587
Komunikasi horizontal: adalah komunikasi yang mengalir
melintasi berbagai fungsi dalam organisasi. Bentuk komunikasi ini diperlukan untuk mengkoordinasi dan
mengintergrasikan berbagai fungsi organisasi.
Komunikasi diagonal: adalah komunikasi silang melintasi
fungsi dan tingkat dalam organisasi. Hal ini penting dalam situasi dimana anggota tidak dapat berkomunikasi lewat
saluran ke atas, kebawah maupun horisontal. b. Gravepine
Jaringan network komunikasi adalah saluran-saluran
yang merupakan tempat informasi mengalir. Jaringan komunikasi formal adalah komunikasi yang bertalian
dengan tugas, proses komunikasi mengikuti rantai wewenang. Jaringan komunikasi formal melukiskan tiga jaringan
kelompok kecil yaitu: rantai, roda dan semua saluran.
Rantai : jaringan yang mengikuti rantai komando yang formal. Roda : jaringan yang mengandalkan pada pemimpin untuk
bertindak sebagai saluran pusat untuk semua komunikasi kelompok.
Semua saluran jaringan yang mengijinkan semua anggota
kelompok untuk dengan aktif saling berkomunikasi.
Jaringan komunikasi informal Gravine: adalah jaringan
komunikasi yang terdapat dalam organisasi dan merupakan jalan pintas yang memotong saluran formal selentingan
komunikasi. Selentingan komunikasi mempunyai tiga karakteristik utama yaitu:
1. Selentingan yang tidak terkendali oleh manajemen
588 2.
Selentingan yang dipersepsikan oleh kebanyakan karyawan sebagai yang paling dipercaya dan andal
daripada komunikasi formal yang diterbitkan oleh manajemen puncak.
3. Selentingan yang sebagian besar digunakan untuk
melayani kepentingan sendiri dari orang-orang didalamnya.
1.1.5. Komunikasi antar Pribadi Interpesonal
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang mengalir di antara para individu secara langsung dan dalam kelompok, dan
merupakan pengaruh penting atas perilaku anatar pribadi. Permasalahan yang timbul selama komunikasi berlangsung adalah
perbedaan persepsi, komunikasi non verbal, dan perbedaan gaya antar pribadi dari orang-orang yang berkomunikasi.
1.1.6. Hambatan dalam Komunikasi
Beberapa hambatan bagi komunikasi yang efektif yaitu kerangka acuan, menyimak secaraselektif, kata putus nilai value
judgement, kredibilitas sumber, masalah sematik, penyaringan, bahasa kelompok, perbedaan status, tekanan waktu dan beban layak
overload. Hal-hal tersebut di atas dapat juga disebut sebagai sumber kegaduhan, hal ini dapat muncul baik dalam komunikasi
organisasi maupun komunikasi antar pribadi. 1.1.7. Cara-cara Memperbaiki Komunikasi dalam Organisasi
Beberapa cara yang dapat digunakan: a. Melakukan tindak lanjut, yaitu usaha menemukan maksud
dengan benar dan dapat diterima dengan baik.
589 b. Mengatur arus informasi, yaitu pengaturan komunikasi guna
menjamin arus informasi yang optimal kepada manajer sehingga meniadakan hambatan beban layak.
c. Memanfaatkan balikan. d. Empati, yaitu kemampuan menempatkan diri dalam peran
orang lain dan mengandaikan sudut pandang serta emosi orang lain.
e. Pengulangan, yaitu prinsip belajar yang sudah dapat diterima, dengan maksud untuk menjamin seandainya ada satu bagian
pesan yang belum dimengerti sehingga perlu ada bagian lain yang membawa pesan yang sama.
f. Mendorong tercapainya rasa saling percaya. Adanya saling percaya antara manajer dan bawahan akan mendorong
tercapinya komunikasi yang efektif, yaitu bawahan menilai sendiri mutu huubungan dengan atasan sesuai dengan
persepsinya. g. Penentuan waktu yang efektif. Komunikasi yang efektif dapat
diperlancar dengan menetukan waktu yang tepat untuk membahas serta mengumumkan sesuatu yang penting.
h. Menyederhanakan bahasa. Bahasa yang rumit adlah merupakan hambatan utama dalam komunikasi yang efektif.
i. Menyimak secara seksama. Telah dikatakan bahwa untuk meningkatkan komunikasi, maka para manajer harus
berusaha dapat dipahami dan memahami. Ini berarti manajer harus menyimak yang merupakan salah satu untuk
mendorong seseorang untuk mengungkapkan perasaan, keinginan, dan emosinya yang sebenarnya. Tetapi manajer