Perumusan Masalah Tinjauan Penelitian Terdahulu

9 tidak konsisten mengenai pengaruh keduanya terhadap auditor switching. 2. Penelitian ini mengambil sampel pada perusahaan Real Estate Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan tahun penelitian 2011-2014, sedangkan penelitian Suci 2013 mengambil sampel pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan tahun penelitian 2008-2012. 3. Penelitian ini berfokus pada pergantian auditor, dimana pemberian jasa audit yang dilakukan akuntan publik paling lama tiga tahun berturut- turut, sedangkan penelitian Suci 2013 berfokus pada pergantian KAP yang pemberian jasa auditnya paling lama enam tahun berturut-turut. 4. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh situasi pergantian auditor secara sukarelavoluntary, sedangkan penelitian Suci 2013 dilatarbelakangi oleh situasi pergantian KAP yang bersifat wajib dengan adanya Keputusan Menteri Keuangan No. 359KMK.062003 yang kemudia diperbaharui dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 17PMK.012008. Meskipun ada peraturan yang bersifat wajib, pergantian auditor secara sukarela masih mungkin dilakukan. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh client size, financial distress, return on asset, dan public ownership terhadap auditor switching pada perusahaan Real Estate Property yang terdaftar di BEI”.

1.2 Perumusan Masalah

Universitas Sumatera Utara 10 Berbagai penelitian mengenai auditor switching telah banyak dilakukan, namun memiliki hasil penelitian empiris yang berbeda-beda. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini ingin menguji kembali faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan perusahaan Real Estate Property yang terdaftar di BEI melakukan auditor switching, sehingga permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah client size, financial distress, return on asset, dan public ownership berpengaruh terhadap auditor switching baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di BEI? 1.3 Tujuan Penelitian Berkaitan dengan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah client size, financial distress, return on asset, dan public ownership berpengaruh terhadap auditor switching baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di BEI. 1.4 Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain : 1. Bagi Profesi Akuntan Publik Sebagai pemberi informasi mengenai faktor-faktor yang menyebabkan klien melakukan auditor switching dan sebagai bahan masukan bagi auditor agar selalu mempertahankan independensinya saat melakukan hubungan kerja dengan klien. 2. Bagi Calon Investor Universitas Sumatera Utara 11 Memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi auditor switching,sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan sebelum melakukan investasi. 3. Bagi Peneliti Diharapkan dapat memperoleh pemahaman dan memperluas wawasan mengenai auditor switching. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi dan informasi untuk penelitian auditor switching di masa mendatang. Universitas Sumatera Utara 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Auditor Switching Pengertian auditing menurut Arens et. al 2010:4 adalah “Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person”. Berdasarkan kutipan tersebut, dapat diketahui bahwa auditing adalah akumulasi dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menetapkan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi dan kriteria yang telah ditentukan dimana auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. Auditor adalah seseorang yang memiliki kualifikasi tertentu dalam melakukan audit atas laporan keuangan dan kegiatan suatu perusahaan atau organisasi. Seorang auditor diperlukan di dalam suatu perusahaan untuk melakukan proses pemantauan dan pemeriksaan terhadap aktivitas yang dilakukan oleh pemegang saham selaku principal dan manajemen selaku agent, yang dinilai dari kinerja keuangan yang tercermin di dalam laporan keuangan. Jensen and Meckling dalam Susanti 2014 menyatakan bahwa “manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang saham untuk bekerja menjalankan aktivitas perusahaan”. Principal menyediakan fasilitas dan dana untuk operasi perusahaan sedangkan agent bertindak sebagai pengelola Universitas Sumatera Utara 13 perusahaan yang berkewajiban untuk meningkatkan kemakmuran principal melalui peningkatan nilai perusahaan sebagaimana yang telah dipercayakan principal kepadanya.Masalah yang kemudian muncul dalam hubungan agensi adalah ketidaklengkapan informasi, yaitu saat tidak semua kondisi diketahui oleh kedua belah pihak, disebut dengan asimetri informasi. Manajemen memiliki informasi yang lebih banyak tentang perusahaan dibandingkan dengan informasi yang dimiliki principal, sehingga manajer mengemban tanggung jawab moral untuk mengoptimalkan kepentingan principal.Namun, di sisi lain manajer juga memiliki tujuan untuk memaksimumkan kesejahteraan dan kepentingannya sendiri sehingga terdapat kemungkinan agent tidak selalu bertindak untuk kepentingan principal. Adanya perbedaan kepentingan tersebut, auditor dianggap mampu menjembatani kepentingan pihak principal dengan pihak agent dalam mengelola keuangan perusahaan. Principal memerlukan auditor untuk memverifikasi informasi yang diberikan manajemen kepada pihak perusahaan. Bagi manajemen, auditor dibutuhkan untuk membuat laporan keuangan tersebut reliable. Auditor independen melakukan fungsi pengawasan atas pekerjaan manajer melalui laporan keuangan, yang selanjutnya dilakukan prosedur audit terhadap kewajaran laporan keuangan, kemudian auditor akan memberikan pendapat atas pekerjaan tersebut berupa opini audit. Suci 2013 menyatakan “auditor saat ini juga harus mempertimbangkan akan kelangsungan hidup perusahaan dengan memberikan kualitas audit yang berkualitas sehingga nantinya akan berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan dan harga saham perusahaan”. Sulistiarini dan Universitas Sumatera Utara 14 Sudarno 2012 menyatakan bahwa “bukti teoritis mengenai pergantian auditor didasarkan pada teori agensi”. Menurut Anthony dan Govindarajan 2005, “teori agensi adalah hubungan atau kontrak antara principal dan agent. Teori agensi memiliki asumsi bahwa tiap-tiap individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agent ”. Baik principal maupun agent ingin mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya serta ingin terhindar dari resiko yang mungkin terjadi dalam perusahaan. Dalam teori agensi, auditor independen berperan sebagai penengah kedua belah pihak agent dan principal yang berbeda kepentingan. Auditor independen juga berfungsi untuk mengurangi biaya agensi yang timbul dari perilaku mementingkan diri sendiri yang dilakukan oleh manajer. Teori inilah yang digunakan sebagai dasar penelitian ini. Berawal dari skandal Enron pada tahun 2001, yang melakukan kerja sama dengan KAP Arthur Andersen dengan cara memanipulasi laba perusahaan. KAP Arthur Andersen gagal mempertahankan independensi dengan kliennya, yaitu Enron. Skandal KAP Arthur Anderson melahirkan The Sarbanes Oxley Act SOX yaitu regulasi yang mengatur tentang jasa akuntan publik. The Sarbanes-Oxley Act SOX tahun 2002 merupakan pesan yang digunakan oleh banyak negara untuk memperbaiki struktur pengawasan terhadap KAP dengan menerapkan rotasi KAP maupun auditor. Berawal dari sinilah istilah auditor switching atau pergantian auditor muncul. Auditor switching merupakan perpindahan auditor yang dilakukan oleh perusahaan klien. Auditor switching muncul karena adanya kewajiban rotasi Universitas Sumatera Utara 15 audit. Berdasarkan bukti teoritis, adanya rotasi auditor mengakibatkan masa perikatan audit audit tenure yang lebih pendek sehingga perusahaan akan melakukan auditor switching Nasser et al., 2006. Di Indonesia sendiri auditor switching telah diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 359KMK.062003 pasal 2. Peraturan ini mengatur bahwa “pemberian jasa audit umum oleh Kantor Akuntan Publik KAP atas laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan paling lama lima tahun berturut-turut dan pemberian jasa audit umum oleh seorang akuntan publik paling lama tiga tahun berturut- turut”. Kemudian peraturan tersebut diperbaharui dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17PMK.012008 Pasal 3. Perubahan dalam peraturan ini yaitu : lamanya pemberian jasa audit umum dapat dilakukan oleh KAP yang menjadi enam tahun buku berturut – turut dan oleh seorang akuntan publik tiga tahun berturut-turut Pasal 3 ayat 1. Kemudian KAP dan akuntan publik dapat mengaudit kembali laporan keuangan perusahaan klien setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit atas laporan keuangan klien yang sama Pasal 3 ayat 2 dan 3. Lebih jelasnya, jika sebuah perusahaan telah menunjuk satu KAP dan auditor yang sama sejak tahun 2010, maka pada tahun 2013 mereka harus mengganti auditornya dengan auditor yang lain dan pada tahun 2016 mereka harus mengganti KAPnya, karena lamanya pemberian jasa audit oleh seorang akuntan publik hanyalah tiga tahun berturut-turut dan untuk KAP hanyalah enam tahun berturut-turut. Pembaharuan Menteri Keuangan tersebut dimaksudkan untuk membatasi hubungan antara auditor dengan klien sehingga independensi auditor dan kualitas audit tetap terjaga dengan hasil opini audit yang objektif. Nasser et.al. , 2006 menyatakan “pembatasan jangka waktu perikatan dianggap perlu Universitas Sumatera Utara 16 dilakukan, karena jangka waktu perikatan yang panjang dapat menyebabkan auditor menjalin hubungan kekeluargaan yang berlebihan.Hubungan ini bisa mengancam penurunan kualitas dan kompetensi auditor saat mengevaluasi bukti audit”.Selain bersifat mandatory atau wajib karena adanya peraturan yang mengharuskan, pergantian auditor bisa juga bersifat voluntary atau tidak wajib. Menurut Febrianto 2009, “pergantian auditor secara voluntary dapat terjadi karena dua hal yaitu auditor mengundurkan diri atau auditor dipecat oleh klien”. Faktor-faktor penyebab dapat berasal dari sisi klien misalnya kesulitan keuangan, manajemen yang gagal, perubahan ownership, sedangkan dari sisi auditor misalnya fee audit dan kualitas audit. Fokus utama peneliti adalah auditor switching secara voluntary yang faktor-faktor penyebabnya berasal dari klien diluar PMK Republik Indonesia No. 17PMK.012008, yaitu melihat adanya pergantian auditor yang dilakukan perusahaan sebelum batas waktu yang telah ditetapkan oleh peraturan, karena apabila hubungan di antara auditor dengan klien dalam keadaan normal tidak mungkin klien melakukan pergantian auditor. Sinar wati 2010 menyatakan “jika terjadi pergantian auditor oleh perusahaan diluar ketentuan yang telah ditetapkan maka akan menimbulkan pertanyaan bahkan kecurigaan dari investor sehingga penting untuk diketahui faktor penyebabnya”.

2.1.2 Ukuran Klien Client Size

Ukuran klien merupakan suatu skala yang mengklasifikasikan besar kecilnya perusahaan yang berhubungan dengan financial perusahaan. Saiful dan Erliana 2010 menyatakan bahwa : Universitas Sumatera Utara 17 Ukuran klien merupakan besarnya ukuran sebuah perusahaan yang dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar.Semakin besar total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan dikenal dalam masyarakat. Dalam hal ini besar kecilnya perusahaan diproyeksikan oleh total penjualan. Calderon dan Ofobike 2008 menyatakan “seiring ukuran perusahaan bertambah, hubungan agensi meningkat”. Hal ini menyebabkan principal lebih sulit dan kompleks untuk memantau tindakan agent. Kondisi ini secara potensial diatasi dengan berganti ke auditor dari suatu KAP yang memiliki independensi tinggi untuk mengurangi biaya agensi. Jadi ada dorongan bagi dewan perusahaan yang lebih besar untuk memantau keahlian auditor, dan mengganti auditor sebagai sarana untuk mengurangi biaya pengawasan mereka.

2.1. 3 Kesulitan Keuangan Financial Distress

Menurut Wisnu 2011 kesulitan keuangan perusahaan sebagai faktor yang mempengaruhi perusahaan berpindah auditor, dapat ditinjau dari dua cara yang berbeda, yaitu : a. Ketidakpastian dalam bisnis pada perusahaan-perusahaan yang terancam bangkrut menimbulkan kondisi yang dapat mendorong perusahaan berpindah auditor, jika kesulitan keuangan perusahaan berkorelasi dengan faktor-faktor yang dapat mendorong perusahaan berpindah auditor. Faktor-faktor tersebut antara lain perusahaan tidak setuju dengan hasil pemeriksaan auditor atau opini yang diberikan auditor pada laporan keuangan perusahaan adalah pendapat wajar dengan pengecualian, pergantian manajemen perusahaan, fee audit, jaminan yang diberikan auditor, dan faktor-faktor lain yang tidak diidentifikasikan. Faktor-faktor tersebut sering terjadi dalam bisnis yang mengalami ketidakpastian, sehingga perusahaan yang mengalami Universitas Sumatera Utara 18 kesulitan keuangan cenderung berpindah auditor daripada perusahaan yang sehat. b. Pengaruh faktor-faktor yang merupakan instrumen berpindah auditor, tergantung pada kondisi keuangan perusahaan karena: pertama, faktor- faktor yang dikaitkan dengan berpindah auditor pada perusahaan yang terancam bangkrut mungkin tidak sama dengan faktor-faktor yang dihubungkan dengan berpindah auditor pada perusahaan yang sehat. Kedua, faktor-faktor lainnya yang relatif penting tergantung pada kondisi keuangan. Berpindah auditor pada perusahaan-perusahaan yang sehat mungkin termotivasi oleh faktor-faktor seperti jasa-jasa lainnya selain jasa audit, dan auditor pengganti memiliki spesialisasi dalam industri tertentu. Pada perusahaan yang terancam bangkrut berpindah auditor mungkin dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti fee audit, dan hasil laporan audit yang mungkin menimbulkan masalah pada perusahaan yang terancam bangkrut. Pada saat terjadi masalah keuangan perusahaan, sangat mungkin terjadi konflik kepentingan antara auditor dan pihak manajemen perusahaan, yang mengakibatkan pergantian auditor. Konflik ini terjadi akibat adanya penerapan prinsip konservatisme yang diterapkan auditor. Menurut Wisnu 2011, “potensi kebangkrutan dipertimbangkan sebagai variabel yang mempengaruhi pergantian auditor”. Potensi kebangkrutan merupakan kesulitan solvabilitas yaitu kewajiban keuangan perusahaan sudah melebihi kekayannya. Apabila prospek perusahaan tidak memberikan harapan, likuidasi terpaksa ditempuh. Dalam lingkungan perusahaan yang berpotensi bangkrut, terdapat pengaruh yang besar terhadap putusnya perikatan antara perusahaan klien dengan auditor, seperti adanya permasalahan metode akuntansi, ketidakpuasan atas opini auditor, atau ketidakpuasan terhadap kinerja auditor. Menurut Nasser, et al . 2006, “perusahaan yang bangkrut dan sedang mengalami posisi keuangan yang tidak sehat cenderung akan menggunakan auditor yang mempunyai independensi yang tinggi untuk meningkatkan kepercayaan diri Universitas Sumatera Utara 19 perusahaan di mata pemegang saham dan kreditur untuk mengurangi resiko litigasi”. Financial distress dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan DER debt to equity ratio yaitu dengan membandingkan nilai total hutang dengan total ekuitas. Semakin tinggi rasio DER menunjukkan komposisi total hutang semakin besar di banding dengan total ekuitas, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar kreditur. Tingkat DER yang aman adalah 100. Fika 2011 menyatakan bahwa “nilai DER yang berada di atas 100 merupakan salah satu indikator dari memburuknya kondisi keuangan suatu perusahaan”.

2.1.4 Return On Asset ROA

Return On Asset ROA didefinisikan sebagai rentabilitas ekonomi yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada masa lalu, kemudian diproyeksikan ke masa depan untuk melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa-masa mendatang. Menurut Damayanti dan Sudarma 2007, “ROA merupakan salah satu indikator keuangan perusahaan untuk melihat prospek bisnis perusahaan tersebut”. ROA merupakan pembagian antar laba bersih dengan total asset. Menurut Lestari dan Sugiharto 2007, “angka ROA dapat dikatakan baik apabila 2”. Semakin tinggi nilai ROA yang dihasilkan berarti semakin efektif pengelolaan aset yang dimiliki perusahaan. Menurut Gede 2013, “perusahaan yang memiliki nilai ROA yang rendah cenderung mengganti auditornya karena mengalami penurunan kinerja sehingga prospek bisnisnya menurun”. Varadita 2012 menyatakan “perusahaan cenderung untuk Universitas Sumatera Utara 20 mengganti auditornya agar rendahnya kinerja manajemen perusahaan tersebut dapat diperbaiki dengan mengganti auditor yang lebih berkualitas sehingga dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan”.

2.1.5 Kepemilikan Publik Public Ownership

Kepemilikan publik adalah jumlah saham perusahaan yang dimiliki oleh publik, yaitu individu atau institusi yang memiliki kepemilikan saham di bawah lima persen yang berada di luar manajemen dan tidak memiliki hubungan istimewa dengan perusahaan. Kepemilikan saham oleh publik diukur dengan menggunakan persentase saham yang dimiliki oleh publik terhadap total saham perusahaan. Semakin besar kepemilikan saham publik maka akan semakin besar mekanisme pengendalian terhadap perilaku manajemen. Banyaknya tingkat kepemilikan saham oleh publik akan mendorong perusahaan untuk berganti ke auditor yang lebih berkualitas. Guedhami et.al. 2009 menyatakan bahwa “Kepemilikan saham menyebar mempunyai pengaruh penting untuk memperoleh laporan keuangan yang berkualitas tinggi yang diwujudkan dalam pemilihan auditor dari KAP”.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan, antara lain : Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Variabel Penelitian Metodologi Hasil Penelitian 1. Ekka Aprillia 2013 Variabel dependen : Auditor Jenis data : Sekunder  Sampel : Perusahaan perbankan yang Pergantian manajemen dan financial distress Universitas Sumatera Utara 21 switching Variabel independen: Pergantian manajemen, kepemilikan publik, financial distress, ukuran KAP terdaftar di BEI tahun 2008-2011 Metode analisis data : Analisis statistik deskriptif dan analisis regresi logistik Variabel lain : Pergantian manajemen dan ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Sedangkan ukuran KAP dan kepemilikan publik berpengaruh terhadap auditor switching. 2. Susan dan Estralita 2011 Variabel dependen : Auditor switch Variabel independen: Pergantian manajemen, opini akuntan, kesulitan keuangan, ukuran KAP, persentase perubahan ROA Jenis data : Sekunder  Sampel : Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2004-2009 Metode analisis data : Analisis statistik deskriptif dan analisis regresi logistik Variabel lain : Pergantian manajemen,opini akuntan, dan ukuran KAP Opini akuntan, kesulitan keuangan perusahaan, dan persentase perubahan ROA tidak berpengaruh terhadap auditor switch.Sedangkan pergantian manajemen dan ukuran KAP berpengaruh terhadap auditor switch. 3. Suci Rismanda 2013 Variabel dependen : Auditor switching Variabel independen : Opini audit,ukuran KAP,ukuran perusahan klien,financial distress Jenis data : Sekunder  Sampel : Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012 Metode analisis data : Analisis statistik deskriptif dan analisis regresi logistik Variabel lain : Opini audit dan ukuran KAP Opini audit dan ukuran perusahaan klien tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching. Sedangkan ukuran KAP dan financial distress berpengaruh signifikan terhadap auditor switching. 4. Ida dan Lely 2014 Variabel dependen : Pergantian auditor Variabel independen: Ukuran perusahaan, Jenis data : Sekunder  Sampel : Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012 Metode analisis data : Analisis statistik deskriptif dan analisis Ukuran perusahaan, pergantian manajemen, merger, ekspansi, dan kepemilikan publik tidak mempunyai Universitas Sumatera Utara 22 pergantian manajemen, merger, ekspansi, dan kepemilikan publik regresi logistik Variabel lain : pergantian manajemen, merger, dan ekspansi pengaruh terhadap pergantian auditor 5. Cherry Dhia 2014 Variabel dependen: Auditor changes Variabel independen: Ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, pergantian manajemen, persentase perubahan ROA, audit delay Jenis data : Sekunder  Sampel : Perusahaan- perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2012-2013 Metode analisis data : Analisis statistik deskriptif dan analisis regresi logistik Variabel lain : Pertumbuhan perusahaan, pergantian manajemen, dan audit delay Pertumbuhan perusahaan, pergantian manajemen, audit delay tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor changes. Sedangkan ukuran perusahaan dan persentase perubahan ROA berpengaruh signifikan terhadap auditor changes. 6. Suparlan dan Wuryan 2010 Variabel dependen : Pergantian Kantor Akuntan Publik Variabel independen: Kepemilikan institusional, kepemilikan oleh publik, share growth, dewan komisaris, pergantian manajemen, leverage perusahaan, ROE, ukuran perusahaan Jenis data : Sekunder  Sampel : Perusahaan nonkeuangan dan investasi yang terdaftar di BEI tahun 2006-2008 Metode analisis data : Analisis statistik deskriptif dan analisis regresi logistik Variabel lain : Kepemilikan institusional, share growth, dewan komisaris, pergantian manajemen, leverage perusahaan, ROE Kepemilikan institusional, dewan komisaris, pergantian manajemen, leverage perusahaan, dan ROE tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. Sedangkan kepemilikan oleh publik, share growth, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pergantian KAP. Universitas Sumatera Utara 23

2.3 Kerangka Konseptual dan Pengembangan Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Profitabilitas, Firm Size, &Asset Tangibility terhadap Financial Leveragepada Perusahaan Property & Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 39 84

Pengaruh Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Return Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di BEI

0 55 79

Pengaruh Return On Asset Dan Gross Profit Margin Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di BEI

1 54 93

Analisis Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Return On Asset (ROA) pada Perusahaan-Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

4 54 83

Kajian Pengaruh Perumahan (Real Estate) Terhadap Tingkat Pelayanan Jalan Studi Kasus: Perumahan Setiabudi Indah Medan

1 45 10

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN FIRM SIZE TERHADAP KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN PROPERTY AND REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2010-2014.

0 5 1

PENGARUH OPINI AUDIT DAN REPUTASI AUDITOR TERHADAP VOLUNTARY AUDITOR SWITCHING (STUDI PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Auditor Switching - Pengaruh Client Size, Finacial Distress, Return on Asset, dan Public Ownership Terhadap Auditor Switching pada Perusahaan Real Estate & Property yang Terdaftar di BEI

0 0 17

Pengaruh Client Size, Finacial Distress, Return on Asset, dan Public Ownership Terhadap Auditor Switching pada Perusahaan Real Estate & Property yang Terdaftar di BEI

0 0 11

Pengaruh Client Size, Finacial Distress, Return on Asset, dan Public Ownership Terhadap Auditor Switching pada Perusahaan Real Estate & Property yang Terdaftar di BEI

0 1 13