15 pembangunan serta menganalisa dengan melihat kesesuaiannya dalam
konteks negara. Walaupun tidak semua teori atau model dapat digunakan, namun mengenai peranan faktor pengeluaran termasuk buruh, tanah, modal
dan pengusaha boleh menjelaskan sebab-sebab berlakunya ketiadaan pembangunan dalam sebuah negara. Pada peringkat awal, pendapatan per
kapita menjadi pengukur utama bagi pembangunan. Walau bagaimanapun, melalui perubahan waktu, aspek pembangunan manusia dan pembangunan
alam semakin ditekankan. Pembangunan melihat kepada aspek generasi yang akan datang melalui masa sekarang. Diumpamakan bahwa konsep
pembangunan dan pertumbuhan tidak ditafsirkan dari perspektif ekonomi semata-mata tetapi juga disimpulkan dari berbagai disiplin seperti
pendidikan, dan perindustrian Idris, 2000 dalam Dewi, 2008.
2.2. Konsep Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Schumpeter, pertumbuhan ekonomi adalah penambahan alami dari tingkat pertambahan penduduk dan tingkat tabungan. Sedangkan,
menurut Putong 2003 pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan pendapatan nasional secara berarti dengan meningkatnya pendapatan per kapita dalam
suatu periode perhitungan tertentu. Jika kita membicarakan pertumbuhan ekonomi, pasti berbeda dengan
pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka
semakin tinggi pula kesejahteraan masyarakatnya di luar indikator yang lain. Manfaat dari pertumbuhan ekonomi itu sendiri adalah untuk mengukur
16
kemajuan ekonomi sebagai hasil pembangunan nasional maupun pembangunan daerahnya Putong, 2003.
Menurut Tarigan 2005, pertumbuhan ekonomi wilayah adalah pertambahan pendapatan masyarakat yang terjadi di suatu wilayah yang
digambarkan oleh kenaikan seluruh nilai tambah yang terjadi di wilayah tersebut. Hal ini juga yang nantinya akan menggambarkan kemakmuran daerah
tersebut. Kemakmuran suatu wilayah ditentukan pula dengan seberapa besar bagian pendapatan yang mengalir ke luar wilayah atau mendapat aliran dana
dari luar wilayah. Setiap negara akan selalu menargetkan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada setiap daerahnya, karena hal itu menggambarkan
kemakmuran di daerah tersebut Tarigan, 2005. W.W Rostow dalam Adisasmita 2008 mengemukakan suatu teori
yang membagi pertumbuhan ekonomi dalam beberapa tahapan, yaitu masyarakat tradisional the traditional society, prasyarat untuk lepas landas
the precondition for take off, lepas landas the take off, gerakan ke arah kedewasaan the drive to maturity dan massa konsumsi tinggi the age of high
mass consumption. Penjelasan pertumbuhan Rostow ini dijelaskan dalam Arsyad 1999, yaitu sebagai berikut :
1. Masyarakat Tradisional The Traditional Society
Masyarakat tradisional adalah masyarakat yang perekonomiannya masih bertumpu pada sektor pertanian dan memiliki fungsi produksi yang
terbatas dan relatif primitif yang kehidupannya sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang turun-menurun dan cenderung kurang rasional.