C. Teori Pertumbuhan Ekonomi Wilayah
Pertumbuhan ekonomi adalah pertambahan pendapatan masyarakat secara keseluruhan yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu kenaikan seluruh
nilai tambah Value added yang terjadi. Menurut Boediono 1985:1 Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita dalam jangka
panjang. Jadi, persentase pertambahan output itu harus lebih tinggi dari persentase pertambahan jumlah penduduk dan ada kecenderungan dalam
jangka panjang bahwa pertumbuhan itu akan berlanjut. Pengembangan metode yang menganalisis perekonomian suatu daerah
penting sekali kegunaannya untuk mengumpulkan data tentang perekonomian daerah yang bersangkutan serta proses pertumbuhannya, yang kemudian dapat
dipakai sebagai pedoman untuk menentukan tindakan-tindakan apa yang harus diambil untuk mempercepat laju pertumbuhan yang ada. Tarigan, 2005:46.
1. Teori Klasik
Orang yang pertama kali membahas pertumbuhan ekonomi secara sistematis adalah Adam Smith 1723-1790 yang membahas masalah
ekonomi dalam bukunya An inquiry into the Nature and Causes of The Wealth of Nations
1776. Inti ajaran Adam Smith adalah agar masyarakat diberi kebebasan seluas-luasnya dalam menentukan kegiatan ekonomi.
Menurut Smith sistem ekonomi pasar bebas akan menciptakan efisiensi, membawa ekonomi kepada kondisi full employment dan menjamin
pertumbuhan ekonomi sampai terjadi posisi stasioner stationare state.
Posisi stasioner terjadi apabila sumber daya alam telah seluruhnya termanfaatkan.
Pandangan Smith kemudian di koreksi oleh John Maynard Keynes 1936 dengan mengatakan bahwa untuk menjamin pertumbuhan yang
stabil pemerintah perlu menerapkan kebijakan fiskal perpajakan dan perbelanjaan pemerintah, kebijakan moneter tingkat suku bunga dan
jumlah uang beredar, dan pengawasan langsung Tarigan, 2005:48.
2. Teori Ekonomi Neo Klasik Solow-Swan
Teori pertumbuhan neoklasik dikemba ngkan oleh Robert M. Solow 1970 dari Amerika Serikat dan T.W. Swan 1956 dari Australia. Model
Solow -Swan menggunakan unsur pertumbuhan penduduk, akumulasi kapital, kemajuan teknologi, dan besarnya output yang saling berinteraksi
Tarigan, 2005:52. Teori Solow-Swan melihat bahwa dalam banyak hal mekanisme
pasar dapat menciptakan keseimbangan sehingga pemerintah tidak perlu banyak mencampuri pasar. Campur tangan pemerintah hanya sebatas
kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Tingkat pertumbuhan berasal dari tiga sumber, yaitu akumulasi modal, bertambahnya penawaran tenaga
kerja, dan peningkatan teknologi. Teknologi ini terlihat dari peningkatan skill
atau kemajuan teknik sehingga produktivitas perkapita meningkat. Dalam teori Neo Klasik, masalah teknolo gi dianggap fungsi dari waktu.
Oleh sebab itu, fungsi produksinya berbentuk: Y
i
= a
i
k
i
+ 1-a
i
n
i
+ T
Dimana: Y
i
= Besarnya output
k
i
= Tingkat pertumbuhan modal
n
i
= Tingkat pertumbuhan tenaga kerja
T
i
= Kemajuan Teknologi
a =
Bagian yang dihasilkan oleh faktor modal 1-a =
Bagian yang dihasilkan oleh faktor di luar modal Agar faktor produksi selalu berada pada kapasitas penuh perlu mekanisme
yang menyamakan investasi dengan tabungan dalam kondisi full employment
. Dengan demikian, pertumbuhan mantap membutuhkan syarat bahwa:
MPK
1
= =
1 1
1
K Y
a P
Dimana: MPK
1
= Marginal Productivity of Capital Suatu daerah akan mengimpor barang modal jika tingkat
pertumbuhan modalnya lebih kecol dari rasio tabungan domestik terhadap modal. Dalam pasar sempurna marginal productivity of labour MPL
adalah funsi lansung tapi bersifat terbalik dari Marginal Productivity of Capita
MPK. Hal ini bisa dilihat dari nilai rasio modal tenaga kerja KL.
Apabila tiap daerah dimisalkan mengkasilkan output yang homogen dan fungsi produksi yang identik maka di daerah yang KL -nya
tinggi terdapat upah riil yang tinggi dan MPK yang rendah. Adapun daerah yang yang KL-nya rendah terdapat upah riil yang rendah tetapi MPK yang
tinggi. Sebagai akibatnya modal akan mengalir dari daerah yang upahnya tinggi ke daerah yang upahnya rendah karena akan memberikan balas jasa
untuk modal yang lebih tinggi. Sebaliknya tenaga kerja akan mengalir dari daerah upah rendah ke daerah upah tinggi. Mekanisme diatas pada
akhirnya akan menciptakan balas jasa faktor -faktor produksi di semua daerah sama. Dengan demikian, perekonomian regionalpendapatan
perkapitaregional akan mengalami proses konvergensi Tarigan,2005:54
3. Teori Harrod-Domar Dalam Sistem Regional