4
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Memberikan informasi tentang pengaruh suhu vulkanisasi dan komposisi
bentonite clay terhadap sifat mekanik karakteristik produk lateks karet alam. 2. Memberikan informasi tentang komposisi bentonite clay yang dapat
mempengaruhi sifat mekanik produk lateks karet alam. 3. Memberikan informasi tentang penggunaan bahan penyerasi alkanolamida
yang dapat meningkatkan interaksi antarfasa interfacial adhesion antara pengisi bentonite clay dengan matriks lateks karet alam.
4. Memberikan informasi tentang penggunaan lateks karet alam dengan bahan kuratif dan bahan pengisi memiliki sifat mekanik yang lebih tinggi
dibandingkan dengan lateks karet alam tanpa diberi tambahan bahan kuratif dan bahan pengisi.
1.5 RUANG LINGKUP PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lateks, Fakultas Teknik, Departemen Teknik Kimia, Universitas Sumatera Utara. Adapun bahan baku yang digunakan
pada penelitian ini yaitu : 1. High Ammonia Lateks dengan kandungan 60 karet basah.
2. Bentonite clay berukuran 300 mesh. 3. Alkanolamida yang disintesa dari bahan baku RBDPKO Refined Bleached
Deodorized Palm Kernel Oil. Variabel-variabel yang dilakukan dalam penelitian adalah :
Tabel 1.1 Variabel tetap dan variabel bebas yang dilakukan dalam penelitian No
Variabel Keterangan
1 2
3 4
5 6
7 Suhu pra-vulkanisasi
Waktu pra-vulkanisasi Ukuran partikel Bentonite Clay
Kadar alkanolamida Waktu vulkanisasi
Bentonite Clay Suhu vulkanisasi
70
o
C 10 menit
300 mesh 5
10 menit 5, 10, 15, 20, 25 gram
100
o
C, 110
o
C, 120
o
C
Universitas Sumatera Utara
5 Formulasi lateks karet alam dan bahan kuratif yang digunakan dalam penelitian
adalah : Tabel 1.2 Formulasi Lateks Karet Alam dan Bahan Kuratif
Bahan pravulkanisasi Berat basah gram
High Ammonia Lateks 60 166,7
50 Sulfur 3
50 ZDEC 3
30 ZnO 0,83
50 Antioksidan 2
10 KOH 3
10 , 15 Pengisi 5, 10, 15, 20, 25
Uji-uji yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1. Uji kekuatan tarik tensile strength dengan ASTM D 412.
2. Uji swelling index untuk mendapatkan kerapatan sambung silang crosslink density dengan ASTM D471.
3. Analisa Scanning Electron Microscopy SEM di Laboratorium Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara.
4. Karakterisasi Fourier Transform Infra Red FTIR di Laboratorium Penelitian, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 LATEKS KARET ALAM
Lateks karet alam adalah getah pohon karet Havea Brasiliensis yang
diperoleh dari pohon karet berwarna putih dan berbau segar [11]. Lateks karet alam
merupakan cis-1,4- poliisopropena, yang dapat disintesa oleh lebih dari 2000 spesies tanaman yang tergolong kepada Euphorbiaceae. Karet alam diproduksi secara besar-
besaran dari pohon karet Havea Brasiliensis. Cis-1,4-poliisoprena merupakan konstituen utama yang mengandung minimum 90 hidrokarbon karet dengan
sebagian kecil pengotor seperti resin, asam lemak, gula dan mineral [12]. Lateks karet mentah biasanya diubah menjadi produk karet oleh proses vulkanisasi yang
mengarah ke cross-link antara rantai polimer baik dengan pemanasan dan adanya unsur sulfur. Misalnya, selama pembuatan ban yang mengandung jenis lain dari karet
sintetis atau dengan iradiasi dan peroksidasi , masing-masing, seperti pada kasus Natural Rubber NR sarung tangan karet [13].
Karet alam sering digunakan dalam bentuk terisolasi. Untuk aplikasi praktis, beberapa agen digabungkan dengan pilihan yang didasarkan pada set sifat yang
diperlukan untuk penggunaan tertentu. Sebuah elastomer dicampur dengan satu sama lain dengan tiga alasan utama: untuk meningkatkan sifat dari bahan aslinya, untuk
meningkatkan kemampuan proses, atau untuk menurunkan biaya. Sebagian besar teknik umum dari campuran polimer mempersiapkan mekanis pencampurannya.
Nanocomposites Polymer tanah liat dapat dibuat dengan banyak metode, termasuk dalam polimerisasi ini disertai dengan interkalasi, interkalasi dari larutan atau
mencair atau bahkan menggunakan emulsi. Dibandingkan dengan metode lain, emulsi interkalasi adalah metode yang menjanjikan untuk industrialisasi karena
kesederhanaan persiapan, biaya rendah dan kinerja yang unggul [14]. Karet alam polyisoprene termasuk kedalam elastomer yaitu bahan yang
dapat direnggangkan dan dapat kembali seperti bahan semula. Karet alam memiliki beberapa keunggulan disbanding karet sintetik, terutama dalam hal elastisitas, daya
Universitas Sumatera Utara
7 redam getaran, sifat lekuk lentur flex-cracking dan umur kelelahan fatigue [11].
Data-data sifat fisis lateks karet alam ditunjukkan pada table 2.1. Tabel 2.1 sifat fisis lateks karet alam [11].
No. Konstanta Keterangan
1. Berat molekul
68.12 gmol 2.
Titik leleh -145.95
o
C 3.
Titik didih 34.067
o
C 4.
Viskositas 48,6.10 N.sm
2
5. Rapat jenis
913 kgm
3
6. Konduktivitas termal
0,134 Wm K 7.
Difusivitas termal 7.10
-8
mdetik
2
8. Kapasitas panas
1905Jkg K Penelitian-penelitian yang terkait dalam pembuatan produk lateks karet alam
antara lain sebagai berikut: 1. Yuniati, Cebro, I.S 2013 melakukan analisa densitas sambung silang berpengisi
karbon. Dari hasil penelitian diperoleh dengan densitas sambung silang menurun dengan meningkatnya bahan pengisi. Hal ini menunjukkan bahwa film tersebut
telah mengalami sambung silang yang baik semasa proses pemvulkanisasian dilakukan [3].
2. Darwis Syarifuddin Hutapea, Harry Tampubolon, dan Indra Surya 2012 melakukan analisa sifat uji tarik dengan penambahan alkanolamida dengan bahan
pengisi silika. Dari hasil penelitian diperoleh kekuatan tarik meningkat hingga penambahan alkanolamida dari 1 bsk hingga 5 bsk. Peningkatan kekuatan ini
dapat disebabkan oleh alkanolamida dapat bertindak sebagai bahan yang dapat meningkatkan kekuatan tarik dari vulkanisat karet alam berpengisi silika.
Peningkatan penambahan alkanolamida lebih lanjut menyebabkan penurunan kekuatan tarik. Analisa sifat pemanjangan saat putus dalam penelitian ini
mengalami peningkatan
dengan bertambahnya
alkanolamida, karena
alkanolamida adalah turunan dari minyak sawit, sehingga bahan tersebut dapat juga bertindak sebagai bahan pemlastis [7].
Universitas Sumatera Utara
8 3. Yudha Widyanata, Indah M.S. Sitorus, Indra Surya 2013 melakukan analisa
sifat uji tarik vulkanisat karet alam dengan penambahan alkanolamida berpengisi kaolin. Dari hasil penelitian diperoleh kekuatan tarik vulkanisat karet alam
berpengisi kaolin meningkat dengan penambahan alkanolamida. Peningkatan kekuatan tarik dapat disebabkan karena alkanolamida dapat meningkatkan
kerapatan sambung silang dari vulkanisat karet alam. Analisa pemanjangan saat putus dari vulkanisat karet alam berpengisi kaolin meningkat dengan
penambahan alkanolamida, sehingga dapat dikatakan penambahan alkanolamida kedalam kompon karet alam berpengisi kaolin dapat meningkatkan
ekstensibilitas dari vulkanisat karet berpengisi kaolin. Efek dari bahan tersebut sama seperti bahan pemlastis minyak plastizicer [15].
2.2 PEMBUATAN SENYAWA LATEKS KARET ALAM