19 perusahaan di mata pemegang saham dan kreditur untuk mengurangi resiko
litigasi”. Financial distress dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan
DER debt to equity ratio yaitu dengan membandingkan nilai total hutang dengan total ekuitas. Semakin tinggi rasio DER menunjukkan komposisi total
hutang semakin besar di banding dengan total ekuitas, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar kreditur. Tingkat DER
yang aman adalah 100. Fika 2011 menyatakan bahwa “nilai DER yang berada di atas 100 merupakan salah satu indikator dari memburuknya kondisi keuangan
suatu perusahaan”.
2.1.4 Return On Asset ROA
Return On Asset ROA didefinisikan sebagai rentabilitas ekonomi yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada masa
lalu, kemudian diproyeksikan ke masa depan untuk melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa-masa mendatang. Menurut
Damayanti dan Sudarma 2007, “ROA merupakan salah satu indikator keuangan perusahaan untuk melihat prospek bisnis perusahaan tersebut”.
ROA merupakan pembagian antar laba bersih dengan total asset. Menurut Lestari dan Sugiharto 2007, “angka ROA dapat dikatakan baik
apabila 2”. Semakin tinggi nilai ROA yang dihasilkan berarti semakin efektif pengelolaan aset yang dimiliki perusahaan. Menurut Gede 2013,
“perusahaan yang memiliki nilai ROA yang rendah cenderung mengganti auditornya karena mengalami penurunan kinerja sehingga prospek bisnisnya
menurun”. Varadita 2012 menyatakan “perusahaan cenderung untuk
Universitas Sumatera Utara
20 mengganti auditornya agar rendahnya kinerja manajemen perusahaan tersebut
dapat diperbaiki dengan mengganti auditor yang lebih berkualitas sehingga
dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan”.
2.1.5 Kepemilikan Publik Public Ownership
Kepemilikan publik adalah jumlah saham perusahaan yang dimiliki oleh publik, yaitu individu atau institusi yang memiliki kepemilikan saham di
bawah lima persen yang berada di luar manajemen dan tidak memiliki hubungan istimewa dengan perusahaan. Kepemilikan saham oleh publik diukur
dengan menggunakan persentase saham yang dimiliki oleh publik terhadap total saham perusahaan. Semakin besar kepemilikan saham publik maka akan
semakin besar mekanisme pengendalian terhadap perilaku manajemen. Banyaknya tingkat kepemilikan saham oleh publik akan mendorong
perusahaan untuk berganti ke auditor yang lebih berkualitas. Guedhami et.al. 2009 menyatakan bahwa “Kepemilikan saham menyebar mempunyai
pengaruh penting untuk memperoleh laporan keuangan yang berkualitas tinggi yang diwujudkan dalam pemilihan auditor dari KAP”.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu