Metode Analisis Data METODE PENELITIAN

46 Ketentuan dalam metode ini adalah jika nilai LQ 1 maka sektor i dikategorikan sebagai sektor basis atau sektor unggulan. Nilai LQ yang lebih dari satu tersebut menunjukkan bahwa pangsa pendapatan pada sektor i di daerah bawah lebih besar dibanding daerah atasnya dan output pada sektor i lebih berorientasi ekspor. Artinya, peranan suatu sektor dalam perekonomian Kabupaten Batang lebih besar daripada peranan sektor tersebut dalam perekonomian Provinsi Jawa Tengah. Sebaliknya, apabila nilai LQ 1 maka sektor i dikategorikan sebagai sektor non-basis atau sektor nonunggulan. Nilai LQ yang kurang dari satu tersebut menunjukkan bahwa pangsa pendapatan pada sektor i di daerah bawah lebih kecil dibanding daerah atasnya. Artinya, peranan suatu sektor dalam perekonomian Kabupaten Batang lebih kecil daripada peranan sektor tersebut dalam perekonomian Provinsi Jawa Tengah. Adapun asumsi yang digunakan dalam analisis LQ yaitu : 1. Pola konsumsi rumahtangga di daerah bawah Kabupaten Batang identik sama dengan pola konsumsi rumahtangga di daerah atasnya Provinsi Jawa Tengah 2. Selera dan pola pengeluaran di suatu daerah dengan daerah lain di seluruh wilayah Provinsi Jawa Tengah sama besarnya. 3. Setiap penduduk di Kabupaten Batang mempunyai pola permintaan terhadap suatu barang dan jasa yang sama terhadap pola permintaan barang dan jasa pada tingkat provinsi Jawa Tengah. 47

3.3.2. Analisis SS Shift Share

Pada umumnya analisis Shift Share SS ini dapat digunakan untuk melihat pertumbuhan sektor-sektor perekonomian suatu wilayah selama periode waktu tertentu. Selain itu, dapat juga melihat dalam daerah bawah Kabupaten Batang sektor-sektor ekonomi mana saja yang memberikan kontribusi pertumbuhan paling besar terhadap perekonomian daerah atasnya Provinsi Jawa Tengah dan juga untuk mengetahui sektor mana saja yang mengalami pertumbuhan yang paling cepat di masing-masing wilayah bawahnya. Kegunaan lainnya, yaitu dapat melihat perkembangan suatu wilayah dibandingkan dengan wilayah lainnya dan melihat perbandingan laju sektor-sektor perekonomian disuatu wilayah dengan laju pertumbuhan nasional serta sektor-sektornya Budiharsono, 2001. Adapun langkah-langkah utama dalam analisis Shift Share SS, yaitu sebagai berikut : 1. Menentukan wilayah yang akan dianalisis. Dalam penelitian ini, wilayah yang akan dianalisis adalah wilayah Kabupaten Batang. 2. Menentukan indikator kegiatan ekonomi dan periode analisis. Indikator kegiatan ekonomi yang digunakan disini adalah pendapatan yang dicerminkan dari nilai PDRB Kabupaten Batang dan PDRB Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan periode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2013. 3. Menentukan sektor ekonomi yang akan dianalisis. Sektor ekonomi yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah terfokus pada semua sektor ekonomi berdasarkan lapangan usahanya yang terdiri dari 9 sektor, 48 yaitu: sektor pertanian; pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; listrik, gas dan air bersih; bangunankonstruksi; perdagangan, hotel dan restoran; pengangkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta jasa-jasa yang ada di Kabupaten Batang untuk melihat peranan, pertumbuhan dan dayasaing, serta posisi sektor pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang. Selanjutnya menganalisis peranan, pertumbuhan dan daya saing sub sektor pertanian untuk melihat peranan dan potensi sub sektor pertanian dalam mendukung petumbuhan sektor pertanian. 4. Menghitung perubahan indikator ekonomi Budiharsono, 2001. a PDRB Provinsi Jawa Tengah dari sektor i pada tahun dasar analisis. Y i = ∑ Keterangan : Y i = PDRB Provinsi Jawa Tengah dari sektor i pada tahun dasar analisis Y ij = PDRB sektor i wilayah Kabupaten Batang pada tahun akhir analisis b PDRB Provinsi Jawa Tengah dari sektor i pada tahun akhir analisis. Y’ i = ∑ Keterangan: Y’ i = PDRB Provinsi Jawa Tengah dari sektor i pada tahun akhir analisis Y’ ij = PDRB sektor i wilayah Kabupaten Batang pada tahun akhir analisis c Perubahan indikator kegiatan ekonomi dirumuskan sebagai berikut: ∆ Y ij = Y’ ij - Y ij 49 d Presentase perubahan PDRB persen ∆ Y ij = [Y’ ij – Y ij Y ij ]100 persen Keterangan: ∆Y ij = perubahan PDRB sektor i pada wilayah Kabupaten Batang Y ij = PDRB sektor i wilayah Kabupaten Batang pada tahun dasar analisis Y’ ij = PDRB sektor i wilayah Kabupaten Batang pada tahun akhir analisis 5. Menghitung rasio indikator kegiatan ekonomi Budiharsono, 2001. Rasio ini digunakan untuk melihat perbandingan PDRB sektor perekonomian di suatu daerah tertentu. Rasio tersebut terdiri dari ri, Ri, dan Ra. a ri Rasio PDRB sektor i pada wilayah Kabupaten Batang ri = Y’ ij – Y ij Y ij Keterangan: Y ij = PDRB sektor i wilayah Kabupaten Batang pada tahun dasar analisis Y’ ij = PDRB sektor i wilayah Kabupaten Batang pada tahun akhir analisis b Ri Rasio PDRB sektor i pada wilayah Provinsi Jawa Tengah Ri = Y’ i – Y i Y i Keterangan: Y i = PDRB sektor i wilayah Provinsi Jawa Tengah pada tahun dasar analisis Y’ i = PDRB sektor i wilayah Provinsi Jawa Tengah pada tahun akhir analisis 50 c Ra Rasio PDRB pada wilayah Provinsi Jawa Tengah Ra = Y’… - Y…Y… Keterangan: Y… = PDRB wilayah Provinsi Jawa Tengah pada tahun dasar analisis Y’…= PDRB wilayah Provinsi Jawa Tengah pada tahun akhir analisis 6. Menghitung komponen pertumbuhan wilayah Budiharsono, 2001. a Komponen Pertumbuhan Regional PR PR ij = Ra Y ij Keterangan: PR ij = komponen pertumbuhan regional sektor i untuk wilayah Kabupaten Batang Ra = rasio PDRB pada wilayah Provinsi Jawa Tengah Y ij = PDRB sektor i wilayah Kabupaten Batang pada tahun dasar analisis b Komponen Pertumbuhan Proposional PP PP ij = Ri-Ra Y ij Keterangan: PP ij = komponen pertumbuhan proposional sektor i untuk wilayah Kabupaten Batang Ri = rasio PDRB sektor i pada wilayah Provinsi Jawa Tengah Ra = rasio PDRB pada wilayah Provinsi Jawa Tengah Y ij = PDRB sektor i wilayah Kabupaten Batang pada tahun dasar analisis Ketentuan setelah menghitung komponen PP, yaitu sebagai berikut: a. Jika, PP ij 0 maka menunjukkan bahwa sektor i pada wilayah Kabupaten Batang laju pertumbuhannya lambat. b. Jika, PP ij 0 maka menunjukkan bahwa sektor i pada wilayah Kabupaten Batang laju pertumbuhannya cepat. 51 c Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah PPW PPW ij = ri-Ri Y ij Keterangan: PPW ij = komponen pertumbuhan pangsa wilayah sektor i untuk wilayah Kabupaten Batang ri = rasio PDRB sektor i pada wilayah Kabupaten Batang Ri = rasio PDRB sektor i pada wilayah Provinsi Jawa Tengah Y ij = PDRB sektor i wilayah Kabupaten Batang pada tahun dasar analisis Jika : PPW ij 0, maka sektor i pada wilayah Kabupaten Batang mempunyai daya saing yang tinggi dibandingkan dengan wilayah lainnya. PPW ij 0, maka sektor i pada wilayah Kabupaten Batang mempunyai daya saing yang rendah dibandingkan dengan wilayah lainnya. 7. Rumus-rumus lainnya yaitu sebagai berikut Budiharsono, 2001: a Perubahan PDRB sektor i pada wilayah j Kabupaten Batang, dirumuskan sebagai berikut: ∆Y ij = PR ij + PP ij + PPW ij ∆Y ij = Y’ ij + Y ij b Dalam bentuk persamaan matematik menjadi: ∆Y ij = PR ij + PP ij + PPW ij Y’ ij + Y ij = Y ij Ra + Y ij Ri-Ra + Y ij ri-Ri 52 c Persentase ketiga pertumbuhan wilayah dirumuskan sebagai berikut: persen PR = Ra persen PP = Ri-Ra persen PPW = ri-Ri atau persen PR = PR ij Y ij 100 persen persen PP = PP ij Y ij 100 persen persen PPW = PPW ij Y ij 100 persen 8. Menentukan kelompok sektor ekonomi yang ditentukan berdasarkan pergeseran bersih Budiharsono, 2001. PB ij = PP ij + PPW ij Jika : PB ij 0, menunjukkan bahwa sektor-sektor tersebut pertumbuhannya progressive maju. PB ij 0, menunjukkan bahwa sektor-sektor tersebut pertumbuhannya tidak progressive. 9. Menganalisis profil pertumbuhan sektor-sektor perekonomian Untuk menganalisis profil pertumbuhan sektor-sektor perekonomiannya dapat dilakukan dengan cara menggunakan bantuan empat kuadran yang terdapat pada garis bilangan yaitu : Gambar 5. Profil Pertumbuhan Sektor-sektor Perekonomian Sumber : Priyarsono,et al. 2007 53 Pada gambar di atas, terdapat garis yang memotong Kuadran II dan Kuadran IV yang membentuk 45°. Garis tersebut merupakan garis yang menunjukkan nilai pergeseran bersih. Dalam gambar tersebut tedapat Kuadran I, II, III dan IV, maka penjelasannya sebagai berikut : 1. Kuadran I, merupakan kuadran dimana PP dan PPW sama-sama bernilai positif. Hal ini menunjukkan bahwa sektor-sektor di wilayah yang bersangkutan memiliki petumbuhan yang cepat dilihat dari nilai PP-nya dan memiliki daya saing yang lebih baik apabila dibandingkan dengan wilayah-wilayah lainnya dilihat dari nilai PPW-nya. 2. Kuadran II, menunjukkan bahwa sektor-sektor ekonomi yang ada di wilayah yang bersangkutan pertumbuhannya cepat PP-nya bernilai positif, tetapi daya saing wilayah untuk sektor-sektor tersebut dibandingkan dengan wilayah lainnya kurang baik dilihat dari PPW yang bernilai negatif. 3. Kuadran III, merupakan kuadran dimana PP dan PPW nya bernilai negatif. Hal ini menunjukkan bahwa sektor-sektor ekonomi di wilayah yang bersangkutan memiliki pertumbuhan yang lambat dengan daya saing yang kurang baik jika dibandingkan dengan wilayah lain. 4. Kuadran IV, menunjukkan bahwa sektor-sektor ekonomi pada wilayah yang bersangkutan memiliki pertumbuhan yang lambat dilihat dari PP yang bernilai negatif, tetapi daya saing wilayah untuk sektor-sektor tersebut baik jika dibandingkan dengan wilayah lainnya dilihat dari PPW yang bernilai positif. 54

BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BATANG

4.1. Kondisi Wilayah Kabupaten Batang

Kabupaten Batang adalah salah satu kabupaten yang termasuk wilayah Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Batang terletak pada koordinat antara 6 ° 51’ 46” dan 7 ° 11’ 47” LS dan antara 109 ° 40’ 19” dan 110 ° 03’ 06” BT. Kabupaten Batang terletak pada jalur utama pantura Pulau Jawa yang menghubungkan Jakarta-Surabaya yaitu terletak 100 km ke arah Barat dari Kota Semarang. Secara geografis sebagian wilayah Kabupaten Batang berada di wilayah pesisir, di mana salah satu batas geografis wilayah Kabupaten Batang bagian Utara adalah Laut Jawa. Berikut ini adalah batas-batas wilayah geografis Kabupaten Batang :  Sebelah Utara : Laut Jawa  Sebelah Timur : Kabupaten kendal  Sebelah Selatan : Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara  Sebelah Barat : Kota Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan. Luas wilayah Kabupaten Batang tercatat sebesar 78.864,17 ha atau 788,65 km 2 BPS Kab. Batang, 2012. Luas wilayah ini merupakan luas wilayah daratan yang dimiliki oleh Kabupaten Batang. Sedangkan luas wilayah perairan laut sebesar 24.955 ha atau 249,55 km 2 . Luas wilayah perairan laut ini diperoleh berdasarkan panjang garis pantai Kabupaten 55 Batang sebesar 38,75 km dikalikan dengan luas wilayah pengelolaan laut sebesar 4 mil atau 6,44 km. Dari total luas wilayah yang telah disebutkan tadi, Kabupaten Batang terbagi menjadi 15 wilayah kecamatan dengan luas masing-masing wilayah dapat dilihat pada Gambar 6 sebagai berikut. Gambar 6. Grafik Luas Wilayah Kabupaten Batang Menurut Kecamatan Sumber : BPS Kabupaten Batang, 2012 Dari gambar grafik diatas, terlihat jelas kecamatan yang memiliki wilayah terluas adalah Kecamatan Subah dengan luas wilayah 8.352,17 Ha dan kecamatan yang memiliki wilayah terkecil adalah Kecamatan Warungasem dengan luas 2.355,38 Ha. Secara administratif Kabupaten Batang terdiri dari 15 lima belas wilayah kecamatan. Di dalam wilayah-wilayah kecamatan tersebut terdapat 239 desa dan 9 kelurahan. Wilayah kecamatan tersebut yaitu sebagai berikut :