8 3. Yudha Widyanata, Indah M.S. Sitorus, Indra Surya 2013 melakukan analisa
sifat uji tarik vulkanisat karet alam dengan penambahan alkanolamida berpengisi kaolin. Dari hasil penelitian diperoleh kekuatan tarik vulkanisat karet alam
berpengisi kaolin meningkat dengan penambahan alkanolamida. Peningkatan kekuatan tarik dapat disebabkan karena alkanolamida dapat meningkatkan
kerapatan sambung silang dari vulkanisat karet alam. Analisa pemanjangan saat putus dari vulkanisat karet alam berpengisi kaolin meningkat dengan
penambahan alkanolamida, sehingga dapat dikatakan penambahan alkanolamida kedalam kompon karet alam berpengisi kaolin dapat meningkatkan
ekstensibilitas dari vulkanisat karet berpengisi kaolin. Efek dari bahan tersebut sama seperti bahan pemlastis minyak plastizicer [15].
2.2 PEMBUATAN SENYAWA LATEKS KARET ALAM
Campuran lateks karet alam dengan bahan kimia karet disebut senyawa compound lateks karet alam. Bahan kimia karet terdiri atas bahan kimia pokok dan
bahan kimia tambahan. Bahan kimia pokok yaitu bahan vulkanisasi, pencepat reaksi, pengaktif, penstabil, antioksidan, dan pengisi. Sedangkan bahan kimia tambahan
adalah bahan penyerasi antara pengisi dengan lateks karet alam.
2.2.1 Bahan Vulkanisasi
Vulkanisasi adalah suatu reaksi sambung silang crosslinking molekul- molekul karet oleh sulfur belerang, sehingga dihasilkan suatu vulkanisat karet yang
elastis dan kuat Reaksi ini merubah karet yang bersifat plastis lembut dan menjadi karet yang elastis, keras dan kuat. Vulkanisat karet tidak lagi bersifat lengket tacky,
tidak melarut tetapi hanya mengembang didalam pelarut organik tertentu. Penambahan pengisi-pengisi penguat untuk tujuan penguatan karet rubber
reinforcement dilakukan pada saat pencampuran. Penguatan reinforcement disebabkan oleh daya interaksi antara karet dengan pengisi penguat [7]. Vulkanisasi
juga merupakan proses kimia yang diperlukan untuk mengubah struktur mekanik karet dari visco
–elastic dan terjadi perubahan bentuk untuk struktur tiga dimensi yang cukup kaku [16]
Untuk mengubah sifat fisis dari karet dilakukan proses vulkanisasi. Poses vulkanisasi secara konvensional menggunakan belerang pertama kali ditemukan oleh
Universitas Sumatera Utara
9 Charles Goodyear tahun 1839, untuk proses vulkanisasi ini sering dipakai senyawa
belerang sulfur sebagai pengikat polimer karet tersebut. Pada proses vulkanisasi konvensional yang menggunakan belerang ini, dibutuhkan tiga sampai empat macam
bahan kimia yaitu bahan pemvulkanisasi yaitu belerang, bahan pencepat accelerator berupa senyawa karbamat, bahan pengaktif activator, dan bahan
penstabil stabilizer yaitu KOH lalu dipanaskan pada suhu 40-50 °C selama 2-3 hari, pemanasan kedua 70 °C selama 2 jam, dan pemanasan akhir 100 °C selama 1 jam
[11]. Secara umum sistem pemvulkanisasi di klasifikasikan menjadi tiga yaitu
pemvulkanisasi konvensional, pemvulkanisasi semi effisien, dan pemvulkanisasi effisien. Untuk membedakan ketiga sistem ini dibedakan berdasarkan jumlah kuratif
perbandingan antara sulfur dan pencepat. Untuk sistem konvensional mengandung sulfur lebih banyak bila dibandingkan dengan pencepat. Sistem efisiensi
mengandung pencepat lebih banyak dari pada sulfur. Sedangkan sistem semi effisiensi jumlah sulfur dan pencepat sama banyaknya [17].
2.2.2 Bahan Pencepat Reaksi