50 dapat mengurangi biaya agensi. Jadi ada dorongan bagi dewan perusahaan yang
lebih besar untuk memantau keahlian auditor, dan mengganti auditor sebagai sarana untuk mengurangi biaya pengawasan mereka.
4.3.2 Pengaruh Financial Distress terhadap Auditor Switching
Hasil pengujian regresi logistik menunjukkan bahwa variabel financial distress berpengaruh terhadap auditor switching. Hal ini dapat dilihat dari hasil
uji hipotesis tabel 4.6 dimana nilai financial distress signifikan pada 0,017 yang lebih kecil dibandingkan dengan taraf signifikansi 5 0,05. Dengan demikian
penelitian ini menerima hipotesis kedua H2 yang menyatakan bahwa financial
distress berpengaruh terhadap auditor switching. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Suci 2013, tetapi tidak mendukung hasil penelitian Susan dan Estralita 2011. Posisi keuangan perusahaan klien mungkin mempunyai pengaruh penting
pada keputusan untuk mempertahankan atau mengganti auditor. Kondisi perusahaan yang terancam bangkrut lebih sering berpindah auditor dari pada
perusahaan yang tidak terancam bangkrut. Damayanti dan Sudarma 2007 menemukan bahwa
“ketidakpastian bisnis pada perusahaan-perusahaan yang mengalamai kesulitan keuangan menimbulkan kondisi yang mendorong
perusahaan berpindah KAP”. Wisnu 2011 menyatakan “perusahaan yang bermasalah tersebut memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk berpindah
auditor daripada perusahaan yang sehat”. Sulistiarini dan Sudarno 2012 menemukan bahwa “pergantian auditor juga dapat disebabkan karena perusahaan
Universitas Sumatera Utara
51 tidak dapat memenuhi biaya audit yang dibebankan karena sedang menurunnya
kondisi k euangan perusahaan”.
4.3.3 Pengaruh Return On Asset terhadap Auditor Switching
Hasil pengujian regresi logistik menunjukkan bahwa variabel return on asset tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji
hipotesis tabel 4.6 dimana nilai return on asset signifikan pada 0,597 yang lebih besar dibandingkan dengan taraf signifikansi 5 0,05. Dengan demikian
penelitian ini menolak hipotesis ketiga H3 yang menyatakan bahwa return on
asset berpengaruh terhadap auditor switching. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Susan dan Estralita 2011
tetapi tidak mendukung penelitian Cherry 2014. ROA merupakan salah satu rasio keuangan yang menunjukkan kinerja manajemen dalam menghasilkan laba
dari total aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Damayanti dan Sudarma 2007 menyatakan “semakin besar ROA, maka semakin baik pula efektivitas
manajemen dalam memanfaatkan aktivanya, akan tetapi jika ROA rendah, hal tersebut menunjukkan terjadinya penurunan efektivitas dari manajemen
perusahaan tersebut”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketika terjadi peningkatan ataupun penurunan ROA, perusahaan tidak serta merta melakukan
penggantian auditor. Hal ini terjadi karena manajemen lebih mementingkan untuk mempertahankan reputasi perusahaan dimata para stakeholder dengan cara
mempertahankan untuk menggunakan jasa auditor yang lama. Apabila perusahaan cenderung mengganti auditor sebelum jangka waktu perikatannya berakhir ketika
terjadi peningkatan atau bahkan penurunan kinerja perusahaan, reputasi
Universitas Sumatera Utara
52 perusahaan tersebut akan dipertanyakan. Carcello dan Neal 2003 menyatakan
“perusahaan yang besar juga akan cenderung untuk mempertahankan auditor yang mengauditnya karena perusahaan yang besar umumnya memiliki analisis
keuangan yang akan mencurigai kegiatan dari perusahaan untuk mengganti auditor sebelum jangka waktu perikatannya berakhir”.
4.3.4 Pengaruh Public Ownership terhadap Auditor Switching