Tabel 2. Perkembangan Ekspor Tembakau Deli Tahun 2005 sd 2009 Tahun
Berat Bersih Ton 2005
26.327 2006
29.072 2007
32.374 2008
37.630 2009
37.307 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2005-2009
Tembakau mempunyai potensi dalam mendatangkan devisa negara. Dalam kurun waktu 2005-2009 menunjukkan perkembangan yang cukup berfluktuasi
Badan Pusat Statistik, 2010.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dapat dirumuskan beberapa masalah
berikut : 1.
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produksi tembakau Deli di daerah penelitian?
2. Bagaimana tingkat pendapatan produksi tembakau Deli di daerah penelitian?
3. Bagaimana strategi pengembangan terhadap komoditi tembakau Deli di
daerah penelitian?
1.3.Tujuan Penelitian
1. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
produksi tembakau Deli di daerah penelitian. 2.
Untuk menganalisis tingkat pendapatan produksi tembakau Deli di daerah penelitian.
Universitas Sumatera Utara
3. Untuk menyusun strategi pengembangan terhadap komoditi tembakau Deli
di daerah penelitian.
1.4. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak-pihak yang terkait dalam
pengembangan perkebunan tembakau deli. 2.
Sebagai bahan informasi bagi para pengambil keputusan dalam peningkatan produksi komoditi tembakau deli.
3. Sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana di Fakultas
Pertanian USU Medan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA
PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1. Tinjauan Pustaka
Tembakau Deli merupakan jenis tembakau yang memiliki kualitas khusus sebagai
pembungkus cerutu bukan rokok. Pasar yang terbuka bagi cerutu berpengaruh terhadap permintaan tembakau cerutu dengan kualitas khusus. Itu menjadikan
tembakau Deli memiliki potensi yang luar biasa. Tembakau Deli merupakan komoditas yang patut mendapatkan ancungan jempol.
Betapa tidak, sejak zaman penjajahan Belanda hingga kini, nama tembakau deli sudah tidak asing lagi di mata dunia.
Cerutu merupakan salah satu produk tembakau yang standar kualitasnya
tergantung pada masing-masing selera pembeli. Meskipun agribisnis tembakau cerutu menghadapi tantangan antara lain kampanye antirokok, peluang agribisnis
tembakau cerutu masih sangat terbuka. Pertama tembakau cerutu Indonesia di pasar internasional sangat diperlukan, khususnya untuk kualitas-kualitas tinggi
karena tembakau cerutu Indonesia mempunyai ciri khas. Kedua peminat tembakau cerutu meningkat. Ketiga adanya ketergantungan beberapa pabrik rokok cerutu di
Eropa terhadap cerutu Indonesia Budiarto, 2007.
PT. Perkebunan Nusantara II berhasil dengan diakuinya mutu tembakau yang
dilelang di Bremen pada tahun 2007. Mutu yang bagus membuat harga jual
Universitas Sumatera Utara
tembakau Deli di pasar lelang cukup tinggi, meskipun produksi yang dilelang jumlahnya sedikit Portal Indonesia, 2010.
Seiring dengan pertambahan tahun, produksi perkebunan tembakau Deli semakin
turun. Penurunan produktivitas tembakau Deli disebabkan krisis global yang dihadapi dunia sehingga permintaan pasar terhadap cerutu berkurang. Selain itu di
tahun 2008, di Negara Eropa, ada pembatasan masyarakat untuk merokok bahkan larangan merokok Portal Indonesia, 2010.
Bukan hanya tembakau Deli yang mengalami penurunan permintaan, negara
penghasil tembakau lainnya sejak kampanye anti rokok di Eropa juga mengalami penurunan permintaan. Jadi, sebagai antisipasi kerugian manajemen, maka pihak
PTPN II melakukan penjualan di Indonesia MedanPunya.com, 2011. Penjualan tembakau Deli milik PT. Perkebunan Nusantara II yang akan langsung
dipasarkan di Indonesia baru akan dimulai Juni 2011. Disebabkan tembakau masih dikemas di dalam gudang untuk dikirim menjadi contoh dipasar Eropa
MedanPunya.com, 2011. Penurunan penjualan pada tembakau Deli dikarenakan beberapa faktor antara lain:
1. Permintaan yang menurun karena kampanye anti merokok, “smoking can
cause cancer, heart attack, impotency, pregnancy and embryo disorder”. Kemudian negara menaikkan cukai cerutunya, sehingga cerutu menjadi barang
mahal. 2.
Produsen sengaja menurunkan produksinya sesuai dengan kemampuan serapan pasar.
Universitas Sumatera Utara
3. Bisa juga lingkungan di Negara produsen sendiri, polusi lingkungan,
pemakain areal yang terus menerus, dosis pemupukan dan penggunaan obat obatan yang yang tidak tepat dosis, serta iklim yang susah diprediksi akan
sangat mempengaruhi kualitas dari tembakau sendiri disatu pihak, dipihak pembeli tuntutan akan kualitas makin tinggi.
4. Terpinggirkannya areal-areal yang sesuai dengan tanaman tembakau karena
perkembangan kota Lembaga Pendidikan Perkebunan, 2009. Menurut penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nofria Maulidiana 2008 di
PT. Perkebunan Nusantara II kebun Helvetia, ruang lingkup permasalahan sistem budidaya tembakau Deli yang diidentifikasikan terdiri atas adanya pengembangan
kota yang terus mengurangi ketersediaan faktor produksi di kawasan Helvetia, faktor iklim yang semakin sulit diprediksi, penurunan kesuburan tanah dan
pengolahan tanah yang tidak sempurna. Peningkatan produktivitas merupakan motor penggerak kemajuan ekonomi dan
keuntungan perusahaan. Produktivitas juga penting untuk meningkatkan upah dan penerimaaan perseorangan. Faktor yang mungkin mempengaruhi produktivitas
adalah faktor luar, produk, proses, kapasitas dan sediaan, tenaga kerja dan mutu. -
Faktor luar termasuk peraturan pemerintah, persaingan dari perusahaan lain, permintaan konsumen di luar kendali perusahaan.
- Produk adalah suatu faktor yang secara kuat mempengaruhi produktivitas,
umumnya mengeluarkan teknologi produk baru yang meningkatkan produktivitas.
Universitas Sumatera Utara
- Proses yang dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas adalah aliran
proses, otomatisasi, tata letak, dan pemilihan tipe proses. -
Kapasitas dan sediaan adalah faktor keempat yang dapat mempengaruhi produktivitas. Kelebihan kapasitas sering menjadi suatu faktor yang
memberikan andil terhadap rasio produktivitas yang buruk. Sedangkan sediaan dapat menjadi perusak atau penolong terhadap produktivitas jika
dilihat dari besar kecilnya sediaan. Terlalu kecil sediaan pun akan menyebabkan kehilangan penjualan, berkurangnya volume dan akhirnya
penurunan produktivitas. Dan terlalu banyak sediaan pun akan mengakibatkan biaya modal lebih tinggi dan produktivitas rendah.
- Tenaga kerja yang terpenting dari semuanya dan mendapat perhatian besar,
dikarenakan tenaga kerja dihubungkan dengan sejumlah besar subsektor, seperti seleksi dan penempatan, pelatihan, rancangan pekerjaan, penyediaan,
struktur organisasi, penghargaan, sasaran, dan serikat buruh. -
Faktor yang terakhir adalah mutu. Mutu yang buruk dapat menyebabkan produktivitas rendah.
Schroeder, 1989. Untuk meningkatkan kualitas produksi tembakau Deli, PT. Perkebunan Nusantara
II sudah melakukan berbagai kebijakan antara lain memfokuskan pengembangan dan perawatan tanamanan tembakau di kebun-kebun yang dinilai masih produktif
Beritasore, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Teknik Budidaya Tanaman Tembakau Pembibitan
Benih yang digunakan sebagai bibit harus memiliki sertifikat atau telah diketahui kualitasnya. Jumlah benih yang digunakan adalah 8-10 gramha, tergantung pada
jarak tanamnya. Selain itu bibit harus utuh, tidak terserang hama penyakit dan biji tidak keriput. Ada tiga teknik yang digunakan dalam penyemaian benih yaitu:
1. Permanen
Dapat berupa nampan plastik belubang-lubang untuk menanam benih, sistem ini disebut sistem tray. Nampan plastik yang digunakan berukuran 40x60 cmyang
berisi 308 lubang tanam berukuran 2,2 cm x 2,2 cm dengan kedalaman 4 cm, atau dibuat langsung di lahan berupa bangunan kotak dengan 120 cm, tinggi 25 cm dan
panjang disesuaikan dengan kondisi lahan. 2.
Semi Permanen Tempat persemaian ini hanya dapat digunakan beberapa kali saja, terbuat dari
anyaman bambupapan kayu. Ukuran panjang 1 m, lebar 1 m dan lebar 25 cm ataupun dengan menggunakan variasi lebar 2 m.
3. Tidak Permanen
Persemaian dilakukan langsung di lapangan dengan dibuat bedenganparit. Bedeng dibuat berukuran 100-120 cm dan tinggi 20-30 cm, panjang disesuaikan
dengan panjang lahan. Tempat persemaian berupa polibag. Bedeng diberikan naungan daun-daunan dengan tinggi 1 m di sebelah timur dan 60 cm di sebelah
barat Cahyono, 1998.
Universitas Sumatera Utara
Pemeliharaan dan pemindahan bibit
Pemelihraan dilakukan untuk menjaga agar bibit tetap berada dalam keadaan lembab dan mendapat cukup sinar matahari, oleh karena itu persemaian
dianjurkan dibuka pada pagi hari sampai jam 10.00. selanjutnya, agar bibit dapat tumbuh dengan baik maka perlu dilakukan penjarangan tanaman, penjarangan ini
dapat dilakukan setelah 7 hari. Setelah berumur 3 minggu bibit dapat dipindahkan ke dalam polibag. Sedangkan untuk pemindahan ke lahan apabila bibit berumur
35-55 hari setelah semai Cahyono, 1998.
Pengolahan media tanam
Persiapan dan pengolahan tanah adalah 25-55 hari sebelum semai. Sebelum tanah diolah tanah dibiarkan kering selama 1 bulan. Pengolahan tanah yang pertama
adalah dibajak dengan traktor dan dibiarkan selama 1 minggu sebagai tindakan disinfektan alami karena terkena cahaya matahari. Tindakan disinfektan alami ini
terjadi karena cahaya matahari dapat membantu terjadinya proses pemasaman oksidasi dari zat-zat beracun asam sulfida yang berasal dari tanah.
Langkah selanjutnya adalah pembentukan bedengan, bedeng tidak perlu lebar
cukup 40 cm dan tinggi 40 cm. jarak antar bedeng 90-100 cm dan membujur antara timur dan barat agar tanaman mendapatkan sinar matahari yang cukup
kemudian dilanjutkan dengan pemupukan. Pupuk kandang dapat diberikan dengan cara ditabur merata pada permukaan tanah. Setelah satu minggu dibuat parit-parit
irigasi dan bedeng-bedeng penanaman bibit Cahyono, 1998.
Universitas Sumatera Utara
Teknik penanaman
Tahap pertama yang harus dilakukan adalah menentukan pola tanam untuk setiap jenis tembakau apakah ditanam pada musim hujan ataupun pada musim kemarau.
Untuk pembuatan lubang tanaman, apabila jenis tembakau cerutu yang menghendaki daun yang tipis dan halus maka jarak tanam sekitar 90 cm x 70 cm.
Cara pemindahan bibit dari kotak persemaian terdiri atas : -
Cara cabut yaitu bibit dicabut dari polibag dengan cara dibasahi agar mempermudah
pencabutan. Akar bibit yang dicabut dengan cara ini tidak mempunyai massa tanah.
- Cara putaran
Dapat pula benih diambil dengan cara ini dengan mempergunakan sendok agar tanahnya terambil.
Lubang tanam disesuaikan dengan jarak tanam dibuat dengan kedalaman 10 cm – 15 cm basahi terlebih dahulu tanahnya agar bibit dapat berdiri dengan tegak.
Benamkan bibit sedalam akar leher, waktu tanam lebih baik dilakukan pada pagi hari atau sore hari Cahyono, 1998.
Pemeliharaan tanaman
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam pemeliharaan tanaman tembakau yaitu penyulaman, penyiangan, pemupukan serta penyiraman dan pengairan. Pada
penyulaman, dilakukan setelah seminggu ditanam. Bibit yang kurang baik dapat diganti dengan cara dicabut dan diganti dengan bibit baru yang berumur sama.
Penyiangan dapat dilakukan setiap 3 minggu. Dilakukan dengan tangan untuk mencabut gulmanya ataupun dapat juga dengan menggunakan herbisida.
Universitas Sumatera Utara
Pemupukan dilakukan untuk menjaga tanaman tumbuh dengan baik. Pemupukan susulan dilakukan dua kali. Dosis pupuk yang dianjurkan tergantung dari tempat
dan varietas. Untu tembakau Deli dosis pupuk yang digunakan adalah ZA 343 kgha, TSP 358 kgha, dan ZK 577 kgha. Cara pemberian pupuk adalah sebagai
berikut : -
Pupuk kandang dicampur dengan permukaan tanah bedengan sebelum tanam. -
Pupuk fosfat diberikan pada saat tanam dengan cara ditaburkan pada permukaan tanah, diberi air dan dicampur tipis dengan tanah.
- Pupuk nitrogen dan kalium diberikan bertahap pada hari ke-7 dan hari ke-28
setelah tanam dengan cara diletakkan dalam lubang berjarak 10 cm dari batang.
Tahap pemeliharaan tanaman selanjutnya adalah pengairan dan penyiraman. Pengairan diberikan 7 hari setelah tanam dengan jumlah air sedikitnya 1-2 liter
per tanaman. Setelah umur 7-25 hari frekuensi penyiraman adalah 3-4 liter per tanaman. Pada umur 25-30 hari setelah tanam, frekuensi pemberian air diberikan
4 liter per tanaman. Pada umur 45 hari setelah tanam pertumbuhan akan sangat cepat oleh karena itu diperlukan 5 liter per tanaman setiap 3 hari. Setelah itu pada
umur 65 hari tanaman tidak memerlukan penyiraman lagi, kecuali bila cuaca sangat kering Cahyono, 1998.
2.2. Landasan Teori