Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
Pada dasarnya suatu badan usaha didirikan untuk jangka panjang dan memperoleh laba yang maksimal. Perusahaan perlu menyusun perencanaan yang
menyuluruh tentang kegiatan yang akan dilakukan dalam jangka panjang. Rencana jangka panjang merupakan suatu kesatuan yang utuh dan rencana-
rencana yang disusun untuk kegiatan setiap tahun. Rencana tersebut dibuat berdasarkan data waktu yang lampau yang disesuaikan dengan keadaan yang
mungkin terjadi di waktu yang akan datang. Menurut Cambell 2005: 158 mengemukakan bahwa : “ Tujuan dasar
anggaran perusahaan ialah untuk mencapai jalan yang paling menguntungkan melalui usaha perusahaan yang mana dapat diarahkan dalam memenuhi tujuan
pelayanan utamanya. Tujuan lain adalah untuk membantu menagement dalam membawa perusahaan sedekat mungkin dengan arahjalan yang digambarkan.”
Anggaran sebagai alat manajemen akan bermanfaat dalam membantu manajemen mengelola perusahaan yaitu mengambil keputusan-keputusan yang
paling menguntungkan perusahaan, seperti pemilihan barang-barang yang diproduksi dan dijual, menseleksi langganan dan sebagainya.
4. Proses Penyusunan Anggaran
Penyusunan anggaran merupakan proses akuntansi dan juga proses manajemen. Dari segi akuntansi, penyusunan anggaran merupakan studi terhadap
mekanisme, prosedur untuk merakit data-data dan format anggaran. Dan dari segi manajemen, penyusunan anggaran merupakan proses menetapkan peran tiap
manager dalam melaksanakan program atau bagian program.
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
Penyusunan anggaran dilakukan melalui penafsiran-penafsiran yang akurat, diperlukan berbagai data, informasi dan pengalaman, yang merupakan faktor-
faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun anggaran. Adapun faktor- faktor tersebut menurut Munandar 2000 : 11 secara garis besar dapat dibedakan
menjadi dua kelompok, ialah : a.
Faktor-faktor intern yaitu data, informasi dan pengalaman terdapat di dalam perusahaan sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain :
1 Penjual tahun-tahun yang lalu.
2 Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan masalah dengan harga
jual, syarat barang yang dijual, pemilihan saluran distribusi dan sebagainya.
3 Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan.
4 Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan, baik jumlahnya kuantitatif
maupun keterampilan dan keahliannya kualitatif. 5
Modal kerja yang dimiliki perusahaan. 6
Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perusahaan, baik dibidang pemasaran, dibidang
produksi, dibidang pembelanjaan, dibidang administrasi maupun dibidang personalia.
b. Faktor-faktor ekstern, yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat
diluar perusahaan, tetapi dirasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain :
1 Keadaan persaingan.
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
2 Tingkat pertumbuhan penduduk
3 Tingkat penghasilan penduduk
4 Tingkat kemandirian penduduk
5 Tingkat penyebaran penduduk
6 Agama, adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat
7 Berbagai kebijaksanaan pemerintah, baik dibidang politik, ekonomi,
sosial, budaya maupun keamanan. 8
Keadaan perekonomian nasional maupun internasional, kemajuan teknologi dan sebagainya.
Menurut Harahap 2001 : 83 ditinjau dari pembuatannya, maka penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan cara :
a. Otoriter atau top down
Dalam metode otoriter atau top down, anggaran disusun dan ditetapkan sendiri oleh pimpinan dan harus dilaksanakan bawahan tanpa keterlibatan
bawahan dalam penyusunannya. b.
Demokrasi atau bottom up Sedangkan dalam metode demokrasi atau bottom up, anggaran disusun
berdasarkan hasil keputusan karyawan. Anggaran disusun mulai bawahan sampai keatasan. Bawahan sepenuhnya menyusun anggaran yang akan
dicapainya dimasa yang akan datang. c.
Campuran atau top down dan bottom up Dalam metode campuran atau top down dan bottom up, anggaran disusun
dengan dimulai dari atas dan kemudian untuk selanjutnya oleh karyawan
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
bawahan. Jadi apa pedoman dari atasan atasan atau pimpinan dan dijabarkan oleh bawahan sesuai dengan arahan atasan.
Dalam mempersiapkan dan menyusun anggaran sangat tergantung pada struktur organisasi dari masing-masing perusahaan, akan tetapi pada garis
besarnya tugas mempersiapkan dan menyusun anggaran dapat didelegasikan kepada :
a. Bagian administrasi bagi perusahaan kecil. Hal ini disebabkan karena
kegiatan- kegiatan perusahaan tidak terlalu kompleks, sederhana dengan ruang lingkup terbatas, sehingga tugas penyusunan budget dapat
diserahkan kepada salah satu bagian saja dari perusahaan yang bersangkutan. Dibagian administrasi inilah terkumpul data-data informasi
yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, baik kegiatan dibidang pemasaran, kegiatan dibidang produksi, kegiatan dibidang pembelanjaan,
maupun kegiatan dibidang personalia. Dengan bekal data dan informasi tersebut ditambah dengan data dan informasi dari luar perusahaan
ekstern, bagian administrasi diharapkan lebih mampu menyusun anggaran dari pada bagian-bagian lain dari perusahaan.
b. Panitia budget bagi perusahaan yang besar. Hal ini disebabkan karena
kegiatan perusahaan yang cukup kompleks, beraneka ragam, dengan ruang lingkup yang cukup luas, sehingga bagian-bagian administrasi tidak
mungkin dan tidak mampu lagi menyusun anggaran sendiri tanpa partisipasi secara aktif bagian-bagian lain dalam perusahaan. Oleh karena
itu tugas menyusun anggran perlu melibatkan semua unsur yang mewakili
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
semua bagian yang ada dalam perusahaan, yang duduk dalam panitia budget. Tim penyusun budget ini biasanya diketahui oleh salah seoran
pemimpin perusahaan dengan anggota-anggota yang mewakili bagian pemasaran, bagian produksi, bagian pembelanjaan serta bagian personalia.
Sebelum disahkan oleh pimpinan tertinggi perusahaan, masih dimungkinkan pula untuk diadakannya pembahasan-pembahasan antara pimpinan
tertinggi perusahaan dengan pihak yang diserahi tugas menyusun rancangan anggaran tersebut.
Setelah disahkan oleh pimpinan tertinggi perusahaan, maka rancangan budget tersebut telah menjadi budget yang defenitif, yang akan dijadikan sebagai
pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja dan sebagai alat pengawasan. Bilamana tugas penyusunan rancangan budget serta budget defenitif telah
selesai, maka panitia budget tidak bubar, melainkan secara berkala masih perlu mengadakan pertemuan-pertemuan konsultatif guna membahas pelaksanaan
budget tersebut dari waktu ke waktu, untuk meningkatkan kerja sama dengan koordinasi, serta mengadakan revisi-revisi terhadap budget yang telah disusun
bilamana memang dirasa perlu. Adapun proses penyusunan anggaran menurut Mulyadi 2001: 506 adalah
sebagai berikut : a.
Komite anggaran penyusunan pedoman anggaran budget guideline yang berisi kebijakan pokok perusahaan dalm bidang pemasaran, produksi, sumber
daya manusia, keuangan dan umum. Kebijakan pokok ini dikomunikasikan
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
kepada manajer departemen sebagai dasar untuk mengajukan rancangan anggaran biaya pusat pertanggungjawaban.
b. Penyusunan rancangan anggaran penjualan oleh departemen pemasaran
berdasarkan kebijakan pokok perusahaan dan perkiraan penjualan jangka pendek.
c. Penyusunan rancangan anggaran biaya pusat pertanggungjawaban berdasarkan
kebijakan pokok perusahaan dan rancangan anggaran penjualan oleh para manajer pusat pertanggungjawaban.
d. Penyusunan rancangan anggaran persediaan produk jadi oleh departemen
produksi e.
Penyusunan rancangan anggaran harga pokok penjualan oleh departemen anggaran berdasarkan biaya produksi, rancangan anggaran penjualan.
f. Penyusunan anggaran laporan rugi laba yang diproyeksikan berdasarkan
rancangan anggaran penjualan, rancangan anggaran harga pokok penjualan dan rancangan anggaran biaya pemasaran, rancangan anggaran biaya
administrasi dan umum. g.
Penyusunan rancangan anggaran modal berdasarkan perkiraan penjualan jangka panjang.
h. Penyusunan rancangan anggaran kas berdasarkan rancangan anggaran
penjualan, rancangan anggaran biaya pusat pertanggungjawaban dan rancangan anggaran modal.
i. Penyusunan rancangan neraca yang di proyeksi berdasarkan rancangan
anggaran kas dan berbagai asumsi lain.
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
j. Penyusunan rancangan anggaran modal kerja
k. Penelaahan rancangan anggaran biaya pusat pertanggungjawaban oleh komite
anggaran. l.
Negosiasi rancangan anggaran biaya pusat pertanggungjawaban dengan komite anggaran.
m. Persetujuan rancangan anggaran biaya pusat pertanggungjawaban oleh komite
anggaran. n.
Penyesuaian rancangan anggaran induk oleh departemen anggaran sebagai akibat dari hasil proses negosiasi antara para manager pusat
pertanggungjawaban dengan komite anggaran. o.
Pengajuan rancangan anggaran induk oleh komite anggaran kepada dewan komisaris dan RUPS.
p. Penelaahan rancangan anggaran induk oleh dewan komisaris dan RUPS.
q. Pengesahan rancangan anggaran induk menjadi anggaran induk perusahaan
oleh RUPS.
5. Analisa Penyimpangan Rencana Anggaran Terhadap Realisasi Anggaran