tetap Konstan

6. Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Konstan

7. Perhitungan Rasio Produktivitas dan Rasio Pendukung Produktivitas

Analisa dan Evaluasi

Kesimpulan dan Saran Pemilihan Metode Pengukuran Produktivitas


(66)

4.4. Variabel Penelitian

Variabel merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap jenis penelitian. Variabel dapat dibedakan atas yang kuantitatif dan kualitatif. Contoh variabel kuantitatif adalah luas kota, umur, dan sebagainya. Contoh variabel kualitatif adalah kemakmuran,kepandaian.

4.5. Pengumpulan Data

Data yang diperlukan untuk perumusan Nilai Tambah (value addad)

sebagai berikut :

1. Data Sekunder

Data yang di dapat dengan cara mencatat dari arsip perusahaan yang ada. Data tersebut meliputi data proses produksi yaitu :

a. Penjualan

Meliputi segala aspek penjualan yang terjadi di perusahaan yang dapat berupa pendapatan perusahaan dari hasil penjualan produk perusahaan.

b.Biaya bahan

Biaya ini meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong yang sangat dibutuhkan dalam proses produksi.

c.Jumlah tenaga kerja

Jumlah tenaga kerja yang dimaksud mencakup semua tenaga kerja perusahaan. Baik tenaga kerja kantor, bagian pabrik, tenaga kerja


(67)

bulanan maupun tenaga kerja harian tetap. Jumlah tenaga kerja diambil rata-rata untuk setiap periode, yaitu untuk mengoreksi perubahan jumlah tenaga kerja yang terjadi selama periode tersebut, yaitu masuknya tenaga kerja baru dan yang keluar.

d.Biaya tenaga kerja

Biaya tenaga kerja disini meliputi tenaga kerja langsung yang mencakup biaya gaji/upah tenaga kerja, bonus, tunjangan, pensiun dan lembur.

e. Aset tetap

Semua aset yang manfaatnya berlangsung satu tahun atau lebih. Aset yang digunakan adalah rata-rata per periode, sebab data dari neraca hanya memperlihatkan nilai akhir tahun, dan kurang mencerminkan nilai aset sebenarnya yang digunakan selama period penjualan.

f. Biaya overhead

Merupakan biaya bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung dan semua biaya pabrikasi lainnya yang tidak dapat dibebankan langsung pada produk tertentu, misalnya biaya pemeliharaan, asuransi dan sebagainya.


(68)

4.6. Pengolahan Data

Langkah-langkah yang dilakukan adalah, sebagai berikut : 1. Melakukan perhitungan laba rugi perusahaan per tahun 2. Melakukan perhitungan harga pokok penjualan per tahun 3. Melakukan perhitungan data aset tetap perusahaan per tahun

4. Menghitung nilai tambah (value added) konstan yang dihasilkan perusahaan selama periode pengukuran

Nilai tambah = Penjualan – Pembelian dari pihak ketiga

5. Menghitung aset tetap konstan

6. Menghitung rasio-rasio produktivitas nilai tambah (value added) Rasio-rasio yang dapat digunakan sebagai untuk produktivitas dengan metode nilai tambah (value added) adalah sebagai berikut :

a. Produktivitas Tenaga Kerja

Produktivitas tenaga kerja adalah rasio yang menentukan nilai tambah (value added) per tenaga kerja. Rumus matematis sebagai berikut:

Produktivitas Tenaga Kerja =

Kerja Tenaga Jumlah

Tambah Nilai

b. Daya saing biaya tenaga kerja

Rasio ini menunjukkan nilai tambah (value added) yang dihasilkan perusahaan untuk setiap nilai uang yang dibayarkan kepada para pekerjanya. Rumus matematisnya adalah :


(69)

Daya Saing Biaya Tenaga Kerja =

Kerja Tenaga Biaya

Tambah Nilai

c. Produktivitas aset tetap

Produktivitas aset tetap adalah rasio yang menentukan nilai tambah per rupiah aset tetap yang dimiliki perusahaan. Rumus matematisnya adalah :

Produktivitas Aset Tetap =

Tetap Aset

Tambah Nilai

7. Melakukan analisa dan evaluasi tingkat produktivitas perusahaan Membuat analisa dan evaluasi terhadap nilai produktivitas yang telah diukur.

8. Membuat kesimpulan dan saran

Sebagai tahap akhir maka akan diambil kesimpulan dan saran yang dapat menjadi usulan perbaikan produktivitas di masa yang akan datang. Pengolahan data ini dapat kita lihat pada Gambar 4.2. Blok Diagram Pengolahan Data.

4.7. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan untuk penelitan ini adalah buku, pulpen dan kamera digital.


(70)

Gambar 4.2. Blok Diagram Pengolahan Data

Perhitungan Harga Pokok Penjualan Perusahaan

Perhitungan Laba Rugi Perusahaan

Perhitungan Data Aset Tetap Perusahaan

Perhitungan Nilai Tambah Konstan

Perhitungan Aset Tetap Konstan

Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Konstan

Perhitungan Rasio Prosuktivitas dan Rasio Pendukung


(71)

4.8. Analisa Data

Dilakukan analisa dan evaluasi terhadap tiap-tiap rasio produktivitas, beserta indeks produktivitasnya. Pengamatan dilakukan terhadap indeks produktivitas yang menunjukkan penurunan nilai produktivitas pada suatu periode, sehingga faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas perusahaan dapat dikenali.

Pembuatan usulan perbaikan produktivitas bagi pihak perusahaan disesuaikan dengan faktor-faktor yang telah teridentifikasi. Penerapan usulan perbaikan produktivitas itu diharapkan akan dapat mengakibatkan peningkatan produktivitas perusahaan dimasa yang akan datang.


(72)

BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data

1. Biaya Tenaga Kerja

- Biaya tenaga kerja per bulan menurut jabatan

- Kumulatif biaya tenaga kerja tahun 2005 menurut jabatan - Kumulatif biaya tenaga kerja tahun 2006 menurut jabatan 2. Biaya Pajak Bumi dan Bangunan

- Perhitungan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) untuk kantor 2005 - Perhitungan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) untuk Pabrik 2005 - Perhitungan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) untuk kantor 2006 - Perhitungan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) untuk Pabrik 2006 3. Biaya Alat Tulis

- Biaya Alat Tulis Kantor untuk tahun 2005 - Biaya Alat Tulis Kantor untuk tahun 2006 4. Biaya Listrik

- Biaya Listrik Kantor untuk tahun 2005 - Biaya Listrik Pabrik untuk tahun 2005 - Biaya Listrik Kantor untuk tahun 2006 - Biaya Listrik Pabrik untuk tahun 2006 5. Biaya Air


(73)

- Biaya pemakaian Air Pabrik untuk tahun 2005 - Biaya pemakaian Air Kantor untuk tahun 2006 - Biaya pemakaian Air Pabrik untuk tahun 2006 6. Biaya Telepon

- Biaya penggunaan Telepon Kantor untuk tahun 2005 - Biaya penggunaan Telepon Pabrik untuk tahun 2005 - Biaya pemakaian Telepon Kantor untuk tahun 2006 - Biaya penggunaan Telepon Pabrik untuk tahun 2005 7. Biaya Penyusutan

- Biaya Penyusutan Kantor untuk tahun 2005 - Biaya Penyusutan Pabrik untuk tahun 2005 - Biaya Penyusutan Kantor untuk tahun 2006 - Biaya Penyusutan Pabrik untuk tahun 2006 8. Alokasi Biaya Overhead untuk setiap aktivitas

- Alokasi biaya tenaga kerja untuk setiap aktivitas tahun 2005 - Alokasi biaya tenaga kerja untuk setiap aktivitas tahun 2006 9. Alokasi Biaya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

10.Alokasi biaya alat tulis kantor untuk setiap aktivitas 11.Alokasi Biaya listrik, air dan telepon

- Alokasi biaya listrik, air dan telepon untuk tahun 2005 - Alokasi biaya listrik, air dan telepon untuk tahun 2006 12.Alokasi Biaya penyusutan untuk setiap aktivitas


(74)

- Rangkuman biaya aktivitas untuk tahun 2005 - Rangkuman biaya aktivitas untuk tahun 2006 14.Data indeks harga, indeks biaya dan laju inflasi

- Data indeks harga, indeks biaya dan laju inflasi tahun 2006

5.2. Pengolahan Data

1. Perhitungan Harga Pokok Penjualan Perusahaan tahun 2005 dan tahun 2006

- Perhitungan Harga Pokok Penjualan PT. Bukit Emas Dharma Utama tahun 2005

- Perhitungan Harga Pokok Penjualan PT. Bukit Emas Dharma Utama tahun 2006

2. Perhitungan Laba Rugi Perusahaan

- Laba Rugi Perusahaan untuk tahun 2005 - Laba Rugi Perusahaan untuk tahun 2006 3. Data asset tetap perusahaan

- Data asset tetap Perusahaan untuk tahun 2005 - Data asset tetap Perusahaan untuk tahun 2006 4. Perhitungan Nilai Tambah Konstan

- Perhitungan Nilai Tambah Konstan untuk tahun 2005 - Perhitungan Nilai Tambah Konstan untuk tahun 2006 5. Perhitungan Asset Konstan

- Perhitungan Nilai Aktiva Tetap Konstan untuk tahun 2005 - Perhitungan Nilai Aktiva Tetap Konstan untuk tahun 2006


(75)

6. Perhitungan Biaya tenaga kerja konstan

- Perhitungan Biaya tenaga kerja konstan untuk tahun 2005 - Perhitungan Biaya tenaga kerja konstan untuk tahun 2006 7. Perhitungan Rasio Produktivitas dan Rasio Pendukung

- Perhitungan Produktivitas Total untuk tahun 2005 - Perhitungan Produktivitas Total untuk tahun 2006

Tabel 5.1. Perhitungan 3 jenis Bahan untuk Harga Pokok Penjualan untuk Tahun 2005 dan Tahun 2006

Keterangan

Harga

Jumlah

1. Bahan Baku

- Door Jamb - Laminated board - Finger joint

Rp 1.236.833.333 Rp 1.236.833.333 Rp 1.236.833.333

Rp 3.710.500.000

2. Bahan Penolong - Kertas pasir

- Boron Plus (pengawet)

- Handever

- Lem Kayu

Rp 7.500.000 Rp 7.500.000 Rp 7.500.000 Rp 7.500.000

Rp 30.000.000

3. Bahan Tambahan - Plastik

- Label - Tali

- Strapping Stell

- Pallet - Dempul

Rp 13740000 Rp 13740000 Rp 13740000 Rp 13740000 Rp 13740000 Rp 13740000


(1)

6.3 Produktivitas Total

Produktivitas total memperlihatkan bagaimana kondisi perusahaan secara total. Rasio produktivitas total memperlihatkan kekayaan yang dimiliki perusahaan melalui efesiensi dan efektivitas penggunaan input yang ada.

Hasil pengukuran sebesar 0,867 pada tahun 2005 dan tahun 2006 meningkat menjadi 0,910 menunjukkan produktivitas total perusahaan sudah tinggi. Dan untuk selanjutnya perusahaan perlu meningkatkan outputnya sehingga lebih besar dibandingkan faktor inputnya agar dapat memberikan keuntungan yang lebih besar lagi bagi perusahaan.


(2)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Dari hasil pengolahan dan pembahasan yang telah dilakukaan pada PT. Bukit Emas Dharma Utama Medan didapat beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil pengukuran produktivitas total perusahaan PT. Bukit Emas Dharma Utama terlihat bahwa indeks produktivitas pada tahun 2005 sebesar 0,867. Sedangkan untuk tahun 2006 adalah sebesar 0,910.

2. Sementara untuk indeks produktivitas biaya tenaga kerja yang terjadi pada PT. Bukit Emas Dharma Utama terlihat pada tahun 2005 sebesar Rp. 1.239.745.434 dan pada tahun 2006 sebesar Rp. 1.239.745.434. Ini memperlihatkan bahwa tingkat efisiensi aset tetap pada perusahaan belum dikelola dengan baik.

3. Nilai tambah/Jumlah tenaga kerja, dari hasil pengukuran menunjukkan produktivitas ini sebesar Rp 22.408.051/orang pada tahun 2005 dan pada tahun 2006 sebesar Rp 23.207.296/orang. Nilai ini rendah disebabkan karena perusahaan ini adalah perusahaan yang berbasis padat karya, bukan padat modal.

4. Nilai tambah/Aset tetap, dari hasil pengukuran pada tahun 2005 sebesar 0,563 menunjukkan perusahaan sudah cukup memaksimalkan penggunaan asset tetap dalam menghasilkan nilai tambah atau dengan kata lain sudah


(3)

mencapai 56,3 persen asset tetap yang berdaya guna pada tahun 2005. Sedangkan pada tahun 2006 sebesar 0,584 yang menunjukkan terjadinya peningkatan.

5. Nilai tambah/Biaya tenaga kerja, dari hasil pengukuran tahun 2005 sebesar 2,205 dan tahun 2006 sebesar 2.284 memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan nilai tambah lebih banyak dari biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja.

6. Nilai tambah/Pendapatan, dari hasil pengukuran tahun 2005 sebesar 0,662 dan pada tahun 2006 sebesar 0,668 memperlihatkan bahwa nilai tambah yang dihasilkan perusahaan adalah melebihi setengah dari pendapatan. Sehingga penjualan yang tinggi tidak dibarengi oleh biaya produksi yang tinggi.

7. Aset/Jumlah tenaga kerja, dari hasil pengukuran pada tahun 2005 sebesar Rp. 39.802.221,25/orang memperlihatkan perusahaan menerapkan strategi padat karya artinya setiap 1 orang pekerja berbanding dengan asset senilai Rp. 39.802.221,25. Dan pada tahun 2006 sebesar Rp. 38.359.653,97/orang dan untuk selanjutnya kebijakan perusahaan diperkirakan akan terus menambah asset berupa teknologi dari pada menambah jumlah pekerja. 8. Penjualan/Jumlah tenaga kerja, dari hasil pengukuran tahun 2005 sebesar

Rp. 33.836.739,28/orang menunjukkan setiap pekerja mampu menghasilkan pendapatan sebesar Rp. 33.836.739,28. Dan pada tahun 2006 sebesar Rp. 34.701.605,66/orang. Hal ini masih rendah dan harus dibandingkan juga dengan biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja.


(4)

9. Biaya tenaga kerja/Jumlah tenaga kerja, dari hasil pengukuran pada tahun 2005 sebesar Rp. 10.161.847,82/orang dan pada tahun 2006 sebesar Rp. 10.161.847,82/orang menunjukkan pendapatan karyawan rata-rata setiap tahunnya masih jauh diatas upah minimum regional yang ditetapkan pemerintah.

10.Produktivitas total, dari hasil pengukuran stahun 2005 ebesar 0,867dan pada tahun 2006 sebesar 0,910 menunjukkan produktivitas total perusahaan sudah cukup tinggi. Dan untuk selanjutnya perusahaan perlu meningkatkan outputnya sehingga lebih besar lagi dibandingkan faktor inputnya.

7.2. Saran

Beberapa saran yang perlu diperhatikan, yaitu :

1. Karena pengukuran produktivitas pada PT. Bukit Emas Dharma Utama sudah mengarah pada tingkat yang lebih baik dari tahun 2005 ke tahun 2006, maka sebaiknya terus dilakukan peningkatan lagi untuk periode– periode yang akan datang sebagai langkah perbaikan secara terus menerus. Hal ini penting dilakukan agar mengetahui kinerja perusahaan yang telah dicapai dan rencana perbaikan yang tepat, sehingga perusahan dapat mengadakan perbaikan dan peningkatan produktivitas.

2. Usaha memudahkan pengukuran produktivitas pada masa yang akan datang perlu kiranya dibentuk suatu tim yang akan bertanggung jawab terhadap peningkatan produktivitas perusahaan. Selain itu perlu dilakukan


(5)

pula peninjauan terhadap perusahaan sejenis dan pengukuran produktivitas antar industri pelayanan sejenis.

3. Metode pengukuran produktivitas, salah satunya dengan menggunakan metode value added ini, diharapkan dapat dipergunakan untuk penyusunan program dan kebijakan bagi peningkatan produktivitas perusahaan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharmasi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, PT. Rineka Cipta , Jakarta, 2006.

John R. bangs, Jr, M.E, Principles of Accounting, Scrantion, Pennsyvania, International Textbook Company.

L. Gayle Rayburn, Akuntansi Biaya, PT. Gelora Pratama, Cetakan pertama, 1999. Riggs, James L, Productivity by Objectives, Prentice- HII, Inc, New Jersey, 1983 Sinungan, Muchdarsyah, Produktivitas Apa dan Bagaimana, PT. Bumi Aksara,

Jakarta, 2000.

Sumanth, David, Productivity Engineering and Management, Mc Graw-Hill Book Company, New York, 1984.