Pengaruh Obesitas terhadap Prestasi Akademik Remaja di Sekolah Menengah Pertama Santo Thomas 1 Medan

(1)

LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Kristin Stephanie

Tempat / Tanggal Lahir : Medan, 14 November 1991

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Bunga Terompet I no.1

Telepon : 08197226028

Orang Tua : Ayah : Ir. Alexander T. J. S. Sembiring Ibu : dr. Citra Julita Tarigan, Sp.KJ Riwayat Pendidikan : SD Immanuel Medan

SMP St. Thomas 1 Medan SMA St. Thomas 1 Medan

Riwayat Organisasi : Ketua Seksi Dekorasi OSIS SMA St. Thomas 1 Medan periode 2007

Sekretaris Divisi Dana dan Usaha SCORA FK USU periode 2011


(2)

LAMPIRAN 2

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

“Pengaruh Obesitas terhadap Prestasi Akademik Remaja di Sekolah Menengah Pertama Santo Thomas 1 Medan”

Saya, Kristin Stephanie, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara semester VI, sedang melaksanakan penelitian dengan judul “Pengaruh Obesitas terhadap Prestasi Akademik Remaja di Sekolah Menengah Pertama Santo Thomas 1 Medan”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan keadaan status gizi obesitas dengan prestasi akademik yang diperoleh siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama Santo Thomas 1 Medan.

Untuk kepentingan pengumpulan data penelitian ini, saya mohon kesediaan responden untuk dilakukan pengukuran berat badan dengan timbangan dan tinggi badan dengan alat stadiometer.

Setelah memahami hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini, saya mengharapkan Anda dapat mengisi lembaran persetujuan dan berpartisipasi dalam penelitian ini.

Medan, Juni 2013 Hormat saya,


(3)

LAMPIRAN 3

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

Saya, yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Nomor Induk :

Umur :

Jenis Kelamin :

Kelas :

Alamat :

No.Telp/HP :

Setelah mempelajari dan mendapatkan penjelasan yang sejelas-jelasnya mengenai penelitian yang berjudul “Pengaruh Obesitas terhadap Prestasi Akademik Remaja di Sekolah Menengah Pertama Santo Thomas 1 Medan”, dengan ini saya menyatakan bahwa saya bersedia dengan sukarela menjadi subjek penelitian tersebut dan patuh akan ketentuan-ketentuan yang dibuat peneliti. Jika sewaktu-waktu ingin berhenti, saya berhak untuk tidak melanjutkan penelitian ini tanpa ada sanksi apapun.

Menyetujui,


(4)

(5)

(6)

Lampiran 6

Data Induk

No. Umur (tahun) Jenis Kelamin Indeks Massa Tubuh (kg/m2) Nilai Matematika Nilai B.Inggris Nilai IPA Status Gizi Status Nilai Matematika Status Nilai B.Inggris Status Nilai IPA

1 14 P 29,28 71 82 74

Gizi

Lebih sangat baik sangat baik baik

2 13 L 33,04 70 75 70

Gizi

Lebih sangat baik sangat baik baik

3 13 P 29,52 72 82 74 Lebih Gizi sangat baik sangat baik baik

4 14 L 27,75 70 75 70 Lebih Gizi sangat baik sangat baik baik

5 13 L 33,24 71 76 76

Gizi

Lebih sangat baik sangat baik baik

6 13 P 41,25 79 87 77 Lebih Gizi sangat baik sangat baik baik

7 13 L 28,34 70 82 70 Lebih Gizi sangat baik sangat baik baik

8 13 L 30,49 72 77 70 Lebih Gizi sangat baik sangat baik baik

9 14 L 30,30 70 83 70

Gizi

Lebih sangat baik sangat baik baik

10 14 L 29,73 72 81 73 Lebih Gizi sangat baik sangat baik baik

11 14 L 30,48 87 79 74 Lebih Gizi sangat baik sangat baik

sangat baik

12 13 L 26,22 81 84 77 Lebih Gizi sangat baik sangat baik

sangat baik

13 12 L 24,51 74 75 75

Gizi

Lebih sangat baik sangat baik baik

14 13 L 27,97 92 90 76

Gizi

Lebih sangat baik sangat baik

sangat baik

15 13 L 32,54 70 82 72 Lebih Gizi sangat baik sangat baik baik

16 13 L 26,31 70 78 73 Lebih Gizi sangat baik sangat baik baik

17 13 P 28,22 88 86 81

Gizi

Lebih sangat baik sangat baik

sangat baik

18 14 L 26,45 70 77 70 Lebih Gizi baik baik baik

19 13 P 27,34 95 84 88 Lebih Gizi sangat baik sangat baik

sangat baik

20 13 L 27,61 70 75 70 Lebih Gizi baik baik baik

21 14 L 29,60 72 84 73

Gizi

Lebih sangat baik sangat baik baik

22 13 L 25,31 81 81 81 Lebih Gizi sangat baik sangat baik

sangat baik

23 13 L 28,48 84 88 87 Lebih Gizi sangat baik sangat baik

sangat baik


(7)

24 12 P 25,67 92 86 89

Gizi

Lebih sangat baik sangat baik

sangat baik

25 13 L 26,27 78 77 81 Lebih Gizi sangat baik sangat baik baik

26 12 L 26,88 85 95 77 Lebih Gizi sangat baik sangat baik

sangat baik

27 13 L 34,53 74 75 72 Lebih Gizi baik baik baik

28 14 L 26,13 82 84 77

Gizi

Lebih sangat baik sangat baik baik

29 14 P 31,84 100 84 82 Lebih Gizi sangat baik sangat baik

sangat baik

30 14 P 34,05 100 92 94 Lebih Gizi sangat baik sangat baik

sangat baik

31 14 L 26,37 78 80 78 Lebih Gizi baik baik baik

32 14 P 38,28 70 75 70

Gizi

Lebih baik baik baik

33 14 L 28,07 80 80 79

Gizi

Lebih baik baik baik

34 14 L 32,37 71 75 78 Lebih Gizi baik baik baik

35 13 P 28,84 84 89 81 Lebih Gizi sangat baik sangat baik

sangat baik

36 14 P 27,38 70 77 70

Gizi

Lebih baik baik baik

37 14 P 19,22 71 84 81 Normal sangat baik Gizi sangat baik baik

38 13 P 18,86 94 89 89 Normal sangat baik Gizi sangat baik

sangat baik

39 13 P 19,19 87 83 87 Normal sangat baik Gizi sangat baik

sangat baik

40 13 P 21,51 84 95 92

Gizi

Normal sangat baik sangat baik

sangat baik

41 13 P 17,85 83 85 79 Normal sangat baik Gizi sangat baik

sangat baik

42 12 P 18,99 72 86 77 Normal sangat baik Gizi sangat baik baik

43 13 L 16,01 80 88 81 Normal sangat baik Gizi sangat baik baik

44 13 L 17,48 79 99 82

Gizi

Normal sangat baik sangat baik baik

45 13 L 20,25 87 82 76

Gizi

Normal sangat baik sangat baik

sangat baik

46 14 P 17,31 87 78 84 Normal sangat baik Gizi sangat baik

sangat baik

47 14 P 19,37 91 87 80 Normal sangat baik Gizi sangat baik

sangat baik

48 14 L 18,40 75 78 82

Gizi

Normal sangat baik sangat baik baik

49 13 L 20,45 81 85 74

Gizi

Normal sangat baik sangat baik

sangat baik


(8)

51 13 L 17,42 70 83 74

Gizi

Normal sangat baik sangat baik baik

52 12 P 15,25 81 77 70 Normal sangat baik Gizi sangat baik baik

63 13 L 15,89 82 92 82 Normal sangat baik Gizi sangat baik

sangat baik

54 14 L 16,36 72 81 77 Normal baik Gizi sangat baik baik

55 14 L 18,93 90 92 84

Gizi

Normal sangat baik sangat baik

sangat baik

56 14 P 21,64 94 79 81 Normal sangat baik Gizi baik

sangat baik

57 14 P 18,80 92 79 80 Normal sangat baik Gizi baik baik

58 14 P 20,69 85 90 75 Normal sangat baik Gizi sangat baik baik

59 13 P 21,46 98 87 84

Gizi

Normal sangat baik sangat baik

sangat baik

60 14 P 17,75 89 90 89

Gizi

Normal sangat baik sangat baik

sangat baik

61 13 P 19,37 84 79 77 Normal sangat baik Gizi baik baik

62 13 L 18,30 72 81 71 Normal baik Gizi sangat baik baik

63 14 P 22,03 88 80 82

Gizi

Normal sangat baik baik

sangat baik

64 14 P 20,08 92 87 89 Normal sangat baik Gizi sangat baik

sangat baik

65 14 L 17,64 77 82 76 Normal baik Gizi sangat baik baik

66 14 P 20,31 86 95 84 Normal sangat baik Gizi sangat baik

sangat baik

67 14 P 19,64 78 91 77

Gizi

Normal baik sangat baik baik

68 13 P 21,10 83 83 87 Normal sangat baik Gizi sangat baik

sangat baik

69 14 L 19,32 78 81 74 Normal baik Gizi sangat baik baik

70 14 L 22,14 82 84 79 Normal sangat baik Gizi sangat baik baik

71 14 L 19,19 72 83 71

Gizi

Normal baik sangat baik baik

72 14 P 19,17 76 84 70

Gizi

Normal baik sangat baik baik

Keterangan: L: Laki-Laki P: Perempuan


(9)

LAMPIRAN 7

OUTPUT DATA HASIL PENELITIAN

Frequencies

Statistics

statgizi nilaimm nilaieng nilaiipa

N Valid 72 72 72 72

Missing 0 0 0 0

Frequency Table

statgizi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

normal 36 50.0 50.0 50.0

obesitas 36 50.0 50.0 100.0

Total 72 100.0 100.0

nilaimm

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

baik 37 51.4 51.4 51.4

sangat baik 35 48.6 48.6 100.0

Total 72 100.0 100.0

nilaieng

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

baik 23 31.9 31.9 31.9

sangat baik 49 68.1 68.1 100.0


(10)

nilaiipa

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

baik 46 63.9 63.9 63.9

sangat baik 26 36.1 36.1 100.0

Total 72 100.0 100.0

Crosstabs

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

statgizi * nilaimm 72 100.0% 0 0.0% 72 100.0%

statgizi * nilaieng 72 100.0% 0 0.0% 72 100.0%

statgizi * nilaiipa 72 100.0% 0 0.0% 72 100.0%

statgizi * nilaimm

Crosstab

nilaimm Total

baik sangat baik

statgizi

normal Count 14 22 36

% within statgizi 38.9% 61.1% 100.0%

obesitas Count 23 13 36

% within statgizi 63.9% 36.1% 100.0%

Total Count 37 35 72


(11)

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 4.503a 1 .034

Continuity Correctionb 3.558 1 .059

Likelihood Ratio 4.552 1 .033

Fisher's Exact Test .059 .029

Linear-by-Linear Association 4.441 1 .035

N of Valid Cases 72

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17.50. b. Computed only for a 2x2 table

statgizi * nilaieng

Crosstab

nilaieng Total

baik sangat baik

statgizi

normal Count 7 29 36

% within statgizi 19.4% 80.6% 100.0%

obesitas Count 16 20 36

% within statgizi 44.4% 55.6% 100.0%

Total Count 23 49 72

% within statgizi 31.9% 68.1% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 5.175a 1 .023

Continuity Correctionb 4.089 1 .043

Likelihood Ratio 5.280 1 .022

Fisher's Exact Test .042 .021

Linear-by-Linear Association 5.103 1 .024

N of Valid Cases 72

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.50. b. Computed only for a 2x2 table


(12)

statgizi * nilaiipa

nilaiipa * statgizi Crosstabulation

statgizi Total normal obesitas

nilaiipa

baik Count 19 27 46

% within statgizi 52.8% 75.0% 63.9%

sangat baik Count 17 9 26

% within statgizi 47.2% 25.0% 36.1%

Total Count 36 36 72

% within statgizi 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 3.853a 1 .050

Continuity Correctionb 2.950 1 .086

Likelihood Ratio 3.900 1 .048

Fisher's Exact Test .085 .042

Linear-by-Linear Association 3.799 1 .051

N of Valid Cases 72

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.00. b. Computed only for a 2x2 table


(13)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S., 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.

Behrman, R.E., Kliegman, R., Arvin, A.M., 2000. Nelson Textbook of Pediatrics. 15th

ed. Pennsylvania: W. B. Saunders Company.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2010. Riset Kesehatan Dasar Nasional (RISKESDASNAS). Indonesia: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Departemen Pendidikan Nasional, 2007. Panduan Pengisian Laporan Hasil Belajar Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Haditono, S.R., 1994. Psikologi Perkembangan, Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Haugaard, Jeffrey, J., 2008. Child PsychopathologyInternational Edition. New York: Mc Graw Hill.

Herlina, N., Djais, J.T.B., Rusmil, K., 2013. Obesity and academic performances in adolescents. Paediatr Indones. 53: 12-15.

Jansen, I., Katzmarzyk, P., Boyce, W., King, M., Pickett, W., 2004. Overweight in Obesity in Canadian Adolescents and Their Associations with Dietary Habits and Physical Activity Patterns. J Adolesc Health 35 (5): 360-397

Kardana, I.M., Soetjiningsih, 2004. Masalah Belajar pada Remaja. Dalam: Soetjiningsih, 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto, 277-291.


(14)

Kaplan, D.W., Love-Osborne, K.A., 2009. Adolescence. In: Hay, W.W., et al. Current Diagnosis and Treatment. 19th edition. USA: The McGraw-Hill, 101.

Kusuma, R.I.G., 2004. Perkembangan Kognitif pada Remaja. Dalam: Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto, 53-57.

Kyung, Y., Finkelstein, E.A., 2011. Adolescent Weight Status and Self Reported School Performance in South Korea. J Obes 2011: 1-8.

Marheni, A., 2004. Perkembangan Psikososial dan Kepribadian Remaja. Dalam:

Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto, 45-57.

Matondang, C.S., Wahidiyat, I., Sasroasmoro, S., 2003. Diagnosis Fisis pada Anak, edisi ke-2. Jakarta: Sagung Seto.

Miguel, P., 2008. Body-Image and Obesity in Adolescence: A Comparative Study of Social-Demographic, Psychological, and Behavioral Aspects. Spanish J Psychol 11: 551-563.

Misnadiarly, 2007. Obesitas Sebagai Faktor Resiko Beberapa Penyakit. Jakarta: Pustaka Obor Populer.

Narendra, M.B., 2002. Penilaian Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. Narendra, M.B, Sularyo, T.S., Soetjiningsih, Suyitno, H., Ranuh, IG.N.G., Wiradisuria, S. 2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: Sagung Seto, 95-111.

Pardede, N., 2002. Masa Remaja. Dalam: Narendra, M.B, Sularyo, T.S.,

Soetjiningsih, Suyitno, H., Ranuh, IG.N.G., Wiradisuria, S. 2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: Sagung Seto, 138-170.


(15)

Suandi, I.K.G., 2004. Obesitas pada Remaja. Dalam: Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto, 77-86.

Soetjiningsih, 2004. Pertumbuhan Somatik pada Remaja. Dalam: Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto, 1-22.

Soetjiningsih, Suandi, I.K.G., 2002. Gizi utuk Tumbuh Kembang Anak Dalam: Narendra, M.B, Sularyo, T.S., Soetjiningsih, Suyitno, H., Ranuh, IG.N.G., Wiradisuria, S. 2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: Sagung Seto, 22-50.

Unger, R., Ariza, A. Sentongo, T.A., 2005. Obesity. In: Green T., Franklin W., Tanz, R.R., Pediatrics : Just The Facts, International: Mc Graw Hill, 602-606.

Wahyuni, A. S., 2009. Statistika Kedokteran. Jakarta: Bamboedoea Communication.

WHO, 2013. Fact Sheets of Obesity and Overweight. WHO. Available from :http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs311/en/index.html [Accessed 15 April 2013].

WHO, 2007. Growth Reference 5-19 years. WHO. Available from :http://www.who.int/growthref/who2007_bmi_for_age/en/index.html


(16)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Variabel Dependen Variabel Independen

Gambar 3.1 Kerangka konsep penelitian

3.2. Definisi Operasional 3.2.1. Variabel Independen

Prestasi Akademik

a. Definisi operasional: Prestasi akademik adalah nilai matematika, bahasa Inggris, dan Ilmu Pengetahuan Alam dari rapor/laporan hasil belajar peserta didik SMPSanto Thomas 1 Medan.

b. Cara pengukuran adalah dengan melakukan pendataan hasil belajar peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP) Santo Thomas 1 Medanpada mata pelajaran matematika, bahasa Inggris, dan Ilmu Pengetahuan Alam semester genap tahun ajaran 2013/2014 terhadap seluruh subjek penelitian.

Obesitas pada Anak SMP Santo Thomas 1

Medan


(17)

c. Alat ukur adalah rapor/laporan hasil belajar peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP) Santo Thomas 1 Medan.

d. Hasil pengukuran yang diperoleh berupa nilai yang diperoleh dari rapor/laporan hasil belajar peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP) Santo Thomas 1 Medan yang menjadi subjek penelitian.

e. Skala pengukuran adalah nominal, yaitu • sangat baik (nilai>80), dan

• baik (nilai 70-80) (Departemen Pendidikan Nasional, 2007). 3.2.2. Variabel Dependen

Status Gizi

a. Definisi operasional: Status Gizi diperoleh dari data antropometrik, yaitu berat badan, tinggi badan, dan nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) yang diintrepretasikan pada kurva IMT berdasarkan umur dan jenis kelamin berdasarkan WHO-MGRS(2007)(lihat Gambar 2.1. dan Gambar 2.2.).

b. Cara pengukuran tinggi badan menurut Modul Keterampilan Klinik Blok Growth Developement System Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang dikutip dari Matondang (2003) dan Narendra (2002):

1. Subjek melepaskan alas kaki (sendal, sepatu)

2. Subjek berdiri tegak menggunakan alat stadiometer portable dengan posisi standard pada kepala secara rutin dipakai pada bidang horizontal (Frankfurt Plane) melewati bagian eksternal meatus telinga (Gambar 3.1)

3. Pastikan punggung, pantat, dan tumit menempel pada tiang pengukur

4. Pada posisi yang benar subyek diinstruksikan untuk menarik nafas dalam-dalam


(18)

5. Turunkan batas pengukur sampai menempel di ubun-ubun

Gambar 3.2. Posisi Standard pada kepala secara rutin dipakai pada bidang horizontal (Frankfurt Plane). (Dikutip dari Tumbuh Kembang Anak dan Remaja 2002, hal.97)

c. Cara pengukuran berat badan menurut Modul Keterampilan Klinik Blok Growth Developement System Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang dikutip dari Matondang (2003) dan Narendra (2002):

1. Subjek sebaiknya memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak memakai alas kaki, jaket, topi, jam tangan, kalung, dan tidak memegang atau mengantongi sesuatu

2. Timbangan diletakkan di lantai datar dan keras sehingga tidak mudah bergerak

3. Jarum penunjuk harus selalu pada angka nol setiap akan dilakukan penimbangan

4. Subjek berdiri di atas timbangan tanpa dipegangi

5. Jarum timbangan dilihat sampai berhenti dan membaca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan


(19)

d. Indeks masa tubuh (IMT) diperoleh dengan membagi berat badan (kg) dengan kwadrat tinggi badan (m2).

e. Skala pengukuran adalah nominal, yaitu: • gizi lebih (Obesitas) : >+2SD,

• gizi baik : <+1SD dan >-2SD (WHO-MGRS, 2007) 3.3. Hipotesis

Terdapat pengaruh obesitas terhadap prestasi akademik pada anak Sekolah Menengah Pertama Santo Thomas 1 Medan.


(20)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian analitik yang melihat hubungan obesitas dengan prestasi akademik. Pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah cross sectional study.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Pengumpulan data akan dilakukan pada bulan Agustus-September 2013, dilanjutkan dengan pengolahan dan analisis data. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Santo Thomas 1 Medan.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi

Populasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah siswa-siswi kelas 7 dan 8 semester genap tahun ajaran 2012/2013 Sekolah Menengah Pertama Santo Thomas 1 Medan.

4.3.2. Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling dan kemudian dilakukan survei terhadap siswa-siswi sebelum menjalankan penelitian agar memenuhi kriteria inklusi.

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

a. Siswa-siswi kelas 7 dan 8 semester genap tahun ajaran 2012/2013

b. Siswa-siswi dengan status gizi lebih (obesitas: >+2SD) dan baik (<+1SD dan >-2SD)


(21)

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:

a. Tidak bersedia menandatangani lembar persetujuan dan tidak bersedia mengikuti penelitian.

4.3.3. Besar Sampel

Perhitungan sampel menggunakan rumus perhitungan besar sampel dengan proporsi, uji hipotesis satu populasi (Wahyuni, 2009):

Keterangan :

n : jumlah sampel minimum

Z1-α/2 : nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu Z1-β : nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada β tertentu P0 : proporsi di populasi

Pa : perkiraan proporsi di populasi

Pa-P0 : perkiraan selisih proporsi yang diteliti dengan proporsi di populasi

Pada penelitian ini nilai α (alpha) yang digunakan sebesar 5% sehingga diperoleh nilai Z(alpha) sebesar 1,96. Nilaiβ yang digunakan sebesar 10% sehingga diperoleh nilai Z1-β sebesar 1,282. Nilai P0 diperoleh dari pustaka, menurut data Riset Kesehatan Dasar Nasional (RISKESDASNAS), proporsi kegemukan (obesitas) pada anak sekolah usia 13-15 tahun di Sumatera Utara adalah sebesar 3%. Nilai Pa-P0 atau perkiraan selisih proporsi yang diteliti dengan proporsi di populasi sebesar 5%.

Berdasarkan rumus di atas, maka besar jumlah sampel pada penelitian ini adalah :

n = {Z1-α/2 √ P0 (1-P0) + Z1-β √ Pa (1-Pa)}2 (Pa-P0)2


(22)

Maka berdasarkan rumus di atas, pada penelitian ini digunakan sampel sebanyak 200 orang.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Adapun data yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis data primer dan sekunder. Data primer penelitian ini adalah data status nutrisi subjek penelitian yang didapat melalui hasil perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dari pengukuran berat badan dan tinggi badan pada hari setelah ujian semester genap selesai (dalam bulan yang sama dengan ujian semester genap). Data berikutnya adalah data sekunder mengenai prestasi akademik subjek penelitian berupa nilai matematika, bahasa Inggris, dan fisika yang diperoleh dari laporan hasil belajar siswa Sekolah Menengah Pertama Santo Thomas 1 Medansemester genap tahun ajaran 2012/2013.

Sebelum data diukur, subjek penelitian yang diperiksa harus memenuhi semua kriteria inklusi yang telah ditetapkan dalam penelitian ini. Peneliti akan meminta informed consent kepada semua sampel sebelum data diambil. Semua subjek penelitian akan dijelaskan maksud dan tujuan penelitian, kemudian ditentukan responden obesitas dan nutrisi baik. Kemudian data mengenai prestasi akademik diperoleh dari rapor/laporan hasil belajar semester genap tahun ajaran 2012/2013 peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP) Santo Thomas 1 Medan yang menjadi subjek penelitian. Nilai matematika, bahasa Inggris, dan Ilmu Pengetahuan Alam ditentukan apakah sangat baik sangat baik (nilai>80) atau baik (nilai 70-80).

4.5. Metode Analisis Data

n = 185,93 n 186


(23)

Data yang akan dianalisis terdiri dari data status gizi dan data prestasi akademik subjek penelitian. Data status gizi diperoleh dari perhitungan berat badan dan tinggi badan yang kemudian dimasukkan dalam rumus menentukan Indeks Masa Tubuh dan hasilnya diintrepretasikan ke dalam kurva Indeks Massa Tubuh menurut umur dan jenis kelamin. Kemudian hasilnya dikelompokkan menjadi dua yaitu status gizi lebih (obesitas) dan status gizi baik. Data berikutnya adalah data mengenai prestasi akademik subjek penelitian, dimana data tersebut akan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sangat baik dan baik.

Selanjutnya seluruh data tersebut akan dianalisa dengan program komputer Statistical Package for Social Sciences (SPSS) dan akan diuji dengan menggunakan uji Chi-Square untuk melihat apakah ada hubungan antara obesitas dengan prestasi akademik.


(24)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Swasta Santo Thomas 1 Medan yang berlokasi di Jalan Letjend S. Parman no. 109 Medan, Indonesia. Sekolah Menengah Pertama ini merupakan anggota Yayasan Perguruan Katolik Don Bosco KAM dengan jenjang akreditasi A (amat baik).

Sekolah ini memiliki berbagai ruangan yaitu ruang kelas, ruang administrasi, ruang laboratorium komputer, ruang laboratorium fisika, ruang laboratorium biologi, perpustakaan, ruang guru, aula, kantin, kamar mandi, dan lapangan. Sekolah ini menerima siswa-siswi baru lebih dari 300 orang setiap tahunnya yang telah lulus melalui ujian tulis yang diselenggarakan oleh sekolah.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Penelitian ini dilakukan dengan menilai status gizi lebih, melihat nilai prestasi pada mata pelajaran Matematika, bahasa Inggris, dan Ilmu Pengetahuan Alam semester genap tahun ajaran 2012/2013. Data lengkap mengenai karakteristik responden tersebut dapat dilhat pada tabel-tabel berikut ini.

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi

Status Gizi Jumlah (n) %

Gizi lebih (Obesitas) 36 50

Gizi baik 36 50


(25)

Pada tabel 5.1 ditunjukkan bahwa jumlah responden pada penelitian ini adalah status gizi gizi baik (<+1SD dan >-2SD) yaitu sebanyak 36 orang (50%) diikuti dengan gizi lebih atau obesitas (>+2SD) yaitu sebanyak 36 orang (50%).

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Nilai Mata Pelajaran Matematika

Nilai Matematika Jumlah (n) %

Baik 37 51,4

Sangat Baik 35 48,6

Total 72 100

Pada tabel 5.2 ditunjukkan bahwa mayoritas nilai matematika pada penelitian ini adalah nilai baik (nilai 70-80) yaitu sebanyak 37 orang (51,39%) diikuti dengan nilai sangat baik (nilai>80) yaitu sebanyak 35 orang (48,61%).

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Nilai Mata Pelajaran Bahasa Inggris

Nilai Bahasa Inggris Jumlah (n) %

Baik 23 31,9

Sangat Baik 49 68,1

Total 72 100

Pada tabel 5.3 ditunjukkan bahwa mayoritas nilai bahasa Inggris pada penelitian ini adalah nilai sangat baik (nilai>80) yaitu sebanyak 49 orang (68,06%)diikuti dengannilai baik (nilai 70-80) yaitu sebanyak 23 orang (31,94%).

Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Nilai Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

Nilai Ilmu Pengetahuan Alam Jumlah (n) %


(26)

Sangat Baik 26 36,1

Total 72 100

Pada tabel 5.4 ditunjukkan bahwa mayoritas nilai ilmu pengetahuan alam pada penelitian ini adalah nilai baik (nilai 70-80) yaitu sebanyak 46 orang (63,89%) diikuti dengan nilai sangat baik (nilai>80) yaitu sebanyak 26 orang (36,11%).

5.1.3. Hasil Analisis Data

a. Hubungan Status Gizi Lebih dengan Prestasi Akademik Mata Pelajaran Matematika Anak Sekolah MenengahPertama Santo Thomas 1 Medan Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013

Berikut adalah hubungan status gizi lebih dengan prestasi akademik mata pelajaran matematika anak Sekolah Menengah Pertama Santo Thomas 1 Medan Tahun Ajaran 2012/2013.

Tabel 5.5 Hubungan Status Gizi Lebih dengan Prestasi Akademik Mata Pelajaran Matematika Anak Sekolah MenengahPertama Santo Thomas 1 Medan Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013

Status Gizi

Nilai Matematika Gizi Baik Gizi Lebih (Obesitas)

f % f %

Baik 14 19,44 23 31,94

Sangat Baik 22 30,56 13 18,06

36 50 36 50

X2= 4,503 df = 1 p= 0,034

Pada tabel 5.5 yang menghubungkan antara status gizi lebih dengan prestasi akademik pada mata pelajaran matematika menunjukkan nilai baik (nilai 70-80) paling banyak dijumpai pada siswa/i yang memiliki status gizi lebih (obesitas), yaitu 23 orang (31,94%), dilanjutkan dengan siswa/i yang memiliki status gizi baik, yaitu 14 orang (19,44%). Nilai sangat baik (nilai>80) paling banyak


(27)

ditemukan pada siswa/i yang memiliki status gizi baik, yaitu sebanyak 22 orang (30,56%), diikuti dengan siswa/i yang memiliki status gizi lebih (obesitas), yaitu 13 orang (18,06%).

b. Hubungan Status Gizi Lebih dengan Prestasi Akademik Mata Pelajaran Bahasa Inggris Anak Sekolah MenengahPertama Santo Thomas 1 Medan Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013

Berikut adalah hubungan status gizi lebih dengan prestasi akademik mata pelajaran matematika anak Sekolah Menengah Pertama Santo Thomas 1 Medan Tahun Ajaran 2012/2013.

Tabel 5.6 Hubungan Status Gizi Lebih dengan Prestasi Akademik Mata Pelajaran Bahasa Inggris Anak Sekolah MenengahPertama Santo Thomas 1 Medan Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013

Status Gizi

Nilai Bahasa Inggris Gizi Baik Gizi Lebih (Obesitas)

f % f %

Baik 7 9,72 16 22,22

Sangat Baik 29 40,28 20 27,78

36 50 36 50

X2 = 5,175 df = 1 p= 0,023

Pada tabel 5.6 yang menghubungkan antara status gizi lebih dengan prestasi akademik pada mata pelajaran bahasa Inggris menunjukkan nilai baik (nilai 70-80) paling banyak dijumpai pada siswa/i yang memiliki status gizi lebih (obesitas), yaitu 16 orang (22,22%), dilanjutkan dengan siswa/i yang memiliki status gizi baik, yaitu 7 orang (9,72%). Nilai sangat baik (nilai>80) paling banyak ditemukan pada siswa/i yang memiliki status gizi baik, yaitu sebanyak 29 orang (40,28%), diikuti dengan siswa/i yang memiliki status gizi lebih (obesitas), yaitu 20 orang (27,78%).


(28)

c. Hubungan Status Gizi Lebih dengan Prestasi Akademik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Anak Sekolah MenengahPertama Santo Thomas 1 Medan Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013

Berikut adalah hubungan status gizi lebih dengan prestasi akademik mata pelajaran ilmu pengetahuan alam anak Sekolah Menengah Pertama Santo Thomas 1 Medan Tahun Ajaran 2012/2013.

Tabel 5.7 Hubungan Status Gizi Lebih dengan Prestasi Akademik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Anak Sekolah MenengahPertama Santo Thomas 1 Medan Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013

Status Gizi

Nilai Ilmu Pengetahuan Alam Gizi Baik Gizi Lebih (Obesitas)

f % f %

Baik 19 26,39 27 37,50

Sangat Baik 17 23,61 9 12,50

36 50 36 50

X2 = 3,853 df = 1 p= 0,050

Pada tabel 5.7 yang menghubungkan antara status gizi lebih dengan prestasi akademik pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam menunjukkan nilai baik (nilai 70-80) paling banyak dijumpai pada siswa/i yang memiliki status gizi lebih (obesitas), yaitu 27 orang (37,50%), dilanjutkan dengan siswa/i yang memiliki status gizi baik, yaitu 19 orang (26,39%). Nilai sangat baik (nilai>80) paling banyak ditemukan pada siswa/i yang memiliki status gizi baik, yaitu sebanyak 17 orang (23,61%), diikuti dengan siswa/i yang memiliki status gizi lebih (obesitas), yaitu 9 orang (12,50%).


(29)

5.2. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama Santo Thomas 1 Medan diperoleh data melalui pendataan status gizi lebih dan prestasi semester genap tahun ajaran 2012/2013.Data tersebut dijadikan dasar dalam melakukan pembahasan dan dijabarkan sebagai berikut.

Berdasarkan tabel 5.5 yang menghubungkan antara status gizi lebih dengan prestasi akademik mata pelajaran matematika menunjukkan nilai baik (nilai 70-80) paling banyak dijumpai pada siswa/i yang memiliki status gizi lebih (obesitas), yaitu 23 orang (31,94%), dilanjutkan dengan siswa/i yang memiliki status gizi baik, yaitu 14 orang (19,44%). Nilai sangat baik (nilai>80) paling banyak ditemukan pada siswa/i yang memiliki status gizi baik, yaitu sebanyak 22 orang (30,56%), diikuti dengan siswa/i yang memiliki status gizi lebih (obesitas), yaitu 13 orang (18,06%). Setelah dilakukan uji analisis statistik dengan

Chi-square antara status gizi lebihdengan prestasi akademik diperoleh nilai p≤0,05

(p=0,034) sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara status gizi lebihdengan prestasi akademik pada mata pelajaran matematika.

Menurut Kardana dan Soetjiningsih (2004), gangguan aritmatika, subkelompok dari gangguan kemampuan akademis, merupakan gangguan perkembangan belajar yang tercantum dalam DSM-III-R pada diagnosis aksis II sebagai spesific developmental disorder. Gangguan belajar yang dialami anak remaja dapat terjadi karena terdapat masalah emosi dan perilaku dan atau masalah keluarga, sosial, dan budaya.

Obesitas memiliki konsekuensi yang mempengaruhi psikososial anak.Psikososial anak yang terganggu memiliki resiko untuk merasa marah, depresi, cemas dan juga social withdrawal (menarik diri).Kebanyakan anak yang mengalami depresi mengalami kesulitan dalam bidang akademis.Penarikan diri yang dilakukan mengakibatkan ketidakmampuan mengikuti aktifitas akademik di sekolah (Haugaard, 2008).


(30)

Berdasarkan tabel 5.6 yang menghubungkan antara status gizi lebih dengan prestasi akademik mata pelajaran bahasa Inggrismenunjukkan nilai baik (nilai 70-80) paling banyak dijumpai pada siswa/i yang memiliki status gizi lebih (obesitas), yaitu 16 orang (22,22%), dilanjutkan dengan siswa/i yang memiliki status gizi baik, yaitu 7 orang (9,72%). Nilai sangat baik (nilai>80) paling banyak ditemukan pada siswa/i yang memiliki status gizi baik, yaitu sebanyak 29 orang (40,28%), diikuti dengan siswa/i yang memiliki status gizi lebih (obesitas), yaitu 20 orang (27,78%). Setelah dilakukan uji analisis statistik dengan Chi-square antara status gizi lebihdengan prestasi akademik diperoleh nilai p≤0,05 (p=0,023) sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara status gizi lebihdengan prestasi akademik pada mata pelajaran bahasa Inggris.

Menurut Misnadiarly (2007) kelebihan berat badan juga dapat menyebabkan terjadinya masalah yang menyangkut perkembangan sosial dan emosional. Menurut Kardana dan Soetjiningsih (2004), gangguan bahasa dan bicara merupakan gangguan perkembangan belajar yang tercantum dalam DSM-III-R pada diagnosis aksis II sebagai spesific developmental disorder. Gangguan bahasa dan bicara terjadi akibat terdapat masalah emosi dan perilaku dan atau masalah keluarga, sosial, dan budaya.

Berdasarkan tabel 5.7 yang menghubungkan antara status gizi lebih dengan prestasi akademik mata pelajaran ilmu pengetahuan alammenunjukkan nilai baik (nilai 70-80) paling banyak dijumpai pada siswa/i yang memiliki status gizi lebih (obesitas), yaitu 27 orang (37,50%), dilanjutkan dengan siswa/i yang memiliki status gizi baik, yaitu 19 orang (26,39%). Nilai sangat baik (nilai>80) paling banyak ditemukan pada siswa/i yang memiliki status gizi baik, yaitu sebanyak 17 orang (23,61%), diikuti dengan siswa/i yang memiliki status gizi lebih (obesitas), yaitu 9 orang (12,50%). Setelah dilakukan uji analisis statistik dengan Chi-square antara status gizi lebihdengan prestasi akademik diperoleh nilai p≤0,05 (p=0,050) sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara status gizi lebihdengan prestasi akademik pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam.


(31)

Hasil penelitian di Portugal oleh Miguel (2008), remaja yang menganggap dirinya “gemuk” adalah mereka dengan pencapaian akademis yang buruk dan remaja yang mengganggap dirinya “kurus” adalah mereka dengan pencapaian akademis yang baik. Situasi yang sama ketika menganalisis hubungan depresi dan obesitas, remaja yang obes memiliki prestasi akademik yang lebih buruk dibandingkan dengan remaja yang non-obes.


(32)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian, maka kesimpulan yang diperoleh adalah:

a. Terdapat hubungan yang bermakna secara statistik bahwa anak dengan status gizi baik memiliki pretasi lebih baik dari anak dengan status gizi lebih.

b. Sebagian besar anak Sekolah Menengah Pertama Santo Thomas 1 Medan memiliki prestasi akademik pada mata pelajaran matematika adalah nilai baik (nilai 70-80) yaitu sebanyak 37 orang (51,39%).

c. Sebagian besar anak Sekolah Menengah Pertama Santo Thomas 1 Medan memiliki prestasi akademik pada mata pelajaran bahasa Inggris pada penelitian ini adalah nilai sangat baik (nilai>80) yaitu sebanyak 49 orang (68,06%).

d. Sebagian besar anak Sekolah Menengah Pertama Santo Thomas 1 Medan memiliki prestasi akademik pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam pada penelitian ini adalah nilai baik (nilai 70-80) yaitu sebanyak 46 orang (63,89%).

6.2. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

a. Diperlukan penjelasan kepada siswa-siswi mengenai pengaruh status gizi lebihdengan prestasi akademik.

b. Diperlukan pertimbangan terhadap faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi akademik seperti kehadiran dan pelajaran tambahan (les).

c. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh gizi kurang terhadap prestasi akademik.


(33)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Remaja

2.1.1. Definisi Remaja

Remaja adalah periode pertumbuhan dan perkembangan fisik, emosi, kognitif dan sosial. Secara umum, remaja dimulai pada usia 11-12 tahun dan berakhir pada usia antara 18–21 tahun(Kaplan dan Love-Osborne, 2009). Seringkali dalam pembahasan soal remaja digunakan istilah pubertas dan adolesen. Istilah pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis yang meliputi morfologi dan fisiologi yang terjadi dengan pesat dari masa anak ke masa dewasa, terutama kapasitas reproduksi yaitu perubahan alat kelamin dari tahap anak ke dewasa. Sedangkan yang dimaksud dengan adolesen, dulu merupakan sinonim dari pubertas, sekarang lebih ditekankan untuk menyatakan perubahan psikososial yang menyertai pubertas (Soetjiningsih, 2004).

Mengenai umur kronologis berapa seorang anak dapat dikatakan remaja, masih terdapat berbagai pendapat (Pardede, 2002). Berikut berbagai definisi tentang remaja, yaitu:

1. Pada buku-buku pediatri, pada umumnya mendefinisikan remaja adalah: bila seorang anak telah mencapai umur 10-18 tahun untuk anak perempuan dan 12-20 tahun untuk anak laki-laki.

2. Menurut undang-undang No 4 tahun 1979 mengenai Kesejahteraan Anak, remaja adalah individu yang belum mencapai 21 tahun dan belum menikah. 3. Menurut WHO, remaja bila anak telah mencapai umur 10-19 tahun.

Menurut Pardede (2002) masa remaja berlangsung melalui 3 tahapan yang masing-masing ditandai dengan isu-isu bilogik, psikologik, dan sosial, yaitu: 1. Masa remaja awal (10-14 tahun)

2. Masa remaja pertengahan (15-16 tahun) 3. Masa remaja lanjut (17-20 tahun)

Tahapan ini mengikuti pola yang konsisten untuk masing-masing individu. Walaupun setiap tahap mempunyai ciri tersendiri tetapi tidak mempunyai batas


(34)

yang jelas, karena proses tumbuh kembang berjalan secara berkesinambungan (Soetjiningsih, 2004).

Menurut Kaplan dan Love-Osborne (2009) perkembangan dari anak menuju dewasa dapat disimpulkan dalam beberapa tahapan sebagai berikut:

1. menyelesaikan pubertas dan pertumbuhan somatik

2. perkembangan sosial, emosional dan kognitif serta perubahan pemikiran abstrak menjadi pemikiran konkrit

3. membangun identitas independen dan berpisah dari keluarga 4. mempersiapkan diri untuk karir atau pekerjaan

2.1.2. Perkembangan Psikososial Remaja

Kematangan seksual dan terjadinya perubahan bentuk tubuh sangat berpengaruh pada kehidupan kejiwaan remaja. Kematangan seksual yang terlalu cepat atau lambat juga dapat mempengaruhi kehidupan psikososialnya, yaitu status mereka di dalam kelompok sebayanya (Marheni, 2004). Berikut pembagian perkembangan psikososial menurut tahapan masa remaja:

1. Masa Remaja Awal

Seorang anak pada masa adolesensi awal ini harus berfungsi dalam 3 arena: keluarga, kelompok sebaya (peer group) dan sekolah. Dalam setiap arena terdapat suatu interaksi yang kompleks dari faktor-faktor penentu untuk dapat berfungsi dengan baik. Di dalam keluarga, perkembangan yang utama pada masa adolesensi awal ini adalah memulai ketidaktergantungan terhadap keluarga. Dengan kelompok sebayanya biasanya seorang remaja pada masa ini akan berkumpul dengan teman sejenis. Penerimaan oleh kelompok sebaya merupakan hal yang sangat penting. Perkembangan fisik pada masa pubertas yang sinkron dengan teman sebaya merupakan faktor yang penting dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolahnya (Pardede, 2002).

2. Masa Remaja Menengah

Pada pertengahan masa remaja, mereka mulai memperhatikan apakah tubuhnya terlalu gemuk atau kurus dan bagaimana menjaga bentuk tubuh


(35)

yang ideal. Pada saat itu mereka mulai memperhatikan tubuhnya dan penampilan dirinya dan sering membandingkan dirinya dengan orang lain (Marheni, 2004).

Masalah self-image (jati diri) cenderung muncul pada remaja yang menganggap perkembangan pubertasnya bermasalah. Setiap perbedaan dengan rata-rata teman sebayanya akan menimbulkan kecemasan. Kecemasan sering juga timbul karena merasa tidak aman dalam berteman dan ketakutan akan ditolak dalam pergaulan (Pardede, 2002).

3. Masa Remaja Akhir

Ciri khas pada masa ini adalah orientasinya ke masa depan. Hubungan dengan orangtua mulai stabil. Pergaulan dengan kelompok sebaya mulai mengarah kepada membina keintiman dengan jenis kelamin berbeda. Mulai dapat menerima adanya perbedaan di antara teman (Pardede, 2002).

2.1.3. Kemampuan Prestasi Remaja di Sekolah

Prestasi yang buruk merupakan problem yang cukup menggejala di kalangan remaja. Istilah underachiever, masalah sosial, dan emosional ternyata ditemukan sebagai sumber permasalahannya (Kusuma, 2004). Menurut observasi Haditono (1994) keadaan underachiever di Indonesia sendiri cukup kompleks, suatu kombinasi dari faktor yang cukup banyak, yaitu:

1. Kurangnya faktor belajar secara luas di sekolah, terutama di pelosok-pelosok maupun di rumah.

2. Kurangnya stimulasi belajar dan stimulasi mental. Hal ini terutama berlaku bagi orangtua dengan pendidikan yang rendah sehingga mereka kurang mengerti bagaimana membantu anak-anak mereka agar lebih berhasil. Sementara pada orangtua dengan pendidikan tinggi, kesibukan bekerja menjadi kendalanya.

3. Kecukupan gizi, yang bilamana dapat mencapai tingkat yang lebih baik maka secara fisik anakpun akan menggunakan kapasitas otak secara maksimal.


(36)

4. Perubahan sistem belajar yang terlalu sering bahkan pada setiap periode pergantian pemerintahan, dengan dalih untuk mencapai sistem yang baik. Permasalahan belajar dapat diintrepretasikan melalui prestasi akademik atau aktivitas sehari-hari yang membutuhkan kemampuan membaca, matematika atau kemampuan menulis (Kardana dan Soetjiningsih, 2004). Menurut Kardana dan Soetjiningsih (2004) masalah-masalah yang berhubungan dengan gangguan belajar adalah:

1. Masalah – masalah emosi dan perilaku

Dalam sistim pendidikan seorang remaja dikatakan mengalami masalah perilaku jika mereka sulit belajar di dalam kelas. Remaja dikatakan memiliki masalah emosi jika mereka memiliki gangguan psikiatri yang mempengaruhi kehadiran dan penampilan di sekolah.

2. Masalah-masalah keluarga, sosial dan budaya

Sistim keluarga, masyarakat, lingkungan sekolah berpengaruh terhadap motivasi remaja, dan penampilan di sekolah. Masing-masing faktor tersebut perlu mendapat perhatian bila seorang individu mengalami prestasi yang kurang. Stres ekonomi, lingkungan, emosi dalam keluarga dapat mengakibatkan seorang remaja mengalami disfungsi di sekolah. Minat orang tua terhadap keberhasilan pendidikan remaja dapat juga mempunyai pengaruh yang besar pada perjalanan dan motivasi remaja di sekolah.

2.2.Obesitas

2.2.1. Definisi Obesitas

Obes berasal dari bahasa Latin obdere, yang berarti “to devour”, makan dengan sangat rakus. Obesitas merupakan keadaan patologis sebagai akibat dari konsumsi makanan yang jauh melebihi kebutuhannya (psychobiological cues for eating) sehingga terdapat penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh (Suandi, 2004).


(37)

2.2.2. Definisi Obesitas pada Remaja

Obesitas pada anak dan remaja usia 2-20 tahun ditentukan dengan menggunakan kurva persentil Indeks Massa Tubuh berdasarkan umur dan jenis kelamin (lihat Gambar 2.1. dan Gambar 2.2.). Indeks Masa Tubuh didefinisikan sebagai berat badan/tinggi badan kwadrat (kilogram per meter persegi), merupakan indeks yang paling berguna yang digunakan untuk skrining populasi remaja obesitas karena indeks ini berkolerasi secara bermakna dengan lemak subkutan maupun lemak tubuh total pada remaja, terutama mereka dengan proporsi terbesar lemak tubuh (Behrman, Kliegman, dan Arvin, 1996).

Menurut World Health Organization Multicentre Growth Reference Study (WHO-MGRS) pada tahun 2007, status gizi anak usia 5-19 tahun menurut usia dan jenis kelamin adalah:

• gizi lebih (Obesitas) : >+2SD • resiko gizi lebih (Overweight) : >+1SD

• gizi baik : <+1SD dan >-2SD • gizi kurang (Thinness) : <-2SD




(38)

Gambar 2.1. Kurva persentil IMT berdasarkan umur pada anak laki-laki 5-19 tahun (World Health Organization Multicentre Growth Reference Study (WHO-MGRS), 2007)


(39)

Gambar 2.2. Kurva persentil IMT berdasakan umur pada anak perempuan 5-19 tahun (World Health Organization Multicentre Growth Reference Study (WHO-MGRS), 2007)

2.2.3. Faktor Resiko Obesitas

Secara sederhana timbulnya obesitas dapat diterangkan bila masukan makanan melebihi kebutuhan faali. Seperti diketahui, bahan-bahan yang terkandung dalam makanan sehari-hari akan menjadi penyusun tubuh selalu melalui berbagai proses dengan mekanisme pengaturan sebagai berikut:

1. penyerapan dalam saluran pencernaan 2. metabolisme dalam jaringan


(40)

Dengan demikian, sebetulnya tubuh mampu menyesuaikan diri terhadap berbagai macam masukan bahan makanan. Untuk bahan makanan berupa protein, air, mineral, dan vitamin, jumlah masukan tiga kali lipat dari kebutuhan minimum dengan mudah akan dibuang. Tetapi untuk bahan makanan hidrat arang dan lemak, hanya sebagian kecil yang dapat dijumpai di tinja. Apabila masukannya melebihi kebutuhan tenaga tubuh, maka kelebihannya akan disimpan dalam bentuk lemak dan jaringan adiposa. Untuk mengatur masukan dan keluaran tenaga, cadangan di dalam tubuh akan melakukan mekanisme pengaturan (Misnadiarly, 2007).

Menurut Misnadiarly (2007) beberapa faktor yang mempengaruhi mekanisme pengaturan tersebut, antara lain:

1. Umur

Meskipun dapat terjadi pada semua umur, obesitas sering dianggap sebagai kelainan pada umur pertengahan. Obesitas yang muncul pada tahun pertama kehidupan biasanya disertai perkembangan rangka yang cepat dan anak menjadi besar untuk umurnya.

2. Jenis kelamin

Selama masa pertumbuhan remaja, komposisi tubuh juga mengalami perubahan. Pada masa pra-remaja, komposisi lemak tubuh pada anak laki-laki dan perempuan relatif sama, masing-masing 15% dan 19%. Tetapi pada masa remaja pertumbuhan lemak anak perempuan lebih pesat, sehingga waktu dewasa menjadi 22% pada anak perempuan 15% pada laki-laki (Soetjiningsih dan Suandi, 2002)

3. Tingkat sosial

Obesitas pada anak-anak muda sering dijumpai pada keluarga mampu, tetapi akan sulit dijumpai pada keluarga miskin. Keadaan semacam ini misalnya terlihat pada keluarga pedagang maupun pegawai atau karyawan menengah ke atas. Jadi dalam hal ini umur bukan merupakan penentu utama timbulnya obesitas.


(41)

Aktivitas fisik yang rendah sering kali dijumpai pada anak yang memiliki berat badan lebih dan obesitas. Anak-anak dengan berat badan lebih

(overweight) menonton televisi lebih lama, bermain video game lebih

banyak, dan lebih jarang ikut serta dalam aktivitas fisik daripada anak yang tidak memiliki berat badan lebih (overweight) (Jansen et al., 2004). 5. Kebiasaan makan

Pola makanan tradisional yang tadinya tinggi karbohidrat, tinggi serat kasar, dan rendah lemak berubah ke pola makan baru yang rendah karbohidrat, rendah serat kasar, dan tinggi lemak sehingga menggeser mutu makanan ke arah tidak seimbang. Perubahan pola makan ini dipercepat oleh makin kuatnya arus budaya makanan asing disebabkan oleh kemajuan teknologi informasi dan globalisasi ekonomi (Almatsier, 2009).

6. Faktor psikologis

Faktor stabilitas emosi diketahui berkaitan dengan obesitas. Keadaan obesitas dapat merupakan dampak dari pemecahan masalah emosi yang dalam, dan ini merupakan suatu pelindung penting bagi yang bersangkutan. Dalam keadaan seperti ini menghilangkan obesitas tanpa menyediakan pemecahan alternatif yang memuaskan, justru akan memperberat masalah.

7. Faktor genetis

Gen memiliki pengaruh yang kuat dalam perkembangan obesitas untuk anak-anak. Cara gen mempengaruhi pembentukan jaringan adiposa masih belum dapat dibuktikan dengan jelas, sementara pengaruh spesifik gen berbeda pada setiap anak. Menurut Haugaard (2008) gen dapat berpengaruh secara langsung dan tidak langsung. Gen berpengaruh secara langsung melalui frekuensi dari pembentukan sel adiposa baru yang mengakibatkan peningkatan simpanan energi menjadi lemak. Gen mempengaruhi secara tidak langsung melalui seorang bayi yang tingkat kelaparannya dipengaruhi oleh gen, lebih tinggi dari bayi lain pada umumnya. Seringkali orangtua memberikan makanan yang lebih banyak


(42)

pula dikarenakan rasa lapar yang lebih pada anak tersebut. Makanan yang berlebih yang dikonsumsi anak merupakan penyebab langsung pembentukan lemak tubuh, namun ia menerima makanan berlebih sebagian karena ia memiliki rasa lapar yang tinggi dan yang dipengaruhi oleh gen yang dimilikinya.

2.2.4. Efek Klinis Obesitas pada Remaja

Obesitas menimbulkan bermacam efek terhadap pertumbuhan, perkembangan psikososial, dan timbulnya penyakit. Kelebihan timbunan lemak menimbulkan efek paling ringan terhadap pertumbuhan. Remaja yang obes umumnya lebih tinggi pada setiap usia daripada remaja lain dari usia dan jenis kelamin sama, atau lebih tinggi dari perkiraan potensial genetiknya. Perkecualian pada beberapa sindrom kongenital atau sindrom Prader-Willi dan sindroma Cushing: ditemukan TB lebih rendah dari persentil ke-50 atau lebih rendah dari TB yang diperkirakan menurut potensial genetiknya (Suandi, 2004).

Menurut Unger, Ariza, dan Sentongo (2005), efek klinis yang berhubungan dengan kelebihan berat badan, adalah:

• Toleransi glukosa dan peningkatan prevalensi diabetes tipe 2. Anak yang didiagnosa dengan diabetes tipe 2 memiliki resiko sebagai dewasa muda dengan penyakit gagal ginjal, keguguran, kebutaan, amputasi, bahkan kematian.

• Peningkatan resiko hiperlipidemia (peningkatan kolesterol serum, HDL (high-density lipoprotein), dan hipertrigliseridemia) yang berhubungan dengan penyakit jantung dan pembuluh darah (hipertensi dan aterosklerosis). Fatty streaks telah ditemukan di arteri koroner pada anak dengan kelebihan berat badan pada usia 10 tahun.

• Anak dengan kelebihan berat badan memiliki resiko mengalami steatosis hepatis, penyakit empedu, gastroesophageal reflux, penyakit pernafasan, dan kelainan ortopedik.


(43)

• Gangguan tidur seperti kelainan bernafas saat tidur, mengorok, sleep apnea, mengantuk, tidur tidak pulas, dan mengompol. Hal ini didiagnosa dari gejala klinis dalam beberapa kasus penelitian mengenai tidur.

• Dispnea saat ekspirasi juga sering dialami anak dengan kelebihan berat badan. Gejala yang muncul adalah batuk, respiratory distress, nyeri dada, dan pallor dengan peningkatan aktifitas fisik.

Social ostracism, gangguan emosional, dan gangguan sosial sering muncul

dan dapat sangat mempengaruhi anak dengan kelebihan berat badan dari remaja sampai dewasa.

Menurut Misnadiarly (2007) kelebihan berat badan juga dapat menyebabkan terjadinya masalah yang menyangkut perkembangan sosial dan emosional anak seperti:

1. Percaya diri rendah dan rawan diganggu anak lain

Anak-anak sering kali mengganggu atau mencela kawan mereka yang kelebihan berat badan, dan sering kali mengakibatkan anak tersebut kehilangan rasa percaya diri dan meningkatkan risiko terjadinya depresi. 2. Problem pada tingkah laku dan pola belajar

Anak-anak yang kelebihan berat badan cenderung lebih sering merasa cemas dan memiliki kemampuan bersosialisasi lebih rendah daripada anak-anak dengan berat normal. Masalah-masalah ini mengakibatkan anak-anak tersebut:

• meledak dan mengganggu ruang • menarik diri dari pergaulan sosial

Stres dan cemas juga akan mengganggu proses belajar. Kecemasan yang berhubungan dengan masalah sekolah dapat menimbulkan rasa khawatir yang terus meningkat akan menyebabkan menurunnya pencapaian akademis.


(44)

Hasil penelitian di Portugal oleh Miguel (2008), remaja yang menganggap dirinya “gemuk” adalah mereka dengan pencapaian akademis yang buruk dan remaja yang mengganggap dirinya “kurus” adalah mereka dengan pencapaian akademis yang baik. Situasi yang sama ketika menganalisis hubungan depresi dan obesitas, remaja yang obes memiliki prestasi akademik yang lebih buruk dibandingkan dengan remaja yang non-obes. Menurut penelitian di Korea oleh Young dan Finkelstein (2011) pun memiliki hasil yang sama. Dimana antara remaja di Korea, anak dengan

overweight dan obesitas memiliki kecenderungan lebih besar memiliki

prestasi akademik yang lebih rendah.

3. Depresi

Isolasi sosial dan rendahnya rasa percaya diri menimbulkan rasa perasaan tidak berdaya pada sebagian anak yang kelebihan berat. Bila anak-anak kehilangan harapan bahwa hidup mereka akan menjadi lebih baik, pada akhirnya mereka akan mengalami depresi. Seorang anak yang mengalami depresi akan kehilangan rasa tertarik pada aktivitas normal, lebih banyak tidur dari biasanya atau sering kali menangis.

Kebanyakan anak yang mengalami depresi mengalami kesulitan dalam bidang akademis. Penarikan diri yang dilakukan mengakibatkan ketidakmampuan mengikuti aktifitas akademik di sekolah. Hal ini mengakibatkan kesulitan konsentrasi dan kelelahan dalam menyelesaikan pekerjaan rumah dan tugas di kelas. Hasilnya, anak-anak tersebut akan memiliki prestasi akademik yang kurang baik, dimana akan meningkatkan stres dan depresi secara berkelanjutan (Haugaard, 2008).


(45)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Negara-negara dengan pendapatan rendah dan sedang (low and middle income) sedang mengalami persoalan kesehatan yang dikenal dengan istilah “double-burden”. Maksud dari istilah ini adalah ketika negara-negara tersebut sedang mengahadapi persoalan penyakit infeksi dan nutrisi yang buruk, negara-negara tersebut juga menghadapi peningkatan faktor resiko obesitas/kegemukan dan overweight. Hal ini terjadi terutama di daerah perkotaan (WHO, 2013).

Obesitas adalah keadaan dengan akumulasi lemak tubuh yang berlebihan atau abnormal yang dapat berdampak kepada kesehatan (WHO, 2013).Akumulasi lemak tubuh yang berlebihan atau abnormal disebabkan perubahan pola makan masyarakat. Pola makanan tradisional yang tadinya tinggi karbohidrat, tinggi serat kasar, dan rendah lemak berubah ke pola makan baru yang rendah karbohidrat, rendah serat kasar, dan tinggi lemak sehingga menggeser mutu makanan ke arah tidak seimbang. Perubahan pola makan ini dipercepat oleh makin kuatnya arus budaya makanan asing disebabkan oleh kemajuan teknologi informasi dan globalisasi ekonomi (Almatsier, 2009).

Menurut WHO pada tahun 2011, secara global, lebih dari 40 juta anak dibawah usia 5 tahun mengalami overweight. Awalnya diperkiran hal ini adalah persoalan negara berpendapatan tinggi, tetapi faktanya obesitas dan overweight meningkat pada negara berpendapatan rendah dan berpendapatan sedang, khususnya di daerah perkotaan. Lebih dari 30 juta anak overweight berada di negara berkembang dan 10 juta di negara maju (WHO, 2013).

Data Riset Kesehatan Dasar Nasional (RISKESDASNAS) tahun 2010 menunjukkan prevalensi kegemukan pada anak sekolah usia 13-15 tahun 2,9% untuk laki-laki dan 2,0% untuk perempuan pada tahun 2010. Prevalensi kegemukan di tingkat nasional pada anak usia 13-15 tahun adalah sebesar 2,5%. Provinsi Sumatera Utara memiliki prevalensi kegemukan pada anak 13-15 tahun di atas prevalensi nasional, yaitu 3,0% pada tahun 2010.


(46)

Terdapat beberapa hal yang menjadi konsekuensi obesitas pada anak. Konsekuensi kesehatan fisik yang dialami anak dengan obesitas yang berkepanjangan meningkatkan resiko penyakit jantung koroner, berkembang menjadi diabetes tipe2, berkembang menjadi asma, sleep apnea, dan persoalan muskuloskeletal. Sementara dari segi psikologis, menurut beberapa penelitian, obesitas anak usia sekolah dan remaja memiliki total skor percaya diri yang lebih rendah dibandingkan yang memiliki tubuh ideal. Selain itu mereka juga beresiko mengalami binge-eat.Obesitas juga mempengaruhi psikososial anak dimana mereka lebih sering dikucilkan dan dijadikan sasaran ejekan oleh teman-temannya.Hal ini meningkatkan resiko untuk merasa marah, depresi, cemas dan juga social withdrawal (menarik diri) (Haugaard, 2008).

Kebanyakan anak yang mengalami depresi mengalami kesulitan dalam bidang akademis.Penarikan diri yang dilakukan mengakibatkan ketidakmampuan mengikuti aktifitas akademik di sekolah.Hal ini mengakibatkan kesulitan konsentrasi dan kelelahan dalam menyelesaikan pekerjaan rumah dan tugas di kelas. Hasilnya, anak-anak tersebut akan memiliki prestasi akademik yang kurang baik, dimana akan meningkatkan stres dan depresi secara berkelanjutan (Haugaard, 2008).

Pada anak remaja, hubungan negatif antara berat badan berlebih dan prestasi akademik telah dibuktikan pada penelitian sebelumnya di Korea (Kyung & Finkelstein, 2011) dan Portugal (Miguel, 2008). Penelitian-penelitian tersebut menggunakan metode kuesioner terbuka dengan hasil yang sama pada hubungan antara obesitas dan prestasi akademik. Sementara di negara berkembang seperti Indonesia obesitas kemungkinan terjadi dengan alasan dan metode edukasi yang berbeda (Herlina, Djais, dan Rusmil, 2013). Pada penelitian yang dilakukan di Indonesia pada anak SD di Bandung (Herlina, Djais, dan Rusmil, 2013) dengan menggunakan metode penilaian prestasi akademik dari hasil belajar/rapor menunjukkan anak dengan obesitas memiliki hasil prestasi yang lebih rendah pada mata pelajaran matematika dan bahasa Inggris.


(47)

Dengan adanya pengaruh obesitas pada anak dengan prestasi akademik, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh obesitas dengan prestasi akademik pada anak Sekolah Menengah Pertama Santo Thomas 1 Medan.

1.2. Rumusan Masalah

Apakah terdapat pengaruh obesitas dengan prestasi akademik pada anak Sekolah Menengah Pertama Santo Thomas 1 Medan?

1.3. Tujuan Penelitian Tujuan Umum:

Secara umum penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh obesitas dengan prestasi akademik pada anak Sekolah Menengah Pertama Santo Thomas 1 Medan.

Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui prevalensi obesitas di Sekolah Menengah Pertama Santo Thomas 1 Medan.

2. Mengetahui prestasi akademik mata pelajaran matematika di Sekolah Menengah Pertama Santo Thomas 1 Medan.

3. Mengetahui prestasi akademik mata pelajaran bahasa Inggris di Sekolah Menengah Pertama Santo Thomas 1 Medan.

4. Mengetahui prestasi akademik mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Menengah Pertama Santo Thomas 1 Medan.

5. Mengetahui pengaruh obesitas dengan prestasi akademik remaja mata pelajaran matematika, bahasa Inggris, dan Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Menengah Pertama Santo Thomas 1 Medan.


(48)

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap: 1. Bidang Penelitian

Peneliti diharapkan dapat mencari pengaruh antara obesitas dengan prestasi akademik pada anak Sekolah Menengah Pertama Santo Thomas 1 Medan serta mendapatkan pengalaman saat melakukan penelitian.

2. Bidang Pendidikan

Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai data dasar untuk penelitian lebih lanjut tentang pengaruh obesitas dengan prestasi akademik pada anak Sekolah Menengah Pertama.

3. Bidang Pelayanan Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi masyarakat tentang pengaruh obesitas dengan prestasi akademik pada anak Sekolah Menengah Pertama sehingga masyarakat dapat mengatur pola makan yang tepat untuk menjaga tubuh yang ideal.


(49)

ABSTRAK

Latar Belakang: Obesitas adalah keadaan dengan akumulasi lemak tubuh yang berlebihan atau abnormal yang dapat berdampak terhadap kesehatan. Terdapat beberapa hal yang menjadi konsekuensi obesitas pada remaja. Salah satu konsekuensi obesitas pada remaja adalah masalah terhadap psikososial remaja yang berdampak terhadap prestasi di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi obesitas, dan pengaruhnya terhadap prestasi akademik mata pelajaranmatematika, bahasa Inggris, dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Metode: Penelitian ini bersifat analitik dengan metode pengambilan potong lintang (cross sectional study) yang dilakukan dengan mengumpulkan data antropometri dari pengukuran berat badan dan tinggi badan, dan BMI. Selanjutnya prestasi akademik mata pelajaran matematika, bahasa Inggris, dan ilmu pengetahuan alam yang diperoleh dari rapor/laporan hasil belajar. Subyek penelitian diperoleh dari sampel penelitian yang terdiri dari 200 orang dengan perolehan sampel menggunakan cara simple random sampling.

Hasil: Jumlah anak yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah 200orang. Terdapat 36 orang anak dengan gizi lebih (obesitas) dari kelompok tersebut, maka diperoleh 36 orang anak dengan gizi baik secara acak.Setelah dilakukan uji analisis menggunakan chi-square diketahui terdapat hubungan antara status gizi lebih (obesitas) dengan prestasi akademik pada mata pelajaran Matematika (p=0,034), bahasa Inggris (p=0,023), dan Ilmu Pengetahuan Alam (p=0.050).

Pembahasan: Anak remaja dengan gizi lebih (obesitas) cenderung memiliki prestasi yang lebih rendah daripada anak remaja dengan gizi baik.


(50)

ABSTRACT

Introduction: Obesity is defined as abnormal or excessive fat accumulation that may impair health. There are many consequences of obesity in adolescent. One of the consequences is adolescent psychosocial disorders, which may impair academic performances in school. This study is aimed to determine the prevalence of obesity and the correlations with academic performances in mathematics, English, and science.

Methods: This is an analytic study with cross-sectional study design. This study collects anthropometric data, which are weight, height and Body Mass Index (BMI). Then academic performances determined from the mathematics, English, and science scores in subjects’ school report cards. The subjects of this study are obtained with simple random sampling of 200 observations.

Results: There were 200 students who became the subjects of this study. Since there were 36 obese subjects, the remaining students are randomized to obtain 36 subjects with good nutritional status. Statistical analysis is revealed an association of obese to lower performances in mathematics (p=0,034), English (p=0,023), and science (p=0,050).

Discussion:Adolescents with obesity tend to have lower academic performances than those with good nutritional status.


(51)

PENGARUH OBESITAS TERHADAPPRESTASI AKADEMIK REMAJA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

SANTO THOMAS 1 MEDAN

Oleh:

KRISTIN STEPHANIE 100100121

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(52)

PENGARUH OBESITAS TERHADAP PRESTASI AKADEMIK REMAJA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

SANTO THOMAS 1 MEDAN

“Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran”

Oleh:

KRISTIN STEPHANIE 100100121

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(53)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Pengaruh Obesitas terhadap Prestasi Akademik Remaja di Sekolah Menengah Pertama Santo Thomas 1 Medan Nama : Kristin Stephanie

NIM : 100100121

Pembimbing

(dr. Terapul Tarigan Sp.A(K)) NIP: 19550825 198312 2 001

Penguji I

(dr. Erjan Fikri, Sp.B, Sp.BA(K)) NIP: 19630127 198911 1 001

Penguji II

(dr. Sake Juli Martina, Sp.FK) NIP: 19780727 200312 2 003

Medan, Januari 2013 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH) NIP: 19540220 198011 1 001


(54)

ABSTRAK

Latar Belakang: Obesitas adalah keadaan dengan akumulasi lemak tubuh yang berlebihan atau abnormal yang dapat berdampak terhadap kesehatan. Terdapat beberapa hal yang menjadi konsekuensi obesitas pada remaja. Salah satu konsekuensi obesitas pada remaja adalah masalah terhadap psikososial remaja yang berdampak terhadap prestasi di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi obesitas, dan pengaruhnya terhadap prestasi akademik mata pelajaranmatematika, bahasa Inggris, dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Metode: Penelitian ini bersifat analitik dengan metode pengambilan potong lintang (cross sectional study) yang dilakukan dengan mengumpulkan data antropometri dari pengukuran berat badan dan tinggi badan, dan BMI. Selanjutnya prestasi akademik mata pelajaran matematika, bahasa Inggris, dan ilmu pengetahuan alam yang diperoleh dari rapor/laporan hasil belajar. Subyek penelitian diperoleh dari sampel penelitian yang terdiri dari 200 orang dengan perolehan sampel menggunakan cara simple random sampling.

Hasil: Jumlah anak yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah 200orang. Terdapat 36 orang anak dengan gizi lebih (obesitas) dari kelompok tersebut, maka diperoleh 36 orang anak dengan gizi baik secara acak.Setelah dilakukan uji analisis menggunakan chi-square diketahui terdapat hubungan antara status gizi lebih (obesitas) dengan prestasi akademik pada mata pelajaran Matematika (p=0,034), bahasa Inggris (p=0,023), dan Ilmu Pengetahuan Alam (p=0.050).

Pembahasan: Anak remaja dengan gizi lebih (obesitas) cenderung memiliki prestasi yang lebih rendah daripada anak remaja dengan gizi baik.


(55)

ABSTRACT

Introduction: Obesity is defined as abnormal or excessive fat accumulation that may impair health. There are many consequences of obesity in adolescent. One of the consequences is adolescent psychosocial disorders, which may impair academic performances in school. This study is aimed to determine the prevalence of obesity and the correlations with academic performances in mathematics, English, and science.

Methods: This is an analytic study with cross-sectional study design. This study collects anthropometric data, which are weight, height and Body Mass Index (BMI). Then academic performances determined from the mathematics, English, and science scores in subjects’ school report cards. The subjects of this study are obtained with simple random sampling of 200 observations.

Results: There were 200 students who became the subjects of this study. Since there were 36 obese subjects, the remaining students are randomized to obtain 36 subjects with good nutritional status. Statistical analysis is revealed an association of obese to lower performances in mathematics (p=0,034), English (p=0,023), and science (p=0,050).

Discussion:Adolescents with obesity tend to have lower academic performances than those with good nutritional status.


(56)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan hasil penelitian ini. Sebagai salah satu area kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seseorang dokter umum, laporan hasil penelitian ini disusun sebagai rangkaian tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan di program studi Sarjana Kedokteran, Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah turut serta membantu penulis menyelesaikan laporan hasil penelitian ini, diantaranya:

1. Kepada Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Kepada dosen pembimbing dr. Terapul Tarigan, Sp.A(K), yang dengan sepenuh hati telah meluangkan segenap waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan laporan hasil penelitian ini. Juga kepada dr. Erjan Fikri, Sp.B, Sp.BA(K) dan dr. Sake Juli Martina, Sp.FK selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan yang membangun untuk penelitian ini.

3. Penulis juga mengucapkan terima kasi kepada dr. Adi Muradi Muhar, Sp.B-KBD yang telah menjadi dosen penasehat akademik penulis selama menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 4. Kepada kedua orang tua penulis Ayahanda Ir. Alexander T.J.S. Sembiring

dan Ibu dr. Citra Julita Tarigan, Sp.KJ, adik penulis Amy Athena Leonie Sembiring yang telah senantiasa mendukung dan memberikan dukungan serta bantuan dalam menyelesaikan laporan hasil penelitian ini.

5. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh sahabat penulis Jos Timanta Tarigan, Pepita Nesi Ginting, Dewi Lidya Arianna, Monica Natalia Hutapea, Jessica Patricia Pangaribuan, Vitra Leonita Nababan, Sweet Chatherine Marpaung, Fenny, Stefanie Tarigan, Parastika Wisesa D,


(57)

Rodinda Marsha, Amanda Rizka, dan Dwi Indriani yang memberikan dukungan dan keringanan tangan untuk membantu penulis untuk merampungkan laporan hasil penelitian ini.

6. Kepada kepala sekolah, guru, dan pegawai SMP Santo Thomas 1 Medan yang turut memberikan izin dan kesediaan memberi bantuan dalam menjalakan penelitian ini.

Cakupan belajar sepanjang hayat dan mengembangkan pengetahuan baru dalam area kompetendi KIPDI-3, telah memotivasi penulis dalam melaksanakan penelitian yang berjudul “Prestasi Akademik Remaja dengan Obesitas di Sekolah Menengah Pertama Santo Thomas 1 Medan” ini. Harapan penulis semoga penelitian ini mendapat persetujuan untuk pelaksanaan demi memberikan sumbangsih bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang ilmu kedokteran.

Penulis menyadari bahwa laporan hasil penelitian ini masih belum sempurna baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya.Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengaharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikna laporan hasil penelitian di kemudian hari.

Medan, Desember 2013


(58)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Remaja ... 5

2.1.1. Definisi Remaja ... 5

2.1.2. Perkembangan Psikososial Remaja ... 6

2.1.3. Kemampuan Prestasi Remaja di Sekolah ... 7

2.2. Obesitas ... 8

2.2.1. Definisi Obesitas ... 8

2.2.2. Definisi Obesitas pada Remaja ... 9

2.2.3. Faktor Resiko Obesitas ... 11

2.2.4. Efek Klinis Obesitas pada Remaja ... 14

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 17

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 17

3.2. Definisi Operasional ... 17

3.3. Hipotesis ... 20

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 21

4.1. Rancangan Penelitian ... 21

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 21

4.3.1. Populasi ... 21


(59)

4.3.3. Besar Sampel ... 22

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 23

4.5. Metode Analisis Data ... 23

BAB 5HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 25

5.1. Hasil Penelitian ... 25

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 25

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ... 25

5.1.3. Hasil Analisis Data ... 25

5.2. Pembahasan ... 30

BAB 6KESIMPULAN DAN SARAN ... 33

6.1. Kesimpulan ... 33

6.2. Saran ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 34 LAMPIRAN


(60)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi 25 Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Nilai Mata

Pelajaran Matematika 26

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Nilai Mata

Pelajaran Bahasa Inggris 26

Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Nilai Mata

Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam 26

Tabel 5.5 Hubungan Status Gizi Lebih dengan Prestasi Akademik Mata Pelajaran Matematika Anak Sekolah Menengah Pertama Santo Thomas 1

Medan Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013 27 Tabel 5.6 Hubungan Status Gizi Lebih dengan Prestasi

Akademik Mata Pelajaran Bahasa Inggris Anak Sekolah Menengah Pertama Santo Thomas 1

Medan Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013 28 Tabel 5.7 Hubungan Status Gizi Lebih dengan Prestasi

Akademik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Anak Sekolah Menengah Pertama Santo Thomas 1


(61)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Kurva persentil IMT berdasarkan umur pada anak laki-laki 5-19 tahun (World Health Organization Multicentre Growth Reference Study

(WHO-MGRS), 2007) ... 10

Gambar 2.2. Kurva persentil IMT berdasakan umur pada anak perempuan 5-19 tahun (World Health Organization Multicentre Growth Reference Study

(WHO-MGRS), 2007) ... 110

Gambar 3.1 Kerangka konsep penelitian ... 17

Gambar 3.2. Posisi Standard pada kepala secara rutin dipakai pada bidang horizontal (Frankfurt Plane). (Dikutip dari Tumbuh Kembang Anak dan Remaja 2002,


(62)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Daftar Riwayat Hidup

LAMPIRAN 2 Lembar Penjelasan Penelitian LAMPIRAN 3 Lembar Informed Consent LAMPIRAN 4 Lembar Ethical Clearance LAMPIRAN 5 Lembar Surat Keterangan LAMPIRAN 6 Data Induk


(1)

Rodinda Marsha, Amanda Rizka, dan Dwi Indriani yang memberikan dukungan dan keringanan tangan untuk membantu penulis untuk merampungkan laporan hasil penelitian ini.

6. Kepada kepala sekolah, guru, dan pegawai SMP Santo Thomas 1 Medan yang turut memberikan izin dan kesediaan memberi bantuan dalam menjalakan penelitian ini.

Cakupan belajar sepanjang hayat dan mengembangkan pengetahuan baru dalam area kompetendi KIPDI-3, telah memotivasi penulis dalam melaksanakan penelitian yang berjudul “Prestasi Akademik Remaja dengan Obesitas di Sekolah Menengah Pertama Santo Thomas 1 Medan” ini. Harapan penulis semoga penelitian ini mendapat persetujuan untuk pelaksanaan demi memberikan sumbangsih bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang ilmu kedokteran.

Penulis menyadari bahwa laporan hasil penelitian ini masih belum sempurna baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya.Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengaharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikna laporan hasil penelitian di kemudian hari.

Medan, Desember 2013


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Remaja ... 5

2.1.1. Definisi Remaja ... 5

2.1.2. Perkembangan Psikososial Remaja ... 6

2.1.3. Kemampuan Prestasi Remaja di Sekolah ... 7

2.2. Obesitas ... 8

2.2.1. Definisi Obesitas ... 8

2.2.2. Definisi Obesitas pada Remaja ... 9

2.2.3. Faktor Resiko Obesitas ... 11

2.2.4. Efek Klinis Obesitas pada Remaja ... 14

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 17

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 17

3.2. Definisi Operasional ... 17

3.3. Hipotesis ... 20

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 21

4.1. Rancangan Penelitian ... 21

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 21

4.3.1. Populasi ... 21


(3)

4.3.3. Besar Sampel ... 22

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 23

4.5. Metode Analisis Data ... 23

BAB 5HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 25

5.1. Hasil Penelitian ... 25

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 25

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ... 25

5.1.3. Hasil Analisis Data ... 25

5.2. Pembahasan ... 30

BAB 6KESIMPULAN DAN SARAN ... 33

6.1. Kesimpulan ... 33

6.2. Saran ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 34 LAMPIRAN


(4)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi 25 Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Nilai Mata

Pelajaran Matematika 26

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Nilai Mata

Pelajaran Bahasa Inggris 26

Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Nilai Mata

Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam 26 Tabel 5.5 Hubungan Status Gizi Lebih dengan Prestasi

Akademik Mata Pelajaran Matematika Anak Sekolah Menengah Pertama Santo Thomas 1

Medan Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013 27 Tabel 5.6 Hubungan Status Gizi Lebih dengan Prestasi

Akademik Mata Pelajaran Bahasa Inggris Anak Sekolah Menengah Pertama Santo Thomas 1

Medan Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013 28 Tabel 5.7 Hubungan Status Gizi Lebih dengan Prestasi

Akademik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Anak Sekolah Menengah Pertama Santo Thomas 1


(5)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Kurva persentil IMT berdasarkan umur pada anak laki-laki 5-19 tahun (World Health Organization Multicentre Growth Reference Study

(WHO-MGRS), 2007) ... 10

Gambar 2.2. Kurva persentil IMT berdasakan umur pada anak perempuan 5-19 tahun (World Health Organization Multicentre Growth Reference Study

(WHO-MGRS), 2007) ... 110

Gambar 3.1 Kerangka konsep penelitian ... 17

Gambar 3.2. Posisi Standard pada kepala secara rutin dipakai pada bidang horizontal (Frankfurt Plane). (Dikutip dari Tumbuh Kembang Anak dan Remaja 2002,


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Daftar Riwayat Hidup

LAMPIRAN 2 Lembar Penjelasan Penelitian

LAMPIRAN 3 Lembar Informed Consent

LAMPIRAN 4 Lembar Ethical Clearance

LAMPIRAN 5 Lembar Surat Keterangan

LAMPIRAN 6 Data Induk