Diagnostic Test Model ECM Estimasi Error Correction Model ECM

persamaan jangka panjang adalah ln_RGDP dan SWBI. Variabel ln_RGDP, ln_RXCR, ln_JII, dan ln_JRDS memiliki koefisien positif, sedangkan variabel ln_M2, SWBI, dan INFL memiliki koefisien yang negatif.

5.3. Diagnostic Test Model ECM

1. Uji Autokorelasi. Uji autokorelasi yang digunakan pada penelitian ini dilakukan melalui Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test. Adanya autokorelasi dapat dilihat dengan cara membandingkan nilai Probability ObsR- Squared pada Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test dengan taraf nyata yang digunakan dalam penelitian ini. Probability ObsR-Squared sebesar 1,000000 yang lebih besar dari taraf nyata 10 persen sehingga hipotesis nol diterima yang menunjukkan bahwa model jangka pendek yang diestimasi terbebas dari masalah autokorelasi. 2. Uji Heteroskedastisitas. Adanya masalah heteroskedastisitas dalam penelitian ini dapat dilihat dengan membandingkan nilai Probability ObsR-Squared pada White Heteroskedasticity Test dengan taraf nyata yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa model reksadana syariah terbebas dari masalah heteroskedastisitas karena nilai Probability ObsR-Squared sebesar 0,370047 yang lebih besar dari taraf nyata 10 persen sehingga hipotesis nol diterima. 3. Uji Normalitas. Normalitas merupakan salah satu asumsi statistik dimana error term terdistribusi normal. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa Probability Jarque-Bera sebesar 0,120517 yang lebih besar dari taraf nyata 10 persen sehingga hipotesis nol diterima yang menunjukkan bahwa error term model jangka pendek terdistribusi normal. 2 4 6 8 10 -0.4 -0.2 0.0 0.2 Series: Residuals Sample 2003:04 2006:12 Observations 45 Mean 0.014904 Median 0.005046 Maximum 0.249700 Minimum -0.414714 Std. Dev. 0.128571 Skewness -0.405092 Kurtosis 4.265160 Jarque-Bera 4.231926 Probability 0.120517 Gambar 5.1. Output Uji Normalitas

5.4. Estimasi Error Correction Model ECM

Kelebihan yang dimiliki oleh ECM adalah seluruh komponen dan informasi pada tingkat variabel telah dimasukkan dalam model, memasukkan semua bentuk kesalahan untuk dikoreksi yaitu dengan cara mendaur ulang error yang terbentuk pada periode sebelumnya, menghindari terjadinya trend dan regresi palsu spurious regression. Selain itu, dalam pendekatan ECM sifat-sifat statistik yang diinginkan dari model dan pemberian makna yang lebih sederhana. Artinya model ECM mampu memberikan makna lebih luas dari estimasi model ekonomi sebagai pengaruh perubahan variabel independen terhadap variabel dependen dalam hubungan jangka pendek maupun jangka panjang. Hasil ECM terbaik yang diperoleh dalam penelitian ini ditampilkan pada Tabel 5.5. Tabel 5.5. Hasil Estimasi ECM Jangka Pendek. Variabel Koefisien Probabilitas Dln_NABS-1 0,333663 0,0222 Dln_NABS-2 0,541048 0,0005 Dln_M2 -5,558991 0,0065 Dln_RXCR 2,305498 0,0321 Dln_RXCR-1 -3,003461 0,0063 D_SWBI-1 0,029758 0,0262 D_INFL -0,035368 0,0210 Dln_JII-2 -0,667154 0,0944 Dln_JRDS 0,667820 0,0014 u -1 -0,682731 0,0004 R-Squared = 0,581809 Adj. R-Squared = 0,474275 Adapun persamaan jangka pendek perkembangan reksadana syariah adalah sebagai berikut: Persamaan Jangka Pendek Perkembangan Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah. ln NABS t = 0,33 ln NABS t-1 + 0,54 ln NABS t-2 – 5,56 ln M2 t + 2,31 ln RXCR t – 3,00 ln RXCR t-1 + 0,03 SWBI t-1 - 0,04 INFL t – 0,67 ln JII t-2 + 0,67 ln JRDS t – 0,68u t-1 R-Squared = 0,581809 Adjusted R-Squared = 0,474275 Berdasarkan hasil estimasi model jangka pendek dapat diketahui bahwa variabel Dln_M2, Dln_RXCR, D_SWBI, D_INFL, Dln_JII, dan Dln_JRDS berpengaruh signifikan terhadap NAB reksadana syariah Dln_NABS. Sedangkan variabel Dln_RGDP tidak berpengaruh signifikan terhadap NAB reksadana syariah Dln_NABS. Variabel bonus SWBI D_SWBI dan jumlah reksadana Dln_JRDS memiliki hubungan positif dengan NAB reksadana syariah. Sedangkan jumlah uang beredar Dln_M2, Real Exchange Rate Dln_RXCR, inflasi D_INFL, dan Jakarta Islamic Index Dln_JII memiliki hubungan negatif dengan NAB reksadana syariah.

5.5. Interpretasi Hasil Estimasi