Supartini Bendahara Badan Kemakmuran Masjid desa Manis

pemuda saat ini sangat menyimpang dari ajaran-ajaran Islam. Ini semua merupakan tanggung jawab tanggung jawab kita bersama dalam mencari solusi dan mendidik generasi muda saat ini.” Kegiatan di desa Manis saat ini sudah dapat dikatakan lumayan, karena BKM sudah hampir mampu mengendalikan masyarakat dalam melaksanakan berbagai kegiatan keagamaan. Sebagaian besar masyarakat desa juga menunjukkan sikap perduli untuk recana yang dikelola Badan Kemakmuran Masjid.

3. Supartini Bendahara Badan Kemakmuran Masjid desa Manis

Supartini adalah seorang ibu yang berumur 40 tahun, yang sudah lama tinggal dan menetap di desa Manis mulai sejak lahir. Suparti memiliki 4 anak kandung, suaminya adalah karyawan PTPN-IV kebun Pulu Raja.. Sehari - harinya ia bekerja dan menjabat sebagai Bendahara Badan Kemakmuran Masjid desa Manis mulai tahun 2008 sampai sekarang. Pengalamannya yang begitu lama menjabat sebagai Bendahara Badan Kemakmuran Masjid desa Manis membuat dirinya cukup dikenal dimasyarakat, dan berdasarkan kinerjanya yang sangat baik Beliau memberikan penjelasan tentang Badan Kemakmuran Masjid dengan masyarakat desa Manis, yaitu dengan sosialisasi yang telah diberikan oleh BKM kepada masyarakat dapat terlihat didesa ini bahwa BKM dan masyarakat ikut berpartisipasi dalam mewujudkan berbagai kegiatan-kegiatan keagamaan. BKM di desa Manis menghasilkan hubungan yang akrab dan kekeluargan, seperti hal nya dengan kegiatan keagamaan yang dilaksanakan didesa ini, dengan sosialisasi keagamaan yang telah diarahkan oleh Departemen Agama agar masyarakat aktif dan dapat memahami maksud dan tujuan dalam Memakmurkan Masjid dan lainya. BKM memberikan suatu proses pembelajaran yang dapat diterima dan dapat dilaksanakan oleh masyarakat desa dalam mewujudkan keharmonisan dalam bermasyarakat beragama, seperti apa yang dijelaskan oleh informan sebagai berikut : “Dalam mewujudkan peran-peran sosial bermasyarakat beragama saat ini berjalan cukup baik, misalnya dalam kegiatan – kegiatan keagamaan seperti perwiritan, maulid nabi, isra’ miraj dan lainya itu dapat terlaksanakan sampai selesai dengan aman. Bentuk sosialisasi yang dilakukan oleh BKM dalam meningkatkan partisipasi masyarakat desa misalnya, mengundang masyarakat untuk hadir di masjid agar mendapatkan penjelasan mengenai kegiatan –kegiatan keagamaan atau pun memberikan suatu pengumuan baik lisan atau pun tulisan yang akan disampai oleh para perangkat desa lainnya seperti dari para anggota BKM, kepala dusun, RTRW dari masing – masing dusun yang mewakili masyarakat, sehingga masyarakat dapat paham.” Badan Kemakmuran Masjid yang berdasarkan tugas pokok dan kewajiban dalam pelaksanaan kegiatan keagamaan , yaitu sebagai contoh hubungan antara kades, dengan sekdes, para kaur dan kadus terbina dengan baik. Pelayanan yang telah diberikan oleh BKM kepada masyarakat dan dapat diterima oleh masyarakat. BKM memiliki peranan yang signifikan dalam pengolahan proses sosial dalam masyarakat, dengan menciptakan kehidupan harmonis, sehingga dapat membawa masyarakat pada kehidupan yang sejahtera, rasa tentram dan harmonis. Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2006 Tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Badan Kemakmuran Masjid, adalah penyelenggara bahwa dalam meningkatkan kinerja badan kemakmuran masjid sesuai perkembangan dan keadaan serta untuk meningkatkan pengendalian dan pengawasan dipandang perlu menetapkan susunan organisasi dan tata kerja badan kemakmuran masjid disini terlihat jelas bahwa BKM dalam desa itu dapat dikatakan bersifat selaras, seperi melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan dengan keterbukaan dalam masyarakat.

4. Arif Budiaman Anggota Badan Kemakmuran Masjid desa Manis