dosis 45 mgkgBB merupakan dosis yang paling efektif dalam meningkatkan kadar hemoglobin karena memiliki nilai prediksi kadar hemoglobin Y yang
tertinggi Lampiran 8.
Gambar 15. Garis regresi linier antara dosis ekstrak kulit buah rambutan dengan kadar hemoglobin
3. Persentase Hematokrit
Data rerata hasil perhitungan persentase hematokrit pada hari ke 6, 12, 18, 24 dan 30 pada tiap kelompok disajikan pada Tabel 8. Berdasarkan Tabel 8
menunjukkan bahwa rerata persentase hematokrit dari hari ke 6 sampai hari ke 30 pada kelompok kontrol positif, KP1, KP2 dan KP3 mengalami peningkatan
persentase hematokrit bila dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif yang mengalami penurunan persentase hematokrit. Namun pada hari ke 12 kelompok
kontrol negatif mengalami peningkatan dan mengalami penurunan kembali pada hari 18 sampai hari ke 30. Pada hari ke 30 rerata persentase hematokrit kelompok
KP3 lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol positif, kelompok kontrol negatif, KP1 dan KP2. Sedangkan kelompok kontrol negatif memiliki
rerata persentase hematokrit yang paling rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar grafik pada Gambar 16.
Tabel 8. Rerata persentase hematokrit selama 30 hari perlakuan Kelompok
Rerata persentase hematokrit hari ke- 6
12 18
24 30
K+ 43,48
43,78 44,3
44,8 45,08
K- 41,44
42,44 41
40,42 40,38
KP 1 42,16
43,42 41,66
42,18 45,02
KP 2 43,2
44,18 42,92
43,82 45,46
KP 3 43,98
44,94 43,86
44,64 46,02
Keterangan: Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4
Gambar 16. Grafik rerata persentase hematokrit selama 30 hari perlakuan Keterangan:
Perlakuan K+ : Selama penelitian hewan coba hanya diberi minum dan pakan standart
Perlakuan K- : Diberi perlakuan 3 batang rokok kretek pada jam 08.00, jam
12.00 dan jam 14.00 WIB selama 30 hari Perlakuan KP1 : Diberi perlakuan 3 batang rokok kretek pada jam 08.00, jam
12.00 dan jam 14.00 WIB dan 15 mgKgBB ekstrak kulit buah rambutan 1x sehari pada jam 10.00 WIB selama 30 hari
Perlakuan KP2 : Diberi perlakuan 3 batang rokok kretek pada jam 08.00, jam 12.00 dan jam 14.00 WIB dan 30 mgKgBB ekstrak kulit buah
rambutan 1x sehari pada jam 10.00 WIB selama 30 hari Perlakuan KP3 : Diberi perlakuan 3 batang rokok kretek pada jam 08.00, jam
12.00 dan jam 14.00 WIB dan 45 mgKgBB ekstrak kulit buah rambutan 1x sehari pada jam 10.00 WIB selama 30 hari
Data mengenai rerata persentase hematokrit pada hari ke 30, diuji dengan uji statistik Kolmogorov-smirnov, homogenitas of varian, dan One Way Anova
menggunakan program SPSS ver. 16. Hasil perhitungan uji normalitas kelompok perlakuan diperoleh bahwa nilai sig. 0,073 sig. 0,05
.
, maka H diterima yang
berarti kelima kelompok berdistribusi normal. Dari hasil perhitungan uji homogenitas diperoleh bahwa nilai sig. 0,108. Karena sig. 0,243 0,05, maka H
diterima yang berarti kelima kelompok memiliki varians yang homogen. Selanjutnya untuk mengetahui rerata semua kelompok, maka dilanjutkan uji One
Way Anova. Hasil uji One Way Anova diperoleh F hitung 39.718 dengan sig. 0,00 0,05, sehingga menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara ekstrak
kulit buah rambutan dengan persentase hematokrit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap kelompok memiliki variasi persentase hematokrit. Untuk mengetahui letak perbedaan masing-masing
kelompok tersebut, dilakukan uji lanjut LSD pada taraf 5. Hasil uji statistik persentase hematokrit dapat dilihat pada Tabel 5. Hasil uji LSD menunjukkan
terdapat perbedaan bermakna antara kelompok kontrol negatif dengan taraf siginifkansi sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05 p5 terhadap kelompok
kontrol positif, KP1, KP2 dan KP3. Pada kelompok kontrol positif tidak terdapat perbedaan bermakna terhadap kelompok KP1, KP2 dan KP3. Sedangkan antara
kelompok KP1, KP2 dan KP3 tidak terdapat perbedaan bermakna. Hasil uji statistika data mengenai persentase hematokrit selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 9. Tabel 9. Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit
Kelompok Perlakuan Persentase Hematokrit
Mean ± SD K+
Kontrol 45,08 ± 0,687
b
K- 3 batang rokok
40,38 ± 1,346
a
KP 1 Ekstrak kulit buah rambutan 15
mgkgBB + Rokok 3 batang rokok 45,02 ± 0,630
b
KP 2 Ekstrak kulit buah rambutan 30
mgkgBB + Rokok 3 batang rokok 45,46 ± 0,536
b
KP 3 Ekstrak kulit buah rambutan 45
mgkgBB + Rokok 3 batang rokok 46,02 ± 0,544
b
Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan pada setiap kelompok dengan taraf ketelitian p0,05 Lampiran 9.
Pada penelitian ini untuk mengetahui dosis ekstrak kulit buah rambutan yang paling efektif untuk meningkatkan persentase hematokrit tikus, maka
dilakukan uji statistika berupa regresi linier. Hasil uji regresi linier data persentase hematokrit menunjukkan hubungan antara dosis ekstrak kulit buah rambutan dan
persentase hematokrit dengan model persamaan regresi liniernya adalah Y = 44,50 + 0,50X Gambar 17. Artinya bahwa bila dosis ekstrak kulit buah
rambutan bernilai 0 nol maka persentase hematokrit bernilai 44,50 dan setiap peningkatan dosis sebesar 1 satu maka persentase hematokrit akan meningkat
sebesar 0,50. Koefisien bernilai positif 0,50 artinya semakin besar dosis ekstrak kulit buah rambutan, maka persentase hematokrit semakin naik. Jadi ekstrak kulit
buah rambutan dosis 45 mgkgBB merupakan dosis yang paling efektif dalam
meningkatkan persentase hematokrit karena memiliki nilai prediksi persentase hematokrit Y yang tertinggi Lampiran 10.
Gambar 17. Garis regresi linier antara dosis ekstrak kulit buah rambutan dengan persentase hematokrit
B. Pembahasan