Rancangan Penelitian Analisis Data

Tabel 2. Bahan yang digunakan untuk penelitian

E. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan sederhana The Post Test only Control Group Design dan rancangan acak lengkap. Tikus jantan usia 2 bulan dengan bobot 150-200 gram sebanyak 25 ekor dibagi menjadi 5 kelompok kandang. Tiap kelompok tikus dibandingkan secara individual dan mendapatkan pakan dan minum standar. Kelima kelompok tersebut adalah: Tabel 3. Pemberian perlakuan pada penelitian Kel. Treatment 1 Pengambilan Data Hari ke- Keterangan Asap Rokok 2 Ekstrak Kulit Buah Rambutan 3 K+ - - 6, 12, 18, 24 dan 30 Darah K- 3 Batang rokok - 6, 12, 18, 24 dan 30 Darah KP 1 3 Batang rokok Dosis 15 mgkgBB 6, 12, 18, 24 dan 30 Darah KP 2 3 Batang rokok Dosis 30 mgkgBB 6, 12, 18, 24 dan 30 Darah KP 3 3 Batang rokok Dosis 45 mgkgBB 6, 12, 18, 24 dan 30 Darah Keterangan: 1 Selama penelitian hewan coba diberi minum dan pakan standart. 2 Diberi perlakuan 3 batang rokok kretek pada jam 08.00, jam 12.00 dan jam 14.00 WIB selama 30 hari. 3 Diberi perlakuan ekstrak kulit buah rambutan 1x sehari pada jam 10.00 WIB. No Nama Bahan Spesifikasi Fungsi 1. Ekstrak kulit buah rambutan Kultivar Binjai. Buah yang telah berwarna merah Bahan uji coba yang dilakukan 2. Asap Rokok kretek Djarum 76 dengan kandungan tar 38 mg dan nikotin 2,4 mg per batang rokok Bahan uji coba sebagai perusak darah eritrosit, Hb dan hematokrit 3. Aquades Air hasil penyulingan Pelarut ekstrak kulit buah rambutan 4. EDTA Merck IndoReagen No. Reg. AKD. 10204600152 Untuk mencegah terjadinya koagulasi atau penggumpalan darah 5. Tikus putih jantan Galur wistar Hewan uji coba sebagai model untuk perokok pasif 6. Asam pikrat Pro analis PA larutan berwarna kuning Untuk menandai tikus 7. Tissue Merck Multi Untuk membersihkan alat

F. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Persiapan penelitian

1. Menyiapkan hewan uji yaitu tikus jantan wistar sejumlah 25 ekor dengan umur 3 bulan berat badan 180-200 gram. 2. Menyiapkan kandang tikus lengkap dengan tempat pakan standart dan minum. 3. Menyiapkan rokok kretek dan menentukan penggunaan rokok pada tikus. 4. Mengacu pada penelitian Adyttia 2014 telah menyebabkan meningkatnya kadar Malondialdehida MDA pada kelompok perlakuan yang dipapar dengan 3 batang rokok tiap harinya. Jumlah rokok yang digunakan didasarkan pada nilai LD 50 nikotin untuk tikus yaitu sebesar 50 mgkgBB Bradbury 2008. Pemaparan rokok secara akut merupakan metode yang relatif mudah dan sensitif untuk menyelidiki efek spesifik dari asap rokok pada stress oksidatif. Paparan asap rokok secara akut dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang diikuti dengan peningkatan produk peroksidasi lipid, maka pemberian rokok dalam penelitian ini sebanyak 3 batang rokok. Tikus dengan kelompok perlakuan K-, KP1, KP2 dan KP3 dipapar dengan asap rokok. 5. Menyiapkan alat smoking chamber 6. Menyiapkan ekstrak kulit buah rambutan. 7. Menentukan dosis penggunaan ekstrak kulit buah rambutan 8. Dosis penggunaan ekstrak kulit buah rambutan didasarkan pada hasil penelitian Dewi et al. 2013 bahwa pemberian ekstrak kulit buah rambutan dengan dosis 15 mgkgBB pada tikus wistar jantan yang berpengaruh dalam mengurangi stress oksidatif. Maka untuk memvariasi dosis penggunaan ekstrak kulit buah rambutan, dosis ekstrak kulit buah rambutan yang digunakan selain 15 mgKgBB juga menggunakan dosis 30 mgKgBB dan 45 mgKgBB. 9. Menyiapkan alat pipet hematokrit untuk mengambil darah dan tabung eppendorf untuk menampung darah.

2. Pelaksanaan penelitian

1. Tikus diadaptasikan dengan lingkungan selama 1 minggu sebelum diberikan perlakuan serta diberi pakan standart dan minum secara ad libitum. 2. Membagi tikus menjadi menjadi 5 kelompok yakni K+, K-, KP1, KP2 dan KP3. Kelompok K- merupakan kelompok kontrol negatif dan K+ merupakan kelompok kontrol positif, sedangkan kelompok KP1, KP2 dan KP3 merupakan kelompok perlakuan. 3. Pada hari ke-1 hingga hari ke-30, untuk kelompok K+ hanya diberi pakan dan minum saja, sedangkan semua kelompok KP1, KP2 dan KP3 diberi perlakuan ekstrak kulit buah rambutan dengan dosis 15 mgkgBB, 30 mgkgBB dan 45 mgkgBB pada jam 10.00 selama 30 hari, 1x sehari. Kemudian melakukan pengasapan 3 batang rokok pada kelompok K-, KP1, KP2 dan KP3 pada jam 08.00, jam 12.00 dan jam 14.00 WIB selama 30 hari. 4. Pada hari ke 6, 12, 18, 24 dan 30 semua tikus diambil darahnya dari sinus orbitalis mata dengan pipet hematokrit sebanyak 1 ml dan ditampung dalam tabung eppendorf. Setelah itu, dibaca jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan nilai hematokritnya dengan Hematology Analyzer BC 2600.

3. Cara Pemaparan Asap Rokok

Smoking chamber merupakan alat untuk memaparkan asap rokok pada hewan coba. Alat ini dirancang khusus dalam penelitian ini yang terbuat dari papan kayu dengan ukuran 42 cm x 29 cm x 33 cm yang dilengkapi dengan tempat pembakaran rokok, jeruji pembatas antara hewan coba dengan ujung rokok yang terbakar dan ventilasi Gambar 10. Mekanisme kerja dari alat ini adalah pada saat akan diberi paparan asap rokok, hewan coba yang ditempatkan dalam kandang hewan sesuai dengan kelompoknya, kemudian dipindahkan dalam kandang khusus berupa kotak pengasapan yaitu smoking chamber yang di dalamnya terdapat jeruji pembatas untuk memisahkan hewan coba dengan ujung rokok yang terbakar, sehingga hewan coba dapat secara langsung terkena paparan asap rokok tersebut. Smoking chamber memiliki satu lubang, dimana fungsi lubang tersebut untuk memasukkan ujung rokok yang dibakar dan sebagai jalan arus pengeluaran asap yang dipaparkan. Adapun asap rokok dihembuskan berulang kali dengan spuit tabung injeksi sampai rokok habis terbakar. Gambar 10. Seperangkat alat smoking chamber Sumber: Dok. Pribadi Keterangan gambar: a. Kotak terbuat dari papan kayu dengan ukuran 42 cm x 29 cm x 33 cm b. Lubang untuk memasukkan ujung rokok yang dibakar dan jalan arus pengeluaran asap yang dipaparkan c. Jeruji pembatas untuk memisahkan hewan coba dengan ujung rokok yang terbakar d. Tempat tikus selama proses pemaparan asap rokok e. Penutup smoking chamber f. Ventilasi untuk aliran udara

4. Alur Pelaksanaan Penelitian

Gambar 11. Skema tahap pelaksanaan penelitian Tikus jantan galur wistar 25 ekor Randomisasi Pengukuran jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan nilai hematokrit darah KP 3 Adaptasi pakan standart dan minum ad libitum selama 1 minggu KP 2 KP 1 K- K+ Pengambilan darah hari ke 6, 12, 18, 24 dan 30 Pemberian Ekstrak kulit buah rambutan pada jam 10.00 WIB selama 30 hari 1 batang rokok pada jam 14.00 WIB selama 30 hari 15 mgkgBB 30 mgkgBB 45 mgkgBB 1 batang rokok pada jam 08.00 WIB selama 30 hari 1 batang rokok pada jam 12.00 WIB selama 30 hari Pemberian pakan standart dan minum

G. Analisis Data

Data yang diperoleh dari lima kelompok dianalisis statistik dengan One Way Anova menggunakan program komputer SPSS Statistical Package for Social Science for Windows versi 16. Sebelum melakukan analisis data dengan One Way Anova Analysis of Variance terlebih dahulu melakukan uji normalitas dan homogenitas menggunakan program SPSS versi 16. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Statistik uji yang digunakan adalah Kolmogorov-smirnov test. Hipotesis uji normalitasnya sebagai berikut: H : Data berdistribusi normal H1 : Data tidak berdistribusi normal H diterima jika sig. 5 Setelah uji normalitas, dilakukan uji homogenitas untuk mengetahui apakah varians hasil akhir kedua kelompok sama atau tidak. Statistik uji yang digunakan adalah homogenitas of varian. Hipotesis uji homogenitasnya sebagai berikut: H : Kedua kelompok memiliki varians yang homogen H1 : Kedua kelompok memiliki varians yang tidak homogen H diterima jika sig. 5 Setelah diketahui data berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen dilakukan uji One Way Anova dan jika terdapat perbedaan nyata dilanjut dengan uji beda nyata terkecil atau LSD least significant difference. Dosis ekstrak kulit buah rambutan yang optimum dianalisis menggunakan uji regresi. 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Setelah dilakukan penelitian tentang efek ekstrak kulit buah rambutan terhadap jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan nilai hematokrit darah tikus yang dipapar asap rokok selama 30 hari, didapatkan data hasil pengamatan sebagai berikut:

1. Jumlah Eritrosit

Data rerata hasil perhitungan jumlah eritrosit 10 6 µl pada hari ke 6, 12, 18, 24 dan 30 pada tiap kelompok disajikan pada Tabel 4. Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa rerata jumlah eritrosit dari hari ke 6 sampai hari ke 30 pada kelompok kontrol positif, KP1, KP2 dan KP3 mengalami peningkatan jumlah eritrosit bila dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif yang mengalami penurunan jumlah eritrosit. Namun pada hari ke 12 kelompok kontrol negatif mengalami peningkatan dan mengalami penurunan kembali pada hari 18 sampai hari ke 30. Pada hari ke 30 rerata jumlah eritrosit kelompok KP3 lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol positif, kelompok kontrol negatif, KP1 dan KP2. Sedangkan kelompok kontrol negatif memiliki rerata jumlah eritrosit yang paling rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar grafik pada Gambar 12. Tabel 4. Rerata jumlah eritrosit 10 6 µl selama 30 hari perlakuan Kelompok Rerata jumlah eritrosit hari ke- 6 12 18 24 30 K+ 7,36 7,44 7,50 7,48 7,53 K- 6,90 7,15 6,97 6,73 6,64 KP 1 7,24 7,29 7,38 7,47 7,58 KP 2 7,32 7,45 7,49 7,63 7,79 KP 3 7,42 7,58 7,62 7,89 8,16 Keterangan: Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) SEBAGAI ANTIOKSIDAN TERHADAP KADAR MALONDIALDEHID (MDA) TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIPAPAR ASAP ROKOK

4 25 21

"PENGARUH PEMBERIAN ANTIOKSIDAN BERBAGAI VITAMIN (A, C DAN E) TERHADAP JUMLAH ERITROSIT DAN KADAR HEMOGLOBIN TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus novergicus) YANG DIPAPAR ASAP ANTI NYAMUK BAKAR"

1 9 25

Efek Ekstrak Sambiloto (Andrographis paniculata Ness.) terhadap Peningkatan Kadar Superoksida Dismutase (SOD) Plasma Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus strain wistar) yang Dipapar Asap Rokok

1 21 17

“PENGARUH PEMBERIAN ANTIOKSIDAN BERBAGAI VITAMIN (A, C DAN E) TERHADAP JUMLAH ERITROSIT DAN KADAR HEMOGLOBIN TIKUS PUTIH JANTAN (Rattusnovergicus) YANG DIPAPAR ASAP ANTI NYAMUK BAKAR”

0 13 1

EFEK EKSTRAK MENIRAN (Phyllanthus niruri Linn.) TERHADAP PENINGKATAN KADAR SOD (Superoksida Dismutase) PLASMA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIPAPAR ASAP ROKOK

1 18 23

EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP KADAR MDA DAN SOD TIKUS YANG DIPAPAR ASAP ROKOK

0 18 85

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KULIT BUAH DELIMA MERAH TERHADAP JUMLAH ERITROSIT DAN KADAR HEMOGLOBIN PADA TIKUS PUTIH YANG DIPAPAR GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK PONSEL

1 13 68

Pengaruh Pemberian Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana) terhadap Jumlah Eritrosit, Leukosit, Hemoglobin (Hb) dan Gambaran Histologik Jantung Mencit (Mus musculus) yang Terpapar Asap Rokok.

0 0 3

AKTIVITAS JUS BUAH TERONG BELANDA TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH ERITROSIT DAN NILAI HEMATOKRIT TIKUS ANEMIA

5 20 43

PENGARUH EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN (Nephelium lappaceum) TERHADAP KUALITAS SPERMA TIKUS YANG TERPAPAR ASAP ROKOK

0 5 35