Tabel 4.1
Dari Tabel 4.1 memberikan informasi bahwa sebanyak 4 orang berusia 17-21 tahun yang berjenis kelamin perempuan. Terdapat 22 orang berusia
22-26 tahun yang berjenis kelamin laki-laki. Sebanyak14 orang berusia 27-30 tahun yang berjenis kelamin laki-laki. Dapat disimpulkan deskriptif usia dan jenis
kelamin responden pada penelitian ini didominasi oleh responden berumur 22-26 tahun dan berjenis kelamin laki-laki. Dikarenakan usaha jajanan malam yang
dibuka pada malam hari kebanyakan usaha yang didirikan oleh responden berjenis kelamin laki-laki.
4.2.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pendidikan
Distribusi responden berdasarkan dengan pendidikan terakhir responden sebagai berikut:
Usia Jenis Kelamin Crosstabulation
j.kelamin usia Crosstabulation
Count Usia
Total 17-21
22-26 27-30
j.kelamin Laki-laki
22 14
36 perempuan
4 12
8 24
Total 4
34 22
60
Sumber: Output SPSS, 2015
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan pendidikan
j.kelamin pendidikan Crosstabulation
Count Pendidikan
Total SMA
D3 S1
j.kelamin Laki-laki
24 7
5 36
Perempuan 15
7 2
24 Total
39 14
7 60
Sumber: Output SPSS, 2015
Dari Tabel 4.2 memberikan informasi bahwa dengan pendidikan SMA sebanyak 24 orang berjenis kelamin laki-laki, 7 orang dengan pendidikan D3 dan
5 orang bependidikan S1. Sebanyak 15 orang berpendidikan SMA berjenis kelamin perempuan 7 orang dengan pendidikan D3 dan 2 orang bependidikan S1.
Responden yang berpendidikan S1 juga menjadi wirausahawan tetapi tidak terjun langsung mengelola usaha setiap harinya hanya memantau setiap akhir pekan.
Dapat disimpulkan pedagang yang berjualan adalah laki-laki dengan pendidikan SMA.
4.2.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Waktu Berdirinya Usaha
Distribusi responden
berdasarkan dengan
waktu berdirinya
usaharesponden sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Waktu Berdirinya Usaha
usia lamausaha Crosstabulation
Count Lamausaha
Total 1-3 tahun
4-6 tahun 7-10 tahun
Usia 17-21
22-26 3
20 1
9 5
4 34
27-30 14
6 2
22 Total
37 16
7 60
Sumber: Output SPSS, 2015
Dari Tabel 4.3 memberikan informasi bahwa lama berdirinya usaha yang ada di Jalan Setia Budi sebanyak 20 pedagang telah membuka usaha selama 1-3
tahun, 9 pedagang telah membuka usaha selama 4-6 tahun dan 5 pedagang telah membuka usaha selama 7-10 tahun.
4.3 Analisis Statistik Deskriptif
4.3.1 Distribusi Frekuensi
Jawaban Responden
untuk Variabel
Pengetahuan Kewirausahaan
Jawaban responden tentang variabel pengetahuan kewirausahaan dapat dijelaskan pada Tabel 4.4
Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden untuk Pengetahuan Kewirausahaan
Item SS
S KS
TS STS
Total Rata-
rata F
F F
F F
F
1 34 56,7 24 40,0 0
2 3,3
60 100 4,50
2 34 56,7 32 53,3 0
6 10,0 2 3,3 60 100
5,20 3
20 33,3 32 53,3 0 6 10,0 2
3,3 60 100 4,03
4 34 56,7 24 40,0 2
3,3 60 100
4,53
Total Rata-rata
4,56
Sumber : Hasil Penelitian 2015 diolah
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa: 1.
Pada pernyataan 1 “ wirausahawan harus tahu segala seluk-beluk usaha yang akan
dijalankannya”, sebanyak 34 responden atau 56,7 paling dominan menyatakan sangat setuju.
2. Pada pernyataan 2 “ wirausahawan harus tahu seberapa besar peluang
usaha yang akan dijalankannya”, sebanyak 34 responden atau 56,7 paling dominan menyatakan sangat setuju.
3. Pada pernyataan 3 “ wirausahawan harus mengtahui tanggung jawabnya
kepada konsumen”, sebanyak 32 responden atau 53,3 paling dominan menyatakan setuju.
4. Pada pernyataan 4“ wirausahawan harus mempunyai pengetahuan tentang
bagaimana harus mengelola usa ha yang harus dijalankannya”, sebanyak
34 responden atau 56,7 paling dominan menyatakan sangat setuju.
4.3.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Variabel Motif
Berprestasi
Jawaban responden tentang variabel motif berprestasi dapat dijelaskan pada Tabel 4.5
Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden untuk Motif Berprestasi
Item SS
S KS
TS STS
Total Rata-
rata F
F F
F F
F
5 28 46,7 28 46,7 0
4 6,7
60 100 4,33
6 34 56,7 24 40,0 2
3,3 60 100
4,53 7
42 70,0 16 26,7 0 2
3,3 60 100
4,63 8
20 33,3 38 63,3 0 2
3,3 60 100
4,26
Total Rata-rata 4,43
Sumber : Hasil Penelitian 2015 diolah
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa: 5.
Pada pernyataan 5“wirausahawan harus mempunyai mental tidak mudah menyerah”, sebanyak 28 responden atau 46,7 paling dominan
menyatakan sangat setuju. 6.
Pada pernyataan 6“ wirausahawan harus selalu membuat inovasi dalam usahanya”, sebanyak 34 responden atau 56,7 paling dominan
menyatakan sangat setuju. 7.
Pada pernyataan 7“ wirausahawan harus kreatif dalam menciptakan sesuatu yang baru dalam usahanya”, sebanyak 42 responden atau 70,0
paling dominan menyatakan sangat setuju. 8.
Pada pernyataan 8“ wirausahawan harus cermat dalam melihat peluang yang ada dipasaran”, sebanyak 38 responden atau 63,3 paling dominan
menyatakan setuju.
4.3.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Variabel Kemandirian Pribadi
Jawaban responden tentang variabel kemandirian pribadi dapat dijelaskan pada Tabel 4.6
Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden untuk Kemandirian Pribadi
Item SS
S KS
TS STS
Total Rata-
rata F
F F
F F
F
9 24 40,0 32 53,3 0
4 6,7
60 100 4,26
10 18 30,0 36 60,0 0
6 10,0 60 100 4,00
11 24 40,0 28 46,7 4
6,7 2
3,3 2
3,3 60 100 4,16
12 34 56,7 24 40,0 0
2 3,3
o 60 100
4,50
Total Rata-rata 4,23
Sumber : Hasil Penelitian 2015 diolah
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa: 9.
Pada pernyataan 9“wirausahawan harus mengandalkan kemampuan diri sendiri terlebih dahulu”, sebanyak 32 responden atau 53,3 paling
dominan menyatakan setuju. 10.
Pada pernyataan 10“ wirausahawan harus bisa mengatasi masalah keuangannya sendiri”, sebanyak 36 responden atau 60,0 paling dominan
menyatakan setuju. 11.
Pada pernyataan 11“ wirausahawan harus dapat menghadapi resiko yang akan datang dalam menjalankan usahanya”, sebanyak 28 responden atau
46,7 paling dominan menyatakan setuju. 12.
Pada pernyataan 12“ wirausahawan harus berani berfikir kedepan ”, sebanyak 34 responden atau 56,7 paling dominan menyatakan sangat
setuju.
4.3.4 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Variabel
Perilaku Kewirausahaan
Jawaban responden tentang variabel kemandirian pribadi dapat dijelaskan pada Tabel 4.7
Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden untuk Perilaku Kewirausahaan
Item SS
S KS
TS STS
Total Rata-
rata F
F F
F F
F
12 28 46,7 28 46,7 0
4 6,7
60 100 4,33
13 34 56,7 24 40,0 0
2 3,3
60 100 4,50
14 24 40,0 32 53,3 0
4 6,7
60 100 4,26
15 20 33,3 32 53,3 0
6 10,0 2 3,3 60 100
4,03
Total Rata-rata 4,28
Sumber : Hasil Penelitian 2015 diolah
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa: 13.
Pada pernyataan 13“ wirausahawan harus mempunyai sikap disiplin dala menjalankan usahanya”, sebanyak 28 responden atau 46,7 paling
dominan menyatakansangat setuju. 14.
Pada pernyataan 14“ wirausahawan harus berkomitmen tinggi terhadap diri sendiri dan karyawan”, sebanyak 34 responden atau 56,7 paling
dominan menyatakan sangat setuju. 15.
Pada pernyataan 15“ wirausahawan harus mempunyai sifat jujur dalam menjala
nkan usahanya”, sebanyak 32 responden atau 53,3 paling dominan menyatakan setuju.
16. Pada pernyataan 16“ wirausahawan harus percaya diri dalam menjalankan
usahanya agar menuju kesuksesan”, sebanyak 32 responden atau 53,3 paling dominan menyatakan setuju.
4.4 Analisis Regresi Linier Berganda
Metode analisis regresi linier berganda berfungsi untuk mengetahui pengaruh hubungan antara variabel independent komponen pengetahuan
kewirausahaan, motif berprestasi, kemandirian pribadi dan variabel dependent perilaku kewirausahaan akan digunakan analisis regresi linier berganda multiple
regression analysis . Peneliti menggunakan bantuan program software SPSS for
Windows untuk memperoleh hasil yang lebih terarah, dengan menggunakan
metode Enter. Metode Enter dilakukan dengan memasukkan semua variabel bebas sebagai variabel prediktor. Seluruh variabel akan dimasukkan ke dalam
Universitas Sumatera Utara
analisis untuk mengetahui apakah variabel independent mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel dependent.
Berdasarkan hasil pengujian asumsi klasik, ternyata data telah lulus uji asumsi klasik, sehingga data siap untuk diregresi linear berganda. Hasil dari analisis
regresi linear berganda seperti berikut ini :
Tabel 4.8 Analisis Regresi Linier Berganda
a. Dependent Variable: perilakukewirausahaan
Y
1
= a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ e = 1.552 + 0,706X
1
+ 0,230X
2
+0,141X
3
+ e
Keterangan : Y
1
= Perilaku Kewirausahaan a = Konstanta
b
1
= Koefisien Linear Berganda X
1
= Pengetahuan Kewirausahaan X
2
= Motif Berprestasi X
3
= Kemandirian Pribadi
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta
1 Constant
1.552 1.045
1.485 .143
peng.kewirausahaan .706
.076 .682
9.338 .000
motifberprestasi .230
.085 .176
2.701 .009
kemandirianpribadi .141
.067 .158
2.106 .040
Universitas Sumatera Utara
e = Standard Error.
1. Konstanta a pada Y = 1.552 artinya walaupun variabel pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi dan kemandirian pribadi bernilai nol maka
perilaku kewirausahaan akan tetap 1.552. 2. Koefisien regresi pengetahuan kewirausahaan X
1
= 0,706 artinya apabila pengetahuan kewirausahawan dinaikkan sebesar satu satuan, maka akan
menaikkan perilaku kewirausahaan sebesar 0,706. 3. Koefisien regresi motif berprestasi X
2
= 0,230 artinya apabila motif berprestasi dinaikkan satu satuan, sedangkan variabel lainnya dianggap tetap,
maka akan menaikkan perilaku kewirausahaan sebesar 0,230. 4. Koefisien regresi kemandirian pribadi X
3
= 0,141 artinya apabila kemandirian pribadi dinaikkan satu satuan, sedangkan variabel lainnya dianggap
tetap, maka akan menaikkan perilaku kewirausahaan sebesar 0,141.
4.4.1 Uji Asumsi Klasik
Setelah melakukan analisis regresi linier berganda, penulis melakukan pengujian asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mendapatkan
hasil penelitian yang BLUE Best Linier Unbiased Estimation atau perkiraan yang efisien dan tidak biasa. Kriteria pengujian asumsi klasik yang harus
dipenuhi, yaitu:
4.4.1.1 Uji Normalitas
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk
Universitas Sumatera Utara
lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Pada
uji normalitas terdapat dua cara yang dapat digunakan yaitu: 1. Analisis Grafik
Normalitas data dapat dilihat melalui penyebaran titik pada sumbu diagonal dari P-Plot atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar
pengambilan keputusan sebagai berikut: Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Sumber : Hasil Penelitian 2015 diolah
Gambar 4.1 Hasil Uji
Regression Standartized Residual
Pada Gambar 4.1 terlihat bahwa variabel berdistribusi normal. Hal tersebut ditunjukkan oleh distribusi data yang tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Hasil
dari analisis Grafik P-Plot uji normalitas adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Hasil Penelitian 2015 diolah
Gambar 4.2 Hasil Uji
Normal P-P Plot Of Regression Strandartized Residual
Pada Gambar 4.2P-P plot menunjukkan bahwa titik-titik menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh berdistribusi normal.
2. Analisis Statistik Pengujian normalitas yang didasarkan pada uji statistik non parametik
Kolmogorov-Smirnov K-S. Apabila nilai Kolmogorov-Smirnov Z
1,97 atau nilai asymp.Sig 2 tailed
maka data dinyatakan berdistribusi normal. Berikut adalah Tabel 4.8 hasil uji Kolmogorov-Smirnov.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9 Uji
Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 60
Normal Parameters
a,b
Mean 0E-7
Std. Deviation .77868986
Most Extreme Differences Absolute
.091 Positive
.050 Negative
-.091 Kolmogorov-Smirnov Z
.704 Asymp. Sig. 2-tailed
.704 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Hasil Peneitian 2015 diolah
Menurut Situmorang dan Lufti 2014:121 bahwa, apabila pada hasil uji Kolmogorov-Smirnov,
nilai Asymp Sig 2-tailed lebih besar dari nilai signifikan 0,05, dan nilai Kolmogorov-Smirnov Z lebih kecil dari 1,97 maka data dikatakan
normal. Pada Tabel 4.9 dapat dilihat nilai Asymp Sig 2-tailed 0,704 lebih besar dari 0,05 dan nilai Kolmogorov-Smirnov Z 0,704 lebih kecil dari 1,97, sehingga
model regresi yang diperoleh adalah berdistribusi normal.
4.4.1.2 Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians sama,
dan yang seharusnya tidak terjadi maka dikatakan ada homokedastisitas, sedangkan
jika varians
tidak sama
dikatakan heteroskedastisitas
SitumorangLufti,2014 : 121-122. Gejala heterokedastisitas dapat dideteksi dengan dua cara yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Analisis Grafik Gejala heterokedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik
Scatterplot . Apabila data yang berbentuk titik-titik tidak membentuk suatu pola
atau menyebar, maka model regresi tidak terkena heterokedastisitas. Kriteria pengambilan keputusan:
1. Jika diagram pencar yang ada membentuk pola-pola tertentu yang teratur maka regresi mengalami gangguan heterokedastisitas.
2. Jika diagram pencar yang ada tidak membentuk pola-pola tertentu yang teratur maka regresi tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.
Sumber : Hasil Penelitian 2015 diolah
Gambar 4.3 Scatterplot Uji Heterokedastisitas
Dari Gambar 4.3 terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka
nol pada sumbu Y, dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi.
Universitas Sumatera Utara
2. Analisis Statistik Kriteria keputusan:
1. Jika probabilitas 0,05 maka tidak mengalami gangguan heterokedastisitas
2. Jika probabilitas
0,05 maka
mengalami gangguan
heterokedastisitas. Gejala heterokedastisitas dapat juga dideteksi melalui uji Glejser. Tabel
4.9 berikut ini menampilkan hasil pengujian heterokedastisitas dengan uji Glejser.
Tabel 4.10 Hasil Uji Glejser
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta
1 Constant
.490 .584
.840 .405 peng.kewirausahaan
.023 .042
.116 542 .590
motifberprestasi .075
.048 .302
1.572 .122 kemandirianpribadi
.047 .037
.276 1.252 .216
a. Dependent Variable: absut
Sumber : Hasil Penelitian 2015 diolah
Pada Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa kolom Sig. pada tabel koefisien regresi untuk variabel independen adalah 0,590, 0,122, 0,216, atau probabilitas lebih
besar dari 0,05 maka tidak terjadi gangguan heterokedastisitas. Hal ini menunjukkan semua variabel independent yang terdiri dari pengetahuan
kewirausahaan, motif berprestasi, dan kemandirian pribadi signifikan secara statisik mempengaruhi variabel dependent.
Universitas Sumatera Utara
4.4.1.3 Uji Multikolinieritas
Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi linier berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk
mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai tolerance
dan VIF Variance Inflation Factor melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variable
independen lainnya. Nilai umum yang bisa dipakai adalah nilai Tolerance 0,1 atau nilai VIF 5, maka tidak terjadi multikolinearitas Situmorang dan Lufti,
2008:147. Pengujian multikoliniearitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.11 Uji Multikolinieritas
a. Dependent Variable: perilakukewirausahaan
Sumber : Hasil Penelitian 2015 diolah
Pada Tabel 4.11 variabel pengetahuan kewirausahaan, motif berpestasi, dan kemandirian pribadi memiliki nilai Tolerance0,362, 0,452, 0,343, 0,1 dan
nilai VIF 2,760, 2,211, 2,917 5 maka variabel tersebut tidak terkena multikolinearitas.
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
Constant 1.552
1.045 1.485
.143 peng.kewirausahaan
.706 .076
.682 9.338
.000 .362 2.760
Motifberprestasi .230
.085 .176
2.701 .009
.452 2.211 Kemandirianpribadi
.141 .067
.158 2.106
.040 .343 2.917
Universitas Sumatera Utara
4.5 Pengujian Hipotesis 4.5.1 Uji Signifikan Simultan Uji - F
Uji - F dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas X
1
,X
2
,X
3
berupa Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi dan Kemandirian Pribadi
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat Y berupa Perilaku Kewirausahaan. Cara yang digunakan adalah dengan membandingkan
nilai F
tabel
dengan F
hitung.
Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut : H0 : b1 = b2 = b3 = 0, artinya secara tidak serentak terdapat hubungan yang
positif dan signifikan dari variabel bebas X
1
,X
2
,X
3
berupa Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi dan Kemandirian Pribadi terhadap variabel
terikat Y berupa Perilaku Kewirausahaan. Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat hubungan yang positif dan
signifikan dari variabel bebas X
1
,X
2,
X
3
berupa Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi dan Kemandirian Pribadi terhadap variabel terikat Y berupa
Perilaku Kewirausahaan. Nilai F
hitung
akan diperoleh dengan menggunakan bantuan software SPSS for Windows
, kemudian akan dibandingkan dengan nilai F
tabel
pada tingkat =5
dengan kriteria sebagai berikut : H0 diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5 Ha diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12 Hasil Uji F Uji Signifikan Simultan
ANOVA
a
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
295.158 3
98.386 154.007
.000
b
Residual 35.775
56 .639
Total 330.933
59 a. Dependent Variable: perilakukewirausahaan
b. Predictors: Constant, kemandirianpribadi, motifberprestasi, peng.kewirausahaan
Dari hasil Uji - F pada Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi dan Kemandirian Pribadi secara serempak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Perilaku Kewirausahaan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikan 0,00 0,05 atau nilai F
hitung
154.007 F
tabel
2,77.
4.5.2 Uji Signifikan Parsial Uji-t
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara parsial individual terhadap variasi variabel
dependen, kriteria pengujiannya adalah: H0 : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Ha : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
dari variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan adalah:
H0 diterima jika t
hitung
t
tabel
pada α = 5
Universitas Sumatera Utara
Ha diterima jika t
hitung
t
tabel
p
ada α = 5
Pengaruh secara parsial juga dapat diketahui dengan membandingkan nilai probabilitas signifikansi pada tabel hasil penelitian dengan
= 5. Suatu variabel bebas berpengaruh secara signifikan jika nilai sig.tabel 0,05.
Berdasarkan tabel berikut:
Tabel 4.13 Hasil Uji Parsial Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta
1 Constant
1.552 1.045
1.485 .143 peng.kewirausahaan
.706 .076
.682 9.338 .000
motifberprestasi .230
.085 .176
2.701 .009 kemandirianpribadi
.141 .067
.158 2.106 .040
a. Dependent Variable: perilakukewirausahaan
1. Pengetahuan kewirausahaan Pengetahuan kewirausahaan berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap Perilaku kewirausahaan, hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0,00 0,05, dan nilai t
hitung 9.338
t
tabel 1,67
, artinya jika ditingkatkan variabel Pengetahuan kewirausahaan sebesar satu satuan maka Perilaku Kewirausahaan
akan meningkat sebesar 0,706 satuan, maka H
a
diterima. 2. Motif Berprestasi
Motif Berprestasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Perilaku Pembelian, hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0,009 0,05, dan nilai
Universitas Sumatera Utara
t
hitung 2.701
t
tabel 1,67
, artinya jika ditingkatkan variabel Motif Berprestasi sebesar satu satuan maka Perilaku Kewirausahaanakan meningkat sebesar 0,230 satuan.
3. Kemandirian Pribadi Kemandirian Pribadi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
Perilaku Kewirausahaan, hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0,040 0,05, dan nilai t
hitung 2.106
t
tabel 1,67
, artinya jika ditingkatkan variabel Motif Berprestasi sebesar satu satuan maka Perilaku Kewirausahaan akan meningkat sebesar 0,141
satuan.
4.5.3 Uji Koefisien Determinasi R
2
Koefisien Determinasi R
2
digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas X terhadap variabel terikat Y. Jika Koefisien
Determinasi R
2
semakin besar mendekati satu menunjukkan semakin baik kemampuan variabel X menerangkan variabel Y dimana 0 R
2
1. Sebaliknya, jika R
2
semakin kecil mendekati nol, maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah kecil terhadap variabel terikat. Hal ini berarti
model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Derajat pengaruh variabel X
1,
X
2.
X
3
terhadap variabel Y dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.14 Uji Koefisien Determinasi R
2 Model Summary
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .944
a
.892 .886
.79928 a.
Predictors: Constant, kemandirianpribadi, motifberprestasi,peng.kewirausahaan
Sumber : Hasil Penelitian 2015 diolah
Pada Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa: 1. R= 0,944 berarti hubungan pengetahuan kewirausahaan, motif
berprestasi dan kemandirian pribadi sangat erat sebesar 94,4. Untuk memastikan tipe hubungan antar variabel dapat dilihat pada
tabel 4.14 berikut :
Tabel 4.15 Hubungan Antar Variabel
Nilai Interpretasi
0,0 – 0,19
Sangat Tidak Erat 0,2
– 0,39 Tidak Erat
0,4 – 0,59
Cukup Erat 0,6
– 0,79 Erat
0,8 – 0,99
Sangat Erat
Sumber : Situmorang dan Lufti 2014:163
2. Adjusted R square sebesar 0,886 berarti 88,6 faktor – faktor perilaku
kewirausahaan dapat dijelaskan oleh pengetahuan produk, motif berprestasi dan kemandirian pribadi dalam penelitian ini.
3. Standart Error of Estimated artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Standart Error of Estimated juga dapat disebut standar
Universitas Sumatera Utara
deviasi. Standart Error of Estimated dalam penelitian ini adalah 7.9928. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.
4.6 Pembahasan
4.6.1 Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Perilaku Kewirausahaan
Berdasarkan uji hipotesis secara parsial uji t, pengetahuan kewirausahaan memiliki pengaruh yang dominan terhadap perilaku kewirausahaan dan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku kewirausahaan pada pengusaha jajanan malam jalan Setia Budi Medan dengan nilai signifikan 0,00.
Menurut Kasmir 2009:43 pengetahuan kewirausahaan adalah dasar dari sumber daya kewirausahaan yang terdapat didalam diri individu. Seorang wirausaha tidak
akan berhasil apabila tidak memiliki pengetahuan, kemampuan, dan kemauan. Sebaiknya wirausahaan memiliki pengetahuan yang memadai sebelum membuka
usaha yang ingin dijalankannya. Dari hasil jawaban responden pada metode analisis statistik dapat diketahui bahwa rata-rata jawaban responden mengenai
pengetahuan kewirausahaan 4,56 dimana 4,56 termasuk dalam kategori sangat baik. Terlihat dari para wirausahawan kuliner yang ada di sekitar jalan Setia Budi
Medan telah memiliki pengetahuan yang memadai terhadap usaha yang akan dijalankannya. Dengan adanya pengetahuan yang memadai yang dimiliki oleh
wirausahawan, dimana pengetahuan tersebut akan memberi informasi hal-hal yang mendukung bisnis tersebut dan resiko-resiko yang mungkin dihadapi oleh
Universitas Sumatera Utara
wirausahawan kedepannya
yang akan
berpengaruh terhadap
perilaku kewirausahaan.
Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang diteliti oleh Ahmad 2014 Pengaruh antara pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, dan
kemandirian pribadi terhadap perilaku kewirausahaan pedagang pasar. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa pengetahuan kewirausahaan,
motif berprestasi, dan kemandirian pribadiberpengaruh positif terhadap perilaku kewirausahaan.
4.6.2 Pengaruh Motif Berprestasi Terhadap Perilaku Kewirausahaan
Berdasarkan uji hipotesis secara parsial uji t, motif berprestasi memiliki pengaruh terhadap perilaku kewirausahaan dan berpengaruh positifdan signifikan
terhadap perilaku kewirausahaan pada pengusaha jajanan malam jalan Setia Budi Medandengan nilai signifikan 0,09. Menurut Atkinson dalam Riani 2005:44
motif berprestasi adalah kecenderungan seseorang mengadakan reaksi untuk mencapai tujuan dalam suasana kompetisi, demi mencapai tujuan yaitu apabila
prestasi yang dicapai melebihi aturan yang lebih baik dari sebelumnya
.
Wirausahaan harus memiliki reaksi ingin berprestasi di dalam hidupnya. Nilai berprestasi pada seorang wirausaha yaitu mencapai hasil terbaik dalam
menjalankan usahanya, menjaga agar usaha yang dijalankan terus mengalami perkembangan. Dari hasil jawaban responden pada metode analisis statistik dapat
diketahui bahwa rata-rata jawaban responden mengenai motif berprestasi 4,43 dimana 4,43 termasuk dalam kategori sangat baik. Terlihat dari para
wirausahawan kuliner yang ada di sekitar jalan Setia Budi Medan memiliki motif
Universitas Sumatera Utara
ingin berprestasi. Dengan adanya motif ingin berprestasi yang dimiliki oleh wirausahawan akan membuat wirausahawan akan selalu membuat perubahan
dalam perilaku kewirausahaan menjadi lebih baik. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang diteliti oleh Qomariah
2011 Pengaruh pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, dan kemandirian pribadi terhadap daya saing usaha. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan
bahwa pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, dan kemandirian pribadi berpengaruh positif terhadap perilaku kewirausahaan.
4.6.3 Pengaruh Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan
Berdasarkan uji hipotesis secara parsial uji t, kemandirian pribadi memiliki pengaruh terhadap perilaku kewirausahaan dan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap perilaku kewirausahaan pada pengusaha jajanan malam jalan Setia Budi Medandengan nilai signifikan 0,40. Menurut Hendro 2011:22
kemandirian pribadi adalah kekuatan diri dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus bergantung pada orang lain, mulai dari
menciptakan ide, menetapkan tujuan sampai pada pencapaian kepuasan. Menurut Suryana 2013:34 kemandirian pribadi adalah orang yang tidak
suka mengandalkan orang lain, namun justru mengoptimalkan segala daya dan upaya yang dimilikinya sendiri. Wirausahawan harus memiliki keinginan untuk
berusaha mengembangkan diri sendiri menjadi lebih baik. Dalam diri wirausahawan harus memiliki sifat mandiri yang tidak mengandalkan orang lain
dalam melakukan sesuatu untuk dirinya sendirinya agar usaha yag dijalankan hasil kerja keras dan pemikirian yang datang dari wirausahawan. Dari hasil jawaban
Universitas Sumatera Utara
responden pada metode analisis statistik dapat diketahui bahwa rata-rata jawaban responden mengenai kemandirian pribadi 4,23 dimana 4,23 termasuk dalam
kategori sangat baik. Terlihat dari para wirausahawan kuliner yang ada di sekitar jalan Setia Budi Medan memiliki kemandirian pribadi. Kemandirian pribadi yang
dimiliki wirausahaanakan berpengaruh kepada wirausahawan dalam perilaku kewirausahaan menjadi lebih siap untuk mengahadapi segala resiko yang akan
datang dalam usahanya. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang diteliti oleh Ahmad
2014 Pengaruh antara pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, dan kemandirian pribadi terhadap perilaku kewirausahaan pedagang pasar.
Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, dan kemandirian pribadi berpengaruh positif terhadap perilaku
kewirausahaan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan evaluasi sehubungan dengan pengaruh pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, dan kemandirian pribadi terhadap
perilaku kewirausahaan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan uji signifikan simultan Uji F, bahwa pengaruh pengetahuan
kewirausahaan, motif berprestasi, dan kemandirian pribadi secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku kewirausahaan.
2. Berdasarkan uji parsial uji-t pengetahuan kewirausahaan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap perilaku kewirausahaan pada pedagang
jajanan malam di jalan Setia Budi Medan. Motif berprestasijuga berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku kewirausahaan.Dan begitu pula
dengan kemandirian pribadi berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku kewirausahaan. Adapun dari ketiga variabel ini yang lebih dominan
adalah pemgetahuan kewirausahaan terhadap perilaku kewirausahaan. 3. Berdasarkan hasil koefisien determinasi menjelaskan bahwa variabel
pengaruh pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, dan kemandirian pribadi mampu mempengaruhi perilaku kewirausahaan dalam penelitian ini.
72
Universitas Sumatera Utara
5.2 Saran