52 perusahaan tersebut akan dipertanyakan. Carcello dan Neal 2003 menyatakan
“perusahaan yang besar juga akan cenderung untuk mempertahankan auditor yang mengauditnya karena perusahaan yang besar umumnya memiliki analisis
keuangan yang akan mencurigai kegiatan dari perusahaan untuk mengganti auditor sebelum jangka waktu perikatannya berakhir”.
4.3.4 Pengaruh Public Ownership terhadap Auditor Switching
Hasil pengujian regresi logistik menunjukkan bahwa variabel public ownership tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Hal ini dapat dilihat
dari hasil uji hipotesis tabel 4.6 dimana nilai public ownership signifikan pada 0,879 yang lebih besar dibandingkan dengan taraf signifikansi 5 0,05.
Dengan demikian penelitian ini menolak hipotesis keempat H4 yang
menyatakan bahwa public ownership berpengaruh terhadap auditor switching. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Ida dan Lely 2014 tetapi
tidak mendukung hasil penelitian Suparlan dan Wuryan 2010 dan Ekka 2013. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan saham yang menyebar tidak
lantas mendorong perusahaan untuk melakukan kebijakan dalam hal pergantian auditor. Hal tersebut menunjukkan bahwa auditor yang mengaudit sebelumnya
tetap akan dipertahankan perusahaan. He rusetya 2008 menyatakan “kepemilikan
terkonsentrasi akan mendominasi pemegang saham minoritas, ini menunjukkan semakin tinggi pemegang saham oleh publik mendorong untuk membuat
keputusan yang tidak merugikan semua pemegang saham”. Perusahaan menganggap dengan seringnya melakukan pergantian auditor dapat menimbulkan
anggapan negatif yang dapat menggaggu citra perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
53
4.3.5 Pengaruh Client Size, Financial Distress, Return On Asset, dan Public
Ownership secara simultan terhadap Auditor Switching
Hasil pengujian regresi logistik menunjukkan bahwa variabel client size, financial distress, return on asset, dan public ownership berpengaruh secara
simultan terhadap auditor switching. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji hipotesis tabel 4.7 dimana client size, financial distress, return on asset, dan public
ownership signifikan pada 0,032 yang lebih kecil dibandingkan dengan taraf
signifikansi 5 0,05. Dengan demikian penelitian ini menerima hipotesis
kelima H5 yang menyatakan bahwa client size, financial distress, return on asset, dan public ownership berpengaruh terhadap auditor switching. Auditor
switching pada perusahaan Real Estate Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dipengaruhi oleh client size, financial distress, return on asset, dan public ownership
sebesar 40,2, sedangkan 59,8 sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti,
misalnya : ukuran KAP, share growth, fee audit, pergantian manajemen.
Universitas Sumatera Utara
54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Penelitian ini meneliti tentang pengaruh client size, financial distress, return
on asset, dan public ownership terhadap auditor switching. Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi logistik dengan program Statistical Package
for Social Science SPSS. Data sampel perusahaan sebanyak 72 unit analisis perusahaan Real Estate Property terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI
selama periode 2011-2014. Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan yang dijelaskan pada bagian
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: 1.
Berdasarkan hasil uji regresi logistik logistic regression menunjukkan bahwa terdapat pengaruh client size terhadap auditor switching selama empat tahun
pengamatan 2011-2014 pada perusahaan Real Estate Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. Hasil penelitian ini mendukung
penelitian Cherry 2014 serta Suparlan dan Wuryan 2010, tetapi tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Suci 2013.
2. Berdasarkan hasil uji regresi logistik logistic regression menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh financial distress terhadap auditor switching selama empat tahun pengamatan 2011-2014 pada perusahaan Real Estate Property
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. Hasil penelitian ini
Universitas Sumatera Utara