Faktor – Faktor Pertimbangan dalam Peramalan Kuantitatif

Menurut Tani Handoko 1984;234 mengatakan bahwa, ”Perencanaan agregat adalah proses perencanaan kuantitas dan pengaturan waktu keluaran selama periode waktu tertentu melalui penyesuaian variabel – variabel tingkat produksi, karyawan, persediaan dan variabel – variabel yang dapat dikendalikan lainnya”. Sedangkan menurut David D. Bedworth 1982 : 138, Perencanaan Agregat adalah perencanaan yang dibuat untuk memenuhi total permintaan dari seluruh elemen produksi dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Dari defenisi diatas dapat diketahui bahwa perencanaan agregat adalah dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan total seluruh produk dengan menggunakan seluruh sumber daya yang tersedia. Oleh karena itu, tanpa adanya perencanaan agregat secara akurat maka semua aktivitas industri akan menjadi sangat keliru. Dalam suatu lingkungan yang kompetitif, rencana agregat yang baik adalah dasar untuk mencapai kesuksesan.

2.1.2. Tujuan Perencanaan Agregat

Tujuan perencanaan agregat adalah untuk menyesuaikan kemampuan produksi dalam menghadapi permintaan pasar yang tidak pasti dengan mengoptimumkan penggunaan tenaga kerja dan peralatan produksi yang tersedia sehingga ongkos total produksi dapat ditekan seminimal mungkin Arman Hakim Nasution, 2003 : 66.

2.2. Peramalan

2.2.1. Faktor – Faktor Pertimbangan dalam Peramalan Kuantitatif

Kegiatan perncanaan produksi dimulai dengan melakukan peramalan – peramalan forecast untuk mengetahui terlebih dahulu apa dan berapa yang diproduksikan pada waktu yang akan datang. Peramalan produksi bermaksud untuk memperkirakan Universitas Sumatera Utara permintaan akan barang – barang atau jasa – jasa perusahaan. Peramalan yang baik adalah sangat penting untuk efisiensi operasi – operasi manufacturing dan perusahaan jasa. Menurut Sofjan Assauri, 1984: 1, “ Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Sedangkan menurut Hendra Kusuma 1999 : 13, “ Peramalan adalah perkiraan tingkat permintaan satu atau produk selama beberapa periode mendatang. Pada dasarnya metode peramalan kuantitatif dapat dibedakan atas : 1. Metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisis pola hubungan antara variable yang akan diperkirakan dengan variable waktu disebut metode deret waktu atau “time series”. 2. Metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisis pola hubungan antara variable yang akan digunakan dengan variable lain yang mempengaruhinya, yang bukan waktu, disebut metode korelasi atau sebab akibat “causal methods Sofjan Assauri, 1984 : 9. Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat tiga kondisi sebagai berikut : 1. Adanya informasi tentang keadaan yang lain. 2. Informasi tersebut dapat dikuantifikasikan dalam bentuk data. Universitas Sumatera Utara 3. dapat diasumsikan bahwa pola yang lalu akan berkelanjutan pada masa yang akan datang Sofjan Assauri, 1984 : 5 Ada empat jenis pola data, antara lain : 1. Pola horizontal atau stationary, bila nilai – nilai dari data berfluktuasi disekitar nilai konstan rata – rata. Dengan demikian pola ini dapat dikatakan sebagai stasionary pada rata – rata hitungnya mean 2. Pola musiman atau seaoanal , bila suatu deret waktu dipengaruhi oleh faktor musim kuartalan, bulanan, minggua n dan harian 3. Pola siklus atau cyclical bila data observasi dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang yang berkaitan atau bergabung dengan siklus usaha business cycle 4. Pola trend, bila ada pertambahan atau kenaikan atau penurunan dari data observasi untuk jangka panjang . Pola ini terlihat dari penjualan produk banyak perusahaan Sofjan Assauri, 1984 : 46.

2.2.2. Metode Peramalan Moving Averages