Penerapan Seven Tools Dalam Pengendalian Kualitas Produk Kayu Pada PT. Bukit Emas Dharma Utama

(1)

PENERAPAN SEVEN TOOLS DALAM

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK KAYU PADA

PT. BUKIT EMAS DHARMA UTAMA

KARYA AKHIR

Diajukan untuk Mengikuti Sebagian dari Syarat-Syarat Guna Penulisan Karya Akhir

Oleh :

LUTFI ABDULLAH

NIM : 015204034

P R O G R A M S T U D I T E K N I K M A N A J E M E N P A B R I K

P R O G R A M D I P L O M A I V

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2007


(2)

PENERAPAN SEVEN TOOLS DALAM

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK KAYU PADA

PT. BUKIT EMAS DHARMA UTAMA

DRAFT KARYA AKHIR Diajukan untuk Mengikuti Seminar

Sarjana Sain Terapan

Oleh :

LUTFI ABDULLAH

NIM : 015204034

Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(Ir. A. Jabbar M. Rambe, Meng) (Ir.Rosnani Ginting, MT)

P R O G R A M S T U D I T E K N I K M A N A J E M E N P A B R I K

P R O G R A M D I P L O M A I V

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2007


(3)

LEMBAR ASISTENSI PROPOSAL KARYA AKHIR

DI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK USU

Dengan Judul : Penerapan Seven Tools Dalam Pengendalian Kualitas Produk Kayu pada PT.Bukit Emas Dharma Utama

Nama : Lutfi Abdullah

NIM : 015204034

Jurusan : Teknik Manajemen Pabrik Dosen Pembimbing : 1. Ir. A.Jabbar M. Rambe, Meng.

2. Ir.Rosnani Ginting, MT.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, dimana berkat rahmat, ridho dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan studi D-IV, mahasiswa diwajibkan untuk membuat suatu Karya Akhir.

Penulis mengambil judul “ Penerapan Seven Tools Dalam pengendalian Kualitas Produk Kayu pada PT. Bukit Emas Dharma Utama”. Penulis memilih judul ini setelah melakukan kunjungan pendahuluan ke PT. Bukit Emas Dharma Utama, untuk menyelesaikan permasalahan pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan Penerapan Pengendalian Kualitas dengan menggunakan Seven

Tools.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari Karya Akhir ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para dosen dan teman-teman mahasiswa. Saya berharap tulisan ini dapat memberi manfaat bagi dunia pendidikan umunya dan bagi perusahaan khususnya.

Medan, 13 Desember 2007 Universitas Sumatera Utara

Penulis

H LUTFI ABDULLAH


(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penulisan laporan ini penulis telah mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spritual, informasi maupun segi administrasi. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu. Ir. Rosnani Ginting, MT. Selaku Ketua Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara dan Sebagai pembimbing yang berkenan membimbing penulisan sehingga Karya Akhir dapat diselesaikan.

2. Bapak Ir. A Jabbar M Rambe, Meng. Sebagai dosen pembimbing I, yang berkenan membimbing penulisan sehingga Karya Akhir dapat diselesaikan.

3. Bapak Aulia ishak, ST, MT. Selaku koordinator Karya Akhir pada Departemen Teknik Industri.

4. Bapak H. T. Ichsan Mahmud selaku Direktur utama PT. Bukit Emas Dharma Utama, yang telah mengijinkan penulis meneliti dan memberikan bimbingan kepada penulis.

5. Seluruh staf dan karyawan PT. Bukit Emas Dharma Utama yang membantu penulis selama meneliti.

6. Kedua Orang Tua saya yang telah memberikan semangat baik moril dan materil serta perhatian setiap harinya.

7. Kedua kakak, Abang dan Adik saya yang telah memberikan semangat dan bantuan pada penulis dalam mengerjakan Karya Akhir ini.


(6)

8. Some one Special Cut Yunita N, SST. yang telah banyak memberikan semangat dan motivasi untuk menyelesaikan Laporan Karya Akhir ini. 9. Serta seluruh teman-teman stambuk 2001 yang senantiasa memberikan

dorongasn dan motivasi kepada penulis untuk cepat menyelesaikan penulisan laporan Karya Akhir.


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAK ... xi BAB I PENDAHULUAN... I-1

1.1. Latar Belakang Permasalahan ... I-1 1.2. Rumusan Permasalahan ... I-2 1.3. Tujuan dan Sasaran Penelitian ... I-2 1.4. Manfaat Penelitian ... I-3 1.5. Rumusan Permasalahan dan Asumsi ... I-3 1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-4 II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... II-1

2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-1 2.3. Organisasi dan Manajemen Perusahaan... II-3 2.3.1. Struktur Organisasi ... II-4


(8)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

Bab Halaman

2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-5 2.3.3. Tenaga kerja dan Kerja Perusahaan ... II-13 2.4. Proses Produksi ... II-16 2.4.1. Bahan Baku ... II-16 2.4.2. Bahan Penolong ... II-16 2.4.3. Bahan Tambahan... II-17 2.5. Mesin dan Peralatan ... II-18 2.5.1. Mesin Produksi ... II-18 2.5.2. Mesin pendukung ... II-20 2.5.3. Peralatan (Equipment)... II-20 2.6. Uraian Proses Produksi ... II-20 III LANDASAN TEORI ... III-1

3.1. Peringatan Pngendalian Kualitas... III-1 3.2. Data Atribut dan Data Variabel... III-3 3.3. Pengendalian proses statistik... III-4 3.4. Tujuh Alat Prngendalian kualitas (Seven Tools)... III-6 IV METODOLOGI PENELITIAN... IV-1

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2. Rancangan Penelitian ... IV-1 4.3. Objek Penelitian ... IV-1 4.4. Pengumpulan Data ... IV- 3


(9)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

Bab Halaman

4.5. Pengolahan Data... IV-3 4.6. Analisa dan Evaluasi ... IV-5 4.7. Kesimpulan dan Saran... IV-5 V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1 5.1. Pengumpulan Data ... V-1 5.2. Pengolahan Data... V-8 5.2.1. Stratifikasi (Stratification) ... V-8 5.2.2. Lembar Pemeriksaan ( Check Sheet)... V-9 5.2.3.Diagram Histrogram ... V-10 5.2.4. Diagram Pareto ... V-11 5.2.5. Diagram Pencar (Scatter Diagram) ... V-13 5.2.6. Peta Kontrol (Control Chart) ... V-17 5.2.7. Diagram Sebab Akibat (Cause Effect Diagram)... V-19 VI ANALISA DAN PEMBAHASAN... VI-1

6.1. Analisis Proses Stratifikasi (Statification) ... VI-1 6.2. Analisis Lembar Pemeriksaan (Check Sheet) ... VI-2 6.3. Analisis Diagram Histogram... VI-2 6.4. Analisis Diagram Pareto ... VI-2 6.5. Analisis Diagram Pencar (Scatter Diagram) ... VI-3 6.6. Analisis Peta Kontrol (Control Chart)... VI-3 6.7. Analisis Diagram Sebab Akibat (Cause Effect Diagram).... VI-3


(10)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

Bab

Halaman

VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1 7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran... VII-2 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 2.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Bukit Emas Dharma Utama... II-14

2.2. Mesin Produksi pada PT. Bukit Emas Dharma Utama ... II-19 2.3. Mesin Pendukung pada PT. Bukit Emas Dharma Utama ... II-20 2.4. Peralatan pada PT. Bukit Emas Dharma Utama ... II-20 5.1. Jumlah door jamb yang cacat... V-2

5.2. Jumlah Laminated Board yang cacat ... V-3 5.3. Jumlah Finger Joint yang cacat ... V-4 5.4. Jumlah dan jenis cacat pada door jamb ... V-6 5.5. Lembar pemeriksaan door jamb... V-7 5.6. Stratifikasi EnamJenis Cacat pada Door Jamb... V-9 5.7. Lembar pemeriksaan door jamb... V-10 5.8. Persentase setiap jenis kesalahan door jamb... V-12 5.9. Data door jamb yang cacat ukuran produknya ... V-14 5.10. Parameter-parameter koefisien kolerasi... V-16 5.11. Propersi jenis kerusakan cacat ukuran produk ... V-18


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 2.1. Struktur Organisasi PT. Bukit Emas Dharma Utama ... II-4 2.2. Produk Door Jamb ... II-21

2.3. Produk Laminated Board ... II-24 2.4. Produk Finger Joint ... II-27 3.1. Siklus PDCA ... III-20 4.1. Blok Diagram Prosedur Penelitian... IV-2 4.2. Blok Diagram Pengolahan Data... IV-4 5.1. Diagram Histrogram jenis cacat door jamb ... IV-9 5.2. Diagram pareto door jamb yang cacat ... IV-4 5.3. Diagram pencar door jamb yang mengalami

Cacat produk ... IV-4 5.4. Peta kontrol door jamb yang cacat ukuran produk... IV-4 5.5. Diagram sebab akibat cacat ukuran produk

pada Door jamb ... IV-4


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman 1. Surat Permohonan Karya Akhir ... L-1 2. Surat Penjajakan Ke Perusahaan... L-2 3. Surat Balasan dari Perusahaan ... L-3 4. Surat Keputusan Tugas Sarjana Mahasiswa ... L-4 5. Lembar Asistensi Dosen Pembimbing ... L-5


(14)

xi

ABSTRAK

PT. Bukit Emas Dharma Utama, bergerak dalam bidang usaha

woodworking dan komponen untuk bahan bagunaan, dengan menggunakan yaitu

kayu dammar laut, kayu meranti, dan kayu kruing. Industri yang mengolah kayu mutu sesuai dengan pesanan konsumen (make to order). Penyelesaian permasalahan pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan penerapan Seven

Tools dalam pengendalian kualitas produk kayu pada PT. Bukit Emas Dharma

Utama (BEDU).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan jenis produk yang digunakan dan mengalami banyak jenis produk yang di reject, Memberikan gambaran faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya cacat produk dan Perusahaan dapat memenuhi spesifikasi produk sesuai dengan batas toleransi.

Tujuh alat pengendalian kualitas (Seven Tools) yang digunakan adalah : stratifikasi, lembar pemeriksaan, histogram, diagram pareto, diagram pencar (scatter diagram), diagram sebab akibat, dan peta kontrol. Dari hasil pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan ketujuh alat pengendalian kualitas diatas diperoleh hasil bahwa cacat yang paling banyak terjadi adalah berupa cacat ukuran produk, yaitu sebanyak 900 batang dari 1125 batang yang cacat atau sebesar 80 % cacat yang terjadi merupakan cacat ukuran produk. Dari perhitungan peta kontrol diperoleh bahwa tidak ada data yang berada di luar peta kendali atau tidak ada data yang out of control.

Dari faktor manusia juga terdapat beberapa penyebab terjadinya cacat pada Door Jamb, antara lain karena kurangnya skill atau kemampuan dari si pekerja itu sendiri, kurang telitinya pekerja dalam melaksanakan pengukuran dan pemotongan sehingga ukuran tidak sesuai spesifikasi yang diminta. Dari faktor bahan baku biasanya yang dapat menyebabkan timbulnya cacat pada produk Door Jamb adalah karena mutu dari bahan baku tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan sebelumnya.


(15)

ABSTRAK

PT. Bukit Emas Dharma Utama, bergerak dalam bidang usaha

woodworking dan komponen untuk bahan bagunaan, dengan menggunakan yaitu

kayu dammar laut, kayu meranti, dan kayu kruing. Industri yang mengolah kayu mutu sesuai dengan pesanan konsumen (make to order). Penyelesaian permasalahan pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan penerapan Seven

Tools dalam pengendalian kualitas produk kayu pada PT. Bukit Emas Dharma

Utama (BEDU).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan jenis produk yang digunakan dan mengalami banyak jenis produk yang di reject, Memberikan gambaran faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya cacat produk dan Perusahaan dapat memenuhi spesifikasi produk sesuai dengan batas toleransi.

Tujuh alat pengendalian kualitas (Seven Tools) yang digunakan adalah : stratifikasi, lembar pemeriksaan, histogram, diagram pareto, diagram pencar (scatter diagram), diagram sebab akibat, dan peta kontrol. Dari hasil pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan ketujuh alat pengendalian kualitas diatas diperoleh hasil bahwa cacat yang paling banyak terjadi adalah berupa cacat ukuran produk, yaitu sebanyak 900 batang dari 1125 batang yang cacat atau sebesar 80 % cacat yang terjadi merupakan cacat ukuran produk. Dari perhitungan peta kontrol diperoleh bahwa tidak ada data yang berada di luar peta kendali atau tidak ada data yang out of control.

Dari faktor manusia juga terdapat beberapa penyebab terjadinya cacat pada Door Jamb, antara lain karena kurangnya skill atau kemampuan dari si pekerja itu sendiri, kurang telitinya pekerja dalam melaksanakan pengukuran dan pemotongan sehingga ukuran tidak sesuai spesifikasi yang diminta. Dari faktor bahan baku biasanya yang dapat menyebabkan timbulnya cacat pada produk Door Jamb adalah karena mutu dari bahan baku tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan sebelumnya.


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Pentingnya peran kualitas produk ini membuat perlu dilakukan pengendalian kualitas produk pada PT. Bukit Emas Dharma Utama. Guna mengetahui kinerja perusahaan selama ini. PT. Bukit Emas Dharma Utama adalah industri pengolahan kayu yang berproduksi berdasarkan pesanan pelanggan. Produksi PT. Bukit Emas Dharma Utama diorientasikan hanya untuk ekspor seperti Eropa, Jerman, Korea, Taiwan tetapi tidak dipasarkan di dalam negeri. Untuk itu perlu dilakukan pengendalian kualitas produk untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan suatu usaha dari proses produksi suatu peerusahaan sehingga akhirnya akan dapat memperhatikan bagaimana kualitas produk perusahaan secara keseluruhan.

Salah satu keunggulan dalam persaingan ini terutama adalah kualitas produk yang dapat memenuhi keinginan konsumen. Bila tidak sesuai dengan spesifikasi maka produk akan ditolak. Sekalipun produk tersebut masih dalam batas toleransi yang telah ditentukan maka produk tersebut sebaiknya perlu menjadi catatan untuk menghindari terjadinya kesalahan yang lebih besar diwaktu yang akan datang.

Kondisi pelanggan yang semakin kritis dalam hal kualitas juga memaksa perusahaan untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan mutu produknya agar terhindar dari klaim atau ketidakpuasan pelanggan perusahaan agar dapat bersaing


(17)

dengan perusahaan lain yang sejenis. Untuk dapat memenuhi produk yang diinginkan diperlukan peranan pengendalian kualitas. Pengendalian kualitas adalah penggunaan teknik-teknik dan aktivitas-aktivitas untuk menjaga, mempertahankan dan meningkatkan kualitas dari produk atau jasa. Dalam hal ini adalah pengendalian kualitas proses untuk menjaga kualitas produk yang dihasilkan.

Oleh karena itu sangat penting kiranya suatu perusahaan mengenalkan

seven tools faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas produk agar peningkatan

yang diupayakan terjadi dapat lebih optimal.

Tingkat kualitas produk perusahaan yang tinggi akan menyebabkan tingkat keuntungan yang tinggi bagi perusahaan. Peningkatan daya saing yang diabaikan proses pembangunan dalam bidang pertumbuhan ekonomi. Apabila perekonomian tumbuh dan berkembang maka tentu saja akan tercipta lapangan pekerjaan dan pemerataan kesempatan kerja. Perluasan kesempatan kerja ini akan dapat memperbaiki pendapatan masyarakat serta meningkatkan daya beli dan kesejahteraan masyarakat.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui seberapa besar faktor-faktor yang mempengaruhi pengendalian kualitas produk dengan menggunakan tujuh alat pengendalian kualitas (seven tools).

2. Menentukan penerapan seven tools dalam pengendalian kualitas produk kayu pada PT. Bukit Emas Dharma Utama.


(18)

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah melakukan pengendalian kualitas produk kayu pada PT. Bukit Emas Dharma Utama dengan menerapkan seven

tools.

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan gambaran faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya cacat produk.

2. Perusahaan dapat memenuhi spesifikasi produk sesuai dengan batas toleransinya.

3. Kerugian perusahaan akibat produk yang cacat dapat diminimisasi.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan informasi tentang tingkat kualitas produk yang dihasilkan perusahaan.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk menentukan strategi perusahaan yang dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas produksi sehingga dapat meningkatkan pendapatan yang akan diterima oleh perusahaan.


(19)

1.5. Rumusan Permasalahan dan Asumsi

Dalam upaya permasalahan tersebut perlu diadakan pembatasan rumusan permasalahan dan batasan, guna menghindari penyimpangan dari tujuan yang sebenarnya.

Batasan dalam penelitian ini antara lain berupa :

1. Apakah penelitian ini hanya dilakukan pada produk Door Jamb, Laminated

Board, dan Finger Joint ? .

2. Dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi cacat produk dan apakah menyebabkan produk tidak sesuai dengan standard yang telah ditetapkan? .

3. Apakah permasalahan pengendalian mutu yang dibahas adalah pengendalian proses dengan mencari faktor-faktor penyebab kecacatan produk ? .

4. Apakah alat yang digunakan dalam penelitian dan analisis adalah tujuh alat pengendalian kualitas (seven tools)?.

Asumsi-asumsi yang digunakan berupa :

1. Bahan baku cukup tersedia dan dapat memenuhi kebutuhan produksi.

2. Seluruh peralatan dan mesin produksi dalam keadaan baik dan layak produksi. 3. Tidak terjadi perubahan prosedur pengendalian kualitas selama penelitian ini


(20)

1.6. Sistematika Penulisan Karya Akhir

Untuk memudahkan penulisan, pembahasan dan penilaian tugas akhir ini maka dalam pembuatannya akan dibagi menjadi beberapa bab dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan permasalah yang terjadi, tujuan dan manfaat penelitian, pembatasan masalah yang membatasi ruang lingkup penelitian yang dilakukan dan sistematika pembahasan penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Menampilkan teori–teori dari referensi serta literatur-literatur yang berkaitan dengan materi penelitian dan mendukung interpretasi dalam pemecahan masalah pada Pengendalian mutu.

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Menjelaskan secara singkat sejarah dan gambaran umum perusahaan, ruang lingkup bidang usaha, struktur organisasi, uraian tugas dan tanggung jawab, tenaga kerja, sistem pengupahan dan fasilitas yang digunakan dan sekilas proses produksi serta bahan-bahan yang dibutuhkan, jumlah dan spesifikasi produk, serta mesin dan peralatan yang digunakan.


(21)

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Mengemukakan langkah-langkah yang digunakan untuk pembahasan masalah berupa uraian penelitian yang akan ditelitikan dalam pembahasan beserta penjelasan untuk langkah-langkah tersebut. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Mengidentifikasikan seluruh data dan penelitian dan pengolahan data dengan menggunakan berdasarkan metode landasan teori dalam mendukung penyelesaian masalah yang dihadapi.

BAB VI ANALISA PEMECAHAN MASALAH

Menganalisa dan membahas hasil penelitian secara menyeseluuh pada bab sebelumnya.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini dilakukan pengambilan kesimpulan berdasarkan hasil penelitian serta diuraikan saran-saran yang dapat diberikan berdasarkan analisa dan pembahasan terhadap data-data yang telah diperoleh.


(22)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Bukit Emas Dharma Utama merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri pengolahan kayu. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 4 april 1997 oleh Bapak H.T. Ichsan Mahmud dan Bapak Husaini yang memiliki jabatan sebagai pimpinan pada PT. Bukit Emas Dharma Utama.

Pada awalnya perusahaan ini memiliki kantor cabang di Aceh tepatnya di suso (Pulo Kayu) Blang Pidie Aceh Selatan, dan juga memiliki kantor pemasaran di Jl. Biduk no. 47 Medan.

Sekitar tahun 2001 ketika Indonesia sedang mengalami krisis moneter maka kantor cabang yang ada di Aceh ditutup dan pada tahun 2002 kantor yang berada di Jl. Biduk disatukan di Jl. Medan-Binjai 13,8 tetapnya di Jl. Bintang Terang no. 85 Medan.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Bukit Emas Dharma Utama bergerak dalam bidang usaha

woodworking dan komponen untuk bahan bangunan, dengan bahan baku utama

yaitu kayu damar laut, kayu meranti, dan kayu kruing, dengan tujuan proses produksi menghasilkan kayu olahan. Perusahaan ini berproduksi berdasarkan pesanan pelanggan. Perusahaan ini didirikan dengan melihat adanya peluang untuk pengembangan industri kayu olahan, terutama bagi industri yang


(23)

memanfaatkan kayu dari hutan produksi. Selain itu dengan semakin membaiknya pertumbuhan ekonomi nasional dan kondisi keamanan yang berdampak kepada meningkatnya permintaan pasar ekspor dari Sumatera Utara, sehingga terdapat peluang pasar yang potensial pada masa-masa mendatang.

Dengan tujuan utama proyek dalam bidang usaha perusahaan ini adalah pengembangan sarana produksi dan peningkatan modal kerja perusahaan yang pada saat ini memiliki kapasitas terpasang sebesar  10.500 m3 per tahun ( 875 m3 per bulan). Namun karena keterbatasan sumber dana maka baru berproduksi pada tingkat 350 m3 per bulan.

Daerah pemasaran kayu olahan produksi perusahaan terutama ditujukan untuk pasar luar negeri (ekspor), melalui pelabuhan Belawan. Adapun beberapa perusahaan luar negeri yang telah melakukan permintaan dan kontrak jual beli produk kayu dengan pihak perusahaan, seperti berikut :

1. Bestimber Traders PTE LTD, Singapore 2. Mercantile International PTE LTD, Singapore 3. Hardin Company Limited, Hongkong

Ketiga perusahaan tersebut di atas secara kontinu setiap bulannya memesan produk kayu olahan kepada perusahaan. Dengan demikian setiap bulannya perusahaan telah memiliki permintaan tetap. Walaupun jumlah permintaan tetap yang diterima perusahaan sudah cukup besar, perusahaan masih mempunyai kesempatan yang luas untuk memperluas pasarnya dengan mencoba memasuki pasar negara lain.


(24)

II-3

2.3.Organisasi dan Manajemen Perusahaan 2.3.1. Struktur Organisasi

Organisasi merupakan sekelompok orang yang bekerja untuk mencapai suatu tujuan yang sama dan di antara mereka diberikan pembagian tugas. Struktur organisasi adalah merupakan gambaran skemetis tentang hubungan-hubungan dan kerja sama di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuan.

Melaksanakan kegiatan perusahaan, PT. Bukit Emas Dharma Utama menggunakan struktur oganisasi yang disusun sedemikian rupa sehingga jelas terlihat batas-batas tugas, wewenang dan tanggung jawab dari setiap personil dalam organisasi.

Stuktur organisasi yang baik adalah struktur organisasi yang fleksibel dalam arti hidup, berkembang, bergerak sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi perusahaan.

Struktur organisasi yang dilakukan oleh PT. Bukit Emas Dharma Utama adalah struktur lini dan fungsional dimana wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada satuan-satuan di bawahnya dalam bidang kerja yang tertentu. PT. Bukit Emas Dharma Utama membagi pegawai berdasarkan fungsi-fungsi pekerjaan yang ada, atasan dari seorang bawahan adalah orang-orang yang bertanggung jawab. Struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada Gambar 2.1, di halaman berikut.


(25)

Direktur

General Manager

Manager Produksi

Manager Keuangan

Manager Pesonalia

Manager pemasaran

Staff bag. Pengolahan Staff Bag.

Teknik

Seksi Kepegawaian

Seksi Seksi Keberhasilan

Seksi Pemasaran Seksi Keuangan

Humas

Seksi Utility

Seksi Bengkel / Perawatan

Keterangan :

= Hubungan Lini --- = Hubungan Fungsional


(26)

II-5

U

n

iv

e

r

s

ita

s

Su

m

a

te

r

a

U

ta

r


(27)

2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Setiap organisasi baik organisasi pemerintah atau swasta selalu berusaha agar kegiatannya dapat berjalan dengan baik, sehat dan efisien. Salah satu sarana dan upaya untuk itu adalah pembagian tugas dan penyusunan uraian jabatan di dalam organisasi. Adapun uraian jabatan yang mencakup tugas, wewenang dan tanggung jawab di lingkungan perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Direktur

Direktur merupakan pimpinan tertinggi perusahaan yang diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham untuk menjalankan perusahaan. Direksi bertanggung jawab atas segala kegiatan di dalam dan di luar perusahaan. Di luar perusahaan bertanggung jawab kepada pemilik saham, pemerintah, masyarakat disekitar perusahaan dan konsumen. Sedangkan di dalam perusahaan bertanggung jawab atas keselamatan kerja karyawan, hasil penelitian para manajer dan staf, peningkatan karir dan kesejahteraan staf dan karyawan. Selain itu, direktur mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :

a. Merencanakan dan merumuskan kebijaksanaan mengenai pengembangan dan perbaikan perusahaan serta memberikan bimbingan dan petunjuk pelaksanaannya.

b. Mengadakan hubungan kerja dengan pihak luar, baik hubungan dengan perusahaan lain maupun dengan kegiatan dalam perusahaan.

c. Mengkoordinir tugas-tugas yang didelegasikan kepada tiap-tiap direktur dan menjalin hubungan kerja yang baik dengan para direktur lainnya agar terbentuk suatu grup kerja yang harmonis.


(28)

d. Mengambil keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan yang tepat demi kepentingan, kelangsungan dan kelancaran jalannya perusahaan sehingga segala kegiatan organisasi menuju ke tujuan utama perusahaan.

2. General Manager

General Manager adalah pemimpin di perusahaan yang membawahi sejumlah operasional menager, manager dan kepala bagian. Tugas dan tanggung jawabnya meliputi :

a. Memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan yang berhubungan dengan operasional perusahaan keseluruhan, meliputi persomalia/administrasi, pembelian bahan-bahan, penjualan (marketing) dan produksi.

b. Mengontrol setiap kegiatan agar sesuai dengan jadwal yang sudah dibuat.

c. Mengontrol kegiatan peyediaan bahan-bahan yang diperlukan. d. Mengembangkan jenis produk baru berdasarkan kebutuhan pasar. e. Memperluas pasar.

Wewenang dari general manager adalah sebagai berikut :

a. Mengawasi dan mengambil tindakan-tindakan (action) yang diperlukan terhadap manajer produksi, manajer keuangan dan manajer marketing.


(29)

Tanggung jawab dari general manager adalah sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab kepada Direktur mengenai pelaksanaan instruksi-instruksi atau arahan-arahan Direktur.

3. Manajer Produksi

Tugas-tugas dari manajer produksi adalah sebagai berikut :

a. Merencanakan kegiatan produksi dan setiap bagian pendukungnya. b. Mengontrol pelaksanaan kegiatan produksi dan bagian pendukungnya. c. Melakukan koordinasi dengan departemen penjualan terkait dengan order

yang akan dikerjakan dan jadwal pengiriman.

d. Melakukan koordinasi dengan departemen keuangan terkait dengan kebutuhan produksi akan bahan baku, bahan penolong dan bahan pembantu.

e. Mengontrol kualitas produksi baik proses maupun mutu.

Wewenang dari manajer produksi adalah sebagai berikut :

a. Memberikan saran dan nasehat serta penilaian terhadap kinerja bawahannya.

b. Memberikan sanksi terhadap kesalahan dan pelanggaran bawahan. c. Meminta nasehat, petunjuk dan bimbingan dari atasnya.

d. Membuat inovasi baru dalam pengerjaan produksi.

e. Memberikan masukan kepada perusahaan terkait dengan departemennya. f. Melakukan koordinasi dengan departemen lain yang terkait dengan


(30)

Tanggung jawab dari manajer produksi adalah sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab kepada General Manager mengenai pelaksanaan tugas-tugasnya.

Bagian Produksi membawahi : 1. Staf Bagian Teknik

Merupakan orang yang bertanggung jawab atas penyediaan kebutuhan tenaga listrik, air, perbaikan-perbaikan mesin/peralatan yang rusak serta pemeliharaan/ perawatannya. Bagian teknik membawahi dua seksi yaitu :

- Seksi Utility

Seksi utility adalah orang yang bertugas dan menjalankan dan mengawasi segala kebutuhan operasi produksi.

- Seksi Bengkel dan Perawatan

Seksi bengkel dan perawatan adalah orang yang bertugas merawat semua peralatan instalasi dan bangunan.

2. Staf Bagian Pengolahan

Bagian pengolahan merupakan orang yang bertanggung jawab atas kelancaran kegiatan operasi produksi mulai dari persiapan bahan baku hingga produk jadi.

4. Manajer Keuangan

Tugas-tugas manajer keuangan adalah sebagai berikut :

a. Mengawasi, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan anggaran perusahaan sesuai dengan sistem dan prosedur yang berlaku.


(31)

b. Merencanakan, mengkoordinasikan, menggerakkan, mengevaluasi pelaksanaan dan penyusunan laporan keuangan berkala yang meliputi neraca, laporan rugi laba dan laporan perubahan modal untuk kepentingan pihak intern dan ekstren.

c. Mengatur posisi dan strategi pembayaran supplier, bunga bank, cicilan pinjaman bank, dan lain-lain sesuai dengan posisi saldo bank dan kondisi perusahaan sehingga tercapai kelancaran liquiditas dan pembinaan

supplier sebaik mungkin.

d. Memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam ruang lingkup keuangan dan mengambil keputusan untuk keuangan.

e. Menjaga dan memelihara hubungan baik dengan bank yang terkait dengan pihak pajak sehingga perusahaan tidak mengalami penekanan oleh pihak ekstren.

f. Melaksanakan dengan sebaik-baiknya tugas-tugas lain yang diberikan pimpinan

Wewenang manajer keuangan adalah sebagai berikut :

a. Memberi saran, nasehat dan memberikan penilaian terhadap kinerja bawahannya.

b. Memberikan sanksi terhadap kesalahan dan pelanggaran bawahan. c. Meminta nasehat, petunjuk dan bimbingan dari atasannya.


(32)

Tanggung jawab manajer keuangan adalah sebagai berikut :

a. Merencanakan, menggerakkan, mengontrol, mengendalikan dan mengevaluasi semua pelaksanaan dan mekanisme kerja baik pembuatan program administrasi dan pengontrolan atas implementasi anggaran, standar biaya operasi, alokasi biaya dan pengendalian laporan keuangan secara umum dalam ruang lingkup keuangan yang digunakan manajemen. b. Memberikan laporan dan bertanggung jawab kepada wakil direktur

keuangan mengenai pelaksanaan tugas-tugasnya.

Bagian ini membawahi Seksi Keuangan yang tugasnya adalah :

- Membuat laporan keuangan pada atasan secara berkala dan kepada pihak pemberi pinjaman modal yakni pihak bank.

- Menyusun budget (anggaran) pendapatan dan belanja perusahaan sesuai dengan hasil yang diharapkan pada tahun anggaran yang akan datang.

- Memberikan laporan keuangan kepada pihak pemerintah untuk menetapkan besarnya pajak yang harus dibayar oleh perusahaan.

- Mengadakan hubungan antara perusahaan dengan pihak luar seperti kantor pajak, dinas perindustrian, dinas tenaga kerja, dinas perdagangan, rumah sakit, perusahaan-perusahaan pelanggang dan lain-lain.

- Membantu bagian personalia membuat dan mengawasi semua peraturan tentang tata tertib kerja, disiplin kerja dan pengumuman.

- Membuat kebijaksanaan operasional dan strategi perusahaan.


(33)

5. Manajer Personalia

Manajer personalia merupakan orang yang mempunyai tugas dan wewenang yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk memaksimalkan produktivitas tenaga kerja melalui penerangan kepersonaliaan.

Bagian ini membawahi :

1). Kepegawaian, yang mempunyai tugas :

- Menentukan dan menilai sumber-sumber kerja.

- Menyeleksi tenaga kerja serta penempatannya dan pemutusan hubungan kerja.

- Menetapkan aktivitas pergantian shift dan lembur. - Menerima keluhan-keluhan dari para karyawan.

- Memberi penghargaan kepada karyawan yang berprestasi. - Mengadakan latihan-latihan pegawai, up-grading dan training. 2). Hubungan masyarakat

Merupakan orang yang mempunyai tugas dan wewenang dalam memberikan keterangan mengenai keadaan perusahaan yang dibutuhkan oleh pihak dari luar perusahaan.

3). Kebersihan

Merupakan orang yang mempunyai tugas dan wewenang dalam bidang kebersihan kantor dan pekarangan perusahaan serta penyediaan air minum untuk para Direktur, Kepala Bagian, Staf dan Karyawan.

Tugas-tugas manajer marketing adalah sebagai berikut : a. Membuat kontrak penjualan dengan pembeli.


(34)

b. Mencari pembeli baru untuk meningkatkan penjualan perusahaan. c. Menjaga hubungan baik dengan pembeli lama.

d. Membuat penawaran dari produk sampingan kepada pasar.

e. Membuat penawaran penjualan, melakukan riset pasar, mengikuti perkembangan pasar dan mencari pasar baru.

f. Melakukan koordinasi dengan departemen produksi terkait dengan order yang akan dikerjakan dan jadwal pengiriman.

6. Manajer Pemasaran

Manajer pemasaran berkaitan dengan pengenalan produk terhadap pasar dan tentang pengembangan produk agar dapat memahami keinginan konsumen.

Wewenang manajer pemasaran adalah, sebagai berikut: a. Menetukan target penjualan produk

b. Menjaga n membina kerjasama dengan pihak-pihak yang ada,baik didalam negeri maupun di mancanegara.

Tanggung jawab dari manajer pemasaran adalah, sebagai berikut :

a. Memasarkan produk pengolahan kayu yang ada di perusahaan PT. Bukit Emas Dharma Utama.

b. Menjaga kualitas prooduk pengolahan kayu dan meningkatkan pengembangan produk.


(35)

7. Karyawan

Karyawan merupakan orang yang melakukan kegiatan-kegiatan perusahaan sesuai dengan komando atasan yang ditugaskan pada bagian-bagian tertentu. Karyawan merupakan pekerja-pekerja yang produktif dan dinamis. Mereka diklasifikasikan atas beberapa grup. Masing-masing grup jumlahnya tertentu dan dipimpin oleh seorang mandor, dan para mandor dipimpin oleh kepala bagian.

Dengan adanya penggolongan kerja, walaupun kegiatannya sama, diharapkan akan memberikan semangat untuk berkompetisi di antara sesama grup. Dengan demikian dapat diketahui grup mana yang paling berprestasi dan pantas menerima penghargaan perusahaan.

2.3.3. Tenaga Kerja dan Kerja Perusahaan

Tenaga kerja pada perusahaan terdiri dari tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Tenaga kerja langsung adalah pekerja pada bagian produksi/pengolahan di pabrik. Sedangkan menurut penggajian tenaga kerja terdiri dari tenaga kerja tetap yang meneriman gaji bulanan dan tenaga kerja harian.

Jumlah tenaga kerja di PT. Bukit Emas Dharma Utama, saat ini adalah 122 orang, yang terdiri dari tenaga kerja tetap. Jumlah tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 2.1. :


(36)

Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Bukit Emas Dharma Utama

Jabatan Jumlah

(orang)

Dewan Komisaris 1

Direktur/Direksi 1

General Manager 1

Manajer Produksi 1

Manajer Marketing 1

Manajer Keuangan 1

Kepala Bagian Produksi 1

Staff Bagian Teknik 1

Staff Bagian Pengolahan 1

Seksi Utility 1

Seksi Bengkel dan Perawatan 1

Kepala Bagian Penjualan 1

Seksi Penjualan Ekspor 1

Seksi Penjualan Pembelian 1

Bagian Gudang 1

Bagian Ekspedisi 1

Kepala Bagian Keuangan & Umum 1

Seksi Keamanan 1

Seksi Personalia 1

Kepegawaian 1 Humas 1 Kebersihan 1

Karyawan Harian 100

Total 122

(Sumber : PT. Bukit Emas Dharma Utama)

Ketentuan jam kerja di PT. Bukit Emas Dharma Utama nantinya tidak terlepas dari kerja shift. Untuk tiga kelompok karyawan menurut pembagian kerja adalah sebagai berikut :

a. Karyawan Bagian Kantor

Terdiri dari satu unit shift kerja, dengan jam kerja sebagai berikut : 1. Untuk hari Senin – Kamis :

- Pukul 08.00 – 12.00 WIB kerja aktif. - Pukul 12.00 – 13.00 WIB istirahat.


(37)

- Pukul 13.00 – 16.00 WIB kerja aktif. 2. Untuk Hari Jum`at :

- Pukul 08.00 – 12.00 WIB kerja aktif. - Pukul 12.00 – 13.30 WIB istirahat. - Pukul 13.30 – 16.00 WIB kerja aktif. 3. Untuk hari Sabtu :

- Pukul 08.00 – 13.30 WIB kerja aktif (tanpa istirahat). b. Karyawan Bagian Produksi

Terdiri dari dua shift kerja (jika diperlukan), dan jam kerja sebagai berikut: 1. Untuk hari Senin – Jumat :

- Shift A : Pukul 06.00 – 14.00 WIB. - Shift B : Pukul 14.00 – 22.00 WIB. - Shift C : Pukul 22.00 – 06.00 WIB. 2. Untuk hari Sabtu :

- Shift A : Pukul 08.00 – 14.00 WIB. - Shift B : Pukul 14.00 – 20.00 WIB. - Shift C : Pukul 23.00 – 05.00 WIB.

c. Karyawan Bagian Perbengkelan dan Perawatan 1. Untuk hari Senin – Kamis :

- Pukul 08.00 – 12.00 WIB kerja aktif. - Pukul 12.00 – 13.00 WIB istirahat. - Pukul 13.00 – 16.00 WIB kerja aktif.


(38)

2. Untuk hari Jum`at :

- Pukul 08.00 – 12.00 WIB kerja aktif. - Pukul 12.00 – 13.30 WIB istirahat. - Pukul 13.30 – 16.00 WIB kerja aktif. 3. Untuk hari Sabtu :

- Pukul 08.00 – 13.30 WIB kerja aktif (tanpa istirahat).

2.4. Proses Produksi 2.4.1. Bahan Baku

Bahan baku adalah semua bahan yang membentuk bagian integral dari suatu produk dimana bahan tersebut dengan mudah ditelusuri sampai ke bahan jadi atau sering juga disebut dengan bahan yang turut serta dalam penentuan produk yang memiliki pengaruh yang paling besar dan dapat dilihat dengan jelas. Bahan baku yang digunakan oleh PT. Bukit Emas Dharma Utama, pada dasarnya semua jenis kayu dapat digunakan untuk membuat produk kayu olahan (door

jamb, finger joint, dan laminated board).

2.4.2. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan digunakan dalam proses pembuatan produk. Bahan penolong ini dibutuhkan jauh lebih kecil dibandingkan bahan baku. Komponen bahan penolong tidak dapat dengan jelas dibedakan pada produk akhir. Bahan penolong yang dipergunakan adalah :


(39)

1. Kertas pasir / amplas.

Kertas pasir digunakan untuk menghaluskan kayu dan produk jadi. 2. Boron Plus (Pengawet)

Bahan ini digunakan untuk mengawetkan kayu sebagai anti blue stain dan anti bakteri. Dengan memakai pengawet produk kayu menjadi tidak mudah busuk dan tahan lama.

3. Hardener

Hardener digunakan sebagai bahan pengeras untuk lem, yang nantinya

akan dicampur dengan lem dengan perbandingan 2:1. 4. Lem kayu

Lem kayu digunakan untuk merekatkan dan menyambung potongan-potongan kayu sehingga dapat membentuk produk yang diinginkan.

2.4.3. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan pada produk saat proses produksi berlangsung dimana keberadaannya tidak mengurangi nilai produk melainkan dapat menambah nilai produk, bahan tambahan dapat dilihat pada hasil akhir produk. Bahan tambahan yang dipergunakan antara lain :

1. Plastik

Digunakan untuk membungkus produk agar kondisi produk tersusun rapi. 2. Label


(40)

3. Tali

Digunakan untuk mengikat produk satu dengan yang lain sehingga tersusun rapi.

4. Strapping Steel

Strapping Steel digunakan untuk mengikat bungkusan kayu olahan jadi

yang siap untuk dikirim. 5. Pallet

Pallet berguna pada saat produk jadi telah selesai lalu dibuat menjadi

bundel. 6. Dempul

Digunakan untuk menutupi permukaan yang tidak rapi pada produk.

2.5. Mesin dan Peralatan

PT. Bukit Emas Dharma Utama dalam menjalankan aktifitas produksinya menggunakan mesin-mesin buatan luar negeri dan mesin-mesin yang dirakit di Indonesia. Perusahaan ini dalam menjalankan produksinya menggunakan teknologi semi otomatis.

2.5.1. Mesin Produksi

Adapun mesin-mesin yang digunakan dalam pembuatan kayu adalah sebagai berikut :


(41)

Tabel 2.2. Mesin Produksi pada PT. Bukit Emas Dharma Utama N o Nama Mesin Merk / Type

Daya Kapasitas Fungsi Jumlah (Unit)

1 Klin Driyer

(KD)

Digunakan untuk

mengeringkan kayu sampai pada tingkat kekeringan yang digunakan

12

2 Blanking AEEC 15 Hp 2,14m3/jam Digunakan untuk menghaluskan 2 sisi permukaan yaitu sisi atas dan bawah

2

3 Cross Cut FBFC 3 Hp 1m3/jam Digunakan untuk memotong kayu sesuai dengan ukuran yang diinginkan

4 Moulding Shenko SKG-230

7,5 Hp 1,71m3/jam Digunakan untuk menghaluskan 4 sisi permukaan

5 Finger Joint (ATP Jakarta) Rakitan Indonesia 11 rpm

1,28 m3/jam Digunakan untuk menyambung kayu yang telah dipotong di mesin cross cut

1

6 Laminati ng

1,71m3/jam Digunakan menggabungkan

joint stick menjadi laminating board sekaligus mengepress

1

(Sumber : PT. Bukit Emas Dharma Utama)


(42)

2.5.2. Mesin Pendukung

Tabel 2.3. Mesin Pendukung pada PT. Bukit Emas Dharma Utama No Nama

Mesin

Merk / Type

Daya Fungsi

1 Gerinda Makita, Jepang Digunakan untuk mengasah mata pisau pada mesin moulding,mesin

potong,finger joint,

2 Bor Digunakan sebagai mesin penyokong

mesin produksi dalam hal pembuatan lubang

3 Genset TZH 75 1500

rpm

Digunakan untuk menjadi sumber tenaga apabila terjadi pemadaman listrik dari PLN

4 Asah

Moulding

JF 230 1,5 Hp

(Sumber : PT. Bukit Emas Dharma Utama)

2.5.3. Peralatan (Equipment)

Tabel 2.4. Peralatan pada PT. Bukit Emas Dharma Utama

No Nama Peralatan Fungsi

1 Forklift Menyangkut kayu dari gudang samapai ke lantai produksi

2 Handpallet Menyangkut kayu ke setiap statsiun kerja 3 Truk Alat pengangkut transportasi untuk pengiriman

kayu

4 Kontainer Tempat penyimpanan kayu yang akan dikirim

(Sumber : PT. Bukit Emas Dharma Utama)

2.6. Uraian Proses Produksi

Proses produksi pembuatan produk – produk pada P.T. Bukit Emas Dharma Utama tergantung pada spesifikasi jenis produk yang dipesan. Adapun


(43)

proses produksi pembuatan produk utama pada P.T. Bukit Emas Dharma Utama adalah sebagai berikut :

a. Uraian Proses Produksi door jamb

Door jamb adalah produk kayu woodworking yang biasa digunakan untuk

membuat kusen pintu. Gambar dari produk door jamb dapat dilihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2. Produk Door jamb

Proses pembuatan produk Door jamb adalah sebagai berikut : - Kayu diambil dari gudang bahan baku

- Kemudian kayu dibawa ke kiln dryer dengan menggunakan hand truck.

- Kayu dikeringkan selama ± 12 hari dengan menggunakan kiln dryer, sampai tingkat kekeringan 12 %

- Kemudian kayu dibawa ke mesin double planner dengan menggunakan hand

truck.

- Diketam sisi atas dan bawah dengan mesin double planner, chips dari proses pengetaman dibawa ke gudang bahan bakar menggunakan kereta sorong. - Di bawa ke bagian pemeriksaan dengan menggunakan hand truck. - Kayu diperiksa ketebalannya dengan menggunakan jangka sorong.


(44)

- Kayu yang tidak sesuai ketebalannya dibawa kembali ke mesin double

planner, untuk diketam ulang.

- Kayu yang telah diketam sisi atas dan bawah dibawa ke mesin double planner kedua untuk diketam sisi kiri dan kanan, dengan menggunakan hand truck,

chips dari proses pengetaman dibawa ke gudang bahan bakar menggunakan

kereta sorong.

- Kayu yang telah selesai diketam di bawa ke bagian inspeksi dengan menggunakan hand truck.

- Pada bagian inspeksi kayu diperiksa ketebalannya dengan menggunakan jangka sorong.

- Kayu yang tidak sesuai ketebalannya dibawa kembali ke mesin double

planner, untuk diketam ulang.

- Kayu yang telah selesai di ketam dibawa ke mesin cross cut dengan menggunakan hand truck.

- Kayu diukur dengan menggunakan meteran dan dipotong dengan menggunakan mesin cross cut , kayu sisa potongan diperiksa.

- Kayu sisa potongan yang masih dapat digunakan dibawa ke gudang penyimpanan sementara, dengan menggunakan hand truck.

- Serbuk kayu sisa pemotongan dihisap dengan menggunakan dust collector ke gudang bahan bakar.

- Kayu sisa potongan yang tidak dapat digunakan dibawa ke gudang bahan bakar, dengan menggunakan hand truck.


(45)

- Kayu hasil pemotongan dibawa ke mesin moulding dengan menggunakan

hand truck.

- Pada mesin moulding keempat permukaan kayu di haluskan.

- Serbuk sisa penghalusan kayu dibawa ke gudang bahan bakar dengan memakai dust collector.

- Kemudian kayu di bawa ke bagian pendempulan dengan menggunakan hand

truck.

- Kayu di dempul secara manual dan diamplas dengan menggunakan kertas pasir, serbuk sisa pengamplasan kayu di bawa ke gudang bahan bakar dengan menggunakan mesin dust collector.

- Kayu yang telah selesai didempul dibawa ke bagian penyemprotan dengan menggunakan hand truck.

- Bahan pengawet disemprotkan pada kayu sambil di periksa secara visual hasil penyemprotan.

- Kayu dibawa ke bagian pengepakan dengan menggunakan hand truck.

- Kayu di bagian pengepakan dihitung jumlahnya, kemudian dikemas menggunakan plastik dan tali pengikat lalu dipasangi label.

- Kayu di bawa gudang produk jadi, menggunakan hand truck. - Produk disimpan di gudang produk jadi.

b. Uraian Proses Produk Laminated board

Laminated board adalah produk kayu woodworking yang biasa digunakan

untuk papan iklan. Gambar dari produk laminated board dapat dilihat pada gambar 2.3 :


(46)

Gambar 2.3. Produk Laminated board

Adapun proses pembuatan produk Laminated board adalah sebagai berikut:

- Kayu diambil dari gudang bahan baku

- Kemudian kayu dibawa ke kiln dryer dengan menggunakan hand truck.

- Kayu dikeringkan selama ± 12 hari dengan menggunakan kiln dryer, sampai tingkat kekeringan 12 %

- Kemudian kayu dibawa ke mesin double planner dengan menggunakan hand

truck.

- Diketam sisi atas dan bawah dengan mesin double planner, chips dari proses pengetaman dibawa ke gudang bahan bakar menggunakan kereta sorong. - Di bawa ke bagian pemeriksaan dengan menggunakan hand truck. - Kayu diperiksa ketebalannya dengan menggunakan jangka sorong.

- Kayu yang tidak sesuai ketebalannya dibawa kembali ke mesin double

planner, untuk diketam ulang.


(47)

- Kayu yang telah diketam sisi atas dan bawah dibawa ke mesin double planner kedua untuk diketam sisi kiri dan kanan, dengan menggunakan hand truck,

chips dari proses pengetaman dibawa ke gudang bahan bakar menggunakan

kereta sorong.

- Kayu yang telah selesai diketam di bawa ke bagian inspeksi dengan menggunakan hand truck.

- Pada bagian inspeksi kayu diperiksa ketebalannya dengan menggunakan jangka sorong.

- Kayu yang tidak sesuai ketebalannya dibawa kembali ke mesin double

planner, untuk diketam ulang.

- Kayu yang telah selesai di ketam dibawa ke mesin cross cut dengan menggunakan hand truck.

- Kayu diukur dengan menggunakan meteran dan dipotong dengan menggunakan mesin cross cut , kayu sisa potongan diperiksa.

- Kayu sisa potongan yang masih dapat digunakan dibawa ke gudang penyimpanan sementara, dengan menggunakan hand truck.

- Kayu sisa potongan yang tidak dapat digunakan dibawa ke gudang bahan bakar, dengan menggunakan hand truck.

- Serbuk kayu sisa pemotongan dihisap dengan menggunakan dust collector ke gudang bahan bakar.

- Kayu hasil pemotongan dibawa ke mesin moulding dengan menggunakan

hand truck.


(48)

- Serbuk sisa penghalusan kayu dibawa ke gudang bahan bakar dengan memakai dust collector.

- Kayu dibawa ke bagian pengeleman dengan menggunakan hand truck.

- Kemudian kayu diberi lem secara manual, sebelumnya lem dicampur dengan

hardener di dalam mixer box.

- Setelah diberi lem kayu dibawa ke bagian laminating dengan menggunakan dengan menggunakan hand truck.

- Di bagian laminating di press dengan menggunakan mesin up-press. - Kayu dibawa ke mesin moulding dengan menggunakan hand truck.

- Kemudian kayu dihaluskan keempat sisinya dengan menggunakan mesin

moulding

- Serbuk sisa penghalusan kayu dibawa ke gudang bahan bakar dengan memakai dust collector.

- Kemudian kayu dibawa ke bagian pendempulan dengan menggunakan hand

truck.

- Kayu didempul secara manual dan di amplas dengan menggunakan kertas pasir, serbuk kayu sisa pengamplasan di bawa ke gudang bahan bakar dengan menggunakan mesin dust collector

- Kayu yang telah selesai didempul dibawa ke bagian penyemprotan dengan menggunakan hand truck.

- Bahan pengawet disemprotkan pada kayu sambil di periksa secara visual hasil penyemprotan.

- Kayu dibawa ke bagian pengepakan dengan menggunakan hand truck.


(49)

II-28

- Kayu di bagian pengepakan dihitung jumlahnya, kemudian dikemas menggunakan plastik dan tali pengikat lalu dipasangi label.

- Kayu di bawa gudang produk jadi, menggunakan hand truck. - Produk disimpan di gudang produk jadi.

C.Uraian Proses Produksi Finger joint

Finger joint adalah produk kayu woodworking yang diolah dengan cara

menyambungkan potongan kayu bahan baku dengan potongan-potongan kayu sisa dari door jamb dan laminated board. Gambar dari produk

finger joint dapat dilihat pada gambar 2.4.

Gambar 2.4. Produk Finger joint


(50)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Pengertian Pengendalian Kualitas

Pengendalian dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk menjamin agar hasil dari pelaksanaan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Pengendalian dalam istilah industri diartikan sebagai suatu proses pendelegasi tanggung jawab dan wewenang untuk kegiatan manajemen dengan tetap menggunakan cara-cara menjamin hasil yang memuaskan.

Kualitas adalah perpaduan semua fungsi dari perusahaan kedalam falsafa holistig yang dibagun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas dan kepuasan pelanggan.1 merupakan salah satu sasaran dan tanggung jawab pembuatan keputusan sehingga kualitas menjadi salah satu tujuan penting sebagian besar perusahaan. Mengingat kualitas ini menyangkut organisasi secara keseluruhan maka fungsi operasi dibebani tanggung jawab untuk menghasilkan mutu yang baikdan terjamin bagi kosumen.

Secara umum kualitas dapat juga diartikan sebagai suatu kumpulan data sejumlah karakteristik/sifat yang menunjukan tingkat/ derajat kebaikan suatu produk sehingga mampumemenuhi keinginan konsumen. Dengan kata lain kualitas berarti kecocokan penggunaan yang diinginkan bagi konsumen. Ini berarti produk tersebut cocok dan sesuai dengan apa saja yang diinginkan konsumen.

1

Fandy Tjiptono, Anastasia Diana, Total Quality Management,hal 4.


(51)

Pengendalian kualitas adalah prosedur untuk mencapai kualitas yang diingikan dengan tujuan memperbaiki produk dan menurunkan ongkos kualitas secara keseluruhan. Dengan adanya pengendalian kualitas, diharapkan penyimpangan dapat dikurangi dan proses diarahkan pada tujuan.

Inti dari pengendalian kualitas sebenarnya adalah pengendalian kualitas produk selama dalam proses pembuatan sampai produk jadi untuk mencegah adanya produk yang tidak memenuhi kualitas yang telah ditetapkan dan bukan untuk memperbaiki kualitas setelah produk setelah diproses.

Menurut A.V. Feigenbaum, pengendalian kualitas dapat didefenisikan sebagai suatu system yang terdiri atas pemeriksaan atau pengujian, analisis, dan tindakan-tindakan yang harus diambil dengan memanfaatkan kombinasi seluruh peralatan dan teknik-teknik guna mengendalikan kualitas produk dengan ongkos minimal sesuai dengan keinginan konsumen tertentu.2

Berdasarkan standar industri Jepang (JIS), pengendalian kualitas didefenisikan sebagai suatu system tentang metode produksi yang secara ekonomis memproduksi produk/jasa yang berkualitas dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen.

Sedangkan Kaoru Iskawa, mengartikan pengendalian kualitas sebagai metode untuk mengembangkan, mendesain, memproduksi, dan memberi jasa produk bermutu yang paling ekonomis, paling berguna dan selalu memuaskan konsumen.

2


(52)

Pengendalian kualitas dapat dibagi dalam empat langkah, yakni :

 Penentuan standar kualitas, yang meliputi standar biaya, hasil, keamanan, dan keandalan yang diperlukan untuk produk tersebut.

 Menilai kesesuaian sifat produk yang dibuat dengan standar yang telah ditentukan.

 Mengambil tindakan kerektif apabila diperlukan dengan mencari penyebabnya melalui faktor-faktor yang paling mempengaruhi kepuasan konsumen.

 Merencanakan perbaikan standar, yaitu dengan melakukan usaha

pengembangan yang kontinu untuk memperbaiki standar biaya, kinerja, keamanan, dan keandalan.3

Dengan adanya pengendalian kualitas diharapkan munculnya penyimpangan dapat dikurangi dan proses dapat diarahkan pada tujuan yang ingin dicapai. Pengendalian kualitas dapat dikatakan efektif apabila dapat menekan sampai batas minimum penyimpangan terhadap rencana.

3.2. Data Atribut dan Data Variabel

Pengumpulan data adalah langkah awal dalam proses pengendalian kualitas. Dalam pengumpulan data terdapat dua jenis data yaitu data atribut dan data variabel.

Data atribut diperoleh dengan membandingkan suatu kejadian dengan spesifikasi yang telah ditetapkan, apakah memenuhi atau tidak. Atribut ini biasanya menyimpulkan informasi jumlah cacat atau persen cacat.

3

Amin Widjaja Tunggal, Ak, MBA, Manajemen Mutu Terpaedu, 1998. hal 82-84.


(53)

Data variabel adalah semua karakteristik yang dapat diukur yang digunakan untuk menentukan sejumlah penyimpangan dari spesifikasi, seperti berat yang diukur dalam gram. Ukuran-ukuran data variabel ini memberikan kemampuan mengolah data untuk menentukan rata-rata dan standar deviasi dan juga memberikan informasi yang lebih berguna untuk pengendalian proses.

Data variabel bisa juga disebut dengan data yang diperoleh dari pengukuran yang digunakan untuk menentukan sejumlah penyimpangan dari spesifikasi. Data ini dipakai untuk menentukan rata-rata, rentang dan standar deviasi.

Data atribut adalah semua karakteristik mutu yang dikelompokkan dalam kesesuaian atau ketidaksesuaiannya terhadap spesifikasi yang ada, seperti baik atau jelek, bagus atau cacat dan lain-lain.

Selain itu banyak pula karakteristik yang ditetapkan sebagai variabel terukur, tetapi diperiksa yang sesuai dan tidak sesuai dengan spesifikasi. Didalam penelitian ini data yang digunakan adalah data atribut.

3.3. Pengendalian Proses Statistik

Statistik adalah pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan data. Pengolahan atau penganalisaannya dan penarikan kesimpulan berdasarkam kumpulan dan penganalisaan yang dilakukan Metode statistik digunakan untuk pengumpulan, penyajian, analisis, dan penafsiran data.4 .

4


(54)

Pengendalian proses statistik adalah alat utama yang digunakan untuk membuat produk dengan benar sejak awal. Tujuan utama pengendalian ini adalah untuk menyelidiki dengan cepat terjadinya sebab-sebab terduga atau pergeseran proses sedemikian rupa sehingga penyelidikan terhadap proses tersebut dan tindakan perbaikan dapat dilakukan sebelum unit yang tidak sesuai tersebut terlalu banyak diproduksi. Bagan kendali adalah teknik pengendali proses yang digunakan untuk maksud tersebut.

Pengendalian kualitas statistik dapat dikelompokkan atas dua bagian, yaitu pengendalian proses (process control) dan pengendalian produk (product control). Untuk pengendalian proses digunakan peta kendali dan untuk pengendalian produk digunakan sampling penerimaan.

Peta kontrol adalah suatu alat statistik yang dapat dipergunakan untuk memperlihatkan variasi-variasi di dalam kualitas keluaran yang disebabkan karena kesempatan dan sebab-sebab yang dapat diberikan. Manfaat dari peta kontrol adalah memberitahukan kapan harus membiarkan suatu proses berjalan apa adanya atau kapan harus mengambil tindakan untuk mengatasi gangguan. Penghapusan sebab-sebab terusut yang menimbulkan fluktuasi yang menyimpang disebut sebagai pengaturan sebuah proses menjadi terkendali, dan hal ini merupakan sebab utama bagi terjadinya penurunan biaya pengendalian mutu secara statistik.


(55)

3.4. Tujuh Alat Pengendalian Kualitas (Seven Tools)

Tujuh alat pengendalian kualitas merupakan alat sederhana yang dipakai untuk membantu analisis masalah atau fakta sehingga dapat diketahui faktor-faktor penyebab masalah.

Fungsi tujuh alat pengendalian kualitas adalah untuk meningkatkan kemampuan perbaikan proses, sehingga akan diperoleh :

 Peningkatan kemampuan berkompetisi

 Penurunkan cost of quality dan pengkatan fleksibel harga  Meningkatkan produktivitas sumber daya

Adapun maksud dan tujuan penggunaan seven tools adalah sebagai berikut :

 Mengetahui masalah

 Mempersempit ruang lingkup masalah

 Mencari faktor yang diperkirakan menjadi penyebab  Mencegah kesalahan akibat kurang hati-hati

Ketujuh alat pengendalian kualitas tersebut adalah:

1. Stratifikasi (Stratification)

Stratifikasi adalah metoda mengidentifikasikan sumber variasi dari kumpulan data, mengklasifikasikan data sesuai dengan bermacam-macam faktor.5 Stratifikasi merupakan usaha atau tata cara menguraikan dan mengelompokan data menjadi unsur-unsur tunggal persoalan atau dengan kata lain

5


(56)

mengelompokkan data ke dalam kelompok-kelompok yang mempunyai karakteristik yang sama. Manfaat dari stratifikasi adalah :

a. Menemukan persoalan dan faktor-faktor penyebab utama kualitas secara mudah.

b. Membantu pembuatan diagram tebar (Scatter diagram) dan diagram pareto. c. Mempelajari secara menyeluruh masalah yang dihadapi.

Tujuan Stratifikasi adalah menguji perbedaan nilai rata-rata dan variasi antar kelas yang berbeda dan mengambil pengukuran terhadap perebedaan.6 Untuk menyakinkan akan pentingnya faktor-faktor yang diduga, data yang terkumpul harus disusun dalam lapisan (strata) sesuai karakteristik data, karena akan sulit memperbaiki cacat jika datanya tidak distratifikasi. Untuk menyusun stratifikasi data ada beberapa jenis kriteria yaitu :

a. Material b. Produk c. Jenis cacat d. Sebab cacat e. Lokasi cacat f. Tanggal produksi g. Kelompok kerja h. Shift kerja i. Individu operator

j. Lot produksi, dan lain-lain

6

Hitoshi Kume, Metode Statistik Untuk Peningksatan Mutu,juli 1985. hal 124.


(57)

2. Lembar Pemeriksaan (Check Sheet)

Lembaran Pemeriksaan mempunyai banyak tujuan, tetapi yang terutama adalah membuat pengumpulan data dalam bentuk yang dapat dengan mudah digunakan dan dianalisis secara otomatis. Check sheet merupakan alat praktis untuk mengumpulkan, mengelompokan, dan menganalisa data secara sederhana dan mudah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengumpulakan data menggunakan check sheet, yaitu :

a. Maksud dan tujuan pembuatan check sheet dan pengisian data.

b. Pengelompokan data benar dan sesuai dengan apa yang ingin diketahui. c. Check sheet dapat diisi dengan cepat dan mudah.

Ada beberapa jenis check sheet yang biasa digunakan untuk mengumpulkan data, diantaranya adalah :

a. Production Process Distribution Check Sheet

Check sheet jenis ini untuk mengumpulkan data yang berasal dari proses produksi atau proses kerja lainnya. Output kerja yang telah diklasifikasikan dimasukkan ke dalam lembar pemeriksaan untuk mendapatkan pola distribusi produk. Data seperti ini biasanya dikumpulkan pada selang waktu yang sama. Dari check sheet jenis ini dapat dianalisis model atau pola distribusi yang ada serta hubungan yang ada antara frekuensi dengan batas spesifikasi standar sehingga dapat terlihat tipe distribusi apakah terpusat atau tidak.

b. Defective Check Sheet

Untuk mengurangi jumlah kesalahan atau cacat yang ada dalam suatu proses kerja maka terlebih dahulu kita harus mampu mengidentifikasi jenis


(58)

kesalahan yang ada dalam jumlahnya. Dari jenis-jenis kesalahan tersebut akan didapat faktor penyebab yang bebeda pula sehingga dapat dilakukan tindakan preventif untuk proses yang akan datang sesuai dengan jenis kesalahannya.

3. Diagram Histogram (Histogram Diagram)

Histogram juga biasa disebut peta distribusi frekuensi karena kegunaanya adalah menganalisa masalah dengan mengetahui distribusi atau penyebaran data yang ada. Histogram merupakan suatu penarikan sampel grafik dari serangkaian urutan, angka-angka tersebut kemudian dikelompokan dalam bentuk balok-balok yang dengan mudah dapat diperhatikan pemisahannya dengan pembatasan tetentu sehingga dapat terlihat penyebarannya. Apapun histrogram memenuhi spesifikasi :

a. Memelihara keadaan waktu itu merupakan semua yang

diperlukan, karena histrogram cukup memenuhi spesifikasi. b. Spesifikasi dipenuhi, tetapi tidak ada batas lebih. Oleh sebab

itu lebih baik mengurangi variasi dengan tingkat yang rendah. c. Perlu untuk mengukur, membawa rata-rata lebih dekat

ketengah spesifikasi.

d. Hal ini membutuhkan tindakan untuk mengurangi variasi.

Berikut adalah langkah-langkah pembuatan histogram : Langkah 1 : Kumpulkan data yang diperlukan.

Langkah 2 : Tentukan kelas yang akan dibuat.


(59)

Langkah 3 : Masukkan dan susun data tadi ke dalam tabel frekuensi untuk mengetahui frekuensi tiap kelas.

Langkah 4 : Gambarkan histogram berdasarkan tabel frekuensi dengan sumbu vertikal sebagai jumlah frekuensi dan sumbu horizontal sebagai jenis atau ukuran kelas.

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Ju

m

la

h

c

ac

at

Jenis Cacat

Histogram

Ukuran Produk Kadar Air

Kerapian & Kehalusan

4. Diagram Pareto (Pareto Diagram)

Diagram pareto sebagai salah satu dari tujuh alat pengendalian kualitas bertujuan untuk menemukan masalah utama dan menyatakan perbandingan masing-masing masalah terhadap keseluruhannya. Penentuan masalah utama ini penting dilakukan untuk menetapkan prioritas perbaikan sebesar 80% dari masalah yang berasal 20 % dari penyebab masalah yang ada , karena memecahkan masalah yang paling dominan tentu lebih bermanfaat daripada memecahkan masalah yang lebih kecil.


(60)

Berikut adalah langkah-langkah pembuatan digram pareto : Langkah 1 : tentukan macam masalah yang anda ingin miliki.

Langkah 2 : Merencakan lembaran catatan data yang mendatar semua item, dengan menyediakan ruang untuk jumlah total.

Langkah 3 : Isi lembaran catatan dan hitung jumlah total.

Diagram Pareto 49.23 24.51 26.26 49.23 73.74 100.00 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00

1 2 3

Jenis Produk P ers en ta se 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 Pe rs e n ta se K u m u la ti f

5. Diagram Pencar (Scatter Diagram)

Diagram Pencar adalah mempelajari kaitan dua variabel seperti kecepatan mesin bubut dan dimensi komponen mesin, konsentrasi dan masa jenis.7 Diagram pencar dipakai untuk melihat korelasi (hubungan) dari suatu faktor yang kontinyu terhadap suatu faktor lain. Ada beberapa jenis hubungan antara dua faktor, yaitu : a. Hubungan sebab-akibat

b. Hubungan antara satu dan lain sebab

c. Hubungan antara satu sebab dengan dua sebab lainnya


(61)

Berikut adalah langkah-langkah pembuatan diagram pencar, yaitu :

Langkah 1 : Kumpulkan data-data yang akan dibuat hubungannya dan masukkan dalam satu lembar data.

Langkah 2 : Gambarkan sumbu grafik vertikal dan horizontal. Biasanya sumbu vertikal menunjukkan akibat dan sumbu horizontal menunjukkan sebab.

Langkah 3 : Plot data ke dalam grafik.

Hubungan antara faktor sebab dan akibat dapat diuji dengan rumus korelasi. Terdapat beberapa jenis hubungan sebab dan akibat, yaitu :

a. Korelasi positif

b. Tidak terlihat adanya korelasi c. Korelasi negative

Diagram Pencar

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Periode

Ju

m

la

h

C

a

c

a

t


(62)

6. Diagram Sebab Akibat (Cause and Effect Diagram)

Diagram sebba akibat adalah metode untuk menyatakan hal ini secara sederhana dan mudah. Diagram ini biasa disebut fish bone diagram (diagram tulang ikan) yang pertama kali diperkenalkan tahun 1943 oleh Prof. Kaoru Ishikawa (Tokyo University). Diagram sebab akibat adalah suatu alat yang digunakan untuk mememukan faktor-faktor yang berpengaruh pada masalah yang akan dipecahkan. Cara pembuatan diagram sebab akibat ini adalah melalui sumbang saran (brainstorming) yang merupakan cara yang cukup efektif dalam mencari penyebab permasalahan.

Ada lima faktor yang mungkin menjadi penyebab utama dari penyimpangan kualitas, yaitu:

 Manusia (Man)

 Metode kerja (Method)  Mesin (Machine)  Bahan baku ( Material)

 Lingkungan kerja (Environment)

Berikut adalah langkah-langkah pembuatan diagram sebab akibat :

Langkah 1 : Gambarkanlah diagram dengan kotak di ujung kanannya dan tentukan masalah yang hendak diperbaiki.

Langkah 2 : Tentukan faktor-faktor penyebab utama permasalahan. Gambarkan cabang-cabang yang berarti faktor-faktor ini mengarahkan pada panah utama pada Langkah 1.


(63)

III-14

Langkah 3 : Perinci lebih lanjut faktor-faktor dari Langkah 2 dengan membentuk ranting pada cabang.

Langkah 4 : Periksa apakah semua faktor yang berkaitan dengan masalah telah dicantumkan dalam diagram.

Langkah 5 : Cari faktor penyebab yang paling dominan dari diagram yang telah lengkap.

Manusia Peralatan

Ukuran Produk

Bahan Baku Metode

Kurang Teliti

Skill Rendah

Tidak Akurat Dalam Masalah

Kurang Perawatan

Kurang sosialisasi Cara Salah

Kualitas Rendah

7. Peta Kontrol (Control Chart)

Peta kontrol merupakan grafik garis dengan mencantumkan batas maksimum dan batas minimum yang merupakan daerah kendali. Suatu proses dikatakan dalam batas kontrol bila semua data berada dalam batas kendali (stabil). Peta ini menunjukan perubahan data dari waktu ke waktu tapi tidak menunjukan penyebab penyimpangan, walaupun adanya penyimpangan akan terlihat pada peta kontrol tersebut.


(64)

Penggunaan statistik dibuat dari grafik dengan menggambarkan garis batas kendali kedalam peta kendali. Berikut adalah pengelompokan peta kontrol : a. Peta kontrol untuk variabel

Peta kontrol untuk variabel adalah peta kontrol untuk data yang dapat diukur secara numerik (seperti : berat, panjang, dan lain-lain). Peta kontrol variabel terdiri dari :

 Peta kontrol X

Peta ini menggambarkan variasi harga rata (mean) dari suatu sampel lot data yang ditarik dari suatu proses kerja.

 Peta kontrol R

Peta ini menggambarkan variasi range dari suatu sampel lot data yang ditarik dari suatu proses kerja.

 Peta kontrol S

Peta ini menggambarkan variasi standar deviasi dari suatu sampel lot data yang ditarik dari suatu proses kerja.

b. Peta kontrol untuk atribut

Peta kontrol untuk atribut adalah peta kontrol untuk karakteristik kualitas yang dapat dinyatakan dalam bentuk numerik. Biasanya objek yang diperiksa hanya dinyatakan sesuai atau tidak dengan spesifikasi, seperti keropos, patah, bengkok, bergelombang, retak rambut, tipis. Peta kontrol atribut terdiri dari :  Peta kontrol p

Peta ini menggambarkan bagian yang ditolak karena tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Bagian yang ditolak (p) dapat didefenisikan


(65)

sebagai ratio dari banyaknya barang yang tak sesuai yang ditemukan dalam pemeriksaan atau sederetan pemeriksaan terhadap total barang yang benar-benar diperiksa. Bagian yang ditolak hamper selalu dinyatakan sebagai pecahan. Dalam kasus ini dimana nilai standar tidak digunakan, nilai yang diamati p dapat digunakan. Nilai yang diamati perlu digunakan, dalam perhitungan batas-batas kendali percobaan yaitu:

n np p

Dimana :

n = Produk yang diperiksa np = Produk yang cacat BKA = Batas kontrol atas BKB = Batas kontrol bawah  Peta kontrol np

Peta ini menggambarkan banyaknya unit yang ditolak dalam sampel yang berukuran konstan.

 Peta kontrol c

Peta ini menggambarkan banyaknya ketidaksesuaian atau kecacatan dalam sampel yang berukuran konstan. Satu benda yang cacat memuat paling sedikit satu ketidaksesuaian, tetapi sangat mungkin satu unit sampel memiliki beberapa ketidaksesuaian, tergantung sifat dasar keandalannya.


(66)

 Peta kontrol u

Peta ini menggambarkan banyaknya ketidaksesuaian dalam satu unit sampel dan dapat dipergunakan untuk ukuran sampel tidak konstan.

Langkah-langkah penggunaan Peta kontrol 1. Persiapan keputusan-keputusan bagi peta kendali.

 Menetapkan tujuan dari penggunaan peta kendali.  Memilih variabel

 Menetapkan dasar pembuatan sub grup

 Memetapkan ukuran dan frekuensi sub grup- sub grup  Menyiapkan formulir lembaran data

 Menentukan metode pengukuran 2. Memulai penggunaan peta kendali.

 Membuat pengukuran-pengukuran  Membuat rata-rata x untuk setiap grup

n

x x

x x

x 1  2 3... n

 Menghitung rentang R untuk setiap grup

R = L – S

Dimana : L = data terbesar dalam suatu sub grup S = data terkecil dalam suatu sub grup

 Memplotkan peta x  Memplotkan peta R


(67)

3. Menentukan batas-batas kendali penelitian.

 Menentukan jumlah sub grup yang diperlukan sebelum batas-batas kendali dihitung.

 Menghitung R, rata-rata rentangan k

R R

R R

R 1 2 3... k

 Menghitung batas-batas kendali atas dan bawah untuk R

Garis tengah = R

Batas kendali atas (BKA) = D4 . R

Batas kendali bawah (BKB) = D3 . R

 Menghitung x, rata rata dari nilai x n

x x

x x

x 1  2 3... n

 Menghitung batas-batas kendali atas dan bawah untuk x

Garis tengah = x

BKA x = x + 3 σx karena A2R = 3 σx maka BKA x = x + A2R

BKB x = x - 3 σx karena A2R = 3 σx maka BKB x = x - A2R

 Menggambarkan garis pusat dan batas-batas pada peta

 Menarik kesimpulan-kesimpulan pendaluhuluan dari peta-peta.  Mengidentifikasi adanya kendali atau kurang kendali

 Hubungan yang jelas antara apa yang sedang dikerjakan oleh proses dan apa yang seharusnya dikerjakan dengan proses tersebut.


(68)

 Tindakan-tindakan yang diusulkan oleh peta kendali. 4. Melanjutkan penggunaan peta.

 Merevisi garis pusat dan batas-batas kendali untuk R .  Merevisi garis pusat dan batas-batas kendali untuk x.

 Menggunakan peta untuk pengambilan tindakan yang berkenaan dengan proses.

 Menggunakan peta untuk pengambilan tindakan yang berkenaan dengan spesifikasi.

Revisi Peta Kendali x dan R

Jika terdapat data yang berada diluar batas kendali maka dilakukan revisi terhadap peta kendali tersebut, dengan cara membuang data yang diluar kendali dan menghitung kembali batas-batas kendali.

Harga x, R dan σ yang baru adalah

new p =

d n n

npd np

 

BKB = DR 1 . σo

Dimana : xd = Harga x sub grup yang diluar batas kendali

Rd = Harga rentang sub grup yang diluar batas kendali gd = Jumlah data yang diluar batas kendali


(69)

Control Chart 0.0060000 0.0075000 0.0090000 0.0105000 0.0120000 0.0135000 0.0150000 0.0165000 0.0180000 0.0195000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Sub Grup P ro p o rs i C a c a t p UCL LCL p Rata-rata

Kegiatan-kegiatan pengendalian mutu atau peningkatan mutu pada dasarnya menerapkan prinsip Plan-Do-Check-Action atau siklus PDCA cycle (Deming cycle/wheel). Siklus PDCA ini dikembangkan menjadi satu sistem yang dikenal dengan istilah Delapan langkah pemecahan masalah.

Siklus PDCA yang dijabarkan menjadi sistem 8 langkah pemecahan masalah yang diterapkan dalam kegiatan Gugus Kendali Mutu (GKM).8

A : Action P : Plan D : Do C : Check

Gambar 3.1. Siklus PDCA ( Plan-Do-Check-Act)

8


(70)

Penjelasan dari setiap siklus PDCA tersebut adalah berbagai berikut :9

1. Mengembangkan rencana perbaikan (plan)

Ini merupakan langkah setelah dilakukan pengujian ide perbaikkan masalah. Rencana perbaikkan disusun berdasarkan prinsip 5-W (What, why, who, when, dan where) dan 1 H (how), yang dibuat secara jelas dan terinci serta menetapkan sasaran dan target yang harus dicapai.

2. Melaksanakan rencana (do)

Rencana yang telah disusun diimplementasikan secara bertahap, mulai dari skala kecil dn pmbagian tugas secara merata sesuai dengan kapasitas dan kemampuan dari setiap personil.

3. Memeriksa atau meneliti hasil yang dicapai (Check atau Study)

Memeriksa atau meneliti merujuk pada penetapan apakah pelaksanaannya berada dalam jalur, yang sesuai dengan rencana dan memantau kemajuan perbaikkan yang direncanakan.

4. Melakukan tindakan penyesuaiian bila diperlukan (action).

Penyesuaiian dilakukan bila dianggap perlu, yang didasarkan hasil analisis diatas. Penyesuaian berkaitan dengan standardisasi prosedur baru guna mengatas.

9

M. N. Nasution, M.Sc, A.P.U. Manajemen Mutu Terpadu, 2005, hal 32.


(71)

(72)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian. Dimana dibuat berdasarkan kepada latar belakang dan tujuan yang hendak dicapai dengan menggunakan teori-teori yang mendukung dalam memecahkan permasalahan yang diteliti. Dapat dilihat pada Gambar 4.1. Blok Diagram Prosedur Penelitian.

4.1.Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian dilakukan pada PT. Bukit Emas Dharma Utama yang bergerak di bidang industri kayu dan berlokasi di Jl. Bintang Terang no. 85 km 13,8 Medan-Binjai. Penelitian dilakukan pada bulan Juli sampai dengan bulan Agustus 2007.

4.2. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang dilakukan adalah penelitian evaluasi dan analisa data kualitatif yang dilakukan dari penilaian terhadap tingkat kualitas perusahaan.

4.3. Objek Penelitian

Objek penelitian dalam studi ini untuk penerapan seven tools dalam pengendalian kualitas produk kayu pada PT. Bukit Emas Darma Utama.


(73)

s

Pengumpulan Data

Pengolahan Data 1. Stratifikasi

2. Lembar Pemeriksaan (Check Sheet) 3. Histogram

4. Diagram Pareto 5. Diagram Pencar

6. Peta Kontrol (Control Chart)

7. Diagram Sebab Akibat (Cause Effect Diagram)

Analisa dan Evaluasi

Kesimpulan dan Saran Studi Literatur Perumusan Masalah

Studi Lapangan


(74)

Gambar 4.1. Blok Diagram Prosedur Penelitian 4.4. Pengumpulan Data

1. Data Sekunder

Data yang di dapat dengan cara mencatat dari arsip perusahaan yang ada. Data tersebut meliputi data proses produksi yaitu :

1. Ukuran produk yang tidak sesuai spesifikasi.

Yaitu kesalahan pada saat proses pemotongan kayu yang tidak tepat dan pada saat pembelahan kayu. Kesalahan ini terjadi akibat kelemahan operator yang kurang teliti dan juga tingkat ketelitian dari mesin pemotong yang tidak lagi mengalami ketepatan seperti semula.

2. Kadar Air Kayu

Yaitu tingkat kandungan air pada kayu yang tidak memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan, yaitu berkisar antara 8% sampai dengan 12%. Kesalahan pada kadar air kayu ini biasanya disebabkan karena proses pengeringan pada awal proses tidak berjalan dengan baik.

3. Kerapian dan kehalusan permukaan produk

Yaitu cacat pada produk berupa tidak halusnya permukaan kayu yang diproduksi dan tidak sempurnanya siku-siku kayu yang dihasilkan. Cacat ini dapat terjadi karena kurangnya keahlian pekerja ataupun peralatan yang digunakan sudah berkurang tingkat ketepatannya.

4. Kerapian Pola

Yaitu bentuk dari pola-pola yang digunakan untuk membentuk kayu menjadi bentuk-bentuk yang sesuai dengan keinginan konsumen harus dalam


(75)

keadaan yang baik dan rapi agar memudahkan dalam proses pembentukan / perautan kayu.

5. Jenis Kayu

Yaitu pemilihan jenis kayu yang akan digunakan dalam proses produksi

Door Jamb agar dapat dihasilkan produk yang berkualitas tinggi serta dapat

memenuhi pesanan konsumen. 6. Bentuk Kayu

Yaitu bentuk dari kayu yang digunakan dalam proses produksi harus dalam keadaan yang baik dalam arti memiliki bentuk yang sempurna atau tidak memiliki cacat pada batang-batang kayu yang akan digunakan karena dapat menurunkan kualitas produk yang dihasilkan.

4.5. Pengolahan Data

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap pengolahan data adalah sebagai berikut :

1. Stratifikasi

2. Lembar Pemeriksaan (Check Sheet) 3. Diagram Histogram

4. Diagram Pareto 5. Diagram Pencar

6. Peta Kontrol (Control Chart)


(76)

Pengolahan data dapat di lihat pada Gambar 4.2 :

Data

1. Stratifikasi

2. Lembar Pemeriksaan (Check Sheet)

3. Diagram Histrogram

4. Diagram Pareto

5. Diagram Pancar

6. Peta Kontrol (control chart)

7. Diagram Sebab Akibat (cause-effect Diagram)

Gambar 4.2. Blok Diagram Pengolahan Data


(1)

tersebut yang paling menentukan kualitas dari produk yang dihasilkan oleh PT. Bukit Emas Dharma Utama.

6.2. Analisis Lembar Pemeriksaan (Check Sheet)

Dari lembar pemeriksaan dapat kita lihat bahwa jenis cacat yang paling besar dari produk Door Jamb yang diproduksi adalah cacat ukuran. Ini terjadi karena ukuran dari produk yang dihasilkan harus sesuai dengan spesifikasi yang diminta oleh konsumen, karena walaupun hanya selisih sedikit dengan yang diminta oleh konsumen maka konsumen tidak akan mau menerima produk tersebut.

6.3. Analisis Histogram

Dari histogram terlihat jelas bahwa cacat ukuran produk merupakan cacat yang paling banyak terjadi pada saat prouksi Door Jamb, yaitu sebanyak 900 batang.

6.4. Analisis Diagram Pareto

Dari diagram pareto kita dapat melihat persentase dari cacat ukuran produk terhadap jenis cacat lainnya, yaitu cacat ukuran produk sebesar 80%, cacat kerapian dan kehalusan permukaan produk hanya sebesar 9,07%, cacat kadar air sebesar 6,31%, cacat kerapian pola 3,02%, cacat jenis kayu 0,98%, dan cacat bentuk kayu 0,62%.


(2)

6.5. Analisis Diagram Pencar

Dari Scatter Diagram terlihat bahwa besarnya cacat tidak terlalu berfluktuasi dari satu periode ke periode berikutnya. Dan dari diagram pencar ini kita peroleh nilai koefesien korelasi, yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan linier antara X (jumlah Door Jamb yang diproduksi) dan Y (jumlah Door Jamb yang reject).

6.6. Analisis Peta Kontrol (Control Chart)

Pada peta kontrol terlihat bahwa jumlah produk cacat Door Jamb berupa ukuran produk masih berada dalam batas kendali yang artinya bahwa banyaknya cacat yang terjadi masih dapat dikendalikan sehingga nantinya tidak akan merugikan perusahaan.

6.7. Analisis Diagram Sebab Akibat (Cause Effect Diagram)

Dari diagram sebab akibat dapat kita analisa beberapa faktor penyebab yang menimbulkan cacat ukuran produk pada Door Jamb, antara lain :

- Peralatan

Terdapat dua faktor yang dapat menimbulkan cacat ukuran produk pada Door Jamb yang diproduksi, yaitu karena presisi peralatan yang


(3)

VI-4

- Manusia

Dari faktor manusia juga terdapat beberapa penyebab terjadinya cacat pada Door Jamb, antara lain karena kurangnya skill atau kemampuan dari si pekerja itu sendiri, kurang telitinya pekerja dalam melaksanakan pengukuran dan pemotongan sehingga ukuran tidak sesuai spesifikasi yang diminta. Selain daripada itu mungkin saja disebabkan karena si pekerja sedang mengalami masalah yang membuatnya tidak dapat berkonsentrasi dengan penuh selama melaksanakan pekerjaannya.

- Bahan Baku

Sari faktor bahan baku biasanya yang dapat menyebabkan timbulnya cacat pada produk Door Jamb adalah karena mutu dari bahan baku tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan sebelumnya.

- Metode

Metode yang salah dapat juga menyebabkan terjadinya cacat pada produksi Door jamb, selain iti kurangnya pengertian dan sosialisasi tentang cara penanganan perlatan ataupun bahan yang baik tidak dilakukan oleh manajemen perusahaan sehingga pekerja tidak mengetahui bagaimana sebenarnya metode yang tepat dan sesuai untuk pekerjaannya


(4)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Dari hasil pengolahan dan pembahasan yang telah dilakukan pada PT. Bukit Emas Dharma Utama Medan didapat beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut :

1. Terdapat beberapa penyebab terjadinya cacat pada ukuran produk Door Jamb yang diproduksi, yaitu kurangnya skill, ketelitian dan konsentrasi pekerja, peralatan yang sudah tidak akurat, kurangnya perawatan peralatan yang digunakan, saran atau metode bekerja yang salah, bahan baku yang digunakan adalah bahan dengan kualitas yang rendah.

2. Jenis produk yang digunakan ada tiga jenis produk yaitu : Door jamb, laminated board, finger joint. dan jenis produk yang paling banyak mengalami produk reject adalah produk Door Jamb, yaitu sebanyak 1125 batang.

3. Dari produk Door Jamb yang cacat terdapat Enam jenis cacat yaitu ukuran produk yang tidak sesuai spesifikasi, kadar air kayu, cacat kerapian dan kehalusan permukaan produk, kerapian pola, jenis kayu, bentuk kayu. Dan


(5)

VII-2

4. Dari diagram pencar diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,1894, yang berarti 18,94 % diantara keragaman total nilai-nilai Y dapat dijelaskan oleh hubungan liniernya dengan nilai-nilai X.

7.2. Saran

Beberapa saran yang perlu diperhatikan yaitu :

1. Hendaknya kualitas produk yang dihasilkan oleh PT. Bukit Emas Dharma Utama dapat lebih ditingkatkan agar semakin meningkatkan laba perusahaan. Perbaikan tidak hanya dilakukan pada produksi Door Jamb saja, tetapi pada seluruh produk yang dihasilkan agarsesuai dengan spesifikasi yang diminta oleh konsumen.

2. Pengendalian kualitas dengan metode Seven Tools ini diharapkan dapat dipergunakan untuk penyusunan program dan kebijakan bagi peningkatan produktivitas perusahaan.

3. Hendaknya perusahaan dapat memberikan pelatihan pada pekerja agar dapat meningkatkan kemampuan pekerja serta melakukan perawatan terhadap perlatan yang penting bagi kelanjutan usaha PT. Bukit Emas Dharma Utama.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharmasi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2006.

Besterfield, Dale. H. Quality Control. New Jersey. Prentice :Hall Inc.

Dr. Kaoru Ishikawa, Teknik Penuntun Pengendalian Mutu, januari 1989. Drs. Amin Widjaja Tunggal, Ak, MBA. Manajemen Mutu Terpadu,

Jakarta, 1998.

Fandy Tjiptono, Total Quality Management, 1995.

Drs. M.Nur Nasution, M.Sc., A.P.U. Manajemen Mutu Tepadu (Total Quality

Management), Edisi Kedua, 2005, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Hitoshi Kume, Metoda Statistik untuk Peningkatan Mutu, januari 1989. PROF. DR. Sudjana, 1984. Metode Statistik. Edisi Keempat.1994,