Epidemiologi Klasifikasi dismenore Dismenore 1. Definisi dismenore

Dismenore dapat mendahului menstruasi beberapa hari atau dapat bersamaan dengan menstruasi, dan biasanya menghilang dengan berhentinya menstruasi Latthe P, Mignini L, Gray R, Hills R, Khan K, 2006.

2.5.2. Epidemiologi

Prevalensi dismenore paling tinggi terdapat pada remaja wanita, dengan perkiraan antara 20-90, tergantung pada metode pengukuran yang digunakan. Sekitar 15 remaja wanita dilaporkan menderita dismenore berat. Dismenore merupakan penyebab tersering ketidakhadiran jangka pendek yang berulang pada remaja wanita di Amerika Serikat. Sebuah studi longitudinal secara kohort pada wanita Swedia ditemukan prevalensi dismenore adalah 90 pada wanita usia 19 tahun dan 67 pada wanita usia 24 tahun. Sepuluh persen dari wanita usia 24 tahun yang dilaporkan tersebut mengalami nyeri yang sampai mengganggu kegiatan sehari- hari French, 2005, dan 75-85 wanita yang mengalami disemnore ringan Abbaspour, 2005. Pada suatu penelitian ditemukan bahwa 51 wanita tidak hadir di sekolah ataupun pekerjaan paling tidak sekali dan 8 wanita tidak hadir di sekolah atau kerja setiap kali mengalami menstruasi. Lebih lanjut, wanita dengan dismenore mendapatkan nilai lebih rendah di sekolah dan lebih susah beradaptasi dengan lingkungan sekolah daripada wanita tanpa dismenore Abbaspour, 2005.

2.5.3. Klasifikasi dismenore

Menurut Calis, Popat, Devra dan Kalantaridou 2009, dismenore dikalsifikasikan sebagai dismenore primer spasmodic atau sekunder kongestif. Sedangkan menurut Colin dan Shushan 2003, dismenore diklasifikasikan sebagai dismenore primer tidak ada penyebab organik, dismenore sekunder dan disemore membranous Dismenore primer terjadi beberapa tahun pertama setelah menarke dan menjangkit lebih dari 50 remaja post-pubertas Calis, Popat, Devra, dan Universitas Sumatera Utara Kalantaridou , 2009. Pada kebanyakan kasus, nyeri menstruasi cenderung berkurang sejalan bertambahnya usia. Nyeri juga berkurang setelah melahirkan ACOG, 2006. Dismenore primer didefinisikan sebagai nyeri menstruasi pada wanita dengan anatomi pelvik yang normal dan biasanya dimulai pada masa remaja. Nyeri ini dikarakteristikan dengan nyeri pelvik seperti kram yang dimulai sesaat sebelum atau pada onset dari menstruasi dan berakhir satu atau tiga hari setelahnya. Dismenore bisa juga sekunder terhadap adanya patologis organ pelvik French, 2005. Dismenore sekunder didefinisikan sebagai nyeri menstruasi yang diakibatkan adanya anatomi ataupun makroskopik yang patologis dari pelvik, seperti yang terjadi pada wanita dengan endometriosis atau pelvic inflammatory disease PID yang kronik. Kondisi yang paling sering terjadi pada wanita usia 30-45 tahun Calis, Popat, Devra, dan Kalantaridou, 2009. Dismenore membranosus lebih jarang terjadi, hal ini disebabkan adanya bagian endometrium yang melewati serviks yang tidak berdilatasi cast of endometrium through an undilated cervix Colin dan Shushan, 2003.

2.5.4. Gejala dismenore