Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksadana Syariah Kaidah Dasar Syariah mengenai Reksadana Syariah Mekanisme Kegiatan Reksadana Syariah

berdasarkan Kaidah Hukum Muamalat yang berbunyi ’Pada dasarnya, segala bentuk muamalah boleh dilakukan sepanjang tidak ada dalil yang mengharamkannya’ Firdaus, 2005.

2.1.1.1. Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksadana Syariah

Pedoman mengenai pelaksanaan investasi untuk reksadana syariah di Indonesia tertuang dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 20DSN- MUIIX2000. Dalam fatwa tersebut dijelaskan mengenai kaidah dasar syariah mengenai reksadana, mekanisme kegiatan Reksadana Syariah, hubungan investor dengan perusahaan investasi, pemilihan dan pelaksanaan investasi syariah, serta penentuan dan pembagian hasil investasi dalam Reksadana Syariah.

2.1.1.2. Kaidah Dasar Syariah mengenai Reksadana Syariah

Fatwa DSN No. 20DSN-MUIIX2000 menjelaskan mengenai pelaksanaan investasi untuk Reksadana Syariah dengan mengingat akan kaidah Fiqh . Kaidah Fiqh mengenai Reksadana Syariah yakni, ”Pada dasarnya, segala bentuk muamalah boleh dilakukan sepanjang tidak ada dalil yang mengharamkannya”.

2.1.1.3. Mekanisme Kegiatan Reksadana Syariah

Bab II dalam Fatwa DSN No. 20DSN-MUIIX2000 menjelaskan bahwa mekanisme operasional dalam Reksadana Syariah adalah antara pemodal dengan Manajer Investasi dilakukan dengan sistem wakalah dan antara Manajer Investasi dengan pengguna investasi dilakukan dengan sistem mudharabah. Secara teknis, mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama menyediakan seluruh 100 persen modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola Sinar Harapan, 2005. Karakteristik sistem mudharabah tersebut meliputi : a. Pembagian keuntungan antara pemodal shahibul maal yang diwakili oleh Manajer Investasi berdasarkan pada proporsi yang telah disepakati kedua belah pihak melalui Manajer Investasi sebagai wakil dan tidak ada jaminan atas hasil investasi tertentu kepada para pemodal. b. Pemodal hanya menanggung resiko sebesar dana yang telah diberikan. c. Manajer Investasi sebagai wakil tidak menanggung resiko kerugian atas investasi yang dilakukannya sepanjang bukan karena kelalaiannya.

2.1.1.4. Hubungan Pemodal dengan Perusahaan Investasi Reksadana Syariah