Analisis Permasalahan dalam Badan Kemakmuran Masjid BKM

6. Membantu dan melayani masyarakat di desa Manis khususnya dalam hal menyiapkan keperluan warga yang ditimpa musibah kemalangan atau membantu masyarakat yang lagi ada hajatan pesta. Satu lagi yang sangat dirasakan masyarakat desa manis dan sekitarnya adalah TPA yang dikelola sepenuhnya oleh BKM dan Badan Usaha Ekonomi yang membantu warga desa Manis memenuhi kebutuhan pokok sehari hari.

4.11 Analisis Permasalahan dalam Badan Kemakmuran Masjid BKM

BKM memiliki tanggung jawab yang besar, tidak hanya terhadap bangsa dan negara dimana dia berada tetapi lebih dari itu, ia memiliki tanggung jawab dan tugas untuk mensyiarkan dakwah agama Islam. Pada mereka juga tertumpu harapan besar untuk memakmurkan mengelola masjid pada masa yang akan datang. Sehingga tidaklah heran apabila ucapan, sikap dan tingkah laku personil BKM sangat disoroti oleh masyarakat. Semangat BKM dalam mempelajari dan melaksanakan ajaran islam sekarang sudah muali tumbuh dan marak. Tetapi hal ini tidak sebanding dengan banyaknya anggota BKM yang tidak mau mengaktifkan diri pada kegiatan ke Islaman di Masjid. Mereka yang mau mengaktifkan masjid sangat sedikit dibanding dengan banyaknya anggota BKM yang ada sekarang ini. Tidak maraknya aktivitas BKM pada masa sekarang ini disebabkan oleh berbagai hal yang merupakan masalah sehingga organisasi BKM sepi dari aktivitas bahkan vakumnya kepengurusan. Berkaitan dengan perkembangan masyarakat, Durkheim melihat bahwa masyarakat berkembang dari masyarakat sederhana menuju masyarakat modern. Salah satu komponen utama masyarakat yang menjadi pusat perhatian Durkheim dalam memperhatikan perkembangan masyarakat adalah bentuk solidaritas sosialnya. Masyarakat sederhana memiliki bentuk solidaritas sosial yang berbeda dengan bentuk solidaritas sosial pada masyarakat modern. dalam Lawang, 1994:181, Uraian diatas seperti apa yang disampaikan oleh informan sebagai berikut: “Jaringan kerja yang dilakukan BKM terkadang tidak dapat berkembang dengan baik, hal ini adanya aktifitas yang dtidak seimbang pada masing- masing masjid. Ada masjid yang maju dan dinamis ada juga yang terjebak pada kegiatan rutinitas dan bahkan ada pula masjid yang pakum dengan kegiatannya sehingga dapat kita lihat organisasi BKM yang dibentuk tidak sinergis, ditambah lagi permasalahan internal para pemuda yang mempengaruhi aktifitas dan organisasi tersebut”. Adapun yang menjadi masalah tidak maju dan dinamisnya organisasi Badan Kemakmuran Masjid adalah sebagai berikut: 1. pembentukan BKM tidak didasari pada keinginan dan kebutuhan Badan Kemakmuran Masjid disekitarnya. 2. Tidak mampu memakmurkan masjid dengan sesungguhnya. 3. Kurang dikenal keberadaan dan kiprahnya dimasyarakat. 4. Masyarakat cenderung apriori menilai negatif terhadap Badan Kemakmuran Masjid, misalnya BKM dianggap keras kepala, dan hura- hura. 5. Badan Kemakmuran Masjid terkesan eksklusif jauh dari masyarakat dan permasalahanya. 6. Kegiatan yang tidak bervariatif dan tidak berubah setiap tahunnya. 7. Masyarakat diluar jamaah masjid bersikap masa bodoh dan tak mau tahu, karena BKM menurut mereka adalah urusan masjid dan pengurusnya. 8. Tidak harmonisnya hubungan BKM dengan Remaja Masjid hal ini terjadi karena, komunikasi yang kurang, tertutupnya pengurus, BKM berjalan sendiri, Remaja Masjid tidak tanggap terhadap masalah BKM, kurang aktifnya BKM dalam kegiatan yang dibuat remaja Masjid, dan adanya pemahaman yang berbeda antara BKM dan Remja Masjid. 9. Lemahnya kemampuan manajerial, keorganisasian, dan kepemimpinan sehingga tidak serius dalam mengelola organisasi itu. 10. Lemahnya motivasi ikut bergabung di Badan Kemakmuran Masjid, ikut- ikutan dan kegiatan sampingan. 11. Lemahnya kaderisasi, tidak adanya pola kaderisasi yang jelas dan baku pada setiap organisasi Badan Kemakmuran Masjid. Sehingga proses regenerasi menjadi stagnan dan minimnya kader BKM baik secara kuantitas dan kualitas. 12. Lemahnya pemahaman ke Islaman dan wawasan anggota BKM, ilmu dianggap bukan kebutuhan. 13. Organisasi Badan Kemakmuran Masjid dijadikan tempat mencari jodoh dan tidak adanya alat kontrol yang kuat antar sesama anggota BKM dalam hal-hal negatif. Melihat dengan banyaknya masalah BKM secara umum, dibawah ini ditawarkan beberapa tindakan antisipasi solusi untuk memecahkan masalah seputar Badan Kemakmuran Masjid antara lain: 1. Badan Kemamuran Masjid melakukan kegiatan-kegiatan yang variatif didalam masyarakat dan melibatkan masyarakat. 2. Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat. 3. Mengundang dan mengajak masyarakat ke Masjid. 4. Berdialog dengan masyarakat seputar masalah-masalah yang dihadapi kondisi dan kegiatan Badan Kemakmuran Masjid. 5. Menjadikan masyarakat sebagai pendukung kegiatan BKM terutama tokoh-tokoh kegiatan masyarakat apakah dalam bentuk pemikiran, dana, bimbingan bahkan ajaklah mereka untuk bersama-sama mengontrol jalannya organisasi dari luar. 6. Meningkatkan keamanan dan pengalaman ke Islaman anggota dengan training-training ke Islaman, kajian rutin ke Islman maupun diskusi- diskusi terbatas. 7. Meningkatkan kemampuan manajerial, keorganisasian dan kepemimpinan dengan mengadakan training organisasi dan manjemen, training leadership kepemimpinan serta melibatkan anggota dalam kepanitian-kepanitiaan. 8. Merancang pola kaderisasi yang permanen yang dapat menjawab persoalan regenerasi, pematangan emosional, intelektual dan pemahaman ke Islaman anggota. 9. Orang tua memberikan kesempatan kepada anggota BKM untuk mengelola masjid. Namun orang tua perlu tetap memberikan arahan agar anggota dapat mengembangakan diri dan mandiri. 10. Mencari dan mengusahakan sumber-sumber dana mandiri yang dapat membiayai kegiatan BKM dan dapat mensejahterakan anggota misalnya Koperasi. 11. Kegiatan-kegiatan BKM hendaklah selalu memiliki muatan peningkatan keimanan, keilmuan intelektual, kesehatan fisik, skill keahlian, dan pematangan emosional anggotanya.

4.12 Analisis Gambaran Organisasi Badan Kemakmuran Masjid yang Ideal