menggunakan konsep target costing. Dengan konsep ini, perusahaan dapat mempertimbangkan seluruh biaya produksi yang dikeluarkan biaya langsung
dan biaya tidak langsung dan bertujuan untuk menurunkan biaya produksi. -
Meningkatan produksi dengan cara perluasan areal penanaman. -
Meningkatkan produktivitas dengan cara penggunaan bibit dan pupuk yang berkualitas baik dan pola tanam tembakau yang tepat dari pembuatan bedeng,
pencabutan bibit, penanaman, pemupukan dan cara petik yang benar hingga pengeringan. Dengan demikian, mutu tembakau terjaga produktivitas
meningkat. Varietas yang dianjurkan untuk pengembangan tembakau Deli adalah D-4, KF-7 dan FI-45.
5.3. Strategi Pengembangan Komoditi Tembakau Deli
Penyusunan strategi pengembangan komoditi tembakau Deli dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT dengan mengidentifikasikan berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi suatu usaha yang disajikan dalam bentuk tabel dan matriks yang dikenal dengan istilah ”matriks SWOT”. Di mana tahapan-
tahapan dalam penentuan strategi yang dapat dibangun melalui matriks SWOT, antara lain :
1. Membuat daftar kekuatan kunci internal yang ada Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada para responden dan
pengumpulan data sekunder, maka dapat diketahui kekuatan-kekuatan kunci internal yang berperan penting dalam penyusunan strategi pengembangan
komoditi tembakau Deli yang ada PTPN II kebun Helvetia kabupaten Deli Serdang, antara lain :
Universitas Sumatera Utara
A. Komoditas unggulan Tembakau Deli merupakan komoditi ekspor unggulan Indonesia yang telah
membawa harum nama bangsa Indonesia pada perdagangan internasional. Oleh sebab itu kelangsungan budidaya tembakau Deli harus tetap
dipertahankan karena merupakan komoditi kebanggaan bangsa Indonesia. B. Aspek kekhasan daun tembakau Deli
Tembakau Deli yang tumbuh di daerah penelitian memiliki kualitas daun yang khas dibandingkan dengan tembakau yang tumbuh di daerah lain seperti Jawa
Timur, Lombok dan Temanggung ataupun di negara lain seperti Amerika Serika, Eropa dan Brazil.
Berdasarkan hasil wawancara dengan para responden diketahui bahwa kualitas daun yang dihasilkan oleh tembakau Deli yang tumbuh di daerah
penelitian memiliki beberapa kekhasan, antara lain: 1
Kualitas daun tembakau Deli yang mempunyai keistimewaan dalam hal rasa, aroma, elastisitas dan warna abu yang putih serta daya bakar merata.
2 Daun tembakau Deli merupakan penghasil bahan pembalut cerutu nomor
satu di dunia. Daun tembakau Deli berwarna coklat, lembut, tipis, urat-urat daunnya sangat halus dan elastis sehingga tidak mudah robek waktu
diproses dalam pembuatan cerutu jika dibandingkan dengan daun tembakau yang tumbuh di daerah atau negara penghasil tembakau lainnya
yang lebih mudah robek waktu proses pembuatan cerutu. C. Aspek geografis
Tembakau Deli sangat cocok tumbuh di daerah penelitian. Hal ini didukung oleh suatu pernyataan sebagai berikut ”Kegiatan budidaya tembakau Deli
Universitas Sumatera Utara
masih dipertahankan di daerah antara sungai Wampu dan sungai Ular. Secara topografi, daerah diantara kedua sungai tersebut merupakan
lempengan plate dataran rendah yang sangat cocok untuk syarat tumbuh tembakau Deli”.
D. Mempunyai industri pengolahan sendiri
Dengan adanya industri pengolahan tembakau sendiri yang terletak di sekitar kawasan perkebunan, memudahkan produsen dalam proses pengolahan
tembakau. 2.
Membuat daftar kelemahan kunci internal yang ada Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada para responden dan
pengumpulan data sekunder, maka dapat diketahui kelemahan-kelemahan kunci internal yang berperan penting dalam penyusunan strategi pengembangan
komoditi tembakau Deli yang ada PTPN II kebun Helvetia kabupaten Deli Serdang, antara lain :
A. Sumber Daya Manusia Sulit mencari tenaga Sumber Daya Manusia yang memiliki keahlian di bidang
tembakau, disebabkan komoditi tembakau bersifat musiman terutama Buruh Harian Lepas BHL terlebih di Gudang Pemeraman Gudang FS.
B. Penentuan harga jual komoditi Harga penjualan tembakau Deli sulit diprediksi karena harga ditentukan oleh
pembeli.
Universitas Sumatera Utara
3. Membuat daftar peluang eksternal yang ada
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada para responden dan pengumpulan data sekunder, maka dapat diketahui peluang-peluang eksternal
yang berperan penting dalam penyusunan strategi pengembangan komoditi tembakau Deli yang ada PTPN II kebun Helvetia kabupaten Deli Serdang, antara
lain : A.
Peminat daun tembakau Deli di negara Eropa masih tinggi Permintaan pasar luar negeri terhadap daun tembakau Deli masih tinggi
khususnya pabrikan cerutu negara Eropa. B.
Permintaan pasar daun tembakau Deli meluas ke negara Asia Mutu tembakau Deli belum dapat tertandingi oleh mutu tembakau yang
ditanam di daerah lain. Apabila tembakau Deli ditanam di daerah lain di luar Sumatera Utara maka mutu yang dihasilkannya pun berbeda, bisa jadi lebih
rendah. Oleh karena itu kualitas tembakau Deli mampu merebut pangsa pasar. Negara Asia khususnya Malaysia pun tertarik akan kualitas komoditi yang
menjadi primadona Sumatera Utara ini. C.
Peran serta industri yang terkait Adanya peran serta dari industri pabrik cerutu di negara Eropa yang sering
mengikutsertakan dalam lelang dagang. Ini merupakan salah satu peluang bagi penyedia produk untuk lebih mengembangkan hasil produknya.
4. Membuat daftar ancaman-ancaman eksternal yang ada
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada para responden dan pengumpulan data sekunder, maka dapat diketahui ancaman-ancaman eksternal
yang berperan penting dalam penyusunan strategi pengembangan komoditi
Universitas Sumatera Utara
tembakau Deli yang ada PTPN II kebun Helvetia kabupaten Deli Serdang, antara lain :
A. Garapan liar dilahan produktif Adanya garapan liar dilahan produktif terutama pada saat areal dihutankan
selama ± 3 tahun. B. Slogan anti rokok sedunia
Adanya laranganslogan dari Pemerintah dan Negara luar hari anti rokok sedunia.
C. Turunnya minat pekerja Semakin menurunnya minat pekerja harian lepas BHL akibat banyaknya
industri disekitar kebun.
Membuat Matriks Evaluasi Faktor Internal dan Evaluasi Faktor Eksternal Hasil identifikasi faktor-faktor kunci internal yang merupakan kekuatan dan
kelemahan, pembobotan dan rating dipindahkan ke tabel Matriks Evaluasi Faktor Internal EFI untuk diberi skor bobot x rating. Skor faktor-faktor kunci internal
yang merupakan kekuatan dan kelemahan masing-masing dijumlah sedangkan hasil identifikasi faktor-faktor kunci eksternal yang merupakan peluang dan
ancaman, pembobotan dan rating dipindahkan ke tabel matriks Evaluasi Faktor Eksternal EFE untuk diberi skor bobot x rating. Skor faktor-faktor kunci
eksternal yang merupakan peluang dan ancaman masing-masing di jumlah.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 13. Matriks Evaluasi Faktor Internal
Sumber : data diambil dari lampiran 10 Berdasarkan Tabel 13 diatas dapat dilihat total skor kekuatan lebih besar daripada
total skor kelemahan x 0, dengan selisih total skor kekuatan – kelemahan sebesar 0,67. Data ini diperoleh berdasarkan hasil wawancara pada para
responden, bahwa faktor kekuatan lebih dominan daripada kelemahan. Tabel 14. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal
Sumber : data diambil dari lampiran 11 Faktor Kunci Internal
Bobot Rating
Bobot x Rating Kekuatan
- Komoditi unggulan
- Aspek kekhasan daun tembakau Deli
- Aspek geografis
- Mempunyai industri pengolahan
sendiri 0,22
0,17 0,11
0,17 2
1 2
2 0,44
0,17 0,22
0,17
Total Skor Kekuatan 1,00
Kelemahan -
Sulit mencari tenaga SDM yang memiliki keahlian di bidang tembakau
- Harga jual ditentukan oleh pembeli
0,11 0,22
1 1
0,11 0,22
Total Skor Kelemahan 0,33
Selisih Kekuatan – Kelemahan 0,67
Faktor Kunci Eksternal Bobot
Rating Bobot x Rating
Peluang -
Peminat daun tembakau Deli di negara Eropa masih tinggi
- Peran serta industri yang terkait
- Permintaan pasar daun tembakau
meluas ke negara Asia 0,21
0,16 0,10
2 2
1 0,42
0,32 0,10
Total Skor Peluang 0,84
Ancaman -
Garapan liar di lahan produktif -
Adanya slogankampanye anti rokok sedunia
- Turunnya minat pekerja harian lepas
BHL 0,21
0,16 0,16
1 2
2 0,21
0,32 0,32
Total Skor Ancaman 0,85
Selisih Peluang – Ancaman -
0,01
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 14 dapat dilihat selisih total skor peluang dan ancaman sebesar - 0,01. Hal ini berarti skor ancaman lebih besar daripada peluang y 0. Data ini
diperoleh berdasarkan hasil wawancara pada para responden, bahwa faktor ancaman lebih dominan daripada peluang.
Membuat Matriks Posisi
Berdasarkan matriks evaluasi faktor internal dan eksternal di atas dapat dibuat matriks posisi, untuk melihat dimana posisi upaya pengembangan tembakau Deli
PTPN II unit kebun Helvetia kabupaten Deli Serdang. Berdasarkan tabel 12 diperoleh nilai x 0 dan tabel 13 diperoleh y 0.
EKSTERNAL FAKTOR y +
Kuadran III Kuadran I
Strategi turn-around Strategi agresif
0,67 x -
- 0,01 x +
Kuadran IV Kuadran II
Strategi defensif Strategi diversifikasi
- y
Gambar 4. Matriks Posisi Pengembangan Tembakau Deli PTPN II unit
kebun Helvetia I
N T
E R
N A
L F
A K
T O
R
Universitas Sumatera Utara
Pengembangan tembakau Deli PTPN II unit kebun Helvetia berada pada posisi kuadran II, yaitu meskipun upaya pengembangan tembakau Deli menghadapi
berbagai ancaman yang sangat besar, tetapi di lain pihak perusahaan memiliki kekuatan dari segi internal. Perusahaan harus melakukan strategi Diversifikasi.
Fokus strategi usaha ini adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang. Dalam keadaan ini posisi Perusahaan masih dapat
dipertahankan dengan melakukan peningkatan jumlah produksi untuk perluasan pangsa pasar.
Strategi-strategi pengembangan tembakau Deli PTPN II unit kebun Helvetia dapat
dilakukan dengan beberapa alternatif.
Penentuan Alternatif Strategi
Penentuan alternatif strategi yang sesuai bagi pengembangan komoditi tembakau Deli PTPN II kebun Helvetia kabupaten Deli Serdang dilakukan dengan cara
membuat matriks SWOT. Di mana matriks SWOT tersebut dibangun berdasarkan faktor-faktor strategi, baik internal kekuatan dan kelemahan maupun eksternal
peluang dan ancaman. Berdasarkan matriks posisi analisis SWOT maka dapat
disusun 4 empat strategi utama, yaitu :
a. Strategi SO Strength – Opportunities
Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.
b. Strategi WO Weakness – Opportunities
Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang.
Universitas Sumatera Utara
c. Strategi ST Strength – Threats
Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman d.
Strategi WT Weaknesses – Threats Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari
ancaman. Alternatif strategi bagi pengembangan tembakau Deli PTPN II unit kebun
Helvetia dapat dilihat pada tabel 15 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 15. Penentuan Strategi dengan Matriks SWOT
Kekuatan S Kelemahan W
a. Komoditi ekspor unggulan
Indonesia. b.
Aspek kekhasan daun tembakau Deli yang memiliki
daya bakar, aroma dan ciri rasa yang khas.
c. Letak geografis sangat ideal
untuk budidaya tanaman tembakau.
d. Mempunyai industri
pengolahan sendiri a.
Sulit mencari tenaga SDM yang memiliki keahlian dibidang
tembakau.
b. Penentuan harga jual komoditi
ditentukan oleh pembeli.
Peluang O Strategi Peluang Kekuatan SO
Strategi Peluang Kelemahan WO a.
Masih tinggi peminat daun tembakau Deli di negara
Eropa.
b. Peran serta industri yang
terkait. c.
Permintaan daun tembakau meluas ke
negara Asia seperti Malaysia.
a. Perluasan pangsa pasar
b. Peningkatan kerjasama
dengan instansi yang terkait a.
Memberdayakan SDM yang terlibat dipertembakauan seperti
pelatihan, kursus, dan studi banding
b. Penetapan harga jual daun
tembakau
Ancaman T Strategi Ancaman KekuatanST
Strategi Ancaman Kelemahan WT a.
Garapan liar dilahan produktif.
b. Adanya
sloganlarangan anti rokok sedunia.
c. Turunnya minat pekerja
harian lepas BHL. a.
Memilih areal pertanaman tembakau yang potensial
diperuntukkan khusus untuk komoditi tembakau
b. Peningkatan peran serta
eksportir dan importir c.
Melibatkan peran serta masyarakat setempat dalam
proses pengolahan komoditi a.
Perbaikan aliran kerja perusahaan
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel matrik SWOT dapat disusun strategi-strategi bagi perusahaan, antara lain :
Strategi S-O
Strategi pengembangan tembakau Deli PTPN II unit kebun Helvetia dengan menggunakan seluruh kekuatan dan peluang yang ada, yaitu:
- Perluasan pangsa pasar
Dengan bertambah banyaknya jaringan pemasaran maka akan mendatangkan keuntungan tersendiri bagi perusahaan. Dimana jaringan pemasaran pembalut
cerutu ini berasal dari kalangan perusahaan menengah ke atas. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya peminat cerutu yang berasal dari luar negeri. Dengan
analisis strategi pemasaran yang baik maka sebaiknya pangsa pasar dapat dilakukan dengan memperluas tempat-tempat pemasaran seperti di Amerika
Serikat dan Malaysia. -
Peningkatan kerjasama dengan instansi yang terkait Peningkatan kerjasama dengan pabrik cerutu dengan adanya hubungan
kerjasama yang baik antara pihak perusahaan dengan pihak pabrik cerutu maka akan menyebabkan pihak pabrik loyal terhadap perusahaan. Hal ini
dapat dilakukan dengan proses perjanjian kerjasama yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak.
Strategi W-O
Strategi pengembangan tembakau Deli unit kebun Helvetia dengan meminimalkan seluruh kelemahan untuk memanfaatkan peluang yang ada, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
- Penetapan harga jual daun tembakau
Penetapan harga harus sesuai dengan jenis, mutu dan kualitas daun tembakau. Penetapannya dilakukan dengan cara konferensi antara penyedia bahan baku
dengan konsumen. -
Pengoptimalan kualitas dan keterampilan karyawan Pengoptimalan kualitas dan ketrampilan karyawan dapat dilakukan dengan
cara penempatan karyawan-karyawan yang berkualitas sesuai dengan bidang dan pekerjaannya sehingga dapat lebih meningkatkan produktivitas kerja serta
sering membuat atau mengadakan training-training dan seminar tentang keterampilan karyawan dalam perusahaan.
Strategi S-T
Strategi pengembangan tembakau Deli PTPN II unit kebun Helvetia dengan menggunakan seluruh kekuatan untuk mengatasi ancaman yang ada, yaitu:
- Pemilihan areal pertanaman yang potensial
Pemilihan lahan untuk budidaya tembakau harus dihutankan terlebih dahulu untuk mempertahankan atau meningkatkan kesuburan tanah baik fisika
maupun kimia dan juga untuk meningkatkan produktivitas tanah. -
Peningkatan peran eksportir dan importir Penjualan pembalut cerutu ini dilakukan dalam bentuk lelang. Lelang
dilakukan di negara pengimpor. Mulai pada tahun 2011, penyedia bahan baku melelang bahan baku di negara sendiri.
- Peningkatan peran masyarakat setempat
Peningkatan hubungan kerjasama dengan masyarakat setempat sangat memberikan manfaat bagi perusahaan. Perusahaan dapat mempekerjakan
Universitas Sumatera Utara
beberapa tenaga lepas dari masyarakat yang ada di sekitar perkebunan, sehingga antara perusahaan dan masyarakat setempat ada keterikatan.
Strategi W-T
Strategi pengembangan tembakau Deli PTPN II unit kebun Helvetia dengan meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman yang ada, yaitu:
- Perbaikan aliran kerja perusahaan
Seorang pemimpin yang baik haruslah memperhatikan dan membina karyawannya dan seorang karyawan yang baik haruslah patuh terhadap
pemimpinnya. Sehingga, untuk mewujudkan semua itu diperlukan hubungan yang baik antara pimpinan dan karyawan sehingga dapat tercipta aliran kerja
yang baik. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengadakan pertemuan rutin antara pimpinan dan karyawan yang dipimpinnya guna membahas hal-hal
penting dalam pekerjaan.
Kebijakan Pengembangan Komoditi Tembakau Deli PTPN II unit Kebun Helvetia Kabupaten Deli Serdang
Adapun beberapa kebijakan pengembangan komoditi tembakau Deli PTPN II
kebun Helvetia Kabupaten Deli Serdang yang dapat disusun berdasarkan strategi- strategi SO, WO, ST, dan WT, antara lain :
1. Kebijakan perluasan pangsa pasar
Kebijakan ini dapat direalisasikan berdasarkan strategi SO, yakni perusahaan dapat mengajak para pabrikan cerutu negara lain untuk bekerjasama. Dengan
mengajak pabrik-pabrik cerutu bekerjasama dapat memperluas jaringan pemasaran bagi perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2. Kebijakan penetapan harga jual daun tembakau
Kebijakan ini dapat direalisasikan berdasarkan strategi WO, yakni menetapkan standard harga daun tembakau sesuai dengan penggolongannya dengan cara
konferensi antara eksportir dan importir. 3.
Kebijakan peningkatan peran serta masyarakat setempat Kebijakan ini dapat direalisasikan berdasarkan strategi ST, yakni melibatkan
peran serta masyarakat setempat dalam proses pengolahan tembakau, sehingga perusahaan dapat mengantisipasi terjadinya penggarapan liar dilahan
produktif. 4.
Kebijakan aliran kerja perusahaan Kebijakan aliran kerja dapat direalisasikan berdasarkan strategi WT, yakni
untuk mengatasi keharmonisan antara pimpinan dan karyawan diperlukan komunikasi yang baik.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan