Uji Asumsi Klasik Metodologi Penelitian. 1. Batasan Operasional Variabel.

Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010. H 1 : b i ≠ 0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh program kesejahteraan karyawan b i terhadap semangat kerja karyawan. Kriteria pengambilan keputusan: H diterima jika t hitung t tabel pada α 5 H ditolak jika t hitung t tabel pada α 5 4 Koefisien determinasi R 2 Koefisien determinasi R 2 digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R 2 semakin besar mendekati 1, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah besar terhadap variabel terikat. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas tertadap variabel terikat.

9. Uji Asumsi Klasik

Pada kaidah statistik ekonometrika, apabila menggunakan regresi linear berganda, perlu melakukan pengujian terlebih dahulu terhadap kemungkinan pelanggaran asumsi klasik, yaitu uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas. Uji asumsi klasik dimaksudkan untuk memastikan bahwa model regresi linear berganda dapat digunakan atau tidak. Apabila uji asumsi klasik telah terpenuhi, alat uji statistik linear berganda dapat digunakan. a. Uji Normalitas Data Menurut Ghozali 2005:132, uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010. 1 Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2 Jika data menyebar jauh dari garis diagonal danatau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Secara matematis, normalitas dapat dihitung : 24N Kurtosis sis dan Zkurto 6N Skewness Zskewness = = dimana N adalah jumlah sampel. b. Uji Multikolinieritas Menurut Ghozali 2005:135, uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independent. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas adalah dengan menggunakan nilai Variance Inflation Factor VIF. Jika VIF lebih kecil dari 5, maka dalam model tidak terdapat multikolinieritas. c. Uji Heteroskedastisitas Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dalam model regresi linear digunakan analisa residual berupa grafik sebagai dasar pengambilan keputusan. Menurut Ghozali 2005:137, model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi hetersokedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah sebagai berikut: 1 Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, dan kemudian menyempit, maka telah terjadi heteroskedastisitas. Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010. 2 Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Secara matematis dapat dihitung dengan uji Glejser: Ut = α + β Xt + vi Ut = nilai absolut residual Xt = variabel bebas vi = variabel gangguan. Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.

BAB II URAIAN TEORITIS