pada item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 8.43 df = 4, p-value = 0.07702 RMSEA =
0.075. Dari hasil tersebut menunjukkan p-value 0.05 tidak signifikan, yang artinya model dengan satu faktor unidimensional dapat diterima,
bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu compliant. Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut
mengukur faktor yang hendak diukur atau tidak, dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.6.
Tabel 3.6 Muatan faktor item
Compliant No item
Lambda T-Value
Std. Eror Signifikan
7 0.40
3.42 0.12
V 17
0.04 0.43
0.09 X
24 0.75
4.01 0.19
V 28
30 0.32
-0.23 3.06
-2.32 0.11
0.10 V
X
Pada tabel 3.6 terdapat item yang memiliki nilai koefisien t 1.96 yaitu item 17 dan 30. Sedangkan item lainnya signifikan t 1.96
sehingga item nomor 17 dan 30 tersebut dinyatakan tidak valid.
3.4.1.3. Uji validitas dimensi emotional
Peneliti menguji apakah 5 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur emotional. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan
dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square =32.83, df = 5, p-value = 0.00000, RMSEA = 0.0167. Oleh karena itu, peneliti
melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh
model fit dengan Chi-Square = 6.20 df = 3, p-value = 0.10250 RMSEA = 0,073. Dari hasil tersebut menunjukkan p-value 0.05 tidak signifikan,
yang artinya model dengan satu faktor unidimensional dapat diterima, bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu emotional.
Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur atau tidak, dengan melihat nilai t
bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.7
Tabel 3.7 Muatan faktor item
emotional No item
Lambda T-Value
Std. Eror Signifikan
2 0.23
2.51 0.09
V 11
0.03 0.34
0.08 X
16 0.41
3.97 0.10
V 20
26 0.82
0.41 4.93
3.94 0.17
0.10 V
V
Pada tabel 3.7 terdapat item yang memiliki nilai koefisien t 1.96 yaitu item 11. Sedangkan item lainnya sigifikan t 1.96 sehingga item
nomer 11 tersebut dinyatakan tidak valid.
3.4.1.4. Uji validitas dimensi public
Peneliti menguji apakah 5 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur public. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan
dengan model satu faktor dan hasilnya fit, dengan Chi-Square = 5.72, df = 5, p-value = 0.33395, RMSEA = 0.27. Oleh karena itu, peneliti tidak perlu
melakukan modifikasi terhadap model.
Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur atau tidak, dengan melihat nilai t
bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.8.
Tabel 3.8 Muatan faktor item public
No item Lambda
T-Value Std. Eror
Signifikan
1 0.76
8.78 0.09
V 3
0.57 6.95
0.08 V
5 0.42
5.12 0.08
V 12
25 0.54
0.05 6.61
0.64 0.08
0.08 V
X
Dari tabel 3.8 terdapat item yang memiliki nilai koefisien t 1,96 yaitu item 25. Sedangkan item lainnya signifikan t 1,96 sehingga item
nomer 25 tersebut dinyatakan tidak valid.
3.4.1.5. Uji validitas dimensi anonymous
Peneliti menguji apakah 5 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur anonymous. Dari hasil analisis CFA yang
dilakukan dengan model satu faktor dan hasilnya fit, dengan Chi-Square = 7.52 df = 5, p-value = 0.18479, RMSEA = 0.050. Oleh karena itu, peneliti
tidak perlu melakukan modifikasi terhadap model. Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut
mengukur faktor yang hendak diukur atau tidak, dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.9
Tabel 3. 9 Muatan faktor item
anonymous No item
Lambda T-Value
Std. Eror Signifikan
8 0.65
9.55 0.07
V 10
0.64 9.50
0.07 V
14 0.82
13.19 0.06
V 18
21 0.64
0.79 9.39
12.53 0.07
0.06 V
V Dari tabel 3.9, berdasarkan pada muatan faktor lambda dan t-value
setiap item dikatakan signifikan, karena memiliki koefisien muatan faktor yang positif dan nilai koefisien t1,96.
3.4.1.6 Uji validitas dimensi dire
Peneliti menguji apakah 5 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur dire. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan
dengan model satu faktor dan hasilnya fit, dengan Chi-Square = 2.70, df = 5, p-value = 0.74659, RMSEA = 0.000. Oleh karena itu, peneliti tidak
perlu melakukan modifikasi terhadap model. Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut
mengukur faktor yang hendak diukur atau tidak, dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.10.
Tabel 3. 10 Muatan faktor item
dire No item
Lambda T-Value
Std. Eror Signifikan
6 0.18
1.82 0.10
X 9
0.22 2.23
0.10 V
13 0.58
4.63 0.13
V 27
29 0.49
-0.36 4.29
-3.50 0.11
0.10 V
X
Pada tabel 3.10 terdapat item yang memiliki nilai koefisien t 1.96 yaitu item 6 dan 29. Sedangkan item lainnya sigifikan t 1.96 sehingga
item nomer 6 dan 29 tersebut dinyatakan tidak valid.
3.5.2 Uji Validitas Konstruk Self-esteem
3.5.2.1. Uji validitas dimensi successes
Peneliti menguji apakah 10 item yang ada bersifat unidimensional, artinya
benar hanya mengukur successes. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan
dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square =133,50, df = 35, p-value = 0.00000, RMSEA = 0.119. Oleh karena itu, peneliti
melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh
model fit dengan Chi-Square = 40.95 df = 28, p-value = 0.05428 RMSEA = 0,048. Dari hasil tersebut menunjukkan p-value 0.05 tidak signifikan,
yang artinya model dengan satu faktor unidimensional dapat diterima, bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu successes.
Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur atau tidak, dengan melihat nilai t
bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.11
Tabel 3.11 Muatan Faktor Item
Successes No Item
Lambda T-Value
Std. Eror Signifikan
1 0,38
4,77 0,08
V 2
-0,06 -0,71
0,09 X
3 0,77
10,38 0,07
V 4
0,31 3,96
0,08 V
5 6
7 8
9 10
0,63 -0,20
0,39 -0,01
0,50 0,35
8,37 -2,50
5,00 -0,16
6,55 4,46
0,08 0,08
0,08 0,08
0,08 0,08
V X
V X
V V
Pada tabel 3.11 terdapat item yang memiliki nilai koefisient 1.96 yaitu item 2, 6 dan 8. Sedangkan item lainnya signifikan t 1.96
sehingga item nomor 2, 6 dan 8 tersebut dinyatakan tidak valid.
3.4.2.2 Uji validitas dimensi values
Peneliti menguji apakah 5 item yang ada bersifat unidimensional,
artinya benar hanya mengukur values. Dari hasil analisis CFA yang
dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square =30.47, df = 5, p-value = 0.00001, RMSEA = 0.160. Oleh
karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama
lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 7.51 df = 4, p-value = 0.11122 RMSEA = 0.066. Dari hasil tersebut menunjukkan p-
value 0.05 tidak signifikan, yang artinya model dengan satu faktor unidimensional dapat diterima, bahwa seluruh item mengukur satu faktor
saja yaitu value. Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut
mengukur faktor yang hendak diukur atau tidak, dengan melihat nilai t pada setiap koefisien muatan faktor seperti pada tabel 3.12
Tabel 3.12 Muatan faktor item
values No item
Lambda T-Value
Std. Eror Signifikan
11 0.36
0.23 0.09
X 12
0.76 4.95
0.11 V
13 0.42
6.34 0.09
V 14
25 0.43
0.13 5.12
3.26 0.09
0.09 V
V
Pada tabel 3.12 terdapat item yang memiliki nilai koefisien t 1.96 yaitu item 11. Sedangkan item lainnya sigifikan t 1.96 sehingga item
nomer 11 tersebut dinyatakan tidak valid.
3.4.2.3. Uji validitas dimensi aspirations
Peneliti menguji apakah 5 item yang ada bersifat unidimensional,
artinya benar hanya mengukur aspirations. Dari hasil analisis CFA yang
dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square =11.28, df = 5, p-value = 0.04605, RMSEA = 0.079. Oleh
karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama
lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square =4.65 df = 4, p-value = 0.32458 RMSEA = 0.029. Dari hasil tersebut menunjukkan p-
value 0.05 tidak signifikan, yang artinya model dengan satu faktor unidimensional dapat diterima, bahwa seluruh item mengukur satu faktor
saja yaitu aspiration. Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut
mengukur faktor yang hendak diukur atau tidak, dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.13.
Tabel 3.13. Muatan faktor item
aspirations No item
Lambda T-Value
Std. Eror Signifikan
15 0.49
6.63 0.07
V 19
0.49 5.41
0.09 V
22 0.90
11.57 0.08
V 23
24 0.66
0.41 9.00
5.55 0.07
0.07 V
V
Dari tabel 3.13, berdasarkan pada muatan faktor lambda dan t-aspirations setiap item dikatakan signifikan, karena memiliki koefisien
muatan faktor yang positif dan nilai koefisien t1,96.
3.4.2.4. Uji validitas dimensi defenses
Peneliti menguji apakah 5 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya defenses. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan
dengan model satu faktor dan hasilnya fit, dengan Chi-Square = 16.13, df = 5, p-value = 0.00648, RMSEA = 0.106. Oleh karena itu, peneliti
melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh
model fit dengan Chi-Square =5.07 df = 4, p-value = 0.28025 RMSEA = 0.037. Dari hasil tersebut menunjukkan p-value 0.05 tidak signifikan,
yang artinya model dengan satu faktor unidimensional dapat diterima, bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu defenses.
Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur atau tidak, dengan melihat nilai t
bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.14.
Tabel 3.14 Muatan faktor item
defenses No item
Lambda T-Value
Std. Eror Signifikan
16 0,36
4,92 0,07
V 17
0,19 2,47
0,08 V
18 -0,15
-2,00 0,07
X 20
21 0,80
0,94 9,79
10,99 0,08
0,09 V
V
Dari tabel 3.14, terdapat item yang memiliki nilai koefisien t 1.96 yaitu item 18. Sedangkan item lainnya sigifikan t 1.96 sehingga item
nomer 18 tersebut dinyatakan tidak valid.
3.4.3. Uji Validitas Konstruk Kecerdasan Emosi 3.4.3.1 Uji validitas dimensi mengenali emosi diri sendiri
Peneliti menguji apakah 5 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur mengenali emosi diri sendiri. Dari hasil
analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 32.64 df = 5, p-value = 0.00000, RMSEA = 0.167.
Oleh karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama
lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 5.94 df = 2, p- value = 0.11435, RMSEA = 0.070. Dari hasil tersebut menunjukkan p-
value 0.05 tidak signifikan, yang artinya model dengan satu faktor unidimensional dapat diterima, bahwa seluruh item mengukur satu faktor
saja yaitu mengenali emosi diri sendiri. Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut
mengukur faktor yang hendak diukur atau tidak, dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.5.
Tabel 3.15 Muatan faktor item mengenali emosi diri sendiri
No item Lambda
T-Value Std. Eror
Signifikan
1 0.58
5.89 0.10
V 2
0.57 5.71
0.10 V
3 -0.31
-3.37 0.09
X 4
5 -0.11
0.47 -0.98
5.04 0.11
0.09 X
V
Pada tabel 3.15 terdapat item yang memiliki nilai koefisien t 1.96 yaitu item 3 dan 4. Sedangkan item lainnya sigifikan t 1.96 sehingga
item nomer 3 dan 4 tersebut dinyatakan tidak valid.
3.4.3.2 . Uji validitas dimensi mengelola emosi
Peneliti menguji apakah 5 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur mengenali emosi diri sendiri. Dari hasil
analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 15.48 df = 5, p-value = 0.000851, RMSEA = 0.103.
Oleh karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama
lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 2.71 df = 2, p-value = 0.60735, RMSEA = 0,000. Dari hasil tersebut menunjukkan p-
value 0.05 tidak signifikan, yang artinya model dengan satu faktor unidimensional dapat diterima, bahwa seluruh item mengukur satu faktor
saja yaitu mengelola emosi. Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut
mengukur faktor yang hendak diukur atau tidak, dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.16
Tabel 3.16 Muatan faktor item mengelola emosi
No item Lambda
T-Value Std. Eror
Signifikan
6 0.43
5.03 0.09
V 7
0.34 3.97
0.09 V
8 0.77
7.77 0.10
V 9
10 0.49
-0.22 5.65
-2.55 0.09
0.09 V
X
Pada tabel 3.16 terdapat item yang memiliki nilai koefisien t 1.96 yaitu item 10. Sedangkan item lainnya sigifikan t 1.96 sehingga item
nomer 10 tersebut dinyatakan tidak valid.
3.4.3.3 Uji validitas dimensi memotivasi diri
Peneliti menguji apakah 5 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur mengenali emosi diri sendiri. Dari hasil analisis
CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 12.57 df = 5, p-value = 0.02777, RMSEA = 0.087. Oleh
karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama
lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 4.27 df = 4, p-value = 0.37107, RMSEA = 0.018. Dari hasil tersebut menunjukkan p-
value 0.05 tidak signifikan, yang artinya model dengan satu faktor unidimensional dapat diterima, bahwa seluruh item mengukur satu faktor
saja yaitu memotivasi diri. Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut
mengukur faktor yang hendak diukur atau tidak, dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.17.
Tabel 3.17 Muatan faktor item memotivasi diri
No item
Lambda T-Value
Std. Eror Signifikan
11 0.97
7.26 0.13
V 12
0.30 2.48
0.12 V
13 0.36
4.43 0.08
V 14
15 0.24
0.51 3.13
5.55 0.08
0.09 V
V
Dari tabel 3.17, berdasarkan pada muatan faktor lambda dan t-value setiap item dikatakan signifikan, karena memiliki koefisien muatan
faktor yang positif dan nilai koefisien t1,96.
3.4.3.4. Uji validitas dimensi mengenali emosi orang lain
Peneliti menguji apakah 5 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur mengenali emosi diri sendiri. Dari hasil analisis
CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 56.94 df = 5, p-value = 0.00000, RMSEA = 0.228. Oleh
karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana
kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 1.34 df = 2,
p-value = 0.51128, RMSEA = 0.000. Dari hasil tersebut menunjukkan p- value 0.05 tidak signifikan, yang artinya model dengan satu faktor
unidimensional dapat diterima, bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu mengenali emosi orang lain.
Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur atau tidak, dengan melihat nilai t
bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.18.
Tabel 3.18 Muatan faktor item mengenali emosi orang lain.
No item Lambda
T-Value Std. Eror
Signifikan
16 0.34
3.31 0.10
V 17
0.39 -4,32
0.09 X
18 0.64
6.57 0.10
V 19
21 0.36
0.54 3.74
-5.81 0.10
0.09 V
X
Pada tabel 3.18, terdapat item yang memiliki nilai koefisien t 1.96 yaitu item 17 dan . Sedangkan item lainnya sigifikan t 1.96 sehingga
item nomer 17 dan 21 tersebut dinyatakan tidak valid.
3.4.1.1 Uji validitas dimensi keterampilan sosial
Peneliti menguji apakah 5 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur mengenali emosi diri sendiri. Dari hasil analisis
CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square =42.99 df = 5, p-value = 0.00000, RMSEA = 0.195. Oleh
karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana
kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 5.94 df = 2,
p-value = 0.11445, RMSEA = 0.070. Dari hasil tersebut menunjukkan p- value 0.05 tidak signifikan, yang artinya model dengan satu faktor
unidimensional dapat diterima, bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu keterampilan sosial.
Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur atau tidak, dengan melihat nilai t
bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.19
Tabel 3.19 Muatan faktor item keterampilan sosial
No item Lambda
T-Value Std. Eror
Signifikan
20 0,22
2,71 0,08
V 22
0,54 7,17
0,08 V
23 0,69
8,80 0,08
V 24
25 0,86
0.05 10,42
0,61 0,08
0,08 V
X
Pada tabel 3.19 terdapat item yang memiliki nilai koefisien t 1.96 yaitu item 25. Sedangkan item lainnya sigifikan t 1.96 sehingga item
nomer 25 tersebut dinyatakan tidak valid.
3.5 Metode Analisis Data
Untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu apakah terdapat pengaruh yang signifikan dimensi self-esteem dan dimensi kecerdasan emosi sebagai IV
terhadap perilaku prososial sebagai DV, serta untuk mengetahui berapa besar sumbangan yang diberikan masing-masing IV terhadap DV maka peneliti
menggunakan teknik analisis regresi berganda multiple regression analysis, yang penghitungannya menggunakan bantuan program atau software SPSS 16.0 .
Dalam penelitian ini, terdapat satu variabel terikat Dependent Variable yaitu perilaku prososial, dan 11 variabel bebas Independent Variable, yang
merupakan dimensi dari self-esteem, kecerdasan emosi, serta faktor demografis yaitu usia dan jenis kelamin. Sehingga susunan persamaan garis regresi
penelitian adalah sebagai berikut: y = a + b
1
X
1
+b
2
X
2
+b
3
X
3
+b
4
X
4
+b
5
X
5
+b
6
X
6
+b
7
X
7
+b
8
X
8
+b
9
X
9
+ b
10
X
10
+b
11
X
11
+ e Dimana:
y = dependent variable, yang dalam hal ini perilaku prososial
a = intercept konstan
b = koefisien regresi yang distandarisasikan untuk masing-masing X
X
1
= independent variable dalam hal ini successes X
2
= independent variable dalam hal ini value X
3
= independent variable dalam hal ini aspirations X
4
= independent variable dalam hal ini defenses X
5
= independent variable dalam hal ini mengenali emosi diri X
6
= independent variable dalam hal ini mengelola emosi X
7
= independent variable dalam hal ini memotivasi diri X
8
= independent variable dalam hal ini mengenali emosi orang lain X
9
= independent variable dalam hal ini keterampilan sosial X
10 ==
independent variable dalam hal ini usia
X
11 ==
independent variable dalam hal ini jenis kelamin e = residu
Melalui regresi berganda ini dapat diperoleh nilai R, yaitu koefisien korelasi berganda antara perilaku prososial dengan self-esteem, kecerdasan
emosi, usia, dan jenis kelamin. Besarnya kemungkinan perilaku prososial, yang
disebabkan oleh faktor-faktor yang telah disebutkan tadi ditunjukkan oleh koefisien determinasi berganda atau R
2
. Fungsi R
2
digunakan untuk melihat proporsi varians dari perilaku prososial yang dipengaruhi oleh self-esteem,
kecerdasan emosi, usia, dan jenis kelamin. Untuk mendapatkan nilai R
2
, digunakan rumus sebagai berikut:
Uji R
2
diuji untuk membuktikan apakah penambahan varians dari independent variabel satu persatu signifikan atau tidak. Untuk membuktikan
apakah regresi X pada Y signifikan atau tidak, dilakukan dengan menggunakan rumus F, yaitu sebagai berikut:
Dimana K adalah jumlah variabel bebas dan N adalah jumlah sampel. Dari hasil uji F yang dilakukan nantinya, dapat dilihat apakah independent variable
yang diujikan tersebut memiliki pengaruh terhadap dependent variable. Kemudian untuk menguji apakah pengaruh yang diberikan variabel-
variabel independent signifikan terhadap dependent variabel, maka peneliti melakukan uji t. Uji t yang dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Dimana b adalah koefisien regresi dan S
b
adalah standar error dari b. Hasil uji t ini akan diperoleh dari hasil regresi yang dilakukan peneliti. Analisis data dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program spss versi 16.0.
3.6. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini prosedur penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdiri dari
beberapa tahapan, yang penjabaran sebagai berikut:
1. Sebelum turun ke lapangan, peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti kemudian menentukan variable yang akan diteliti yaitu perilaku prososial,
self esteem dan kecerdasan emosi. setelah itu mengadakan studi pustaka untuk melihat masalah tersebut dari sudut pandang teoritis. Setelah
mendapatkan teori-teori secara lengkap kemudian menyiapkan, membuat dan menyusun alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu skala
perilaku prososial yang diadaptasi dari Carlo dan Randall 2002 dengan bentuk skala likert, alat ukur self esteem berdasarkan adaptasi dari skala
Coopersmith 1990 dengan bentuk skala likert, dan alat ukur kecerdasan emosi yang dibuat berdasarkan teori Goleman 1998.
2. Meminta expert judgment, yaitu dosen pembimbing yang dianggap ahli untuk menilai apakah pengklasifikasian item yang dilakukan sudah benar dan tepat
berdasarkan teori yang telah dipaparkan. 3. Menyesuaikan hasil expert judgment dengan pengklasifikasian yang telah
dibuat, sehingga didapat pengklasifikasian item yang tepat dan sesuai dengan dasar teori yang telah dikemukakan.
4. Menentukan sampel penelitian yaitu perilaku prososial yang sesuai dengan kriteria dan lokasi yang telah ditetapkan yaitu Pondok Pesantren Daarul
Rahman Jakarta. Setelah mendapatkan persetujuan dari Pondok Pesantren, selanjutnya peneliti membuat surat izin penelitian kepada pihak fakultas