4.1.2 Penentuan Lag Optimum Menggunakan Akaike Information Criteria
AIC
Penentuan lag optimum sangat diperlukan karena variabel eksogen yang digunakan tidak lain adalah lag dari variabel endogen dan juga variabel
eksogennya. Untuk menetapkan lag optimum digunakan nilai Akaike Information Criteria
AIC. Hasil dari perhitungan Akaike Information Criteria AIC pada Tabel 5. diperoleh lag optimum adalah lag 2. Hal ini terjadi karena pada
perhitungan nilai AIC yang didapat memperlihatkan nilai minimum AIC berada pada saat lag 2 yaitu pada saat nilai AIC sebesar -26.02879. Maka dapat
disimpulkan bahwa lag optimum yang digunakan pada model VECM adalah lag 2.
Tabel 5. Perhitungan Akaike Information Criteria
lag AIC
0 -25.98179 1 -26.02567
2 -26.02879
3 -25.34881 4 -25.50490
Sumber: Lampiran 3 merupakan lag optimum
4.1.3 Kointegrasi
Keberadaan variabel yang tidak stasioner meningkatkan kemungkinan adanya hubungan kointegrasi antar variabel. Untuk itu perlu dilakukan uji
kointegrasi untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kointegrasi tersebut dan memperoleh hubungan jangka panjang antar variabel harga saham, tingkat suku
bunga dan tingkat inflasi.
Semua variabel stasioner pada derajat yang sama, yaitu derajat satu lampiran 2. Oleh karena itu uji kointegrasi dapat dilakukan melalui uji Johansen
Cointegration Test dengan menggunakan panjang lag optimum 2.
Tabel 6. Johansen Cointegration Test
Hypothesized No. of CEs
Eigenvalue Trace Statistic
Critical Value
5 Critical
value 1 None 0.619113
243.4015 192.89 204.95
At most 1 0.473803
171.0075 156.00
168.36 At most 2
0.357543 122.8515
124.24 133.57
At most 3 0.300267
89.66737 94.15
103.18 At most 4
0.272321 62.88810
68.52 76.07
At most 5 0.230248
39.04598 47.21
54.46 At most 6
0.141412 19.41949
29.68 35.65
At most 7 0.099644
7.984564 15.41
20.04 At most 8
0.001494 0.112156
3.76 6.65
Sumber: Lampiran 6 Catatan :signifikan pada taraf nyata 5 dan 1
Tabel 6.
menunjukkan hasil
Johansen Cointegration Test yang digunakan
untuk mengetahui jumlah persamaan kointegrasi yang terdapat di dalam sistem. Jika Trace Statistic Critical Value maka persamaan tersebut terkointegrasi.
Dengan demikian Ho = non kointegrasi dengan hipotesis alternatifnya H =
kointegrasi. Jika Trace Statistic Critical Value maka kita tolak Ho atau terima H
yang artinya terjadi kointegrasi. Hasil uji Johansen menunjukkan terdapat dua persamaan kointegrasi r = 2 yaitu saat nilai Trace Statistic lebih besar daripada
nilai kritisnya. Diketahui r = 2 maka model yang digunakan adalah VECM.
4.2 Integrasi Indeks Harga Saham Gabungan Dengan Indeks Bursa Saham