Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang jasa maupun dagang memiliki tujuan utama yaitu memaksimumkan laba dengan meminimkan segala
macam biaya yang ada. Dimana laba tersebut dapat diperoleh dari pendapatan dikurangi biaya-biaya operasi maupun biaya yang lainnya. Maka dari itu untuk
mencapai tujuan perusahaan memaksimalkan laba maka setiap perusahaan perlu menyusun suatu perencanaan anggaran yang menyeluruh tentang kegiatan
perusahaan pada waktu yang akan datang yang dibuat berdasarkan data waktu sebelumnya yang disesuaikan dengan kondisi di masa mendatang dengan tujuan
agar anggaran yang disusun dapat dijadikan suatu gambaran yang real untuk kondisi masa yang akan datang agar segala macam penyimpangan yang mungkin
dapat diminimalkan. Setiap perusahaan harus dapat menyusun suatu perencanaan dengan baik
agar pelaksanaannya menjadi efektif, efisien dan sesuai sasaran. Dengan demikian manajemen perusahaan harus menyusun strategi operasi yang baik serta mengukur
dan mengevaluasi pelaksanaan startegi tersebut guna mengukur pencapaian
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
sasaran. Penyusunan strategi itu dijabarkan dalam nilai uang yang disebut anggaran.
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengawasan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, karena perencanaan tanpa adanya
pengawasan merupakan pekerjaan yang sangat sia-sia karena sebaik apapun perencanaan yang dibuat tidak akan mungkin terealisasi dengan sesuai sasaran
tanpa adanya pengawasan yang baik Salah satu pengendalian yang digunakan perusahaan adalah pengendalian beban operasional. Sebab ini merupakan
keseluruhan beban sehubungan dengan operasional perusahaan sehingga dapat membantu kelancaran operasional perusahaan khusunya dalam kebutuhan
keuangan. PT Persero Pelabuhan Indonesia I yang berlokasi di medan adalah salah
satu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang jasa perhubungan laut yang meliputi penyelenggaraan jasa kepelabuhanan dan usaha lainnya. PT Persero
Pelabuhan Indonesia I yang berpusat di Medan ini membawahi 3 propinsi yaitu Aceh, Sumtera Utara dan Riau yang meliputi 19 pelabuhan. Untuk menjalankan
segala kegiatan usaha tersebut agar lancar maka dibutuhkan dana untuk membiayainya. Dalam hal ini kebutuhan dana dituangkan di dalam suatu
perencanaan yang dinamakan anggaran. Anggaran operasional merupakan anggaran yang digunakan dalam membiayai seluruh kegiatan usaha perusahaan,
sehingga sangat penting penyusunan anggaran dengan baik dalam rangka membiayai operasional perusahaan untuk melihat sejauh mana anggaran biaya
operasional dengan realisasinya.
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
Anggaran yang sudah disusun dapat berjalan atau sesuai dengan realisasinya, ada beberapa bagian dari anggaran yang sudah disusun yang tidak
sesuai dengan pelaksanaannya. Berdasarkan studi pendahuluan di PT Persero Pelabuhan Indonesia I masih ditemukan adanya biaya yang tidak terkontrol yang
menyebabkan penyimpangan yang cukup merugikan perusahaan. Dapat dilihat pada tabel 1.1 dibawah ini :
Tabel 1.1 Anggaran dan realisasi Biaya Operasi di PT Persero
Pelabuhan Indonesia I - Medan
Tahun Anggaran Rp
Realisasi Rp Penyimpangan
Rupiah Rp Persent
2003 282,067,387,000.00 209,891,670,084.00
72,175,716,916.00 10.87
2004 268,547,579,054.00 346,913,967,731.00 78,366,388,677.00
11.81 2005
293,364,061,920.00 237,304,271,953.00 56,059,789,967.00
8.45 2006
395,154,241,101.00 433,111,591,251.00 37,957,350,150.00 5.72
Sumber : PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan Diolah
Pada Tabel 1.1 di atas dapat dilihat adanya indikasi ketidaksesuaian antara anggaran dan realisasinya. Pada tahun 2003 anggaran berada di atas realisasi
sebesar Rp. 72.175.716.916,- atau terjadi penyimpangan positif sebesar Rp. 10.87 dari anggaran biaya operasi. Pada tahun 2004 anggaran berada di bawah
realisasi sebesar Rp.78.366388.677,- atau terjadi penyimpangan negative sebesar 11.81 dari anggaran biaya operasi. Pada tahun 2005 anggaran berada di atas
realisasi sebesar Rp. 56.059.789.967,- atau terjadi penyimpangan positif sebesar 8.45 dari anggaran biaya operasi. Pada tahun 2006 anggaran berada di bawah
realisasi sebesar Rp. 37.957.350.150,- atau terjadi penyimpangan negatif sebesar 5.72 dari anggaran biaya operasi. Uraian deskripsi anggaran dan realisasi di atas
menggambarkan suatu fenomena, dimana penyimpangan yang terjadi sepanjang tahun 2003 – 2006 relatif berfluktuatif. Fluktuasi tingkat penyimpangan anggaran
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
biaya operasional tentunya memiliki peran yang berbeda – beda didalam pengendalian biaya operasional.
Fenomena di atas merupakan ide yang mendasari dilakukannya penelitian dengan judul : “Analisis Anggaran Biaya Operasional pada PT. Persero
Pelabuhan Indonesia I – Medan”
B. Perumusan Masalah