METODOLOGI PENELITIAN Peran Sosial Badan Kemakmuran Masjid Dalam Meningkatkan Solidaritas Masyarakat Muslim ( Studi Deskriptif Pada Badan Kemakmuran Masjid Di Desa Manis Kecamatan Pulau Rakyat Kabupaten Asahan)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus case study tipe deskriptif. Studi kasus merupakan suatu metode dalam penelitian yang penelaahannya terhadap suatu kasus dilakukan secara intensif, mendalam, mendetail dan konferensif. Studi kasus bertujuan mengembangkan dan menggeneralisasikan teori generalisasi analitis bukan menghitung frekuensi. Sanapiah, 2003 : 22 . Adapun studi kasus tipe deskriptif dapat melacak urutan peristiwa hubungan antar pribadi, menggambarkan sub – budaya, dan menemukan fenomena kunci. Fokus studi kasus selain individu adalah kelompok, lembaga, organisasi, masyarakat atau suatu komunitas. Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran, tentang kondisi ataupun fenomena tertentu. Bungin, 2007 : 68 . Dengan menggunakan pendekatan kualitatif peneliti akan dapat memperoleh informasi atau data yang lebih mendalam mengenai Peran Sosial Badan Kemakmuran Masjid Dalam Meningkatkan Solidaritas Masyarakat Muslim, khususnya dilokasi tempat peneliti melakukan penelitian.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Manis Kecamatan Pulau Rakyat Kabupaten Asahan. Adapun alasan pemilihan tempat ini adalah: 1. Lokasi penelitian merupakan masyarakat desa yang masyarakatnya majemuk dalam segala bidang baik dalam pekerjaan, agama, dan suku. 2. BKM yang berada dilokasi penelitian merupakan lembaga resmi yang dibentuk oleh Departemen Agama untuk meningkatkan peranan dan fungsi masjid sebagai tempat ibadah dan sarana pembinaan ummat islam khususnya di Desa Manis Kecamatan Pulau Rakyat Kabupaten Asahan. 3. Lokasi penelitian merupakan tempat peneliti berdomisili sehingga memudahkan dalam mengakses data yang diperlukan dalam penelitian ini. 4. BKM dilokasi penelitian untuk saat ini sangat aktif dalam melakukan kegiatan keagamaan, sosial dan ekonomi, walau pada dasarnya desa ini tergolong desa kecil

3.3 Unit Analisis dan Informan

3.3.1. Unit Analisis Adapun yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah Kepala Desa, BKM Masjid Jariyah, dan Masyarakat Desa Manis Kecamatan Pulau Rakyat Kabupaten Asahan 3.3.2. Informan Mengingat jumlah unit analisis cukup banyak maka data diambil beberapa yang disajikan sebagai sumber informan. Subjek yang telah tercermin dalam fokus penelitian ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian ini menjadi informan yang akan menberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian, dalam penelitian ini informan ada dua jenis yaitu informan utama dan informan tambahan. a. Informan utama yaitu mereka yang terlibat langsung dalam kegiatan yang diteliti. Yang menjadi informan utama dalam penelitian ini adalah: Pemerintahan Desa yaitu Kepala Desa, Ketua, bendahara dan para anggota Badan Kesejahteraan Masjid Jariyah Desa Manis Kecamatan Pulau Rakyat Kabupaten Asahan. b. Informan tambahan yaitu mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam kegitan yang diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi informan tambahan adalah: para tokoh atau pemuka masyarakat lainya serta masyarakat Desa Manis Kecamatan Pulau Rakyat Kabupaten Asahan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu data primer dan data sekunder. Dimana data tersebut diperoleh dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang biasa digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Data Primer  Observasi partisipatif, yaitu peneliti ikut aktif dalam proses pengambilan data, peneliti mengadakan pengamatan secara langsung. Data yang diperoleh melalui observasi langsung terdiri dari rincian tentang kegiatan, perilaku, interaksi interpersonal, dan proses penataan yang merupakan bagian dari pengalaman manusia yang dapat diamati.  Wawancara mendalam, yaitu peneliti mengadakan tanya jawab secara langsung dengan para informan. Agar wawancara lebih terarah digunakan instrumen berupa pedoman wawancara inteview guide yakni urutan – urutan daftar yang diperlukan. Dalam penelitian ini digunakan juga instrumen penunjang lainnya dalam wawancara yaitu alat bantu rekam tape recorder yang akan membantu peneliti dalam menganalisis data dari hasil wawancara. b. Data Sekunder Studi kepustakaan yaitu dilakukan untuk mendapatkan data – data sekunder dengan mengumpulkan bahan – bahan yang berasal dari buku, juga dari sumber – sumber lainnya seperti surat kabar, internet dan lain – lain yang berkaitan langsung dan dianggap relevan dengan penelitian ini.

3.5 Interpretasi Data

Interpretasi data merupakan pencarian pengertian yang lebih luas tentang data yang telah dianalisis. Atau dengan kata lain, interpretasi data merupakan penjelasan yang terinci tentang arti yang sebenarnya dari data yang telah di analisis atau dipaparkan. Dengan demikian, memberikan interpretasi dari data berarti memberikan arti yang lebih luas dari data penelitian. Interpretasi data dapat juga disebut dengan analisa data. Hasan, 2004 : 137 . Penganalisaan data pada dasarnya adalah proses penyederhanan data yang bertujuan untuk menghasilkan keterangan dan informasi yang dapat memberi arti kedalam bentuk yang lebih muda dibaca, hal ini akan menghasilkan suatu keterangan data yang terperinci dan sistematis. Setelah data – data terkumpul maka langkah berikutnya adalah menganalisa data secara kualitatif, semua data – data yang terkumpul disatukan kemudian diedit. Tahap akhir dari analisis data ini adalah mengadakan pemeriksaan keabsaan data, kemudian data diuraikan dan disajikan secara deskriptif.

3.6 Jadwal Kegiatan

Pengajuan judul ini merupakan tahap awal dari serangkaian kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan. Setelah seminar proposal penelitian dilakukan, lalu revisi proposal, pengurusan izin penelitian, dan tahapan selanjutnya adalah persiapan penelitian langsung ke lapangan. Untuk lebih rinci jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1 No Jenis Kegiatan Bulan 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 1 Pra Observasi √ 2 ACC Judul √ 3 Penyusunan Proposal Penelitian √ √ 4 Seminar Penelitian √ 5 Revisi Proposal Penelitian √ 6 Penyerahan Hasil Seminar Proposal √ 7 Operasional Penelitian √ 8 Bimbingan √ √ √ 9 Penulisan Laporan akhir √ √ 10 Sidang Meja Hijau √

3.7 Keterbatasan Penelitian

Sebagai peneliti yang belum berpengalaman penulis merasa banyak kendala yang dihadapi, salah satu diantaranya adalah penulis masih belum menguasai secara penuh teknih dan metode penelitian sehingga dapat menjadi keterbatasan dalam mengumpulkan dan menyajikan data. Kendala tersebut diatasi melalui proses bimbingan dengan dosen pembimbig skripsi, juga penulis berusaha untuk mencari informasi dari berbagai sumber yang mendapat sumber yang dapat mendukung proses penelitian. Terbatasnya waktu yang dimiliki informan juga mempengaruhi pengerjaan tulisan ini, para informan yang memiliki aktifitas yang berbeda-beda hanya dapat bertemu pada saat adanya kegiatan dimasyarakat, mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Disamping itu waktu mereka juga terbatas karena mereka harus beristirahat, sehingga penulis harus rela melakukan wawancara berkali-kali. Disamping keterbatasan penguasaan teknik dan metode penelitian serta keterbatasan waktu yang dimiliki para informan.

BAB IV DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN