Penggunaan bahan tambahan yang beracun atau bahan tambahan pangan secara berlebihan dapat membahayakan kesehatan masyarakat, dan berbahaya bagi
pertumbuhan generasi yang akan datang.
2.7. Formalin
2.7.1. Pengertian
Formalin adalah nama dagang larutan formaldehid dalam air dengan kadar 30- 40 persen. Di pasaran, formalin dapat diperoleh dalam bentuk yang sudah diencerkan,
yaitu dengan kadar formaldehidnya 40, 30, 20 dan 10 persen serta dalam bentuk tablet yang beratnya masing-masing sekitar 5 gram. Formalin adalah larutan yang
tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Di dalam formalin terkandung sekitar 37 formaldehid dalam air. Biasanya ditambahkan methanol hingga 15 sebagai
pengawet Handayani, 2006. Formalin mempunyai banyak nama kimia yang biasa kita dengar di masyarakat, diantaranya formol, methylene aldehyde, paraforin,
morbicid, oxomethane,
polyoxymethylene glycols,
methanol, formoform,
superlysoform, formic aldehyde, formalith, tetraoxymethylene, methyl oxide, karsan, trioxane, oxymethylene dan methylene glycol Yuliarti, 2007. Formalin yang biasa
ditambahkan pada makanan adalah larutan 30-50 gas formaldehid, untuk stabilitas dalam larutan formalin biasanya mengandung methanol 10-15. Formalin
mempunyai bau yang menyengat dan dapat menimbulkan pedih pada mata. Senyawa ini termasuk golongan aldehid yang paling sederhana karena hanya mempunyai satu
atom karbon Murtini dan Widyaningsih, 2006.
Ubiversitas Sumatera Utara
2.7.2. Fungsi Formalin
Formalin sudah sangat umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Apabila digunakan secara benar, formalin akan banyak kita rasakan manfaatnya,
misalnya sebagai antibakteri atau pembunuh kuman dalam berbagai keperluan jenis industri, yakni pembersih lantai, kapal, gudang dan pakaian, pembasmi lalat maupun
berbagai serangga lainnya. Dalam dunia fotografi biasanya digunakan sebagai pengeras lapisan gelatin dan kertas. Formalin juga sering digunakan sebagai bahan
pembuatan pupuk urea, bahan pembuatan produk parfum, pengawet produk kosmetika, pengeras kuku dan bahan untuk insulasi busa. Formalin boleh juga
dipakai sebagai pencegah korosi untuk sumur minyak. Di bidang industri kayu, formalin digunakan sebagai bahan perekat untuk produk kayu lapis. Dalam
konsentrasi yang sangat kecil 1 persen digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen sepertinpembersih rumah tangga, cairan pencuci piring,
pelembut, perawat sepatu, shampoo mobil, llin dan karpet. Di dalam industri perikanan, formalin digunakan menghilangkan bakteri yang
biasa hidup di sisik ikan. Formalin diketahui sering digunakan dan efektif dalam pengobatan penyakit ikan akibat ektoparasit seperti fluke dan kulit berlendir.
Meskipun demikian, bahan ini juga sangat beracun bagi ikan. Ambang batas amannya sangat rendah sehingga terkadang ikan yang diobati malah mati akibat formalin
daripada akibat penyakitnya. Formalin banyak digunakan dalam pengawetan sampel ikan untuk keperluan penelitian dan identifikasi. Di dunia kedokteran formalin
digunakan dalam pengawetan mayat Yuliarti, 2007.
Ubiversitas Sumatera Utara
2.7.3. Sifat Formalin