Peran Sosial Badan Kemakmuran Masjid Dalam Meningkatkan Solidaritas Masyarakat Muslim ( Studi Deskriptif Pada Badan Kemakmuran Masjid Di Desa Manis Kecamatan Pulau Rakyat Kabupaten Asahan)

(1)

DEPARTEMEN SOSIOLOGI

PERAN SOSIAL BADAN KEMAKMURAN MASJID DALAM

MENINGKATKAN SOLIDARITAS MASYARAKAT MUSLIM

( Studi Deskriptif Pada Badan Kemakmuran Masjid di Desa Manis Kecamatan Pulau Rakyat Kabupaten Asahan)

SKRIPISI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Diajukan Oleh :

WILDAN ANWAR LUBIS

040901007

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(2)

ABSTRAK

Menurut sistem kepercayaan ummat Islam Mesjid nukan hanya sekedar tempat pelaksanaan ibadah ritual (sholat dan berdo’a) saja. Tetapi lebih dari itu Masjid memiliki fungsi yang lebih luas lagi apakah itu sebagai tempat pendidikan (pembinaan), kegiatan ekonomi, pengembangan sosial budaya ummat dan sebagai pusat pembentukan peradapan ummat Islam. Masjid dapat diguanakan oleh semua umur, latar belakang sosial budaya dan semua jenis kelamin. Begitu juga halnya dengan masyarakat, dapat menjadikan masjid sebagai puat pembinaan dan aktivitasnya.

BKM adalah Lembaga semi resmi yang dibentuk oleh Departement Agama untuk meningkatkan peranan dan fungsi masjid sebagai tempat ibadah dan sarana pembinan umat islam. Sebagai salah satu organisasi yang ada dimasyarakat sudah selayaknya organisasi ini menjalankan peran dan fungsinya didalam masyarakat, sesuai dengan statusnya sebagai organisasi dimasyarakat, membantu masyarakat dalam membina dan mengarahkan masyarakat. Tetapi sekarang ini banyak organisasi masyarakat muslim yang tidak dapat menjalankan aktivitasnya dan statis gerak organisasinya. Jumlah organisasi ini banyak yang tidak sebanding dengan banyaknya kegiatan yang dilaksanakan.

Penelitian ini mengambil kasus di Badan Kemakmuran Masjid (BKM) desa Manis Kecamatan Pulau Rakyat Kabupaten Asahan. Lokasi ini tidak jauh dari kota Kisaran. Secara sosial lokasi dimana BKM ini berada tidaklah begitu baik apalagi untuk perkembangan masyarakat. Judi dan Narkoba adalah realita pada masyarakat desa manis disamping kegiatan memakmurkan masjid. Sehingga sangatlah tepat kehadiran BKM sebagai tempat pembinaan yang aman bagi masyarakat kerena dapat membantu orang tua dan tokoh masyarakat dalam mengawasi dan mengarahkan aktivitas masyarakatnya.

BKM dipilih sebagai objek penelitian karena organisasi ini aktif kegiatanya dan pengelolaanya yang rapi pula. Selain itu beragamnya kegiatan yang dilaksanakan tidak hanya pada kegiatan keagamaan tetapi juga kegiatan yang menambah wawasan dan kreatifitas anggotanya. BKM dekat dengan masyarakatnya, muncul sebagai tempat perlawanan terhadap perilaku negatif. Sebagai sumber data penelitian ini mewawancarai 10 orang informan yang merupakan unit analisis dari penelitian ini, disamping melakukan observasi dan studi pustaka selanjutnya disajikan dengan metode deskriptif.

Penelitian ini merekomendasikan beberapa hal antara lain: BKM harus memiliki pola pengkaderan yang baku dan dapat menjawab kebutuhan generasi akan datang, meningkatkan kegiatan dan kajian-kajian keislaman tanpa meninggalkan kegiatan yang dapat meninggalkan wawasan, kesehatan fisik dan kreatifitas anggotanya. BKM juga harus memiliki sumber dana yang mandiri, serta lebih respon terhadap permasalahan yang ada dimasyarakat. Hal diatas tentu bukan hanya ditujukan pada BKM semata tetapi juga kepada Remaja masjid yang ada secara umum. Badan Kemakmuran Masjid adalah organisasi yang memiliki potensi besar dalam pemberdayaan ummat Islam khususnya masyarakat muslim.


(3)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan dan Rahmat dan karunia – Nya sehingga penulis apat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tercurah ke haribaan Rasulullah SAW, keluarganya, serta para sahabatnya yang telah berjuang membawa ummatnya ke jalan yang benar.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengelolah gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang berjudul “PERAN SOSIAL BADAN KEMAKMURAN MASJID DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS MASYARAKAT MUSLIM,( Studi Deskriptif Pada Badan Kemakmuran Masjid di Desa Manis Kecamatan Pulau Rakyat Kabupaten Asahan)

Secara ringkas skripsi ini menggambarkan bagaimana peran-peran sosial yang dilakukan Badan Kemakmuran Masjid dalam meningkatkan kebersamaan dimasyarakat.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa dukungan dari semua pihak skripsi ini tidak akan selesai. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada seluruh pihak yang membantu dengan sepenuh hati, baik berupa ide, semangat, doa, bantuan moril maupun materil sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Penghargaan yang tinggi dan ucapan terima kasih kepada kedua orangtua tercinta Ayahanda Syahrin Lubis dan Ibunda Rosita Damanik yang telah merawat dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang dan kesabaran. Akhirnya inilah persembahkan yang dapat ananda berikan sebagai tanda ucapan terima kasih dan tanda bakti ananda.


(4)

Izinkan penulis menyampaikan penghargaan yang tulus dan ucapan terima kasih yang mendalam kepada pihak – pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.

1. Bapak Prof. DR. Badaruddin Rangkuti, M.si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Hj. Lina Sudarwati, M.si, selaku Ketua Departemen Sosiologi dan Bapak Drs.Ilham Saladin, M.si, selaku sekretaris Departemen Sosiologi, Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Hj. Lina Sudarwati, M.si, selaku dosen penasehat akademik penulis di Departemen Sosiologi, Universitas Sumatera Utara.

4. Rasa Hormat dan terima kasih yang tidak akan dapat penulis ucapkan dengan kata – kata kepada Bapak Drs. Sismudjito, Msi, selaku dosen pembimbing yang telah banyak mencurahkan waktu, tenaga, dan ide–ide dan pemikiran dalam membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

5. Segenap Dosen, staff, dan seluruh pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. Kak Feni, Kak Beti yang telah cukup banyak membantu administrasi penulis selama masa perkuliahan.

6. Bapak Misdi Adi Prabowo selaku Kepala Desa Manis Pulau Rakyat yang telah memberikan izin penulis dalam melakukan penelitian.

7. Para informan yang telah banyak membantu memberikan informasi yang sangat dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih banyak atas waktu dan kesediaan para informan.


(5)

8. Saudara-saudari penulis yang sangat penulis sayangi dan cintai: dek andy, dek Irfhan, dek Nisha, dan dek Yuni yang telah banyak memberiakan suport, dukungan dan doanya.

9. Terima kasih penulis ucapkan kepada Lamudin, Spd dan Ibu Wati (bunda ) serta rekan – rekan kerja di DISBUDPARPORA Kabupaten Batu Bara yang telah banyak memotivasi dan memberi ide – ide dan saran – saran. 10.Terima kasih juga saya ucapkan kepada kawan – kawan pengurus HMI

FISIP USU, yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi kepada penulis.

11.Keluarga Besar Keyboard gondang Simalungun Manja Group, Tulang azis” dan teman-teman lainya, Terima kasih atas segala doa, dukungan dan perhatiannya.”

12.Rekan – rekan Peternak dan Pencinta Ayam Aduan (SIAM) Kabupaten Simalungun desa Raja Maligas III terutama pakcik Sunarwan yang telah banyak membantu, terima kasih atas segala doa dan motivasi nya yang telah diberikan kepada penulis.

13.Buat Atturang (Ibu mertua perempuan) dan Tulang (mertua laki-laki). ” Terima kasih banyak atas support, perhatian dan segala bantuannya, semoga Allah SWT membalas segala kebaikannya), Ponakan yang kusayangi ( Novi, Sandi, Fani, Amin ), semoga kalian menjadi orang yang berhasil dan sukses berbakti kepada orangtua.


(6)

14.Lae very, Lae Adi, Lae Pian (abang ipar), mak novi yang selalu nanyain kapan wisudanya, dan beserta seluruh keluarga. ”Terima kasih atas segala doanya, dukungan dan perhatiannya.”

15.Istriku yang tersayang Yusniar Purba, yang telah memberikan motivasi dan support dalam penyelesaian skripsi ini. Kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi sikapku selama ini sangat ku hargai dan semoga Adik berhasil dalam menyelesaikan segala tugas – tugas pekerjaannya dan cepat jadi Kasubag Program nya yaaa. Doaku selalu menyertaiku.

16.Sahabat-sahabat baikku yang bisa mengerti dan menerimaku baik dalam keadan suka maupun duka: Rudi dan Heru (Thanks ya atas kesabaran, kebersamaan, pengertian, dan segala supportnya), Ari, Eko, Sakti, Ihsan, Wendi. Terima kasih atas segala support dan semangat, bantuan baik moril maupun materil, penulis bersyukur dan bangga mempunyai sahabat - sahabat seperti kalian.

17.Kawan – kawan anak Sosiologi stambuk 2004 FISIP USU tanpa kecuali: Kasihati, Maishara, Devi, Yanti, Reni, Yanti, Mestika, Nova, Rabanta, Rini, Juni, Idris, Alex, Beny, Azhari, Eko Rusadi, Eko Evan, juga seluruh kerabat yang lainnya, maaf tidak dapat saya tuliskan satu persatu. ”Terima kasih atas segala doanya, dukungan dan perhatiannya.”

18.Keluarga Besar IMASI ( Ikatan Mahasiswa Sosiologi ) FISIP USU, dan Abang /Kakak stambuk 1999 – 2003 serta Adek – Adek Junior Sosiologi Stambuk 2005 -2009. Terima kasih atas semua dukungan dan bantuan yang telah diberikan kepada saya.


(7)

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini terdapat berbagai kekurangan dan keterbatasan, untuk itu penulis mengharapkan dari berbagai pihak agar dapat memberikan masukan dan saran – saran yang sifatnya membangun demi kebaikan tulisan ini. Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca, dan akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

Medan, 29 Maret 2011 ( Penulis )

WILDAN ANWAR LUBIS 040901007


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Abstrak... i

Kata Pengantar... ii

Daftar Isi... vii

Daftar Tabel dan Gambar... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Perumusan Masalah... 5

1.3. Tujuan Penelitian... 6

1.4. Manfaat Penelitian... 7

1.4.1 Manfaat Teoritis ... 7

1.4.2 Manfat Praktis... 7

1.5. Definisi Konsep... 7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Institusi Sosial... 9

2.2. Solidaritas Sosial... 10

2.3. Soliaritas Mekanik dan Organik... 12

BAB III. Metodologi Penelitian 3.1 Jenis Penelitian... 14

3.2. Lokasi Penelitian... 15


(9)

3.3.1. Unit Analisis... 15

3.3.2. Informan... 16

a. Informan utama... ... 16

b. Informan tambahan... 16

3.4. Teknik Pengumpulan Data... 16

3.5. Interpretasi Data... 17

3.6. Jadwal Kegiatan... 18

3.7. Keterbatasan Penelitian... 19

BAB. IV. DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 21

4.1. Sejarah Desa Manis... 21

4.2. Topografi, Keadaan Alam dan Batas Wilayah... 22

4.3. Administrasi Desa... 25

4.4. Tata Penggunaan Lahan... 27

4.5. Komposisi Penduduk... 29

4.5.1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama... 31

4.5.2.Komposisi penduduk Berdasarkan Suku ... 33

4.5.3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Bidang pekerjaan.... 34

4.5.4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan 37 4.6 Sarana Prasarana... 40

4.6.1 Sarana Kesehtan dan Olahraga... 40

4.6.2. Sarana Transportasi... 42


(10)

4.6.4 Sarana Kemasyarakatan... 43

4.6.5 Sarana Komunikasi... 44

4.7. Perdagangan dan Jasa... 44

4.8. Profil BKM Masjid Jariyah... 45

4.8.1 Pembinaan Organisasi... 45

4.8.2 Pembinaan Kemakmuran... 45

4.8.3 Administrasi... 47

4.8.4 Administrasi Jamaah... 48

4.8.5 Masa Jabatan... 48

4.8.6 Pendapatan dan Pembinaan... 48

4.9 Profil Informan 4.9.1. Informan Utama... 49

4.9.2 Informan Tambahan... 57

4.10. Analisis Peran Sosial BKM... 54

4.11. Analisis Permasalahan dalam BKM... 58

4.12. Analisis Gambaran Organisasi BKM yang Ideal... 72

BAB. V PENUTUP 5.1. Kesimpulan... 76

5.2. Saran... 78 DAFTAR PUSTAKA


(11)

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Halaman Gambar 1. Peta Kecamatan Pulau Rakyat Menurut desa 24 Gambar 2. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Manis Pulau Rakyat 26 Gambar 3 Struktur Organisasi Badan Kemakmuran Masjid 46

Tabel 1. Jadwal kegiatan 19

Tabel 2. Luas Lahan Menurut Peruntukkan di desa Manis 28 Tabel 3. Luas Lahan Menurut Status Pemilikan di Desa Manis 29 Tabel 4. Jumlah Penduduk Desa Berdasarkan Jenis Kelamin 30 Tabel 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Yang Dianut 32

Tabel 6 Jumlah Bangunan Rumah Ibadah 32

Tabel 7. Jumlah Penduduk Desa Berdasarkan Suku Bangsa 33 Tabel 8 Jumlah Penduduk Desa Berdasarkan Bidang pekerjaan 35 Tabel 9. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Tenaga Kerja 37 Tabel 10. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan 38 Tabel 11. Keadaan Penduduk Menurut Pendidikan di Desa manis P.R 39 Tabel 12. Pendidikan Khusus Didesa Manis Pulau Rakyat 39

Tabel 13. Sarana Kesehatan 41

Tabel 14 Sarana Olah Raga 41


(12)

ABSTRAK

Menurut sistem kepercayaan ummat Islam Mesjid nukan hanya sekedar tempat pelaksanaan ibadah ritual (sholat dan berdo’a) saja. Tetapi lebih dari itu Masjid memiliki fungsi yang lebih luas lagi apakah itu sebagai tempat pendidikan (pembinaan), kegiatan ekonomi, pengembangan sosial budaya ummat dan sebagai pusat pembentukan peradapan ummat Islam. Masjid dapat diguanakan oleh semua umur, latar belakang sosial budaya dan semua jenis kelamin. Begitu juga halnya dengan masyarakat, dapat menjadikan masjid sebagai puat pembinaan dan aktivitasnya.

BKM adalah Lembaga semi resmi yang dibentuk oleh Departement Agama untuk meningkatkan peranan dan fungsi masjid sebagai tempat ibadah dan sarana pembinan umat islam. Sebagai salah satu organisasi yang ada dimasyarakat sudah selayaknya organisasi ini menjalankan peran dan fungsinya didalam masyarakat, sesuai dengan statusnya sebagai organisasi dimasyarakat, membantu masyarakat dalam membina dan mengarahkan masyarakat. Tetapi sekarang ini banyak organisasi masyarakat muslim yang tidak dapat menjalankan aktivitasnya dan statis gerak organisasinya. Jumlah organisasi ini banyak yang tidak sebanding dengan banyaknya kegiatan yang dilaksanakan.

Penelitian ini mengambil kasus di Badan Kemakmuran Masjid (BKM) desa Manis Kecamatan Pulau Rakyat Kabupaten Asahan. Lokasi ini tidak jauh dari kota Kisaran. Secara sosial lokasi dimana BKM ini berada tidaklah begitu baik apalagi untuk perkembangan masyarakat. Judi dan Narkoba adalah realita pada masyarakat desa manis disamping kegiatan memakmurkan masjid. Sehingga sangatlah tepat kehadiran BKM sebagai tempat pembinaan yang aman bagi masyarakat kerena dapat membantu orang tua dan tokoh masyarakat dalam mengawasi dan mengarahkan aktivitas masyarakatnya.

BKM dipilih sebagai objek penelitian karena organisasi ini aktif kegiatanya dan pengelolaanya yang rapi pula. Selain itu beragamnya kegiatan yang dilaksanakan tidak hanya pada kegiatan keagamaan tetapi juga kegiatan yang menambah wawasan dan kreatifitas anggotanya. BKM dekat dengan masyarakatnya, muncul sebagai tempat perlawanan terhadap perilaku negatif. Sebagai sumber data penelitian ini mewawancarai 10 orang informan yang merupakan unit analisis dari penelitian ini, disamping melakukan observasi dan studi pustaka selanjutnya disajikan dengan metode deskriptif.

Penelitian ini merekomendasikan beberapa hal antara lain: BKM harus memiliki pola pengkaderan yang baku dan dapat menjawab kebutuhan generasi akan datang, meningkatkan kegiatan dan kajian-kajian keislaman tanpa meninggalkan kegiatan yang dapat meninggalkan wawasan, kesehatan fisik dan kreatifitas anggotanya. BKM juga harus memiliki sumber dana yang mandiri, serta lebih respon terhadap permasalahan yang ada dimasyarakat. Hal diatas tentu bukan hanya ditujukan pada BKM semata tetapi juga kepada Remaja masjid yang ada secara umum. Badan Kemakmuran Masjid adalah organisasi yang memiliki potensi besar dalam pemberdayaan ummat Islam khususnya masyarakat muslim.


(13)

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

Secara horizontal dalam struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan-perbedaaan agama, adat dan perbedaan kedaerahan. Salah satu unsur dari keberagamaan bangsa Indonesia adalah agama islam yang merupakan agama kepercayan yang dianut oleh sebagian besar penduduk negeri ini, sehingga ummat islam adalah unsur terbesar dalam pluralitas (keanekaragaman) bangsa Indonesia. Kaum muslimin memiliki konsep tentang solidaritas yang luar biasa luas dan mendalam. Ikatan solidaritas itu sedemikian sempurna, meliputi ikatan keimanan, spiritual, intelektual, sosial, ekonomi dan pada seluruh aspek kehidupan.

Perbaikan masyarakat muslim dari penyimpangan agama adalah satu bentuk solidaritas muslim yang terbesar dan terpenting, karena ini adalah salah satu bentuk loyalitas yang harus diberikan seorang muslim. Maka semua usaha memperbaiki masyarakat merupakan bentuk solidaritas muslim. Salah satu bentuk solidaritas kaum muslimin adalah memperbaiki masyarakat muslim dengan cara bertahap, sehingga dapat membentuk masyarakat yang baik dan jauh dari penyimpangan agama. Mereka memulai dengan mengajak kepada perbaikan aqidah dengan mengajak bertauhid dan melarang kesyirikan, kemudian mengajak untuk menegakkan sholat, menunaikan zakat, melaksanakan seluruh kewajiban dan menjauhi segala larangan.


(14)

Dalam Islam, iman dikaitkan dengan solidaritas. Dalam kegiatan intelektual, bahwa Islam mengajarkan agar setiap kaum muslimin mencari ilmu kepada siapapun dan dari manapun. Di antara kaum muslimin tidak boleh saling menyembunyikan ilmu pengetahuan. Dan demikian pula, ada kewajiban untuk mengajarkannya. Hadits-hadits nabi menunjukkan betapa keutamaan yang akan diperoleh dari mengajarkan dan mempelajari ilmu pengetahuan. Atas dorongan ini, maka pada setiap komunitas muslim selalu muncul lembaga-lembaga pendidikan dengan berbagai bentuknya. Mesjid memiliki peran yang signifikan dalam mengembangkan dan membangun kapabilitas intelektual umat, kegiatan sosial kemasyarakatan, meningkatkan perekonomian umat, dan menjadi ruang diskusi untuk mencari solusi permasalahan umat terkini.

Dari sisi pertumbuhannya, jumlah mesjid dari tahun ke tahun jumlahnya kian bertambah. Untuk daerah Sumatera Utara menurut data BPS jenis sektoral tahun 2007 sekitar 9201 mesjid, Kendati demikian, secara jujur harus diakui, bahwa pemanfaatannya belum optimal. Oleh karena itu, perlu diupayakan berbagai usaha untuk memakmurkannya, di samping memfungsikannya semaksimal mungkin secara terus menerus karena itu merupakan tanggung jawab umat Islam khusus para pengelolanya untuk mengembalikan mesjid sesuai fungsinya semula, sebagai pusat segala kegiatan kaum muslimin. Walau diketahui, untuk memakmurkan masjid melalui optimalisasi peran dan fungsinya tersebut di atas tidaklah mudah, diperlukan kemampuan manajerial (idarah) dan kesiapan waktu dari para pengelola masjid. Tentunya harus ada pembenahan internal dari jamaah masjid itu sendiri. Setidaknya, ada beberapa hal yang harus


(15)

diperhatikan, antara lain, Perlunya pemahaman akan pentingnya peran dan fungsi masjid sebagai wadah dalam perbaikan umat, mengaktifkan kepengurusan masjid, mengaktifkan kegiatan masjid, meningkatkan kepedulian terhadap amanah mesjid, meningkatkan kualitas manajemen (idarah) mesjid dan pemeliharaan fisik (ri’ayah) masjid.

Dengan luasnya fungsi dan tugas masjid tidak mungkin pengelolaan masjid dilaksanakan oleh satu orang atau sekompok kecil orang. Sebab bila masih dilakukan oleh perorangan atau sekelompok kecil maka masjid hanya akan kecil saja peranannya dimasyarakat, atau pengelolaan masjid tidak rapi karena kurang orang dan kurang kerja sama. Mesjid sebagai pusat pembinaaan/pendidikan mengandung pengertian bahwa pembinaan harus dilakukan secara berkelanjutan, baik materil maupun spritual sehingga tercipta sosok pribadi muslim yang berkpribadian islami. Jika berdasarkan pengelolaannya masjid itu ada tiga tipe:

• Pertama, masjid pemerintah. Masjid yang dikelola dan pengrusannya ditunjuk oleh pemerintah. Pembiayaan masjid ini semua ditanggung pemerintah, baik dari anggaran pendapatan belanja negara atau anggaran pendapatan belanja negara.

• Kedua, masjid swasta. Masjid yang didirikan dan dikelola oleh lembaga swasta, seperti masjid-masjid digedung perkantoran dan kampus. Pendanaan masjid ini biasanya dibebankan secara penuh kepada lembaga yang mendirikan, misalnya tipe ini adalah masjid.

• Ketiga, masjid masyarakat umum. Masjid yang yang didirikan atas inisiatif warga, tidak ada kepemilikan tunggal. Pengurus masjid ditetapkan


(16)

berdasarkan musyawarah antar warga. Semua pembiayaan bersumber dari swadaya masyarakat. (http://abdullah-ubaid.blogspot.com/2006/11/mengelola-rumah-tuhan.html)

BKM (Badan Kesejahteraan Masjid) merupakan badan atau lembaga resmi yang dibentuk oleh Departemen Agama untuk meningkatkan peranan dan fungsi masjid sebagai tempat ibadah dan sarana pembinaan umat islam, yaitu organisasi yang bertujuan untuk mengorganisir kegiatan ibadah dan meningkatkan kesejahteraan masjid serta tempat ibadah umat islam lainya atas dasar takwa melalui peningkatan manajemen (idarah), kemakmuran (imarah), dan pemeliharaan (riayah). (Peraturan menteri agama RI nomor 54 tahun 2006). BKM ini ada di semua tingkat daerah baik pusat, Tk I bahkan Tk II

Objek program manajemen masjid secara umum meliputi seluruh bidang kehidupan yaitu kehidupan pribadi, keluaarga, masyarakat dan bangsa, dengan tumpuan pada kehidupan beragama, bermasyarakat, dan bernegara. Program kehidupan beragama berupaya untuk menanam, memelihara, memantapkan dan meningkatkan keimanan dan ketakwaan dengan berbagai macam kegiatan; seperti pengajian al-Qur’an, hadist, fiqih, tauhid, tasawwuf, akhlak dan ilmu-ilmu lain serta berbagai kegiatan ibadah termasuk sembahyang, ibadah sosial dan ibadah zakat. Program kehidupan bermasyarakat di masjid merupakan sarana pembinaan kehidupan bersama, bersilahturahmi, saling membantu dan memberi pertolongan dan bantuan. (www.pdf. search engine, bio-kksprofahmad.pdf).

Pada dasarnya keberadaan suatu lembaga akan membawa pengaruh terhadap hubungan antara individu atau kelompok yang didasarkan pada perasaan


(17)

dan moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama yang dalam hal ini adalah BKM. Ikatan ini lebih mendasar dari pada hubungan kontraktual yang dibuat atas persetujuan rasional., karena hubungan-hubungan serupa itu mengandaikan sekurang-kurangnya satu derajat konsensus terhadap prinsip-prinsip moril yang menjadi dasar kontrak. Kesadaran kolektif juga memberikan warna pada solidaritas sosial. Hal ini memperkokoh ikatan saling ketergantungan fungsional.

BKM ini sangat populer di kalangan masyarakat, khususnya masayarakat desa karena pada dasarnya, ketua dari BKM ini sendiri dipilih oleh masyarakat dari kalangan yang diangap mengetahui agama atau sering disebut ulama. Karena pada masayrakat ini kewibawaan seorang ulama masih dijunjung tinggi. Oleh karena itu, keadaan ini haruslah dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat itu sendiri dengan memanfaatkan status yang diperankan oleh kelompok atau individu sebagai kelompok atau individu yang dianggap ulama atau pengikutnya.

1.2. Perumusan Masalah

Lincoln dan Guba (1985 : 218 ) mendefinisikan masalah sebagai suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang menimbulkan tanda – tanda dan dengan sendirinya memerlukan upaya untuk mencari sebuah jawaban. Faktor yang berhubungan tersebut mungkin berupa konsep, data empiris, pengalaman atau unsur lainnya. ( Maleong, 2006 : 93 ).


(18)

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Bagaimana peran sosial BKM dalam meningkatkan solidaritas sosial ekonomi

masyarakat muslim didesa manis kec. Pulau rakyat kab. Asahan ?

1.3. Tujuan Penelitian

Mengacu pada pernyataan M Iqbal Hasan ( 2002 : 44 ) bahwa tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya suatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai. Dengan demikian pada dasarnya tujuan penelitian memberikan informasi mengenai apa yang akan diperoleh setelah selesai penelitian. Berdasarkan adanya keinginan penulis untuk memperoleh data, guna menjawab pertanyaan - pertanyaan pada perumusan masalah penelitian ini, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah:

mengetahui Bagaimana peran sosial BKM dalam meningkatkan

solidaritas sosial ekonomi masyarakat muslim didesa manis kec. Pulau rakyat


(19)

1.4. Manfaat Penelitian

Setelah melakukan penelitian ini diharapkan manfaat penelitian ini berupa: 1.4.1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi wawasan ilmiah yang berkaitan dengan Badan Kesejahteraan Masjid, sehingga dapat memberikan bahan masukan terhadap pihak-pihak yang berkompeten.

1.4.2 Manfat Praktis

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi peneliti berupa fakta – fakta temuan di lapangan dalam meningkatkan daya kritis dan analisis peneliti sehingga memperoleh pengetahuan tambahan dari penelitian tersebut. Dan khususnya penelitian ini dapat menjadi referensi penunjang yang diharapkan dapat berguna bagi penelitian – penelitian selanjutnya.

I. 5 Definisi Konsep

Konsep merupakan suatu gagasan yang dinyatakan dalam suatu simbol atau kata. Untuk memperoeh maksud dan pengertian mengenai konsep yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis membatasi konsep-konsep yang digunakan. Pemberian batasan konsep ini diperlukan diperlukan untuk menuntun peneliti dalam menangani rangkaian proses penelitian bersangkutan serta dalam menginterpretasikan hasil penelitian (faisal, 2003 : 107). Adapun konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

• Peran sosial adalah pola tingkah laku yang dilakukan individu dalam interaksi sosial, berdasarkan pengalamannya dan derajat konformitas


(20)

kepada apa yang disadari sebagai harapan orang lain terhadapnya. Kebanyakan jika tidak semua, tingkah laku sosial adalah dilakukan dalam bentuk peranan sosial yang demikian.

• BKM adalah Lembaga semi resmi yang dibentuk oleh Departement Agama untuk meningkatkan peranan dan fungsi masjid sebagai tempat ibadah dan sarana pembinan umat islam.

• Solidaritas adalah satu keadaaan hubungan antara individu dan/atau kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama. Ikatan ini lebih mendasar dari pada hubungan konraktual yang dibuat atas persetujuan rasional, karena hubungan-hubungan serupa itu mengandalkan sekurang-kurangnya satu tingkat/derajat konsensus terhadap prinsip-prinsip moral yang menjadi dasar kontrak itu.

• Masyarakat muslim adalah masyarakat yang beragama islam yang bertempat tinggal di Desa Manis Kecamatan Pulau Rakyat.


(21)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA 2.1 Institusi Sosial

Lembaga kemasyakatan merupakan terjemaan langsung dari istilah social-institution. Lembaga sosial atau dikenal juga sebagai lembaga kemasyarakatan salah satu jenis melakukan hubungan antar b 199:2003) BKM (Badan Kemakmuran Masjid) merupakan salah satu wadah kegiatan keagamaan yang telah melembaga di kalangan masyarakat khususnya masyakat muslim.

Agama merupakan suatu institusi yang penting yang mengatur kehidupan manusia . Agama adalah suatu ciri kehidupan sosial manusia yang universal dalam arti bahwa semua masyarakat mempunyai cara-cara berpikir dan poa-pola perilaku yang memenuhi syarat untuk disebut ”Agama” (religius). Banyak dari apa yang berjudul agama termasuk dalam superstruktur : Agama terdiri atas tipe-tipe simbol, citra, kepercayaan, dan nilai-nilai spesifik dengan mana makhluk manusia menginterpretasikan eksistensi mereka. Akan tetapi, karena agama juga mengandung komponen ritual, maka sebagian agama tergolong juga dalam struktur sosial.

Peranan utamanya ialah sebagai integrator kemasyarakatan. Agama mengikat orang-orang menjadi satu dengan mempersatukkan mereka disekitar seperangkat kepercayaan, nilai, dan ritual bersama. Dengan demikian, agama


(22)

membantu memelihara masyarakat atau kelompok sebagai suatu komunitas moral. (Ishomudhin, 2002 : 29,38) Untuk menerapkan fungsi-fungsi tersebut tak jarang pemeluk agama membentuk suatu wadah formal atau semi formal bahkan tidak formal yang berbentuk suatu sistem tertentu.

2.2 Solidaritas Sosial

Solidaritas sosial merupakan konsep sentral Emile Durkheim (1858-1917) dalam mengembangkan teori sosiologi. Durkheim (dalam Lawang, 1994:181) menyatakan bahwa solidaritas sosial merupakan suatu keadaan hubungan antara individu dan/atau kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama dan diperkuat oleh pengalaman emosional bersama. Solidaritas menekankan pada keadaan hubungan antar individu dan kelompok dan mendasari keterikatan bersama dalam kehidupan dengan didukung nilai-nilai moral dan kepercayaan yang hidup dalam masyarakat. Wujud nyata dari hubungan bersama akan melahirkan pengalaman emosional, sehingga memperkuat hubungan antar mereka. Menurut Durkheim, berdasarkan hasilnya, solidaritas dapat dibedakan antara solidaritas positif dan solidaritas negatif. Solidaritas negatif tidak menghasilkan integrasi apapun, dan dengan demikian tidak memiliki kekhususan, sedangkan solidaritas positif dapat dibedakan berdasarkan ciri-ciri:

1. yang satu mengikat individu pada masyarakat secara langsung, tanpa perantara. Pada solidaritas positif yang lainnya, individu tergantung dari


(23)

masyarakat, karena individu tergantung dari bagian-bagian yang membentuk masyarakat tersebut,

2. solidaritas positif yang kedua adalah suatu sistem fungsi-fungsi yang berbeda dan khusus, yang menyatukan hubungan-hubungan yang tetap, walaupun sebenarnya kedua masyarakat tersebut hanyalah satu saja. Keduanya hanya merupakan dua wajah dari satu kenyataan yang sama, namun perlu dibedakan,

3. dari perbedaan yang kedua itu muncul perbedaan yang ketiga, yang akan memberi ciri dan nama kepada kedua solidaritas itu. Ciri-ciri tipe kolektif tersebut adalah individu merupakan bagian dari masyarakat yang tidak terpisahkan, tetapi berbeda peranan dan fungsinya dalam masyarakat, namun masih tetap dalam satu kesatuan.

Berkaitan dengan perkembangan masyarakat, Durkheim melihat bahwa masyarakat berkembang dari masyarakat sederhana menuju masyarakat modern. Salah satu komponen utama masyarakat yang menjadi pusat perhatian Durkheim dalam memperhatikan perkembangan masyarakat adalah bentuk solidaritas sosialnya. Masyarakat sederhana memiliki bentuk solidaritas sosial yang berbeda dengan bentuk solidaritas sosial pada masyarakat modern.

Pandangan Durkheim mengenai masyarakat adalah sesuatu yang hidup, masyrakat berpikir dan bertingkah laku dihadapkan kepada gejal-gejal sosial atau fakta-fakta sosial yang seolah-olah berada di luar individu. Fakta sosial yang berada di luar individu memiliki kekuatan untuk memaksa. Pada awalnya, fakta


(24)

sosial berasal dari pikiran atau tingkah laku individu, namun terdapat pula pikiran dan tingkah laku yang sama dari individu-individu yang lain, sehingga menjadi tingkah laku dan pikiran masyarakat, yang pada akhirnya menjadi fakta sosial. Fakta sosial yang merupakan gejala umum ini sifatnya kolektif, disesbabkan oleh sesuatu yang dipaksakan pada tiap-tiap individu.

2.3 Solidaritas Mekanik dan Organik

Sumber utama bagi analisa Durkheim mengenai tipe-tipe yang berbeda dalam solidaritas dan sumber-sumber struktur sosialnya. Tujuan keseluruhan dari karya klasik ini adalah untuk menganalisa pengaruh atau fungsi kompleksitas dan spesialisasi pembagian kerja dalam struktur sosial dan perubahan-perubahan yang diakibatkanya dalam bentuk pokok solidaritas sosialnya. Singkatnya pertumbuhan dalam pembagian kerja meningkatkan suatu perubahan dalam struktur sosial dari solidaritas mekanik ke solidaritas organik.

Durkheim menggunakan istilah solidaritas mekanik dan organik untuk menganalisa masyarakat keseluruhannya. Solidaritas mekanik didasarkan pada suatu ”kesadaran kolektif” bersama, yang menunjuk pada totalitas kepercayaan-kepercayaan dan sentimen-sentimen bersama yang rata-rata ada pada warga msyarakat yang sama itu. Itu merupakan suatu solidaritas yang tergantung pada individu-individu yang meliki sifat-sifat yang sama dan menganut kepercayaan dan pola normatif yang sama pula. Karena itu individulaitas tidak berkembanag; individualitas itu terus-menerus dilumpuhkan oleh tekanan yang besar sekali untuk konformitas.


(25)

Bagi Durkheim indikator yang paling jelas untuk solidaritas mekanik adalah ruang lingkup dan kerasnya hukum-hukum yang bersifat menekan itu. Hukum-hukum ini mendefinisikan setiap perilaku sebagai suatu yang jahat yang mengancam atau melanggar kesadaran kolektif yang kuat. Sedangkan solidaritas mekanik muncul karena pembagian kerja bertambah besar. Solidaritas ini didasarkan pada tingkat saling ketergantungan yang tinggi.

Saling ketergantungan itu bertambah sebagai hasil bertambahnya dari bertambahnya spesialisasi dalam pembagian pekerjaan, yang memungkin kan dan juga menggairahkan bertambahnya perbedan dikalangan individu. Munculnya perbedaan-perbedaan dikalangan individu merombak kesadaran kolektif itu, yang pada giliranya menjadi kurang penting lagi sebagai dasar utnuk keteraturan sosial yang dibandingkan dengan saling ketergantungan fungsional yang bertambah antara individu-individu yang memiliki spesialisasi dan secara relatif lebih otonom sifatnya. Seperti dikatakan Durkheim; ”itulah pembagian kerja yang terus saja mengambil peran yang tadinya diisi oleh kesadaran kolektif”. (dalam Lawang, 2000:183-184)


(26)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus ( case study ) tipe deskriptif. Studi kasus merupakan suatu metode dalam penelitian yang penelaahannya terhadap suatu kasus dilakukan secara intensif, mendalam, mendetail dan konferensif. Studi kasus bertujuan mengembangkan dan menggeneralisasikan teori ( generalisasi analitis ) bukan menghitung frekuensi. (Sanapiah, 2003 : 22 ).

Adapun studi kasus tipe deskriptif dapat melacak urutan peristiwa hubungan antar pribadi, menggambarkan sub – budaya, dan menemukan fenomena kunci. Fokus studi kasus selain individu adalah kelompok, lembaga, organisasi, masyarakat atau suatu komunitas.

Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran, tentang kondisi ataupun fenomena tertentu. ( Bungin, 2007 : 68 ).

Dengan menggunakan pendekatan kualitatif peneliti akan dapat memperoleh informasi atau data yang lebih mendalam mengenai Peran Sosial Badan Kemakmuran Masjid Dalam Meningkatkan Solidaritas Masyarakat Muslim, khususnya dilokasi tempat peneliti melakukan penelitian.


(27)

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Manis Kecamatan Pulau Rakyat Kabupaten Asahan. Adapun alasan pemilihan tempat ini adalah:

1. Lokasi penelitian merupakan masyarakat desa yang masyarakatnya majemuk dalam segala bidang baik dalam pekerjaan, agama, dan suku.

2. BKM yang berada dilokasi penelitian merupakan lembaga resmi yang dibentuk oleh Departemen Agama untuk meningkatkan peranan dan fungsi masjid sebagai tempat ibadah dan sarana pembinaan ummat islam khususnya di Desa Manis Kecamatan Pulau Rakyat Kabupaten Asahan.

3. Lokasi penelitian merupakan tempat peneliti berdomisili sehingga memudahkan dalam mengakses data yang diperlukan dalam penelitian ini. 4. BKM dilokasi penelitian untuk saat ini sangat aktif dalam melakukan kegiatan

keagamaan, sosial dan ekonomi, walau pada dasarnya desa ini tergolong desa kecil

3.3 Unit Analisis dan Informan 3.3.1. Unit Analisis

Adapun yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah Kepala Desa, BKM Masjid Jariyah, dan Masyarakat Desa Manis Kecamatan Pulau Rakyat Kabupaten Asahan


(28)

3.3.2. Informan

Mengingat jumlah unit analisis cukup banyak maka data diambil beberapa yang disajikan sebagai sumber informan. Subjek yang telah tercermin dalam fokus penelitian ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian ini menjadi informan yang akan menberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian, dalam penelitian ini informan ada dua jenis yaitu informan utama dan informan tambahan.

a. Informan utama yaitu mereka yang terlibat langsung dalam kegiatan yang diteliti. Yang menjadi informan utama dalam penelitian ini adalah: Pemerintahan Desa yaitu Kepala Desa, Ketua, bendahara dan para anggota Badan Kesejahteraan Masjid Jariyah Desa Manis Kecamatan Pulau Rakyat Kabupaten Asahan.

b. Informan tambahan yaitu mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam kegitan yang diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi informan tambahan adalah: para tokoh atau pemuka masyarakat lainya serta masyarakat Desa Manis Kecamatan Pulau Rakyat Kabupaten Asahan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu data primer dan data sekunder. Dimana data tersebut diperoleh dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang biasa digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:


(29)

a. Data Primer

 Observasi partisipatif, yaitu peneliti ikut aktif dalam proses pengambilan data, peneliti mengadakan pengamatan secara langsung. Data yang diperoleh melalui observasi langsung terdiri dari rincian tentang kegiatan, perilaku, interaksi interpersonal, dan proses penataan yang merupakan bagian dari pengalaman manusia yang dapat diamati.

 Wawancara mendalam, yaitu peneliti mengadakan tanya jawab secara langsung dengan para informan. Agar wawancara lebih terarah digunakan instrumen berupa pedoman wawancara ( inteview guide ) yakni urutan – urutan daftar yang diperlukan. Dalam penelitian ini digunakan juga instrumen penunjang lainnya dalam wawancara yaitu alat bantu rekam ( tape recorder ) yang akan membantu peneliti dalam menganalisis data dari hasil wawancara.

b. Data Sekunder

Studi kepustakaan yaitu dilakukan untuk mendapatkan data – data sekunder dengan mengumpulkan bahan – bahan yang berasal dari buku, juga dari sumber – sumber lainnya seperti surat kabar, internet dan lain – lain yang berkaitan langsung dan dianggap relevan dengan penelitian ini.

3.5 Interpretasi Data

Interpretasi data merupakan pencarian pengertian yang lebih luas tentang data yang telah dianalisis. Atau dengan kata lain, interpretasi data merupakan penjelasan yang terinci tentang arti yang sebenarnya dari data yang telah di


(30)

analisis atau dipaparkan. Dengan demikian, memberikan interpretasi dari data berarti memberikan arti yang lebih luas dari data penelitian. Interpretasi data dapat juga disebut dengan analisa data. ( Hasan, 2004 : 137 ).

Penganalisaan data pada dasarnya adalah proses penyederhanan data yang bertujuan untuk menghasilkan keterangan dan informasi yang dapat memberi arti kedalam bentuk yang lebih muda dibaca, hal ini akan menghasilkan suatu keterangan data yang terperinci dan sistematis. Setelah data – data terkumpul maka langkah berikutnya adalah menganalisa data secara kualitatif, semua data – data yang terkumpul disatukan kemudian diedit. Tahap akhir dari analisis data ini adalah mengadakan pemeriksaan keabsaan data, kemudian data diuraikan dan disajikan secara deskriptif.

3.6 Jadwal Kegiatan

Pengajuan judul ini merupakan tahap awal dari serangkaian kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan. Setelah seminar proposal penelitian dilakukan, lalu revisi proposal, pengurusan izin penelitian, dan tahapan selanjutnya adalah persiapan penelitian langsung ke lapangan. Untuk lebih rinci jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini:


(31)

Tabel 1

No Jenis Kegiatan

Bulan

7 8 9 10 11 12 1 2 3 4

1 Pra Observasi √

2 ACC Judul √

3 Penyusunan Proposal Penelitian √ √

4 Seminar Penelitian √

5 Revisi Proposal Penelitian √

6 Penyerahan Hasil Seminar Proposal √

7 Operasional Penelitian √

8 Bimbingan √ √ √

9 Penulisan Laporan akhir √ √

10 Sidang Meja Hijau √

3.7 Keterbatasan Penelitian

Sebagai peneliti yang belum berpengalaman penulis merasa banyak kendala yang dihadapi, salah satu diantaranya adalah penulis masih belum menguasai secara penuh teknih dan metode penelitian sehingga dapat menjadi keterbatasan dalam mengumpulkan dan menyajikan data. Kendala tersebut diatasi melalui proses bimbingan dengan dosen pembimbig skripsi, juga penulis berusaha untuk mencari informasi dari berbagai sumber yang mendapat sumber yang dapat mendukung proses penelitian.


(32)

Terbatasnya waktu yang dimiliki informan juga mempengaruhi pengerjaan tulisan ini, para informan yang memiliki aktifitas yang berbeda-beda hanya dapat bertemu pada saat adanya kegiatan dimasyarakat, mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Disamping itu waktu mereka juga terbatas karena mereka harus beristirahat, sehingga penulis harus rela melakukan wawancara berkali-kali. Disamping keterbatasan penguasaan teknik dan metode penelitian serta keterbatasan waktu yang dimiliki para informan.


(33)

BAB IV

DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN 4.1 Sejarah desa Manis dan Asal mula nama desa Manis

Sejarah mengenai berdirinya Desa Manis sampai saat ini belum ada secara tertulis, penulis membuat tulisan ini berdasarkan hasil wawancara dengan tokoh masyarakat setempat. Berdasarkan penuturan tokoh masyarakat setempat diperoleh informasi bahwa yang membuka Desa Manis adalah para transmigrasi dari pulau Jawa, mereka pindah dari Jawa ke Sumatera adalah untuk membuka lahan atau berkebun untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Desa Manis Pulau Rakyat merupakan sebuah desa yang telah berdiri dan ada sejak tahun 1890-an dengan letak Desa pertama berada di dekat Aliran sungai Asahan, namun dikarenakan adanya abrasi air sungai dan terjadinya banjir besar Sungai sekitar tahun 1930 an yang menyebabkan masyarakat desa Manis harus pindah ke lokasi sekarang ini dengan nama desa Manis Pulau Rakyat. Seiring dengan waktu dikarenakan bertambahnya masyarakat maka pada tahun 1999 an desa Manis dimekarkan menjadi 6 (enam) Dusun warga. Pemerintahan desa Manis dari sekitar tahun 1890 an sampai saat ini telah berganti ganti. Dimulai dari tahun 1890 an Pemerintahan Desa pertama dipimpin oleh seorang Pangeran, selanjutnya dipimpin seorang Ratu kemudian seorang Penggawe, selanjutnya Pati, lalu baru di sebut Kepala Desa. Dari penggalian data yang dilakukan maka diketahui Pati pada tahun 1950 an adalah Bapak M Nur, lalu Bapak Balim, Bapak M Hatta, dan baru Kepala Desa sekarang ini yaitu Bapak Misdi Adi Prabowo (menurut masyarakat setempat). Potensi desa sebenarnya cukup memadai dan


(34)

bagus yang diantaranya yaitu potensi perkebunan Sawit yang sekarang kebanyakan kepemikikannya ditangan pemerintah. Salah satu perkebunan yang ada di desa Manis adalah PTPN IV Kebun Pulu. Kebanyakan penduduk desa Manis berja sebagai karyawan perkebunan, ada juga yang berkebun sendiri dan berdagang.

Berdasarkan jenis / klasifikasinya desa Manis merupakan desa swasembada yang berada pada wilayah perkebunan, yang sampai sekarang desa manis masih dalam lingkungan PTPN.IV Kebun Pulu Raja.

4.2 Topografi, Keadaan Alam dan Batas Wilayah

Secara geografis Kecamatan Pulau Rakyat berada pada 2 derajat 30’00’’- 3 derajat 07’49’ Lintang Utara dan 99 derajat 00’00” – 100 derajat 00’00” Bujur Timur, dengan ketinggian 0 – 2.000 m di atas permukaan laut, dengan topografi daratan, curah hujan berdasarkan data BMG curah hujan periode sampai dengan Desember 2011 sebesar rata – rata 232 mm per tahun dan suhu udara rata – rata 26o s/d 31o Celcius.

Posisi desa Manis dekat dengan Sungai Asahan, disatu sisi memberi keuntungan berupa panorama alam yang sangat indah serta memberikan kesuburan bagi tanah perkebunan, tetapi disisi lain posisi tersebut juga menjadikan desa ini kedalam kalegori berbahaya. Apabila terjadi hujan lebat dari pegunungan, Sungai Asahan menjadi banjir, sehingga air sungai meluap ke desa OFA. Padang Mahondang dan desa lain disekitarnya. Banjir di desa ini mulai tahun 2001, 2002 dan hampir setiap tahun desa ini mengalami banjir, sehingga


(35)

masyarakat banyak mengalami kerugian secara material. Hal ini disebabkan semakin banyaknya penebangan hutan secara liar terjadi dimana – mana, dan ulah para tangan – tangan manusia yang tidak bertanggung jawab mengotori dan mencemari sungai.

Meskipun pemerintahan desa dan pihak ketiga serta pemerintaahan daerah telah ikut campur tangan dalam mencari solusi penanggulangan banjir Sungai Asahan, namun hampir setiap tahun tetap terjadi banjir juga di desa ini dan desa sekitar lainnya. Masyarakat desa Manis pun tidak merasa heran dan waspada khususnya masyarakat yang berada dipinggir aliran sungai Asahan, karena masyarakat selalu mengalami banjir luapan dari Sungai Asahan. Di tahun 2010 saja Sungai Asahan sudah banjir sampai empat kali dalam setahun, sehingga sampai saat ini jika musim hujan datang masyarakat tetap waspada. Apalagi saat sekarang ini perubahan musim terkadang tidak dapat ditentukan..

Keadaan tanah yang cukup subur di desa Manis, sangat bermanfaat untuk kehidupan masyarakat. Curah hujan dan aliran Sungai Asahan yang dimanfaatkan untuk kepentingan sosial lainnya, juga sangat mendukung untuk perkebunan sehingga masyarakat di desa ini rnenggantungkan mata pencahariannya sebagai karyawan Perkebunan PTPN-IV Pulu Raja.

Secara geografis desa Manis memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Dalam 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Aek Kuasan 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Sei Kepayang 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Rahuning


(36)

Selain itu juga pulau rakyat memiliki beberapa desa/kelurahan, diantaranya:

- Kelurahan/Desa Bangun - Kelurahan/Desa Baru - Kelurahan/Desa Manis - Kelurahan/Desa Mekar Sari

- Kelurahan/Desa Ofa Padang Mahondang - Kelurahan/Desa Orika

- Kelurahan/Desa Padang Mahondang - Kelurahan/Desa Persatuan

- Kelurahan/Desa Pulau Rakyat Pekan - Kelurahan/Desa Pulau Rakyat Tua - Kelurahan/Desa Sei Piring

- Kelurahan/Desa Tunggul Empat Lima (45)


(37)

4.3 Administrasi Desa

Desa Manis merupakan desa yang terletak di kecamatan Pulau Rakyat kabupaten Asahan, memiliki luas wilayah ± 250,99 (Km2). Luas wilayah desa Manis adalah 183,87 hektar, terbagi atas 6 dusun dan 6 rukun warga, jalan desa ada 11 km serta jalan dusun 13 km. Adapun jarak antara desa Manis dengan pusat pemerintahan Kecamatan ± 10 km. Dengan pemerintahan kabupaten Asahan sekitar 30 km, sedangkan jarak menempuh ibukota propinsi Sumatera Utara, kota Medan adalah 120 km.

Gambar 2

Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Manis Pulau Rakyat tahun 2009 – 2013

KEPALA DESA

( Misdi Adi P )

SEKRETARIS DESA ( ARTIK )

KAUR. PEMBANGUNAN

( Sapran Nst )

KAUR. UMUM ( Tiok )

KADUS I ( Amri )

KAUR. PEMERINTAHAN ( Sulaiman )

BPD

( Syahrin Lubis )

KADUS II ( Dedi )

KADUS III ( Irwan )

KADUS IV

( Agus. S )

KADUS V ( Rinaldi P )

KADUS IV


(38)

Sumber: Kantor Kepala Desa Manis Pulau Rakyat, Kabupaten Asahan

Keterangan:

Kepala desa : Misdi Adi Prabowo Ketua BPD : Syahrin Lubis Sekretaris desa : Artik

Kaur. Pembangunan : Sapran Nst Kaur. Pemerintahan : Sulaiman Kaur. Umum : Tiok Kadus I : Amri Kadus II : Dedi Kadus III : Irwan Kadus IV : Agus.S

Kadus V : Rinaldi P

Kadus VI : jumali

Lembaga pemerintahan desa merupakan lembaga formal paling penting yang ada di desa Manis telah memiliki perangkat pemerintahan desa yang lengkap, namun secara umum peran kepala desa sangat dominan dalam menjalankan fungsi lembaga, sementara perangkat desa lainnya seperti kepala-kepala urusan dan BKM tidak banyak memainkan peranan dalam menyelenggarakan pemerintahan desa.

Penyelenggaraan pemerintahan desa merupakan subsistem dari sistem penyelenggaraan desa, sehingga desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan


(39)

mengurus kepentingan masyarakat, dengan landasan pemikiran dalam pengaturan mengenai Pemerintahan Desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi, dan pemberdayaan masyarakat. Kepala Desa bertanggung jawab pada Badan Kemakmuran Masjid dan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas pemerintahan desa kepada Departemen Agama..

4.4 Tata Penggunaan Lahan a. Peruntukan Lahan :

Pada dasarnya desa Manis Pulau Rakyat adalah milik Negara, berada pada kawasan PTPN-IV kebun Pulu Rjaa, yang mana pengawasan pemerintahannya lebih besar dilakukan oleh PTPN-IV kebun Pulu Raja. Desa Manis memiliki luas wilayah 190,87 hektar, terbagi atas beberapa bagian lahan seperti lahan perkebunan, pemukiman, perkantoran, sarana pendidikan, rumah ibadah, pemakaman, jalan / transportasi, dan sebagainya. Adapun jumlah luas lahan - lahan tersebut menurut peruntukkan dapat dilihat pada tabel berikut ini :


(40)

Tabel 2.

Luas Lahan Menurut Peruntukkan di desa Manis

Sumber : Kantor Kepala Desa Manis Pulau rakyat

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa penggunaan lahan untuk perkebunan menempati posisi yang paling tinggi yakni 135,87 hektar. Jumlah ini termasuk lahan yang ditumbuhi pohon sawit milik PTPN-IV kebun Pulu Raja, sampai saat ini belum ada kebiasaan dari warga untuk menanam pohon sawit. Meskipun lahan perkebunan yang dimiliki desa ini cukup luas namun tidak semua warga memiliki lahan, sebagian mereka mengerjakan lahan milik mereka sendiri, yang dibeli dari penduduk desa lainnya.

No Penggunaan Lahan Luas ( Ha ) Persentase ( % ) 1 Pertanian

A. Persawahan --- ---

B. Perkebunan 135,87 73,31

2 Pemukiman 25 14,59

3 Perkantoran 15 8,17

4 Sekolahan 3 1,25

5 Tempat ibadah 2 1,09

6 Pemakaman 1 0,5

7 Jalan 2 1,09


(41)

b. Status Pemilikan Lahan:

Data pada tabel dibawah ini menunjukkan bahwa luas lahan yang dimiliki adalah lahan milik negara.

Tabel 3.

Luas Lahan Menurut Status Pemilikan di Desa Manis No Peruntukan Lahan Luas ( Ha ) Persentase

1 Milik Negara 183,87 100%

c. Keadaan Lahan.

Bahwa desa Manis mempunyai lahan perkebunan kelapa sawit milik PTPN-IV Kebun Pulu Raja yang dikelola oleh pihak BUMN ( Badan Usaha Milik Negara )

4. 5 Komposisi Penduduk

Secara demografi desa Manis dapat dilihat dan berbagai komposisi penduduk. Untuk memudahkan proses penyusunan datanya maka komposisi penduduk desa Manis akan dibagi kedalam beberapa bagian yaitu:


(42)

Tabel 4.

Jumlah Penduduk Desa Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1 Laki-laki 16.364 Jiwa 51,3 %

2 Perempuan 16.151 Jiwa 49,7 %

Total 32.515 Jiwa 100 %

Sumber: kantor kepala desa manis pulau rakyat

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk desa Manis adalah 32.515 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 7615 kepala keluarga. Dapat di lihat bahwa yang berjenis kelamin laki-laki Iebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. Jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki - laki sebanyak 16.363 jiwa, sedangkan penduduk yang berjenis kelamin perempuan adalah sebanyak 16.151 jiwa. Berdasarkan presentase tersebut dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan penduduk jenis kelamin laki-laki di desa Manis terus bertambah dengan persentase 51,7% bila dibandingkan dari pertumbuhan jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan hanya 49,7%, selisih persentase jumlah penduduk jenis kelamin Laki-laki dengan jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan di desa Manis mencapai 1,4% jiwa.


(43)

4.5.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama

Manusia adalah makhluk sosial yang mempunyai dua kebutuhan yaitu kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani, kebutuhan tersebut saling berhuhungan dan harus seimbang. Agama termasuk kebutuhan rohani yang sangat penting karena turut mempengaruhi tata kehidupan sosial dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Secara sosiologis agama mempunyai beberapa fungsi yaitu diantaranya adalah sebagai fungsi edukatif, penyelamat, dan kontrol sosial (social control).

Desa Manis merupakan wilayah yang heterogen dalam hal agama, penduduknya paling banyak memeluk agama Islam hal ini menandakan bahwa agama Islam memberikan pengaruh yang cukup kuat dalam setiap sendi kehidupan masyarakat di desa ini, dan sebagian penduduk ada yang memeluk agama kristen.

Jumlah penduduk menurut agama / penghayatan terhadap TYME dibagi berdasar kepala keluarga, bahwa kepala keluarga yang memeluk ajaran agama Islam sebanyak 5544 kepala keluarga, sedangkan penduduk yang memeluk ajaran agama kristen sebanyak 2434 kepala keluarga. Nilai-nilai ajaran agama masih sangat dipegang teguh oleh penduduk, agama sebagai fungsi kontrol sosial masih sangat jelas terlihat pada kehidupan sehari - hari.


(44)

Tabel 5.

Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Yang Dianut

Agama Jumlah

Islam Kristen Katolik Hindu Budha 5544 2434 190 97 67 Sumber: kantor kepala desa manis pulau rakyat

Penduduk desa manis pulau rakyat sebagian besar beragama Islam dengan jumlah 5544 jiwa diikuti dengan Kristen 2434 jiwa, Katolik 190 jiwa, Hindu 97 jiwa, dan Budha 67 jiwa.

Tabel 6.

Jumlah Bangunan Rumah Ibadah

Bangunan Jumlah

Mesjid Mushollah Gereja Vihara Pura 22 31 22 2 - Sumber: kantor kepala desa manis pulau rakyat

Masjid adalah sarana ibadah sarana ummat Islam yang ada didesa manis pulau rakyat disamping juga musholla yang tersebar diwilayah desa manis. Hal ini karena dominan penduduk desa manis pulau rakyat beragama islam. Sedangkan penduduk yang beragama non-muslim biasanya pergi ketempat-tempat ibadah


(45)

disekitar desa manis pulau rakyat atau diluar desa yang jaraknya tidak jauh dari tempat tinggal mereka.

4.5.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Suku

Suku bangsa penduduk desa Manis juga bisa dikatakan heterogen, karena terdapat 10 keluarga yang melakukan perkawinan dengan suku bangsa lain yakni dengan suku bangsa Jawa, Melayu, Batak Simalungun, Batak Toba, Batak Mandailaing, Banjar, Batak Karo, Minangkabau, Aceh, dan Banten

Komposisi penduduk desa Manis berdasarkan suku bangsa dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 7.

Jumlah Penduduk Desa Berdasarkan Suku Bangsa

NO Suku Bangsa Jumlah / jiwa

1 Jawa 15234

2 Melayu 13164

3 Batak Simalungun 1130

4 Batak Toba 1023

5 Batak Mandailing 124

6 Banjar 64

7 Batak Karo 92

8 Miniangkabau 120


(46)

10 Banten 32

Jumlah 32.515

Disamping agamanya yang heterogen, suku bangsa penduduk desa Manis juga bisa dikatakan heterogen karena terdapat 10 keluarga yang melakukan perkawinan dengan suku bangsa lain yakni dengan suku bangsa Jawa, Melayu, Batak Simalungun, Batak Toba, Batak Mandailaing, Banjar, Batak Karo, Minangkabau, Aceh, dan Banten. Keadaan tersebut membuat masyarakat masih sangat memegang nilai-nilai dan adat istiadat suku bangsa, hal ini dapat dilihat pada acara upacara perkawinan dan upacara adat lainnya.

4.5.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Bidang pekerjaan

Komposisi penduduk desa Manis berdasarkan bidang pekerjaan dapat dilihat pada tabel berikut ini :


(47)

Tabel 8.

Jumlah Penduduk Desa Berdasarkan Bidang pekerjaan

No Bidang Pekerjaan Jumlah

1. Karyawan / Pegawai BUMN 18.340

2. TNI / Polri 456

3. Pegawai Negeri Sipil 11.280

4. Karyawan Swasta 1100

5. Wiraswasta / Pedagang 23

Jumlah 32.515

Sumber : Kantor Kepala Desa Manis Pulau Rakyat

Mayoritas penduduk desa Manis hidup dari sektor perkebun sawit, mereka sebagaian besar bekerja di PTPN – IV Kebun Pulu Raja sebagai karyawan. Golongan pekerja di di PTPN- IV Kebun Pulu Raja tersebut ada beberapa tingkatan yaitu ; golongan BHL ( buruh harian lepas ), golongan karyawan pelaksana, golongan pegawai, dan golongan staff.

PT. Perkebunan Nusantara IV Pulu Raja sudah lama berproduksi sejak tahun 1960, hingga sekarang perkebunan sawit tersebut membuka lapangan kerja untuk putra - putri daerah maupun putra - putri dari luar daerah, namun dengan merosotnya harga CPO / minyak sawit saat ini dan menurunnya permintaan CPO oleh perusahaan asing, PTPN-IV kebun Pulu Raja sangat sedikit membuka lapangan tenaga kerja.


(48)

Penduduk yang bermata pencaharian sebagai karyawan / pegawai BUMN di PTPN – IV Kebun Pulu Raja sebanyak 18.340 kepala keluarga dari desa Manis. Untuk berkerja sebagai TNI / Polri penduduk 456 orang. Sedangkan yang lainnya ada yang bermata pencaharian sebagai Pegawai Negeri Sipil sebanyak 11280 kepala keluarga. Ada juga penduduk yang bermata pencaharian di perusahaan swasta sekitar 1100 kepala keluarga dan sisanya ada yang bermata pencaharian sebagai wiraswasta atau pedagang sebanyak 23 kepala keluarga.

Kondisi sosial ekonomi masyarakat desa Manis saat ini dapat dikatakan sangat sejahtera, disebabkan dari tahun ketahun sosial ekonomi untuk penduduk desa telah mulai meningkat dan stabil. Penduduk desa yang bermata pencaharaian sebagai wiraswasta / pedagang, mereka berdagang sayur – sayuran, buah – buahan, berdagang ikan atau dagang, berdagang segala kebutuhan rumah tangga dan lain sebagainya. Untuk mendapatkan segala barang dagangan, penduduk tidak kesulitan untuk dapat membeli segala jenis barang dagangannya dan akan dijual kembali, karena jarak antara desa dan lumayan dekat serta mudah ditempuh dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.


(49)

Tabel 9.

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Tenaga Kerja

Kelompok Umur Jumlah

10-14 tahun 15-19 tahun 20-26 tahun 27-40 tahun 41-56 tahun > 57 tahun

184 245 297 800 350 50 Sumber: kantor kepala desa manis pulau rakyat

Penduduk dengan kelompok umur 13-15 tahun adalah kelompok terbesar dengan jumlah 290 orang dari segi usia pendidikan. Sedangkan penduduk dengan kelompok umur yang paling banyak ( 800 jiwa) dalam hal kelompok tenaga kerja.

4.5.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel dibawah ini memperlihatkan pembagian jumlah penduduk desa Manis berdasarkan tingkat pendidikan;


(50)

Tabel 10.

Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase

1 PAUD --- ---

2 Taman kanak - kanak 60 orang 4,14 %

3 SD 750 orang 51,72 %

4 SLTP/Mts 375 orang 25,87 %

5 SMA/SMK 215 orang 14,82 %

6 Akademi / D1 – D3 20 orang 1,38 %

7 Sarjana S1 30 orang 2,07 %

Jumlah 1450 orang 100 %

Dan tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas jumlah penduduk desa Manis yang masih duduk di TK sebanyak 60 orang, berpendidikan SD saja sebanyak 750 orang, berpendidikan sampai SLTP/MA 375 orang, berpendidikan sampai dengan SMA/SMK 215 orang, berpendidikan sampai Akademi D1 – D2 ada 20 orang, serta berpendidikan sampai dengan S1 mencapai 30 orang. Namun dalam tabel , diketahui bahwa tidak ada putra–putri penduduk desa ini yang melaksanakan PAUD ( Pendidikan Anak Usia Dini ) sebab putra – putri penduduk desa ini yang sudah berusia 4 sampai dengan 5 tahun langsung bersekolah di TK, disekolahkan pada TK yang terdapat didesa ini ataupun TK yang ada di kecamatan.


(51)

Tabel 11.

Keadaan Penduduk Menurut Pendidikan di Desa manis Pulau Rakyat 2005-2007

No Uraian 2005 2006 2007

1. Tidak/belum tamat SD (%) 22,68 22,00 21,19

2. Tamat SD (%) 31,12 32,15 36,00

3. Tamat SLTP(%) 17,07 18,66 19,80

4. Tamat SLTA(%) 17,68 18,50 19,65

5. Tamat Diploma I, II, III (%) 1,57 2,20 3,30 6. Tamat D IV / Sarjana (%) 1,27 1,58 3,18

7. Tingkat Buta Huruf (%) 5,70 4,65 4,30

8. Rata-rata lama sekolah (Tahun)

6,95 7,80 8,48

Sumber: kantor kepala desa manis pulau rakyat

Tabel 12.

Pendidikan Khusus Didesa Manis Pulau Rakyat

Sarana Gedung Guru Murid

Pondok Pesantren Madrasah SLB Kursus Jahit Kursus Salon - 3 - 2 3 - 19 - 3 2 - 309 - 7 2 Sumber: kantor kepala desa manis pulau rakyat

Sarana pendidikan khusus juga ada didesa manis pulau rakyat seperti kursus menjahit, salon dan madrasah. Biasanya pendidikan khusus ini diminati oleh mereka yang tidak melanjutkan sekolah setelah tamat SMP atau SMA.


(52)

Sedangkan madrasah diminati oleh anak-anak SD yang mengaji dimadrasah sore hari setelah pulang sekolah.

4.6 Sarana dan Prasarana Desa

Untuk menunjang aktifitas masyarakat di desa Manis, terdapat berbagai sarana dan prasarana yang mendukung berbagai aspek kehidupan masyarakat. Dengan adanya sarana dan prasarana tersebut kehidupan sehari-hari masyarakat didesa ini dapat berjalan dengan lebih baik.

Adapun sarana dan prasarana tersebut antara lain:

4.6.1 Sarana Kesehatan dan Olahraga

Kesehatan merupakan salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia. Dengan tersedianya sarana dan prasarana kesehatan yang memadai sangat membantu dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya manusia.


(53)

Tabel 13. Sarana Kesehatan

No. Jenis Sarana/Prasarana 2004 2005 2006 2007 2008 1. Rumah Sakit 6 6 7 7 7 2. Puskesmas 24 24 24 24 24 3. Pus.Pembantu 168 168 172 172 168 4. Pus.Keliling 18 18 18 23 23 5. Polindes 182 182 182 78 78 J u m l a h 398 398 403 304 300

Ada Rumah Sakit, Puskesmas, Pus. Pembantu, Pus. Keliling dan Polindes di desa manis pulau rakyat yang semuanya berfungsi untuk melayani kesehatan masyarakat desa manis pulau rakyat.

Tabel 14. Sarana Olah raga

Sarana Jumlah

Lapangan Volly Lapangan Bola

4 2

Sumber: kantor kepala desa manis pulau rakyat

4 (empat) lapangan Volly dan 2 lapangan bola adalah sarana olahraga yang ada didesa manis pulau rakyat yang terbuka untuk umum begitu juga dengan lapangan bola yang ada didesa manis pulau rakyat.


(54)

4.6.2 Sarana Transportasi

Sarana transportasi ke desa dan keluar dari desa Manis, menuju kota Kisaran, Kabupaten Asahan sudah cukup baik dan lancar, dikarenakan desa ini merupakan daerah jalan lintas Sumatera. Saat ini ± 40 mobil angkutan umum ( minibus angko/MPUt) yang melewati jalan desa ini dan menghubungkannya dengan kota Kisaran dengan jarak 40km dengan menempuh waktu 45 menit Belum lagi angkutan umum yang jumlahnya tidak terhitung untuk menghubungkan kota Lima Puluh dan ibukota kabupaten Asahan dengan waktu 45 menit serta ibukota propinsi Sumatera Utara. hanya dibutuhkan waktu sekitar 21/2 jam saja karena kondisi jalan melalui rute ini cukup baik.

Transportasi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat desa Manis adalah sepeda motor dan mobil, ini disebabkan semakin stabil dan sejahteranya kehidupan ekonomi masyarakat desa sehinga kebutuhan tersier mudah terpenuhi. Menurut penjelasan dari salah satu informan, sangat jarang anak – anak yang bersekolah dan para orang tua yang bekerja mengendari sepeda sebagai alat transportasi mereka, serta ada juga fasilitas yang diberikan pihak perusahaan kebun Pulu Raja berupa bus sekolah sebagai transportasi ke kota Kisaran, telah memudahkan masyarakat desa meningkatkan pendidikan putra – putri mereka untuk melanjutkan kependidikan yang lebih tinggi, baik ke sekolah menengah atas maupun sampai ke perguruan tinggi swasta.


(55)

4.6.3 Sarana Peribadatan

Di desa ini terdapat sebuah Mesjid yang berdiri kokoh di tengah desa, masjid tersebut sangat bagus untuk beribadah, mesjid tersebut mempunyai petugas adzan sehingga shalat berjamaah dapat dilaksanakan pada setiap waktu shalat. Selain majid terdapat 31 buah Musholla atau Langgar yang dapat digunakan sebagai sarana ibadah bagi warga. Serta di desa ini terdapat 22 buah gereja, gereja untuk kristen katholik dan gereja untuk kristen protestan.

4.6.4 Sarana Kemasyarakatan

Di desa Manis terdapat berbagai organisasi kemasyarakatan /lembaga sosial seperti Serikat Tolong Menolong (STM) berupa perkumpulan suku Batak Karo, suku Padang, Batak Simalungun, Batak Mandailing, kelompok pengajian kaum Ibu dan bapak – bapak yang melakukan kegiatan pengajian pada setiap hari senin, rabu, dan kamis. Perkumpulan Pujakesuma ( Putra Jawa Kelahiran Sumatera ). Persatuan Remaja Mesjid Jariyah mempunyai kegiatan seperti melakukan pengajian/takdziah jika ada keluarga yang mendapat rnusibah kernalangan di desa, membantu pelaksanaan pesta perkawinan di desa, melakukan gotong-royong membersihkan jalan desa atau gotong-royong membersihkan saluran air untuk Mesjid, dan melakukan kegiatan Olahraga seperti bola kaki, bola volly, dan bulu tangkis.


(56)

4.6.5 Sarana Komuunikasi

Saat ini desa Manis masih sedikit jaringan untuk telepon rumah, namun sekarang ini masyarakat mulai sangat banyak yang membeli Handphone sebagai alat komunikasi mereka. Kios ponsel pun sudah ada di dewasa ini, dan seperti jaringan internet pun sudah ada di desa ini, sehingga masyarakat sangat mudah untuk bermain internet baik diwarung internet ataupun dirumah – rumah mereka yang memiliki dan memasang jaringan untuk internet. Begitu juga dengan alat - alat elektronik seperti Televisi dan Radio semua masyarakat dapat dikatakan telah memilikinya

4.7 Perdagangan dan Jasa

Tabel 15

Aktivitas Perdangan Dan Jasa Didesa Manis Pulau Rakyat Perdangan dan Jasa Jumlah

Toko Warung Kedai Sampah Swalayan Bank Travel Notaris Koperasi KUD Badan Kredit

Usaha Ekonomi Desa

70 buah 30 buah 20 buah 1 buah 3 buah - 2buah 3 buah 2 buah - 2 buah Sumber: kantor kepala desa manis pulau rakyat


(57)

Sarana perdangan dan jasa yang ada didesa manis pulau rakyat ini membantu dan melayani aktivitas perekonomian masyarakat desa.

4.8 Profil Badan Kemakmuran (BKM) Masjid Jariyah Mesa Manis

Pengurus Badan Kemakmuran Masjid Kelurahan/Desa diangkat dan diberentikan oleh kepala KUA kecamatan, atas pertimbangan lurah/kepala desa setempat, yang terdiri seorang ketua, sekretaris merangkap bendahara dan seorang anggota. Kepengurusan BKM desa sebanyak 5 orang terdiri dari Ketua, Sekretaris Bid. Idarah, Bidang Imarah, Bidang Ri’ayah dan Bendahara.

Fungsi masjid secara umum saat ini sebagai berikut: 1. Pembinaan Organisasi

pembinaan organisasi dan administrasi atau idarah bertugas meliputi masalah organisasi kepengurusan, personalia, perencanan, sarana, administrasi keuangan dan lainya.

2. Pembinaan Kemakmuran atau Idarah

Pembinaan kemakmuran atau idarah bertugas meliputi masalah pembinaan peribadatan, pembinaan pendidikan formal (baik pendidikan formal maupun umum), pendidikan luar sekolah, majelis taklim, pembinaan remaja masjid, perpustakaan, taman kanak-kanak peringatan hari besar Islam, peringatan hari besar nasional dan pembinaan ibadah sosial.


(58)

 Susunan organisasi pengurus Badan Kemakmuran Masid terdiri atas: o Ketua

o Sekretaris/ ketua bidang Idarah o Bendahara

o Ketua bidang Imarah o Ketua bidang Ri’ayah

 Susunan organisasi tersebut dapat dilihat dari bagan dibawah ini: Gambar 3

Keterangan Gambar:

Setiap masjid yang terkelola dengan baik memiliki BKM dengan strukturnya masing-masing. Secara umum, pembagian kerjanya terbagi menjadi lima yaitu:

1. Ketua : Koordinator/ Pengawas kegiatan yang diadakan anggota BKM 2. Sek. Bidang 'Idarah berfungsi sebagai administrasi manajemen masjid 3. Bidang 'Imarah berfungsi melakukan aktivitas memakmurkan masjid 4. Bidang Ri'ayah berfungsi memeliharaan fisik masjid

KETUA


(59)

5. Bendahara berfungsi mengadministrasiskan semua aset-aset BKM berupa uang, benda tidak bergerak dan bergerak.

3. Administrasi

Sampai sekarang masih terbatas masjid yang mengadakan sistem Administrasi. Hampir semua kegiatan berlalu tanpa catatan dan dokumentasi. Hal ini mungkin dirasakan sebagai kesulitan tidak adanya tenaga atau menganggap pekerjaan atau kegiatan masjid amat sederhana.

Sebenarnya tidak demikian, walau kecil kegiatan masjid apalagi jika pekerjaan itu banyak sangat perlu adanya suatu pendokumentasian dan pencatatan administarasi yang baik. Administarasi kemasjidan akan memberi faedah yang banyak. Faedah tersebut antara lain:

o Diketahui secara pasti pekerjaan dan keadaan yang sudah berlajalan, sehingga memudahkan membuat kegiatan lanjutan

o Dengan administrasi yang baik dapat diadakan evaluasi, apakah telah mencapai kemajuan atau tidak.

o Dengan pelaksanaan administrasi, pihak lain seperti pemerintah atau orang luar pada umumnya, akan melihat sebagai adanya suatu kemajuan.

o Administrasi kemasjidan yang baik, akan memudahkan pencatatan sejarah masjid yang dapat ditelusuri dan dapat dijadikan contoh atau lahan studi dikemudian hari.


(60)

4. Administrasi Jamaah

Dengan adanya administrasi jamaah, pengurus masjid dapat membedakan tentang adanya jamaah tetap dan jamaah tidak tetap. Jamaah tetap adalah mereka yang tinggal disekitar masjid dan secara tetap baik dalam sholat rawatif atau hanya sholat Jum’at yang selalu datang ke Masjid. Untuk administrasi jamah ini perlu adanya buku yang memuat data kehadiran jamaah dan nama-nama jamah. Dengan buku ini jadi dapat mengenal keadaan jamaah.

5. Masa Jabatan

Pengurus BKM diangakat untuk masa jabatan tiga tahun, dan setelah masa jabatan yang dimaksud pengurus BKM yang bersangkutan dapat diangkat kembali. Pengurus BKM berenti jabatanya dikarenakan:

o Meninggal dunia o Habis masa jabatan

o Dipindahkan dari instansi / tempat kedudukan yang bersangkutan. o Diberhentikan

o Tidak dapat melaksanakan ugas sebagaimana mestinya

6. Pendapatan dan Pembinaan

Sumber pendapatan BKM sebagian didapat dari dana nikah, thalak, cerai dan rujuk sebagaimana diatur dalam keputusan menteri agama untuk itu. Selain itu didapat dari bantuan pemerintah, bantuan masyarakat, dan usaha-usaha lain


(61)

yang tidak bertentangan dengan asas dan tujuan BKM. Pendapatan BKM dalam hal ini adalah untuk pembiayaan usaha-usaha BKM dalam mencapai tujuannya.

4. 9 Profil Informan

IV.9.1 Informan Utama

Dalam penelitian ini terdapat informan utama yang mengetahui banyak hal mengenai permasalahan yang ingin di ungkapkan dalam penelitian ini. Para informan ini terlibat langsung dalam memakmurkan Masjid dan pelaksanaan alokasi dana serta pengawasan terhadap proses pembangunan di desa Manis. Namun tidak semua informan bersedia identitasnya dicantumkan dalam tulisan ini, sebagian informan meminta agar identitasnya tidak dicantumkan dengan alasan tertentu. Para informan Utama yang dimaksud adalah:

1. Misdi Adi Prabowo (Kepala desa Manis Pulau Rakyat)

Misdi Adi Prabowo (50) tahun Beliau adalah salah satu tokoh masyarakat desa Manis yang sudah lama berdomisili di desa tersebut. Beliau menjabat sebagai kepala desa sudah hampir dua periode, periode pertama tahun 2003 – 2008 dan periode kedua tahun 2009 – sekarang ini. Orang tua beliau adalah Alm. Abd. Khalik yang juga mantan kepala desa Manis.

Selama proses wawancara berlangsung, bapak ini menjawab pertanyaan demi pertanyaan dengan santai, terkadang dengan bahasa dan kata – kata nya yang agak keras. Saat ini bapak Misdi adalah pensiunan dari PTPN-IV kebun Pulu Raja, isterinya adalah pembina ibu – ibu PKK di desa ini. Kegiatan PKK di desa


(62)

ini cukup baik dan telah mendapat penghargaan dari pemerintah kecamatan maupun pemerintah kabupaten.

Beliau memiliki 3 orang anak kandung, anaknya yang yang pertama bekerja sebagai buruh harian lepas (BHL) di PTPN-IV kebun Pulu Raja. Anak beliau sering membantu beliau bekerja dalam menyelesaikan tugas dan berbagai urusan di kantor desa. Bapak Misdi menghabiskan waktunya sehari – hari di kantor desa, ia mengaku sangat senang dengan pekerjaan yang ia lakoni saat ini, meskipun dengan beban yang sangat berat harus melayani masyarakat sampai 24 jam, ia tetap bertanggung jawab berdasarkan tugas pokok yang ini miliki serta hak dan kewajibannya sebagai kepala desa.

Beliau menjelaskan tentang Badan Kemakmuran Masjid desa dengan masyarakat desa, menurutnya Badan Kemakmuran Masjid antara pemerintahan desa dengan masyarakat desa adalah hubungan yang terjalin cukup baik, khususnya dalam mewujudkan segala kegiatan yang berhubungan dengan keagamaan. Masyarakat juga berperan dan ikut serta berpartisipasi dalam segala kegiatan untuk memakmurkan masjid. Dengan sosialisasi yang diberikan oleh anggota BKM, menjadikan masyarakat tahu akan apa saja peran dan fungsi BKM dalam masyarakat.

Sekarang dengan jelas telihat bahwa dari kegiatan – kegiatan masyarakat desa Manis yang berhubungan dengan Keagamaan, terlihat bahwa masyarakat tidak perlu banyak dikomandoi dalam berbagai hal kegiatan agama atau hari-hari besar Islam. Seperti yang dikatakan pak kades berikut ini:

“Saya salut kepada pengurus BKM mereka memiliki pemahaman yang baik terhadap organisasi, job description,


(63)

pembagian kerja, dan lalin-lain. Sejak hampir setahun belakangan ini masyarakat disekitar lebih banyak melihat dan memberikan masukan-masukan untuk berbagai kegiatan keagaman dan peran-peran sosial lainya. keikut sertaan orang-orang disini dalam program kerja yang cukup baik dan dalam melaksankannya pun orang itu bertanggung jawab.”

Selain itu, Pak kades menjelaskan bahwa masalah keagamaan di desa Manis sudah menjadi tanggung kita bersama, karena organisasi BKM hanyalah wadah tempat berkumpulnya warga muslim dalam menjalankan aktivitas keagamaan. BKM menganggap bahwa segala program yang direncanakan untuk pelaksanaan kegiatan keagamaan desa dalam mewujudkan keharmonisan dalam masyarakat harus sesuai dengan perencanaan yang telah disusun oleh para anggota – anggota BKM. Yang memberatkan karena program yang direncanakan oleh BKM tidak sama dengan ide – ide yang direncanakan masyarakat desa lainya. Inilah masalah – masalah yang timbul dalam pelaksaaan berbagai kegiatan dalam masyarakat.

Sehingga musyawarah untuk memakmurkan masjid desa harus sampai beberapa kali dilaksanakan untuk mencapai kesepakatan bersama. Untuk penyusunan program – program pelaksanaan pemerintahan desa tahun 2011 saja belum tersusun dan di sepakati bersama. Aktifitas ketua BKM yang cukup banyak diluar tugas ia sebagai Karyawan Perkebunan, sehingga musyawarah menjadi terkendala karena penyusunan laporan tersebut harus diketahui dan disetujui oleh Kades dan perangkat desa lainya.


(64)

2. H. Syahrin Lubis (Ketua Badan Kemakmuran Masjid desa Manis) Syahrin Lubis adalah seorang bapak berumur 48 tahun, yang sudah lama tinggal dan menetap di desa Manis , pendidikan beliau hanya SMU sederajat. Ia memiliki 5 anak kandung, istrinya adalah karyawan PTPN-IV kebun Pulu Raja. Sehari - harinya ia bekerja sebagai Pegawai PTPN-IV kebun Pulu Raja dan menjabat sebagai ketua (BKM) Badan Kemakmuran Masjid di Manis Pulau Rakyat mulai tahun 2008 sampai sekarang.

Beliau menjelaskan keberadaan BKM memiliki pengaruh terhadap perkembangan mental para pemuda dan masyarakat khususnya didesa Manis. Para pemuda maupun masyarakat yang dalam didikan BKM lebih memiliki kecenderungan pergi kemasjid untuk sholat dibandingkan dengan pemuda atau masyrakat lain yang tidak ikut dalam didikan BKM. Sangat kita sukuri karena secara rutin para pemuda dan masyarakat mandapat pengetahuan agama dan siraman rohani, walaupun pelaksanaan kegiatan kajian keislaman belumlah maksimal jika kita melihat dari kajian akidah dan hukum Islam. Hal inilah yang harus menjadi kontrol dan motivasi dari BKM untuk mengajak para pemuda dan masyarakat untuk ikut beraktifitas didalamnya .

“kegiatan yang dilakukan Badan Kemakmuran Masjid sudah dikatakan baik, karena para pemuda dan masyrakat mau bersama-sama melakukan kegitan yang diadakan oleh BKM. Hal ini membuat lebih mudah mengingatkan para memuda dan masyarakat terhadap kondisi lingkungannya yang rentan terhadap aktifitas negatif, seperti contoh kita lihat dalam lingkungan disekitar kita bahwa perilaku dan tindakan para


(65)

pemuda saat ini sangat menyimpang dari ajaran-ajaran Islam. Ini semua merupakan tanggung jawab tanggung jawab kita bersama dalam mencari solusi dan mendidik generasi muda saat ini.”

Kegiatan di desa Manis saat ini sudah dapat dikatakan lumayan, karena BKM sudah hampir mampu mengendalikan masyarakat dalam melaksanakan berbagai kegiatan keagamaan. Sebagaian besar masyarakat desa juga menunjukkan sikap perduli untuk recana yang dikelola Badan Kemakmuran Masjid.

3. Supartini (Bendahara Badan Kemakmuran Masjid desa Manis) Supartini adalah seorang ibu yang berumur 40 tahun, yang sudah lama tinggal dan menetap di desa Manis mulai sejak lahir. Suparti memiliki 4 anak kandung, suaminya adalah karyawan PTPN-IV kebun Pulu Raja.. Sehari - harinya ia bekerja dan menjabat sebagai Bendahara Badan Kemakmuran Masjid desa Manis mulai tahun 2008 sampai sekarang. Pengalamannya yang begitu lama menjabat sebagai Bendahara Badan Kemakmuran Masjid desa Manis membuat dirinya cukup dikenal dimasyarakat, dan berdasarkan kinerjanya yang sangat baik

Beliau memberikan penjelasan tentang Badan Kemakmuran Masjid dengan masyarakat desa Manis, yaitu dengan sosialisasi yang telah diberikan oleh BKM kepada masyarakat dapat terlihat didesa ini bahwa BKM dan masyarakat ikut berpartisipasi dalam mewujudkan berbagai kegiatan-kegiatan keagamaan. BKM di desa Manis menghasilkan hubungan yang akrab dan kekeluargan, seperti hal nya dengan kegiatan keagamaan yang dilaksanakan didesa ini, dengan


(66)

sosialisasi keagamaan yang telah diarahkan oleh Departemen Agama agar masyarakat aktif dan dapat memahami maksud dan tujuan dalam Memakmurkan Masjid dan lainya. BKM memberikan suatu proses pembelajaran yang dapat diterima dan dapat dilaksanakan oleh masyarakat desa dalam mewujudkan keharmonisan dalam bermasyarakat beragama, seperti apa yang dijelaskan oleh informan sebagai berikut :

“Dalam mewujudkan peran-peran sosial bermasyarakat beragama saat ini berjalan cukup baik, misalnya dalam kegiatan – kegiatan keagamaan seperti perwiritan, maulid nabi, isra’ miraj dan lainya itu dapat terlaksanakan sampai selesai dengan aman. Bentuk sosialisasi yang dilakukan oleh BKM dalam meningkatkan partisipasi masyarakat desa misalnya, mengundang masyarakat untuk hadir di masjid agar mendapatkan penjelasan mengenai kegiatan –kegiatan keagamaan atau pun memberikan suatu pengumuan baik lisan atau pun tulisan yang akan disampai oleh para perangkat desa lainnya seperti dari para anggota BKM, kepala dusun, RT/RW dari masing – masing dusun yang mewakili masyarakat, sehingga masyarakat dapat paham.”

Badan Kemakmuran Masjid yang berdasarkan tugas pokok dan kewajiban dalam pelaksanaan kegiatan keagamaan , yaitu sebagai contoh hubungan antara kades, dengan sekdes, para kaur dan kadus terbina dengan baik. Pelayanan yang telah diberikan oleh BKM kepada masyarakat dan dapat diterima oleh masyarakat. BKM memiliki peranan yang signifikan dalam pengolahan proses sosial dalam masyarakat, dengan menciptakan kehidupan harmonis, sehingga dapat membawa masyarakat pada kehidupan yang sejahtera, rasa tentram dan harmonis.


(1)

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Mesjid dalam sistem kepercayaan ummat islam bukanlah sekedar tempat ibadah saja (sholat), tetapi juga lebih dari itu mesjid memiliki fungsi lebih seperti tempat menuntut ilmu, bermusyawarah, pengembangan sosial budaya bahkan pembentukan masyarakat dan lain-lain. Fungsi-fungsi ini sudah ada sejak jaman dahulu sampai sekarang. Tetapi selain ini fungsi-fungsi selain fungsi ibadah tadi mengalami pemudaran karena fungsi-fungsi ini diambil alih lembaga lain yang ada diluar masjid.

Tetapi bukan berarti pada saat sekarang ini fungsi-fungsi tersebut tidak dapat dilakukan oleh masjid oleh karena itu diperlukan usaha dari masyarakat islam khususnya yang tingal disekitar masjid-masjid untuk dapat memakmurkan masjid, memfungsikannya tidak hanya untuk ibadah. Tentunya dengan mengelola masjid dengan rapi dan teratur secara profesional.

Salah satu elemen di masjid khususnya di Indonesia adalah adanya Badan Kemakmuran Masjid. Organisasasi ini dibawah naungan Departemen Agama berfungsi melakukan kegiatan agama, sosial dan pendidikan dengan menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan.

Sekarang ini hampir setiap masjid memiliki Badan Kemakmuran Masjid, tetapi kegiatannya tidak berjalan dan vakumnya kepengurusan serta tidak terorganisir dengan baik. Namun ada juga Badan Kemakmuran Masjid yang aktif


(2)

dan memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi pembinaan masyarakat. Salah satunya Badan Kemakmuran Masjid yang ada di Desa Manis Pulau Rakyat.

Pasang surut dan dinamika Badan Kemakmuran Masjid tentu terjadi mewarnai kehidupan organisasi ini.sistem administrasi, mekanisme dan kebijakan organisasi yang dibuat dan dijalankan dengan baik dan teratur. Program kerja yang variatif dan menyentuh kebutuhan anggota serta terbuka dalam pelaksananya dan melibatkakan masyarakat setempat. Sehingga Badan Kemakmuran Masjid ini didukung oleh masyarakat, dan aparat desa. Aktivitas yang sangat dirasakan oleh masyarakat Desa Manis dan sekitarnya adalah dengan adanya Koperasi Simpan Pinjam dan acara Perwiritan yang sepunuhnya dikelola oleh Badan Kemakmuran Masjid.

Tetapi bukan berarti Badan Kemakmuran Masjid tidak memiliki kekurangan, pola kaderisasi yang belum baku menjadikan anggota Badan Kemakmuran Masjid lebih banyak mencari ide-ide sendiri dan kemudian diterapkan di Badan Kemakmuran Masjid. Selain itu Badan Kemakmuran Masjid belum mampu mengajak anggotanya untuk memakmurkan masjid dalam artian sesungguhnya sholat berjamaah setiap hari. Serta masih minimnya pemahaman ke-Islaman anggota Badan Kemakmuran Masjid, adalah realita yang ada di Badan Kemakmuran Masjid disamping banyaknya aktivitas yang banyak di Badan Kemakmuran Masjid. Selain itu Badan kemakmuran Masjid juga belum mampu merekrut masyarakat yang terlibat banyak kasus, seperti Narkoba dan Judi. Seharusnya Badan Kemakmuran Masjid dapat merekrut dan membina mereka sehingga dapat meninggalkan Narkoba dan judi serta kegiatan negatif lainya


(3)

sehingga mereka dapat hidup lebih baik dan dapat menjalankan ajaran agama dengan baik pula.

Semua kekurangan dan kelebihan Badan Kemakmuran Masjid ini telah membuat BKM diakui dan mendapat tempat dihati masyarakatnya dan menjadi rujukan bagi anggota BKM lain yang ada disekiatar desa. Badan Kemakmuran Masjid dapat dikatakan berhasil menjalankan perannya khususnya peran sosialnya. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya kegiatan-kegiatan sosial yang mengarah pada pemenuhan kebutuhan masyarakat. Tetapi dalam hal pembinaan keagamaan Badan Kemakmuran Masjid belum dapat dikatakan optimal dan perlu peningkatan baik isi maupun metodenya. Seharusnya keduanya keduanya harus dapat berjalan seimbang dan berjalan.

Badan Kemakmuran Masjid yang ideal adalah BKM yang tetap konsisten dengan misi memakmurkan masjid dengan dasar nilai-nilai islam, memiliki arti dan berperan terhadap masyarakatnya khususnya warga-warga muslim disekitarnya. Sehingga anggota BKM menjadi alternatif pilihan masyarakat dalam berbagai kegiatan dan menjadi kekuatan masyarakat yang dapat membawa kehidupan masyarakat yang lebih baik khususnya para anggota. Serta memiliki posisi yang kuat dalam kehidupan sosial.

5.2 Saran

Diakhir penulisan hsil penelitian ini ada beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai masukan, yaitu:


(4)

1. Memakmurkan masjid dengan mengembalikan fungsi-fungsi masjid. Masjid dikelola secar baik, rapi dan profesional. Meningkatkan pemahaman dan pengalaman ajaran Islam pada diri anggota BKM.

2. Badan Kemakmuran Masjid dikelola dengan manajerial yang rapi dan profesional.

3. Badan Kemakmuran Masjid harus membuat kegiatan yang menarik, variatif, dan menjawab kebutuhan anggota BKM serta sesuai dengan perkembangan zaman, melibatkan masyarakat dalam kegiatan-kegiatan dimasjid.

4. Adanya sruktur organisasi yang jelas, yang mampu mengakomodir semua level usia. Adanya pola kaderisasi BKM yang baku dan jenjang karir organisasi yang jelas, sehingga fungsi BKM sebagai organisasi dapat terwujud.

5. Badan Kemakmuran Masjid harus membuat suatu makanisme atau metode yang lebih efektif dalam mengajak/melibatkan masyarakat yang cenderung pada narkoba dan judi untuk bergabung dengan BKM, dapat membimbing dan mengarahkan mereka agar bisa lebih baik dan menjauhi perbuatan negatif tersebut. Sehingga fungsi pengawasan sosial dan pembinaan Anggota BKM dapat berjalan dan menyelesaikan permasalahan dimasyarakat. Serta BKM harus dapat bekerja sama dengan LSM ataupun organisasi yang menangani masalah masyarakat yang ketergantungan Narkoba.


(5)

Daftar Pustaka

Bungin, Burhan 2007. Penelitian Kualitatif (komunikasi, ekonomi, kebijakan publik, dan ilmu sosial lainya), Jakarta: Prenada Media

Faisal, Sanifah 2003. Format-format Penelitian Sosial (dasar-dasar dan aplikasi), Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Hasan M. Iqbal 2002. Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia

Horton. 1993. Sosiologi Jilid I, Jakarta: Penerbit Erlangga

Johnson, Paul D. 1994. Teori Sosiologi: Klasik dan Modern, Jilid I dan II. (Terj. Robert M.Z. Lawang). Jakarta : Gramedia

Moleong, Lexy J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif, edisi revisi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Suyanto Bagong dan Sutina. 2005. Metode Penelitian Sosial (berbagai alternatif pendekatan), Jakarta: Prenada Media

Soekanto, soerjono. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

……., 2007. Data BPS Sumut

……., 2007. Departemen Agama Asahan

……., 2006. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2006 Tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Badan Kemakmuran Masjid.


(6)

Situs Internet

Abdullah, Ubaid Matraji, 2006. Mengelola Rumah Tuhan. Jakarta

Sutarmadi, Achmad. 2001. Peranan Masjid dalam Kehidupan. Jakarta (14:35)

Chakim, Sulkhan. 2005. Estetika Masjid dan Dakwah, Purwokerto

Purwokerto/sulkhan chakim) (21-02-2011) (18:00)

Ustadz, kholid. 2010. Solidaritas Salafiah dan Muslim

( http://ustadzkholid.com/manhaj/salafiyah-dan-solidaritas-muslim) (21-02-2011) (18:00)

………2010. Solidaritas Sosial Kaum Muslimin.

(http://www.uinversitasmalang.ac.id/index.php?option=com_content&vie w=article&id=1033%3solidaritassosialkaummuslimin&catid=25%3Aartik elrektor&Itemid=170) (21-01-2011) (18:30)