kelapa sawit indonesia tahun 2004-2008 tercatat sebesar 75,54 juta ton tandan buah segar TBS atau 40,26 dari total produksi kelapa sawit dunia Fauzy,
Yustina, Widyastuti, Satyawibawa, Paeru, 2012.
2.2.2 Perkembangan Industri Kelapa Sawit
Komoditas kelapa sawit yang memiliki berbagai macam kegunaan baik untuk industri pangan maupun non pangan, prospek pengembangannya tidak saja
terkait dengan pertumbuhan minyak nabati dalam negeri dan dunia, namun terkait juga dengan perkembangan sumber minyak nabati lainnya, seperti kedelai, rape
seed dan bunga matahari. Berbagai kemajuan telah diperoleh dalam pengembangan tanaman kelapa
sawit dan berbagai manfaat telah dapat diwujudkan sebagai hasil upaya dari para pelaku agribisnis kelapa sawit, dukungan dari berbagai pihak seperti perbankan,
penelitian dan pengembangan serta dukungan sarana prasarana ekonomi lainnya oleh berbagai instansi terkait dalam pengembangan agribisnis kelapa sawit sangat
berperan penting. Berbagai manfaat yang berhasil diwujudkan antara lain; peningkatan pendapatan petani dan masyarakat, peningkatan ekspor, peningkatan
kesempatan kerja dan yang terpenting adalah mendukung upaya dalam pengembangan wilayah agar lebih maju dan berkembang. Jika kita lihat dari sisi
upaya pelestarian lingkungan hidup, tanaman kelapa sawit yang merupakan tanaman tahunan berbentuk pohon tree crops dapat berperan dalam penyerapan
gas-gas rumah kaca atau jasa lingkungan lainnya seperti konservasi biodiversity atau eko-wisata.
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal industri pengolahan, industri pengolahan CPO telah berkembang dengan pesat. Saat ini jumlah unit pengolahan di seluruh Indonesia mencapai 320
unit dengan kapasitas olah 13,520 ton TBS per jam. Sedangkan industri pengolahan produk turunannya, kecuali minyak goreng, masih belum
berkembang, dan kapasitas terpasang baru sekitar 11 juta ton. Industri oleokimia Indonesia sampai tahun 2000 baru memproduksi olekimia 10,8 dari produksi
dunia. Secara umum dapat diindikasikan bahwa pengembangan agribisnis kelapa
sawit masih mempunyai prospek, ditinjau dari prospek harga, ekspor dan pengembangan produk. Secara internal, pengembangan agribisnis kelapa sawit
didukung potensi kesesuaian dan ketersediaan lahan, produktivitas yang masih dapat meningkat dan semakin berkembangnya industri hilir. Dengan prospek dan
potensi ini, arah pengembangan agribisnis kelapa sawit adalah pemberdayaan di hulu dan penguatan di hilir.
Sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian, tujuan utama pengembangan agribisnis kelapa sawit adalah:
• Menumbuhkembangkan usaha kelapa sawit di pedesaan yang akan memacu aktivitas ekonomi pedesaan, menciptakan lapangan kerja
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. • Menumbuhkan industri pengolahan CPO dan produk turunannya
serta industri penunjang pupuk, obat-obatan dan alsin dalam
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan daya saing dan nilai tambah CPO dan produk turunannya.
• Produksi mencapai 15,3 juta ton CPO dengan alokasi domestik 6 juta ton.
Arah kebijakan jangka panjang adalah pengembangan sistem dan usaha agribisnis kelapa sawit yang berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan dan
terdesentralisasi. Dalam jangka menengah kebijakan pengembangan agribisnis kelapa sawit meliputi peningkatan produktivitas dan mutu, pengembangan
industri hilir dan peningkatan nilai tambah, serta penyediaan dukungan dana pengembangan http:www.litbang.deptan.go.id
2.2.3 Dampak Negatif Kelapa Sawit Terhadap Lingkungan