wirausaha, tetapi juga harus disertai dengan keterampilan. Keterampilan tersebut dapat berupa keterampilan manajerial, keterampilan konseptual, keterampilan
memahami, mengerti, berkomunikasi, dan berelasi. Hanya memiliki pengetahuan dan keterampilan tidaklah cukup. Wirausahawan harus memiliki sikap, motivasi,
dan komitmen terhadap pekerjaan yang sedang dihadapinya. Pengetahuan kewirausahaan adalah keseluruhan apa yang diketahui tentang segala bentuk
informasi yang diolah dan berproses dalam ranah kognitif berupa ingatan dan pemahaman tentang cara berusaha sehingga menimbulkan keberanian mengambil
resiko secara rasional dan logis dalam menangani suatu usaha.
2.3 Motif Berprestasi
Wirausahawan selalu berprinsip bahwa apa yang dilakukan merupakan usaha optimal untuk menghasilkan nilai maksimal. Artinya wirausahawan
melakukan suatu hal secara tidak asal-asalan, sekalipun hal tersebut dapat dilakukan oleh orang lain.
Menurut Hall dalam Riani 2005:43 motif berprestasi sebagai dorongan yang berhubungan dengan prestasi yaitu menguasai, mengatur lingkungan sosial
atau fisik, mengatasi rintangan dan memelihara kualitas kerja yang tinggi, bersaing melebihi prestasi yang lampau dan mempengaruhi orang lain.
Motif yang mendorong tingkah laku seseorang dengan titik berat tercapainya suatu prestasi tertentu. Kalau pada kedua motif terdahulu objeknya
orang lain yang ada dilingkungannya, maka orang yang mempunyai motif berprestasi tidak menghiraukan orang lain. Baginya adalah bagaimana caranya
agar bisa mencapai prestasi tertentu. Orang lain bagi dirinya hanyalah sebagai
Universitas Sumatera Utara
instrumen yang mungkin dapat digunakan dalam rangka mencapai prestasi Mudjiarto, 2006:25.
Menurut Atkinson dalam Riani 2005:44 motif berprestasi adalah kecenderungan seseorang mengadakan reaksi untuk mencapai tujuan dalam
suasana kompetisi, demi mencapai tujuan yaitu apabila prestasi yang dicapai melebihi aturan yang lebih baik dari sebelumnya. Khususnya menantang dan
mempunyai reward yang bersifat intrinsik. Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya motif, yaitu motif
berprestasi. Menurut Suhandana dalam Suryana 2003:52 Motif berprestasi adalah suatu nilai sosial menekankan pada hasrat untuk mencapai hasil terbaik
guna mencapai kepuasan pribadi. Teori motivasi pertama kali di kemukakan oleh Maslow dalam Suryana 2003:52 ia mengemukakan tentang hierarki kebutuhan
yang mendasari motivasi. Menurutnya, kebutuhan yang bertingkat sesuai dengan tingkatan pemuasannya, yaitu kebutuhan fisik, kebutuhan akan keamanan,
kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Kebutuhan berprestasi wirausaha terlihat dalam tindakan untuk melakukan
sesuatu yang lebih baik dan efisien di banding sebelumnya Suryana,2003:53. Wirausaha yang memiliki motif berprestasi tinggi pada umumnya memiliki ciri-
ciri sebagai berikut: 1
Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya.
2 Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan
dan kegagalan.
Universitas Sumatera Utara
3 Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.
4 Berani menghadapi risiko dengan penuh perhitungan.
5 Menyukai dan melihat tantangan secara seimbang fifty-fifty.
Dorongan untuk selalu berprestasi tinggi harus ada dalam diri seorang wirausahawan karena dapat membentuk mental yang selalu lebih unggul dan
mengerjakan segala sesuatu melebihi standart yang ada. Arah pandang wirausahawan juga harus berorientasi kedepan. Keberhasilan atau kegagalan
wirausahawan akan dapat dilihat aspek prespektif kedepan dengan adanya kreativitas yang tinggi, berkomitmen terhadap pekerjaan, bertanggung jawab,
berani menghadapi resiko, selalu mencari peluang.
2.4 Kemandirian Pribadi