kelamin usia Crosstabulation kelamin pendidikan Crosstabulation Kesimpulan

Tabel 4.1 Dari Tabel 4.1 memberikan informasi bahwa sebanyak 4 orang berusia 17-21 tahun yang berjenis kelamin perempuan. Terdapat 22 orang berusia 22-26 tahun yang berjenis kelamin laki-laki. Sebanyak14 orang berusia 27-30 tahun yang berjenis kelamin laki-laki. Dapat disimpulkan deskriptif usia dan jenis kelamin responden pada penelitian ini didominasi oleh responden berumur 22-26 tahun dan berjenis kelamin laki-laki. Dikarenakan usaha jajanan malam yang dibuka pada malam hari kebanyakan usaha yang didirikan oleh responden berjenis kelamin laki-laki.

4.2.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pendidikan

Distribusi responden berdasarkan dengan pendidikan terakhir responden sebagai berikut: Usia Jenis Kelamin Crosstabulation

j.kelamin usia Crosstabulation

Count Usia Total 17-21 22-26 27-30 j.kelamin Laki-laki 22 14 36 perempuan 4 12 8 24 Total 4 34 22 60 Sumber: Output SPSS, 2015 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan pendidikan

j.kelamin pendidikan Crosstabulation

Count Pendidikan Total SMA D3 S1 j.kelamin Laki-laki 24 7 5 36 Perempuan 15 7 2 24 Total 39 14 7 60 Sumber: Output SPSS, 2015 Dari Tabel 4.2 memberikan informasi bahwa dengan pendidikan SMA sebanyak 24 orang berjenis kelamin laki-laki, 7 orang dengan pendidikan D3 dan 5 orang bependidikan S1. Sebanyak 15 orang berpendidikan SMA berjenis kelamin perempuan 7 orang dengan pendidikan D3 dan 2 orang bependidikan S1. Responden yang berpendidikan S1 juga menjadi wirausahawan tetapi tidak terjun langsung mengelola usaha setiap harinya hanya memantau setiap akhir pekan. Dapat disimpulkan pedagang yang berjualan adalah laki-laki dengan pendidikan SMA.

4.2.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Waktu Berdirinya Usaha

Distribusi responden berdasarkan dengan waktu berdirinya usaharesponden sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Waktu Berdirinya Usaha usia lamausaha Crosstabulation Count Lamausaha Total 1-3 tahun 4-6 tahun 7-10 tahun Usia 17-21 22-26 3 20 1 9 5 4 34 27-30 14 6 2 22 Total 37 16 7 60 Sumber: Output SPSS, 2015 Dari Tabel 4.3 memberikan informasi bahwa lama berdirinya usaha yang ada di Jalan Setia Budi sebanyak 20 pedagang telah membuka usaha selama 1-3 tahun, 9 pedagang telah membuka usaha selama 4-6 tahun dan 5 pedagang telah membuka usaha selama 7-10 tahun.

4.3 Analisis Statistik Deskriptif

4.3.1 Distribusi Frekuensi

Jawaban Responden untuk Variabel Pengetahuan Kewirausahaan Jawaban responden tentang variabel pengetahuan kewirausahaan dapat dijelaskan pada Tabel 4.4 Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden untuk Pengetahuan Kewirausahaan Item SS S KS TS STS Total Rata- rata F F F F F F 1 34 56,7 24 40,0 0 2 3,3 60 100 4,50 2 34 56,7 32 53,3 0 6 10,0 2 3,3 60 100 5,20 3 20 33,3 32 53,3 0 6 10,0 2 3,3 60 100 4,03 4 34 56,7 24 40,0 2 3,3 60 100 4,53 Total Rata-rata 4,56 Sumber : Hasil Penelitian 2015 diolah Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa: 1. Pada pernyataan 1 “ wirausahawan harus tahu segala seluk-beluk usaha yang akan dijalankannya”, sebanyak 34 responden atau 56,7 paling dominan menyatakan sangat setuju. 2. Pada pernyataan 2 “ wirausahawan harus tahu seberapa besar peluang usaha yang akan dijalankannya”, sebanyak 34 responden atau 56,7 paling dominan menyatakan sangat setuju. 3. Pada pernyataan 3 “ wirausahawan harus mengtahui tanggung jawabnya kepada konsumen”, sebanyak 32 responden atau 53,3 paling dominan menyatakan setuju. 4. Pada pernyataan 4“ wirausahawan harus mempunyai pengetahuan tentang bagaimana harus mengelola usa ha yang harus dijalankannya”, sebanyak 34 responden atau 56,7 paling dominan menyatakan sangat setuju.

4.3.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Variabel Motif

Berprestasi Jawaban responden tentang variabel motif berprestasi dapat dijelaskan pada Tabel 4.5 Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden untuk Motif Berprestasi Item SS S KS TS STS Total Rata- rata F F F F F F 5 28 46,7 28 46,7 0 4 6,7 60 100 4,33 6 34 56,7 24 40,0 2 3,3 60 100 4,53 7 42 70,0 16 26,7 0 2 3,3 60 100 4,63 8 20 33,3 38 63,3 0 2 3,3 60 100 4,26 Total Rata-rata 4,43 Sumber : Hasil Penelitian 2015 diolah Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa: 5. Pada pernyataan 5“wirausahawan harus mempunyai mental tidak mudah menyerah”, sebanyak 28 responden atau 46,7 paling dominan menyatakan sangat setuju. 6. Pada pernyataan 6“ wirausahawan harus selalu membuat inovasi dalam usahanya”, sebanyak 34 responden atau 56,7 paling dominan menyatakan sangat setuju. 7. Pada pernyataan 7“ wirausahawan harus kreatif dalam menciptakan sesuatu yang baru dalam usahanya”, sebanyak 42 responden atau 70,0 paling dominan menyatakan sangat setuju. 8. Pada pernyataan 8“ wirausahawan harus cermat dalam melihat peluang yang ada dipasaran”, sebanyak 38 responden atau 63,3 paling dominan menyatakan setuju.

4.3.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Variabel Kemandirian Pribadi

Jawaban responden tentang variabel kemandirian pribadi dapat dijelaskan pada Tabel 4.6 Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden untuk Kemandirian Pribadi Item SS S KS TS STS Total Rata- rata F F F F F F 9 24 40,0 32 53,3 0 4 6,7 60 100 4,26 10 18 30,0 36 60,0 0 6 10,0 60 100 4,00 11 24 40,0 28 46,7 4 6,7 2 3,3 2 3,3 60 100 4,16 12 34 56,7 24 40,0 0 2 3,3 o 60 100 4,50 Total Rata-rata 4,23 Sumber : Hasil Penelitian 2015 diolah Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa: 9. Pada pernyataan 9“wirausahawan harus mengandalkan kemampuan diri sendiri terlebih dahulu”, sebanyak 32 responden atau 53,3 paling dominan menyatakan setuju. 10. Pada pernyataan 10“ wirausahawan harus bisa mengatasi masalah keuangannya sendiri”, sebanyak 36 responden atau 60,0 paling dominan menyatakan setuju. 11. Pada pernyataan 11“ wirausahawan harus dapat menghadapi resiko yang akan datang dalam menjalankan usahanya”, sebanyak 28 responden atau 46,7 paling dominan menyatakan setuju. 12. Pada pernyataan 12“ wirausahawan harus berani berfikir kedepan ”, sebanyak 34 responden atau 56,7 paling dominan menyatakan sangat setuju.

4.3.4 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Variabel

Perilaku Kewirausahaan Jawaban responden tentang variabel kemandirian pribadi dapat dijelaskan pada Tabel 4.7 Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden untuk Perilaku Kewirausahaan Item SS S KS TS STS Total Rata- rata F F F F F F 12 28 46,7 28 46,7 0 4 6,7 60 100 4,33 13 34 56,7 24 40,0 0 2 3,3 60 100 4,50 14 24 40,0 32 53,3 0 4 6,7 60 100 4,26 15 20 33,3 32 53,3 0 6 10,0 2 3,3 60 100 4,03 Total Rata-rata 4,28 Sumber : Hasil Penelitian 2015 diolah Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa: 13. Pada pernyataan 13“ wirausahawan harus mempunyai sikap disiplin dala menjalankan usahanya”, sebanyak 28 responden atau 46,7 paling dominan menyatakansangat setuju. 14. Pada pernyataan 14“ wirausahawan harus berkomitmen tinggi terhadap diri sendiri dan karyawan”, sebanyak 34 responden atau 56,7 paling dominan menyatakan sangat setuju. 15. Pada pernyataan 15“ wirausahawan harus mempunyai sifat jujur dalam menjala nkan usahanya”, sebanyak 32 responden atau 53,3 paling dominan menyatakan setuju. 16. Pada pernyataan 16“ wirausahawan harus percaya diri dalam menjalankan usahanya agar menuju kesuksesan”, sebanyak 32 responden atau 53,3 paling dominan menyatakan setuju.

4.4 Analisis Regresi Linier Berganda

Metode analisis regresi linier berganda berfungsi untuk mengetahui pengaruh hubungan antara variabel independent komponen pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, kemandirian pribadi dan variabel dependent perilaku kewirausahaan akan digunakan analisis regresi linier berganda multiple regression analysis . Peneliti menggunakan bantuan program software SPSS for Windows untuk memperoleh hasil yang lebih terarah, dengan menggunakan metode Enter. Metode Enter dilakukan dengan memasukkan semua variabel bebas sebagai variabel prediktor. Seluruh variabel akan dimasukkan ke dalam Universitas Sumatera Utara analisis untuk mengetahui apakah variabel independent mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel dependent. Berdasarkan hasil pengujian asumsi klasik, ternyata data telah lulus uji asumsi klasik, sehingga data siap untuk diregresi linear berganda. Hasil dari analisis regresi linear berganda seperti berikut ini : Tabel 4.8 Analisis Regresi Linier Berganda a. Dependent Variable: perilakukewirausahaan Y 1 = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + e = 1.552 + 0,706X 1 + 0,230X 2 +0,141X 3 + e Keterangan : Y 1 = Perilaku Kewirausahaan a = Konstanta b 1 = Koefisien Linear Berganda X 1 = Pengetahuan Kewirausahaan X 2 = Motif Berprestasi X 3 = Kemandirian Pribadi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 1.552 1.045 1.485 .143 peng.kewirausahaan .706 .076 .682 9.338 .000 motifberprestasi .230 .085 .176 2.701 .009 kemandirianpribadi .141 .067 .158 2.106 .040 Universitas Sumatera Utara e = Standard Error. 1. Konstanta a pada Y = 1.552 artinya walaupun variabel pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi dan kemandirian pribadi bernilai nol maka perilaku kewirausahaan akan tetap 1.552. 2. Koefisien regresi pengetahuan kewirausahaan X 1 = 0,706 artinya apabila pengetahuan kewirausahawan dinaikkan sebesar satu satuan, maka akan menaikkan perilaku kewirausahaan sebesar 0,706. 3. Koefisien regresi motif berprestasi X 2 = 0,230 artinya apabila motif berprestasi dinaikkan satu satuan, sedangkan variabel lainnya dianggap tetap, maka akan menaikkan perilaku kewirausahaan sebesar 0,230. 4. Koefisien regresi kemandirian pribadi X 3 = 0,141 artinya apabila kemandirian pribadi dinaikkan satu satuan, sedangkan variabel lainnya dianggap tetap, maka akan menaikkan perilaku kewirausahaan sebesar 0,141.

4.4.1 Uji Asumsi Klasik

Setelah melakukan analisis regresi linier berganda, penulis melakukan pengujian asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian yang BLUE Best Linier Unbiased Estimation atau perkiraan yang efisien dan tidak biasa. Kriteria pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:

4.4.1.1 Uji Normalitas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk Universitas Sumatera Utara lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Pada uji normalitas terdapat dua cara yang dapat digunakan yaitu: 1. Analisis Grafik Normalitas data dapat dilihat melalui penyebaran titik pada sumbu diagonal dari P-Plot atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut: Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sumber : Hasil Penelitian 2015 diolah Gambar 4.1 Hasil Uji Regression Standartized Residual Pada Gambar 4.1 terlihat bahwa variabel berdistribusi normal. Hal tersebut ditunjukkan oleh distribusi data yang tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Hasil dari analisis Grafik P-Plot uji normalitas adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Sumber : Hasil Penelitian 2015 diolah Gambar 4.2 Hasil Uji Normal P-P Plot Of Regression Strandartized Residual Pada Gambar 4.2P-P plot menunjukkan bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh berdistribusi normal. 2. Analisis Statistik Pengujian normalitas yang didasarkan pada uji statistik non parametik Kolmogorov-Smirnov K-S. Apabila nilai Kolmogorov-Smirnov Z 1,97 atau nilai asymp.Sig 2 tailed maka data dinyatakan berdistribusi normal. Berikut adalah Tabel 4.8 hasil uji Kolmogorov-Smirnov. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9 Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 60 Normal Parameters a,b Mean 0E-7 Std. Deviation .77868986 Most Extreme Differences Absolute .091 Positive .050 Negative -.091 Kolmogorov-Smirnov Z .704 Asymp. Sig. 2-tailed .704 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Hasil Peneitian 2015 diolah Menurut Situmorang dan Lufti 2014:121 bahwa, apabila pada hasil uji Kolmogorov-Smirnov, nilai Asymp Sig 2-tailed lebih besar dari nilai signifikan 0,05, dan nilai Kolmogorov-Smirnov Z lebih kecil dari 1,97 maka data dikatakan normal. Pada Tabel 4.9 dapat dilihat nilai Asymp Sig 2-tailed 0,704 lebih besar dari 0,05 dan nilai Kolmogorov-Smirnov Z 0,704 lebih kecil dari 1,97, sehingga model regresi yang diperoleh adalah berdistribusi normal.

4.4.1.2 Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians sama, dan yang seharusnya tidak terjadi maka dikatakan ada homokedastisitas, sedangkan jika varians tidak sama dikatakan heteroskedastisitas SitumorangLufti,2014 : 121-122. Gejala heterokedastisitas dapat dideteksi dengan dua cara yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Analisis Grafik Gejala heterokedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik Scatterplot . Apabila data yang berbentuk titik-titik tidak membentuk suatu pola atau menyebar, maka model regresi tidak terkena heterokedastisitas. Kriteria pengambilan keputusan: 1. Jika diagram pencar yang ada membentuk pola-pola tertentu yang teratur maka regresi mengalami gangguan heterokedastisitas. 2. Jika diagram pencar yang ada tidak membentuk pola-pola tertentu yang teratur maka regresi tidak mengalami gangguan heterokedastisitas. Sumber : Hasil Penelitian 2015 diolah Gambar 4.3 Scatterplot Uji Heterokedastisitas Dari Gambar 4.3 terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y, dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi. Universitas Sumatera Utara 2. Analisis Statistik Kriteria keputusan: 1. Jika probabilitas 0,05 maka tidak mengalami gangguan heterokedastisitas 2. Jika probabilitas 0,05 maka mengalami gangguan heterokedastisitas. Gejala heterokedastisitas dapat juga dideteksi melalui uji Glejser. Tabel 4.9 berikut ini menampilkan hasil pengujian heterokedastisitas dengan uji Glejser. Tabel 4.10 Hasil Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .490 .584 .840 .405 peng.kewirausahaan .023 .042 .116 542 .590 motifberprestasi .075 .048 .302 1.572 .122 kemandirianpribadi .047 .037 .276 1.252 .216 a. Dependent Variable: absut Sumber : Hasil Penelitian 2015 diolah Pada Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa kolom Sig. pada tabel koefisien regresi untuk variabel independen adalah 0,590, 0,122, 0,216, atau probabilitas lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi gangguan heterokedastisitas. Hal ini menunjukkan semua variabel independent yang terdiri dari pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, dan kemandirian pribadi signifikan secara statisik mempengaruhi variabel dependent. Universitas Sumatera Utara

4.4.1.3 Uji Multikolinieritas

Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi linier berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai tolerance dan VIF Variance Inflation Factor melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variable independen lainnya. Nilai umum yang bisa dipakai adalah nilai Tolerance 0,1 atau nilai VIF 5, maka tidak terjadi multikolinearitas Situmorang dan Lufti, 2008:147. Pengujian multikoliniearitas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.11 Uji Multikolinieritas a. Dependent Variable: perilakukewirausahaan Sumber : Hasil Penelitian 2015 diolah Pada Tabel 4.11 variabel pengetahuan kewirausahaan, motif berpestasi, dan kemandirian pribadi memiliki nilai Tolerance0,362, 0,452, 0,343, 0,1 dan nilai VIF 2,760, 2,211, 2,917 5 maka variabel tersebut tidak terkena multikolinearitas. Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF Constant 1.552 1.045 1.485 .143 peng.kewirausahaan .706 .076 .682 9.338 .000 .362 2.760 Motifberprestasi .230 .085 .176 2.701 .009 .452 2.211 Kemandirianpribadi .141 .067 .158 2.106 .040 .343 2.917 Universitas Sumatera Utara 4.5 Pengujian Hipotesis 4.5.1 Uji Signifikan Simultan Uji - F Uji - F dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas X 1 ,X 2 ,X 3 berupa Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi dan Kemandirian Pribadi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat Y berupa Perilaku Kewirausahaan. Cara yang digunakan adalah dengan membandingkan nilai F tabel dengan F hitung. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut : H0 : b1 = b2 = b3 = 0, artinya secara tidak serentak terdapat hubungan yang positif dan signifikan dari variabel bebas X 1 ,X 2 ,X 3 berupa Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi dan Kemandirian Pribadi terhadap variabel terikat Y berupa Perilaku Kewirausahaan. Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat hubungan yang positif dan signifikan dari variabel bebas X 1 ,X 2, X 3 berupa Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi dan Kemandirian Pribadi terhadap variabel terikat Y berupa Perilaku Kewirausahaan. Nilai F hitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan software SPSS for Windows , kemudian akan dibandingkan dengan nilai F tabel pada tingkat =5 dengan kriteria sebagai berikut : H0 diterima jika F hitung F tabel pada α = 5 Ha diterima jika F hitung F tabel pada α = 5 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.12 Hasil Uji F Uji Signifikan Simultan ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 295.158 3 98.386 154.007 .000 b Residual 35.775 56 .639 Total 330.933 59 a. Dependent Variable: perilakukewirausahaan b. Predictors: Constant, kemandirianpribadi, motifberprestasi, peng.kewirausahaan Dari hasil Uji - F pada Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi dan Kemandirian Pribadi secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Perilaku Kewirausahaan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikan 0,00 0,05 atau nilai F hitung 154.007 F tabel 2,77.

4.5.2 Uji Signifikan Parsial Uji-t

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara parsial individual terhadap variasi variabel dependen, kriteria pengujiannya adalah: H0 : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Ha : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan adalah: H0 diterima jika t hitung t tabel pada α = 5 Universitas Sumatera Utara Ha diterima jika t hitung t tabel p ada α = 5 Pengaruh secara parsial juga dapat diketahui dengan membandingkan nilai probabilitas signifikansi pada tabel hasil penelitian dengan = 5. Suatu variabel bebas berpengaruh secara signifikan jika nilai sig.tabel 0,05. Berdasarkan tabel berikut: Tabel 4.13 Hasil Uji Parsial Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 1.552 1.045 1.485 .143 peng.kewirausahaan .706 .076 .682 9.338 .000 motifberprestasi .230 .085 .176 2.701 .009 kemandirianpribadi .141 .067 .158 2.106 .040 a. Dependent Variable: perilakukewirausahaan 1. Pengetahuan kewirausahaan Pengetahuan kewirausahaan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Perilaku kewirausahaan, hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0,00 0,05, dan nilai t hitung 9.338 t tabel 1,67 , artinya jika ditingkatkan variabel Pengetahuan kewirausahaan sebesar satu satuan maka Perilaku Kewirausahaan akan meningkat sebesar 0,706 satuan, maka H a diterima. 2. Motif Berprestasi Motif Berprestasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Perilaku Pembelian, hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0,009 0,05, dan nilai Universitas Sumatera Utara t hitung 2.701 t tabel 1,67 , artinya jika ditingkatkan variabel Motif Berprestasi sebesar satu satuan maka Perilaku Kewirausahaanakan meningkat sebesar 0,230 satuan. 3. Kemandirian Pribadi Kemandirian Pribadi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Perilaku Kewirausahaan, hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0,040 0,05, dan nilai t hitung 2.106 t tabel 1,67 , artinya jika ditingkatkan variabel Motif Berprestasi sebesar satu satuan maka Perilaku Kewirausahaan akan meningkat sebesar 0,141 satuan.

4.5.3 Uji Koefisien Determinasi R

2 Koefisien Determinasi R 2 digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas X terhadap variabel terikat Y. Jika Koefisien Determinasi R 2 semakin besar mendekati satu menunjukkan semakin baik kemampuan variabel X menerangkan variabel Y dimana 0 R 2 1. Sebaliknya, jika R 2 semakin kecil mendekati nol, maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah kecil terhadap variabel terikat. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Derajat pengaruh variabel X 1, X 2. X 3 terhadap variabel Y dapat dilihat pada tabel berikut ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.14 Uji Koefisien Determinasi R 2 Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .944 a .892 .886 .79928 a. Predictors: Constant, kemandirianpribadi, motifberprestasi,peng.kewirausahaan Sumber : Hasil Penelitian 2015 diolah Pada Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa: 1. R= 0,944 berarti hubungan pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi dan kemandirian pribadi sangat erat sebesar 94,4. Untuk memastikan tipe hubungan antar variabel dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut : Tabel 4.15 Hubungan Antar Variabel Nilai Interpretasi 0,0 – 0,19 Sangat Tidak Erat 0,2 – 0,39 Tidak Erat 0,4 – 0,59 Cukup Erat 0,6 – 0,79 Erat 0,8 – 0,99 Sangat Erat Sumber : Situmorang dan Lufti 2014:163 2. Adjusted R square sebesar 0,886 berarti 88,6 faktor – faktor perilaku kewirausahaan dapat dijelaskan oleh pengetahuan produk, motif berprestasi dan kemandirian pribadi dalam penelitian ini. 3. Standart Error of Estimated artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Standart Error of Estimated juga dapat disebut standar Universitas Sumatera Utara deviasi. Standart Error of Estimated dalam penelitian ini adalah 7.9928. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.

4.6 Pembahasan

4.6.1 Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Perilaku Kewirausahaan

Berdasarkan uji hipotesis secara parsial uji t, pengetahuan kewirausahaan memiliki pengaruh yang dominan terhadap perilaku kewirausahaan dan berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku kewirausahaan pada pengusaha jajanan malam jalan Setia Budi Medan dengan nilai signifikan 0,00. Menurut Kasmir 2009:43 pengetahuan kewirausahaan adalah dasar dari sumber daya kewirausahaan yang terdapat didalam diri individu. Seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak memiliki pengetahuan, kemampuan, dan kemauan. Sebaiknya wirausahaan memiliki pengetahuan yang memadai sebelum membuka usaha yang ingin dijalankannya. Dari hasil jawaban responden pada metode analisis statistik dapat diketahui bahwa rata-rata jawaban responden mengenai pengetahuan kewirausahaan 4,56 dimana 4,56 termasuk dalam kategori sangat baik. Terlihat dari para wirausahawan kuliner yang ada di sekitar jalan Setia Budi Medan telah memiliki pengetahuan yang memadai terhadap usaha yang akan dijalankannya. Dengan adanya pengetahuan yang memadai yang dimiliki oleh wirausahawan, dimana pengetahuan tersebut akan memberi informasi hal-hal yang mendukung bisnis tersebut dan resiko-resiko yang mungkin dihadapi oleh Universitas Sumatera Utara wirausahawan kedepannya yang akan berpengaruh terhadap perilaku kewirausahaan. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang diteliti oleh Ahmad 2014 Pengaruh antara pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, dan kemandirian pribadi terhadap perilaku kewirausahaan pedagang pasar. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, dan kemandirian pribadiberpengaruh positif terhadap perilaku kewirausahaan.

4.6.2 Pengaruh Motif Berprestasi Terhadap Perilaku Kewirausahaan

Berdasarkan uji hipotesis secara parsial uji t, motif berprestasi memiliki pengaruh terhadap perilaku kewirausahaan dan berpengaruh positifdan signifikan terhadap perilaku kewirausahaan pada pengusaha jajanan malam jalan Setia Budi Medandengan nilai signifikan 0,09. Menurut Atkinson dalam Riani 2005:44 motif berprestasi adalah kecenderungan seseorang mengadakan reaksi untuk mencapai tujuan dalam suasana kompetisi, demi mencapai tujuan yaitu apabila prestasi yang dicapai melebihi aturan yang lebih baik dari sebelumnya . Wirausahaan harus memiliki reaksi ingin berprestasi di dalam hidupnya. Nilai berprestasi pada seorang wirausaha yaitu mencapai hasil terbaik dalam menjalankan usahanya, menjaga agar usaha yang dijalankan terus mengalami perkembangan. Dari hasil jawaban responden pada metode analisis statistik dapat diketahui bahwa rata-rata jawaban responden mengenai motif berprestasi 4,43 dimana 4,43 termasuk dalam kategori sangat baik. Terlihat dari para wirausahawan kuliner yang ada di sekitar jalan Setia Budi Medan memiliki motif Universitas Sumatera Utara ingin berprestasi. Dengan adanya motif ingin berprestasi yang dimiliki oleh wirausahawan akan membuat wirausahawan akan selalu membuat perubahan dalam perilaku kewirausahaan menjadi lebih baik. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang diteliti oleh Qomariah 2011 Pengaruh pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, dan kemandirian pribadi terhadap daya saing usaha. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, dan kemandirian pribadi berpengaruh positif terhadap perilaku kewirausahaan.

4.6.3 Pengaruh Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan

Berdasarkan uji hipotesis secara parsial uji t, kemandirian pribadi memiliki pengaruh terhadap perilaku kewirausahaan dan berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku kewirausahaan pada pengusaha jajanan malam jalan Setia Budi Medandengan nilai signifikan 0,40. Menurut Hendro 2011:22 kemandirian pribadi adalah kekuatan diri dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus bergantung pada orang lain, mulai dari menciptakan ide, menetapkan tujuan sampai pada pencapaian kepuasan. Menurut Suryana 2013:34 kemandirian pribadi adalah orang yang tidak suka mengandalkan orang lain, namun justru mengoptimalkan segala daya dan upaya yang dimilikinya sendiri. Wirausahawan harus memiliki keinginan untuk berusaha mengembangkan diri sendiri menjadi lebih baik. Dalam diri wirausahawan harus memiliki sifat mandiri yang tidak mengandalkan orang lain dalam melakukan sesuatu untuk dirinya sendirinya agar usaha yag dijalankan hasil kerja keras dan pemikirian yang datang dari wirausahawan. Dari hasil jawaban Universitas Sumatera Utara responden pada metode analisis statistik dapat diketahui bahwa rata-rata jawaban responden mengenai kemandirian pribadi 4,23 dimana 4,23 termasuk dalam kategori sangat baik. Terlihat dari para wirausahawan kuliner yang ada di sekitar jalan Setia Budi Medan memiliki kemandirian pribadi. Kemandirian pribadi yang dimiliki wirausahaanakan berpengaruh kepada wirausahawan dalam perilaku kewirausahaan menjadi lebih siap untuk mengahadapi segala resiko yang akan datang dalam usahanya. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang diteliti oleh Ahmad 2014 Pengaruh antara pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, dan kemandirian pribadi terhadap perilaku kewirausahaan pedagang pasar. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, dan kemandirian pribadi berpengaruh positif terhadap perilaku kewirausahaan. Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan evaluasi sehubungan dengan pengaruh pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, dan kemandirian pribadi terhadap perilaku kewirausahaan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan uji signifikan simultan Uji F, bahwa pengaruh pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, dan kemandirian pribadi secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku kewirausahaan. 2. Berdasarkan uji parsial uji-t pengetahuan kewirausahaan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap perilaku kewirausahaan pada pedagang jajanan malam di jalan Setia Budi Medan. Motif berprestasijuga berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku kewirausahaan.Dan begitu pula dengan kemandirian pribadi berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku kewirausahaan. Adapun dari ketiga variabel ini yang lebih dominan adalah pemgetahuan kewirausahaan terhadap perilaku kewirausahaan. 3. Berdasarkan hasil koefisien determinasi menjelaskan bahwa variabel pengaruh pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, dan kemandirian pribadi mampu mempengaruhi perilaku kewirausahaan dalam penelitian ini. 72 Universitas Sumatera Utara

5.2 Saran

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Jajanan Malam Jalan Ayahanda Medan

0 3 94

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan pada Jajanan Malam Jalan Setia Budi Medan

0 0 10

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan pada Jajanan Malam Jalan Setia Budi Medan

0 0 2

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan pada Jajanan Malam Jalan Setia Budi Medan

0 0 11

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan pada Jajanan Malam Jalan Setia Budi Medan

0 1 2

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan pada Jajanan Malam Jalan Setia Budi Medan

0 0 17

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Jajanan Malam Jalan Ayahanda Medan

0 0 9

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Jajanan Malam Jalan Ayahanda Medan

0 0 1

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Jajanan Malam Jalan Ayahanda Medan

0 0 9

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Jajanan Malam Jalan Ayahanda Medan

0 3 19