Pengertian dan Unsur Dakwah
Untuk menjadi kepastian dalam melakukan kegiatan dakwah, maka perlu suatu landasan hukum sebagai tempat berpijak. Hukum dakwah
Islam tidak terlepas dari pada sumber Al-Qur’an dan Hadist. Itu secara garis besarnya,
Adapun ayat-ayat Al-Quran yang memerintahkan untuk berdakwah antaranya:
نإ ﻦ أ ﻲه ﻲﺘﱠﺎ ﻢﻬ دﺎﺟو ﺔﻨ ا ﺔﻈﻋﻮﻤ او ﺔﻤﻜ ﺎ ﻚ ر ﻴ ﻰ إ عدا ﻦیﺪﺘﻬﻤ ﺎ ﻢ ﻋأ ﻮهو ﻪ ﻴ ﻦﻋ ﱠ ﺿ ﻦﻤ ﻢ ﻋأ ﻮه ﻚﱠر
Artinya “Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” Q. S : Al-Nahlu ayat 125
Dr. Abdurrahman Al Bagdadi menjelaskan bahwa “Hukum syara’ telah mewajibkan dakwah Islam pada setiap situasi dan kondisi.
Kewajiban itu di pertanggungjawabkan atas orang yang ahli dalam hukum Fiqh maupun yang tidak ahli awam, juga diwajibkan semua orang baik
perorangan, jamaah maupun pemimpin”.
14
Pernyataan tersebut di atas, dapat di fahami dan diambil kesimpulan bahwa berdakwah adalah merupakan suatu kewajiban bagi
14 Dr. Abdulrahman Albaghdadi, Dakwah Islam dan Masa Depan Umat, Bangil Jatim:
Al-Izah, 1997, h.95
setiap manusia yang mengaku dirinya muslim untuk sesuai dengan kemampuan masing-masing. Untuk itu wajib berdakwah pada tahap awal
adalah berdakwah kepada ketauhidan kepada Allah dan Rassul-Nya. Karena dengan kemerdekaan tauhidlah manusia dapat berperan lebih aktif
untuk beramal dengan amar ma’ruf dan nahi munkar. Oleh karena dalam kehidupan manusia di alam dunia ini, ia perlu
suatu hidayat atau petunjuk jalan untuk maju kedepan agar tidak menyeleweng dari landasannya. Dengan pengertian di atas, sebagai
petunjuk kepada kita diantaranya hukum-hukum dakwah Islam ini dapat menjadi landasan yang cukup jelas, sebagai tempat rujukan dalam
melaksanakan aktivitas dakwah Islam. Karena itu, dakwah wajib memberi kesadaran dan penyuluhan
kepada masyarakat dari setiap lapisan sosial kemasyarakatan, dengan sedemikian rupanya manusia dapat meningkat untuk melaksanakan apa
yang di wajibkan oleh Islam. Sebagaimana wajib untuk melakukan dakwah kepada masyarakat. Jika diperhatikan dengan teliti pendapat-
pendapat para ulama tersebut di atas, akan peroleh suatu ketetapan hukum untuk menjadi landasan dalam melaksanakan kegiatan dakwah, dan
hukum itu dapat mendorong manusia untuk mengerja sesuatu atau melarang untuk meninggalkannya.
3. Metode Dakwah
Untuk berkomunikasi dakwah kepada khalayak ramai supaya berjalan dengan lancar dan sukses, maka senjata dalam menghadapi orang
ramai, sebagai komunikator atau da’i sangat penting dalam keterampilan dalam berkomunikasi dakwah, seorang komunikator berhasil atau tidaknya
tergantung pada kecakapan di bidang metodologinya. Menurut Asmuni Syukir, mengatakan bahwa metodologi dakwah
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari cara-cara berdakwah untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisian.
15
Menurut Wardi Baghtiar menjelaskan bahwa: Metodologi dakwah ialah cara-cara yang di pergunakan oleh da’i untuk mennyapaikan materi
dakwah yaitu al-Islam atau serentetan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu.
16
Salah satu faktor yang menyebabkan sukses dan tidaknya usaha dakwah antara lain terletak pada metode yang di pakai dan sekaligus
kemampuan menerapkan. Metode yang digunakan oleh Rasulillah antara lain adalah dengan cara mengirimkan surat-surat kepada penguasa-
penguasa besar, contohnya beliau kirimkan surat seruan surat dakwah kepada Hiraqiu Herachus kaisar Rum yang berkuasa penuh di Damaskus
15 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya : Al-ikhlas, 1983,
h.100 16
Dr. Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu dakwah, Jakarta : Logos, 1997, h.34
pada masa itu.
17
Metode dakwah menyangkut masalah bagaimana caranya dakwah itu harus dilaksanakan.
Tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan dakwah yang telah dirumuskan akan efektif bilamana dilaksanakan dengan
cara yang tepat. Pernyataan tersebut di atas, dapat difahami bahwa metode dakwah
merupakan suatu kemampuan manusia atau da’i untuk menyampaikan dakwah dengan keterampilan dan kebolehannya dalam menggunakan alat-
alat kerja sesuai dengan kondisi masyarakat dan sasaran dakwah agar berlangsung dengan efektif dan efesian. Juru dakwah harus berwawasan
luas dalam melihat sasaran yang akan dituju dan metode apakah yang akan dipergunakan. Untuk mendapat hasilnya dengan memuaskan atau tidak, itu
tergantung pada metode dalam berdakwah. Secara umum bentuk dakwah adalah sebagai berikut:
a Metode Ceramah retorika dakwah
b Metode Tanya jawab
c Metode debat
d Pendidikan dan pengajaran Agama
17 Hamka, Prinsip dan Kebijaksanaan Dakwah Islam, Jakarta : Pustaka Panjimas,
1990, h.35
e Silaturrahmi
18
4. Media Dakwah
Secara bahasa, istilah media merupakan jamak dari bahasa latin yaitu “median” yang berarti alat perantaran. Sedangkan secara istilah
media berarti segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan tertentu dengan demikian dapat dirumuskan bahwa media dakwah berarti
segala sesuatu yang dapat di gunakan untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan.
19
Secara garis besarnya media dakwah dapat digolongkan kepada: a.
Lisan, merupakan media yang paling mudah penggunaannya, yaitu dengan mempergunakan lidah dan suara.
b. Tulisan, media ini berfungsi untuk menggantikan keberadaan da’i
dalam proses dakwah, tulisan dapat menjadi alat komunikasi antara da’i dan mad’u.
c. Lukisan atau gambar atau ilustari, media ini berfungsi sebagai penarik
lisan, merupakan media yang paling mudah penggunaannya, yaitu dengan perhatian dan minat mad’u dalam mempertegas pesan dakwah.
18 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya : Al-ikhlas, 1983,
h.104-106 19
Asmuni, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, h.163
d. Audio visual, media ini dapat merangsang indera penglihatan dan
pandangan mad’u.
e. Akhlak, yaitu langsung dimanifestasikan dalam tingkahlaku da’i.
20
Sedangkan jika dilihat dari sifatnya, media dakwah dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu:
a. Metode tradisional, yaitu berbagai macam seni dan pertunjukan yang
secara tredisional dipentaskan di depan umum terutama sebagai hiburan yang memiliki sifat kominikatif seperti ludruk, wayang kulit
dan drama. b.
Media modern, yaitu media yang dihasilkan dari teknologi antara lain seperti televise, radio,pers dan lain-lain.
21