Hipotesis Penelitian TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Perkembangan NAB reksadana syariah dipengaruhi oleh kondisi perekonomian, situasi pasar modal, dan faktor-faktor non-ekonomi. Kondisi perekonomian ditunjukkan oleh faktor GDP, M2, exchange rate, SWBI, dan inflasi. Instrumen yang dimiliki pasar modal adalah JII dan jumlah reksadana syariah. Sedangkan faktor non-ekonomi adalah kondisi politik, keamanan, pengawasan, dan regulasi. Faktor-faktor yang digunakan untuk menganalisis perkembangan reksadana syariah dalam penelitian ini adalah kondisi perekonomian dan instrumen pasar modal. Faktor non-ekonomi tidak dimasukkan dalam ruang lingkup penelitian ini.

2.5. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Gross Domestic Product GDP berhubungan secara positif dengan NAB reksadana syariah. GDP menggambarkan kinerja perusahaan yang menjadi tujuan investasi reksadana syariah. Jika GDP meningkat, hal tersebut menggambarkan kinerja perusahaan yang membaik. Hal tersebut mengindikasikan bahwa laba yang diperoleh perusahaan tersebut meningkat. Investor akan melihat peluang tersebut untuk memperoleh return reksadana syariah yang lebih tinggi sehingga investasi pada reksadana syariah akan meningkat yang pada akhirnya akan meningkatkan NAB reksadana syariah. 2. Jumlah uang beredar mempengaruhi NAB reksadana syariah. 3. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berhubungan secara negatif dengan NAB reksadana syariah. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang meningkat depresiasi mengindikasikan bahwa kondisi perekonomian Indonesia yang melemah. Hal tersebut mendorong investor untuk menarik dananya kembali karena investasi pada instrumen reksadana syariah menjadi tidak menarik. 4. SWBI berhubungan negatif dengan NAB reksadana syariah. SWBI merupakan instrumen investasi yang menarik bagi para investor karena return yang dihasilkannya bersifat pasti dan beresiko sangat rendah. Apabila bonus SWBI meningkat, investor akan mengalihkan dananya pada SWBI dengan harapan memperoleh peningkatan return sehingga akan berimplikasi pada turunnya NAB reksadana syariah. 5. Inflasi berhubungan secara negatif dengan NAB reksadana syariah. Inflasi menyebabkan daya beli investor berkurang. Oleh karena itu, investor akan memilih menarik dananya untuk mengimbangi pengurangan daya belinya tersebut. 6. JII berhubungan secara negatif dengan NAB reksadana syariah. JII merupakan salah satu instrumen investasi reksadana syariah. Peningkatan indeks JII akan mendorong para investor untuk melakukan penebusan unit redemption. 7. Jumlah reksadana syariah berhubungan positif dengan NAB reksadana syariah. Peningkatan jumlah reksadana syariah berarti meningkatnya pilihan bagi investor untuk berinvestasi pada reksadana syariah. Oleh karena itu, peningkatan investasi pada reksadana syariah pada akhirnya akan meningkatkan NAB reksadana syariah.

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Bank Indonesia dan Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam. Data yang digunakan merupakan data runtun waktu time series bulanan dari Januari 2003 sampai dengan Desember 2006.

3.2. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah model koreksi kesalahan atau Error Correction Model ECM. Adapun syarat untuk menggunakan model koreksi kesalahan yaitu jika minimal ada salah satu variabel yang tidak stasioner. Analisis model jangka panjang dan jangka pendek dilakukan dengan menggunakan software E-Views 4.1 .

3.3. Analisis Runtun Waktu

Dalam penelitian ini akan dilakukan uji akar unit untuk mengetahui apakah data yang digunakan stasioner atau tidak. Ada tidaknya akar unit dapat diketahui dengan menggunakan Augmented Dickey Fuller ADF Test. Kemudian, dilakukan uji derajat integrasi serta uji kointegrasi untuk mengetahui adanya hubungan jangka panjang dengan menggunakan Engel-Granger Cointegration Test . Langkah selanjutnya adalah melakukan koreksi kesalahan error correction