Pertumbuhan PDRB ADHK Sektor Pertanian Kabupaten Batang dan
98 Tabel 14. Perubahan PDRB Sektor Pertanian Kabupaten Batang Menurut
Lapangan Usaha Berdasarkan Harga Konstan 2000, Tahun 2004 dan 2013 juta rupiah
Sumber : BPS Kabupaten Batang, 2005, 2009 dan 2013 diolah
Dari data pada Tabel di atas terlihat sub sektor yang mengalami peningkatan nilai tertinggi adalah sub sektor tanaman bahan makanan,
yaitu sebesar Rp 83.847,52 miliar. Hal tersebut dikarenakan nilai output yang dihasilkan pada sektor ini sangat besar jika dibandingkan dengan sub
sektor pertanian lainnya. Selanjutnya, sub sektor yang memiliki
peningkatan nilai terendah adalah sub sektor kehutanan, yaitu sebesar Rp 4.666,28 miliar. Hal ini dikarenakan nilai output yang dihasilkan pada sub
sektor ini lebih kecil jika dibandingkan dengan sub sektor pertanian lainnya. Peningkatan sub sektor lainnya, yaitu sub sektor tanaman
perkebunan; sub sektor peternakan dan hasilnya; dan sub sektor perikanan masing-masing sebesar Rp 7.541,66 miliar; Rp 22.763,95 miliar; dan
30.771,77 miliar Sementara itu, hal yang sama juga terjadi pada Provinsi Jawa
Tengah, pada tahun 2004 nilai riil PDRB sektor pertanian Provinsi Jawa Tengah atas dasar harga konstan 2000 adalah sebesar Rp 28,61 triliun dan
meningkat pada tahun 2013 menjadi Rp 37,51 triliun, dengan peningkatan
Persen 2004
2013 ∆ PDRB
1. Tanaman Bahan Makanan 285.439,23
369.286,75 83.847,52
29,37 2. Tanaman Perkebunan
116.472,63 124.014,29
7.541,66 6,48
3. Peternakan dan Hasilnya 69.820,27
92.584,22 22.763,95
32,60 4. Kehutanan
13.302,86 17.969,14
4.666,28 35,08
5. Perikanan 33.397,69
64.169,46 30.771,77
92,14 Jumlah Total PDRB
518.432,68 668.023,86
149.591,18 28,85
Lapangan Usaha Tahun
∆
PDRB
99 nilai sebesar Rp 8,90 triliun. Pada Tabel 15 terlihat bahwa persentase
pertumbuhan sub sektor pertanian tertinggi adalah pada sub sektor peternakan dan hasilnya, yaitu sebesar 75,23 persen. Hal tersebut
dikarenakan pemerintah telah mengupayakan pembinaan dan pelatihan peternakan, serta pemberian fasilitas pendukung. Sementara itu, sub sektor
pertanian yang memiliki persentase pertumbuhan terendah adalah sub sektor perikanan. Hal tersebut dikarenakan sub sektor ini hanya
berkembang pesat dan berpotensi pada wilayah pesisir. Karena tidak semua daerah di Provinsi Jawa Tengah memiliki wilayah pesisir.
Persentase pertumbuhan sub sektor lainnya selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 15 sebagai berikut :
Tabel 15. Perubahan PDRB Sektor Pertanian Provinsi Jawa Tengah Menurut Lapangan Usaha Berdasarkan Harga Konstan 2000,
Tahun 2004 dan 2013 juta rupiah
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2005, 2009 dan 2013 diolah
Dari data pada Tabel di atas, sub sektor yang memiliki perubahan
nilai tertinggi dan terendah adalah sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor kehutanan dengan masing-masing nilai sebesar Rp 5,10 triliun
dan Rp 178,93 miliar. Sub sektor tanaman bahan makanan memiliki perubahan nilai tertinggi karena sebagian besar pertanian di jawa tengah
Persen 2004
2013 ∆ PDRB
1. Tanaman Bahan Makanan 20.679.734,58
25.777.283,67 5.097.549,09
24,65 2. Tanaman Perkebunan
2.634.349,91 3.559.549,75
925.199,84 35,12
3. Peternakan dan Hasilnya 3.076.706,09
5.391.172,08 2.314.465,99
75,23 4. Kehutanan
468.457,78 647.386,14
178.928,36 38,20
5. Perikanan 1.746.988,92
2.138.565,98 391.577,06
22,41 Jumlah Total PDRB
28.606.237,28 37.513.957,62
8.907.720,34 31,14
∆
PDRB
Lapangan Usaha Tahun
100 mengupayakan komoditi dari sub sektor tersebut, seperti padi, palawija,
buah-buahan dan sayur-sayuran, serta sebagian besar petani di Jawa Tengah mengupayakan komoditi tersebut, sehingga nilai output yang
dihasilkan pada sektor ini menjadi besar. Besarnya perubahan nilai sub sektor lainnya seperti sub sektor tanaman perkebunan; sub sektor
peternakan dan hasilnya; dan sub sektor kehutanan, masing-masing sebesar Rp 925,20 miliar; Rp 2,31 triliun; dan Rp 178,93 miliar.