Menurut Kamaluddin 1987:46, maksud dan tujuan yang hakiki dari otonomi daerah dan desentralisasi daerah adalah:
1. Mengurangi beban pemerintah pusat dan campur tangannya tentang
masalah-masalah tingkat lokal atau daerah di samping itu memberi peluang untuk koordinasi pelaksanaan pada tingkat lokal tersebut.
2. Meningkatkan pengertian serta dukungan pusat dalam kebutuhan usaha
pembangunan daerah.
3. Penyusunan program-program pembangunan untuk perbaikan dan
penyempurnaan sosial ekonomi pada tingkat lokal akan menjadi relistis.
4. Melatih dan mengajar masyarakat untuk bisa mengatur rumah tangganya.
5. Terciptanya pembinaan dan pengembangan daerah dalam rangka kesatuan
nasional. Di era otonomi daerah ini setiap wilayah atau daerah dituntut untuk
bisa mencari, mengelola dan mengidentifikasi kemampuan daerah bersangkutan. Untuk itu perlu adanya perencanaan pembangunan yang tepat
dengan memperhatikan potensi ekonomi yang dimilikinya. Propinsi Jawa Tengah memiliki potensi yang bagus guna
mengembangkan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan Survey Sosial Ekonomi Nasional SUSENAS tahun 2003, jumlah penduduk
Jawa Tengah tercatat sebesar 32,05 juta jiwa atau sekitar 15 dari jumlah penduduk Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia yang cukup banyak, serta
didukung dengan letak geografis, merupakan modal utama dalam pelaksanaan pembangunan SUSENAS, 2003.
Pada tahun 2003, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah yang ditunjukkan oleh laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto PDRB
atas dasar harga konstan 2003, semakin membaik dari tahun sebelumnya yaitu 4,07 persen 2002= 3,48 persen. Hal tersebut cukup beralasan mengingat
perjalanan perekonomian relatif terus membaik selama taun 2001 sampai tahun 2003 BPS Jawa Tengah, 2004
Sedangkan, saat ini perekonomian Provinsi Jawa Tengah terus mengalami pertumbuhan, yaitu pada tahun 2003 4,98, tahun 2004 5,13
dan tahun 2005 5,43. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah mengandalkan berbagai sektor antara lain Pertanian 5,33, Pertambangan
2,73, Industri 6,41, Listrik, Gas, dan Air Bersih 8,65, Gedung 7,84, Perdagangan, Hotel, dan Restoran 2,63, Transportasi dan
Komunikasi 4,67, Keuangan 2,67, dan Jasa 5,58. Sebagai cara untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang signifikan, menciptakan
lapangan kerja, mengurangi kemiskinan, dan meningkatkan kesejahteraan penduduk, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah mentargetkan komposisi
investasi dari Pemda sebesar 25 dan investasi swasta sebesar 75 BPS Jawa Tengah, 2006.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran pemba ngunan dan daerah, khususnya pembangunan ekonomi di Jawa Tengah dan untuk dapat
memanfaatkan sumberdaya ekonomi daerah secara optimal, maka pembangunan daerah dapat disusun menurut tujuan antar sektor. Perencanaan
sektoral dimaksudkan untuk pengembangan sektor -sektor tertentu disesuaikan
dengan keadaan dan potensi masing-masing sektor dan juga tujuan pembangunan yang ingin dicapai.
Dengan menggunakan tabel Input-Output I -O Jawa Tengah tahun 2000 dan 2004 akan dijabarkan sektor-sektor yang menjadi sektor unggulan di
Jawa Tengah. Selanjutnya diharapkan dapat dipakai sebagai informasi yang komprehensir agar tepat guna dan tepat sasaran bagi perekonomian Jawa
Tengah.
B. Perumusan Masalah