Analisis Matriks Internal Factor Evaluation IFE

102 produk-produk Cresh sehingga produk Cresh terjamin mngingat produk-produk Cresh adalah produk kreatif. 5. Adanya pesaing yang bergerak di bidang rangkaian tanaman hias kreatif Adanya Kios horta yang menjual boneka horta, Saung langka yang menjual produk-produk kaktus, Erik kaktus yang menjual kaktus kreatif, dan rumah Bunga Rizal yang menual tanaman-tanaman hias menjadi ancaman bagi Cresh karena semua usaha tersebut menjadi pesaing bagi Cresh. Hal ini harus membuat Cresh selalu meningkatkan kualitas dan kreativitas produknya sehingga konsumen tetap tertarik untuk membeli produk-produk Cresh. 6. Adanya produk sejenis atau produk substitusi Pada industri rangakaian tanaman hias kreatif, produk yang dapat digolongkan sebagai produk substitusi antara lain adalah terrarium, displant, hidrogel, tanaman hias, dan souvenir. Tingginya keberadaan produk substitusi Cresh dengan berbagai macam bentuk, harga dan kualitas dapat memberikan ancaman bagi Cresh sebagai salah satu produsen rangakaian tanaman hias kreatif. Meskipun keberadaan produk substitusi tersebut sangatlah tinggi, namun keputusan pembelian tergantung oleh konsumen yang memiliki kebebasan untuk memilih produk yang sesuai dengan seleranya sehingga Cresh harus selalu meningkatkan kualitasnya.

11.2. Analisis Matriks Internal Factor Evaluation IFE

Matriks IFE disusun setelah dilakukan identifikasi terhadap faktor internal yang meliputi kekuatan dan kelemahan Cresh. Hasil matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 12. Total skor faktor strategis internal adalah 2.5657. Nilai tersebut menunjukkan bahwa Cresh berada pada rata-rata dalam kekuatan internal secara keseluruhan. Adapun skor total untuk kekuatan adalah 1,7313 dan skor total untuk kelemahan adalah 0,8343. Nilai akhir skor total kekuatan yang lebih besar dari kelemahan menunjukkan bahwa dalam mengembangkan usaha Cresh telah mampu memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dan mengatasi kelemahannya. 103 Tabel 12 . Matriks Internal Factor Evaluation IFE No. Faktor-Faktor Strategis Internal Rating Rata-Rata Bobot Rata-Rata Skor Total Kekuatan 1 Pengorganisasian kerja berjalan dengan baik 3.8 0.05468 0.2078 2 Sistem kontrol dan perhatian yang baik antar tim manajemen 3.8 0.04601 0.1748 3 Dikelola oleh mahasiswa yang berkompeten di bidangnya, semangat bekerja keras, dan kreatif 3.8 0.05519 0.2097 4 Memiliki jaringan yang luas dan hubungan kerjasama dengan beberapa pihak 3.6 0.04652 0.1675 5 Harga terjangkau sesuai dengan segmentasi pasar 3.2 0.04836 0.1548 6 Promosi melalui teknologi informasi 3 0.05179 0.1554 7 Memiliki banyak variasi produk yang dipasarkan 3.4 0.04127 0.1403 8 Memiliki permodalan usaha yang baik 3.8 0.04889 0.1858 9 Memproduksi produk yang unik, berkualitas, kreatif, dan inovatif 4 0.0465 0.186 10 Letak Cresh dekat dengan bahan baku dan konsumen 3.4 0.0439 0.1493 Total Kekuatan 1.7313 Kelemahan 11 Belum memiliki badan hukum usaha 1.8 0.04944 0.089 12 Belum adanya standar dan SOP yang jelas dan tertulis terkait sistem kerja 1.4 0.05731 0.0802 13 Belum adanya pelanggan yang kontinu 1.8 0.04837 0.0871 14 Belum memiliki jaringan distribusi yang baik 1.6 0.05311 0.085 15 Belum memiliki tempat sendiri dengan nama Cresh untuk dijadikan toko dan display produk 1.4 0.05128 0.0718 16 Pencatatan keuangan masih kurang rapih dan teratur 1.8 0.05312 0.0956 17 Cresh memiliki bahan baku yang mudah rusak dan tidak stabil 1.6 0.04812 0.077 18 Kapasitas produksi masih terbatas dan belum mampu memenuhi kebutuhan pasar 1.6 0.05284 0.0845 19 Kurangnya SDM yang memiliki keahlian untuk membuat produk kreatif 1.4 0.05441 0.0762 20 Penelitian dan pengembangan yang dilakukan masih terbatas 1.8 0.0489 0.088 Total Kelemahan 0.8344 2.5657 104 Berdasarkan Tabel 12 Matrik IFE, kekuatan terbesar Cresh adalah Dikelola oleh mahasiswa yang berkompeten di bidangnya, semangat bekerja keras, dan kreatif dengan skor total mencapai 0,2097. Harta tertpenting dalam sebuah organisasi adalah sumberdaya manusia yang ada di sana. Cresh memiliki SDM pengelola yang kompeten di bidangnya dan memiliki semangat yang kuat untuk maju, suka bekerja keras, dan yang terpenting lagi memiliiki daya kreativitas dan inovasi yang tinggi. Seperti kita ketahui, banyak usaha-usaha mahasiswa yang tutup hanya karena SDM pengelola yang tidak memiliki kompetensi yang cukup baik dalam mengelola usaha. Tim pengelola Cresh memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda dan memiliki keahlian masing-masing, yaitu Desty Dwi Sulistyowati dari Departemen Agronomi dan Hortikultura dan sekarang sedang menempuh S2nya sebagai pimpinan usaha, Ach. Firman Wahyudi dari Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen sebagai Manajer Promosi dan Pemasaran, Desi Agustiani dari Departemen Agronomi dan Hortikultura sebagai Manajer Operasional Produksi. Ratih Pusparani dari Departemen Agronomi dan Hortikultura sebagai Manajer keuangan, dan yang terakhir Rico Juni Artanto dari Fakultas Kedokteran Hewan. Selain itu, ada beberapa anak SMA dan mahasiswa IPB lainnya yang dengan kompetensi yang bagus turut ambil bagian dalam memajukan Cresh karena sama-sama memiliki keinginan untuk memajukan pertanian dengan menampilkan produk-produk pertanian yang kreatif sehingga nantinya akan bakal banyak orang yang tertarik dengan dunia pertanian. Tim pengelola Cresh jika ditinjau dari latar belakang keluarganya, hampir semuanya termasuk dalam golongan menengah dan selama kuliah sudah bisa membiayai sendiri uang kuliahnya sehingga adanya perasaan senasib ini membuat tim pengelola Cresh semakin memiliki semangat untuk memajukan Cresh yang nantinya bisa memberikan tambahan dana untuk biaya kuliahnya. Selain itu, semua tim pengelola Cresh adalah aktivis-aktivis kampus IPB sehingga mereka memiliki pengetahuan yang luas, jaringan yang banyak, dan pengalaman yang bagus. Kelebihan-kelebihan ini mampu mereka manfaatkan untuk mengembangkan dan memajukan Cresh ke depan untuk mencapai visinya yaitu Cresh sebagai sentra rangkaian tanaman hias kreatifIndonesia. 105 Selanjutnya kelemahan terbesar untuk Cresh adalah belum memiliki tempat sendiri dengan nama Cresh untuk dijadikan toko dan display produk dengan skor total mencapai 0,0718. Adanya tempat untuk dijadikan toko dan display produk dengan branding nama Cresh memang sangat diperlukan. Selama ini Cresh hanya memanfaatkan kontrakan Ibu desty sebagi pimpinan usaha sebagai tempat produksi dan penyimpanan produk sehingga konsumen agak kesulitan untuk mengakses produk-produk Cresh. Selain kontrakan yang biasa dipakai untuk display dan menyimpan produk, Cresh biasa menghadirkan produk- produknya di pameran-pameran yang ada di kampus IPB. Hal ini juga menjadi kendala bagi konsumen karena konsumen hanya bisa melihat produk-produk Cresh di pameran yang pelaksaaannya tidak kontinu. Dengan demikian Cresh belum memiliki branding yang kuat di benak konsumen karena memang tidak adanya tempat khusus yang mana konsumen bisa langsung melihat, membeli dan mengakses produk-produk Cresh yang bisa dikatakan baru untuk rangkaian tanaman hias kreatifhasil karya mahasiswa IPB.

11.3. Analisis Matriks Eksternal Factor Evaluation EFE