Uji Swelling Index Dan Kerapatan Sambung Silang Crosslink Density Karakteristik Fourier Transform Infra Red FTIR

33

3.6 PENGUJIAN PRODUK LATEKS KARET ALAM

3.6.1 Uji Kekuatan Tarik Tensile Strength Dengan ASTM D 412 Kekuatan tarik adalah salah satu sifat dasar dari bahan produk lateks karet alam yang terpenting dan sering digunakan untuk karakteristik suatu bahan produk lateks karet alam. Kekuatan tarik suatu bahan didefenisikan sebagai besarnya beban maksimum F maks yang digunakan untuk memutuskan spesimennya bahan dibagi dengan luas penampang awal Ao. Gambar 3.7 Sketsa Spesimen Uji Tarik ASTM D 412 Produk lateks karet alam dipilih dan dipotong membentuk spesimen untuk pengujian kekuatan tarik uji tarik sesuai dengan standar ASTM D 412. Pengujian kekuatan tarik dilakukan dengan tensometer terhadap tiap spesimen. Tensometer terlebih dahulu dikondisikan pada beban 100 kgf dengan kecepatan 500 mmmenit, kemudian dijepit kuat dengan penjepit yang ada dialat. Mesin dihidupkan dan spesimen akan tertarik ke atas spesimen diamati sampai putus, dicatat tegangan maksimum dan regangannya.

3.6.2 Uji Swelling Index Dan Kerapatan Sambung Silang Crosslink Density

Dengan ASTM D 471 Swelling merupakan sifat non-mekanis, tetapi secara luas digunakan untuk mengkarakterisasi material elastomer. Uji swelling index dan kerapatan sambung silang crosslink density dilakukan sebagai berikut. Produk lateks karet alam Universitas Sumatera Utara 34 dipotong sedemikian rupa hingga massanya mencapai 0,2 gram. Uji kerapatan sambung silang crosslink density dihitung dengan menggunakan persamaan Flory- Rehner seperti persamaan 2.2 berikut ini [30]. . . 2 . 1 ln 2 3 1 2 1 r NRL r r r C V V V V V M Dimana : 2M C -1 = densitas sambung silang V dan χ = volume molar dan parameter interaksi dari pelarut untuk toluene, V = 108,5 mol.cm -3 and χ = 0,39 ρ NRL = densitas karet = 0,932 [31] V r adalah fraksi volume karet dalam gel yang membengkak, dihitung dari persamaan 2.3 berikut ini [31]. sol sol d d d d r W W W V Dimana : W d = massa dari karet kering ρ d = densitas karet untuk karet vulkanisasi, ρ d = 0,9203 g.cm -3 [31] W sol = massa cairan ρsol = densitas cairan untuk toluene, ρ sol = 0,87 g.cm -3

3.6.3 Karakteristik Fourier Transform Infra Red FTIR

Sampel yang akan dianalisa dengan Fourier Transform Infra-Red FTIR yaitu berupa : 1. Bahan penyerasi alkanolamida 2. Bentonite clay 3. Produk hasil dispersi bentonite clay dan bahan penyerasi alkanolamida 4. Produk lateks karet alam tanpa pengisi bentonite clay dan tanpa bahan penyerasi alkanolamida 5. Produk lateks karet alam dengan pengisi bentonite clay tanpa bahan penyerasi alkanolamida Universitas Sumatera Utara 35 6. Produk lateks karet alam dengan pengisi bentonite clay dan bahan penyerasi alkanolamida Tujuan dilakukan analisa ini adalah untuk melihat apakah ada atau tidak terbentuknya gugus amida dalam bahan penyerasi alkanolamida dan gugus baru dalam produk lateks karet alam dengan tambahan pengisi bentonite clay dan bahan penyerasi alkanolamida. Analisa FTIR dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, Medan.

3.6.4 Karakterisasi