Bentuk Kerjasama Dalam Kegiatan Usaha Pertambangan

pertambangan endapan karbon yang terdapat di dalam bumi, termasuk bitumen padat, gambut, dan batuan aspal. 78

B. Bentuk Kerjasama Dalam Kegiatan Usaha Pertambangan

Penanaman modal asing di bidang pertambangan di luar minyak dan gas bumi dilaksanakan dalam bentuk kontrak karya. 79 Kontrak karya merupakan kontrak yang dikenal dalam bidang pertambangan di luar minyak dan gas bumi, seperti kontrak karya dalam penambangan batu bara dan pertambangan umum. 80 Kontak karya merupakan suatu bentuk usaha kerja sama antara penanaman modal asing dengan modal nasional yang terjadi apabila penanam modal asing membentuk badan hukum Indonesia dan badan hukum ini mengadakan perjanjian kerja sama dengan suatu badan hukum yang mempergunakan modal nasional. 81 Kontrak Karya bidang pertambangan dapat dilakukan dengan persyaratan: 82 1. Kerja sama dengan pemerintah; 2. Kontrak Karya atau bentuk lain sesuai dengan Peraturan Pemerintah, dimana pihak asing sebagai kontraktor; 3. Mendapat pengesahan dari pemerintah setelah konsultasi dengan DPR. 78 Pasal 1 butir 5 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara. 79 Salim HS., Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2003, hal. 80. 80 Ibid., hal. 63. 81 Aminuddin Ilmar, Hukum Penanaman Modal di Indonesiaā€¯, Jakarta: Kencana, 2007, hal. 63-64. 82 Dhaniswara K. Harjono, Hukum Penanaman Modal, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2007, hal. 169. Universitas Sumatera Utara Penentuan persyaratan yang demikian adalah mengingat bahwa pemerintah merupakan pemegang Kuasa Pertambangan sehingga swasta asing hanya dapat sebagai kontraktor atau mengusahakan bidang tertentu seperti eksploitasi dan eksplorasi. 83 Berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1614 Tahun 2004 tentang Pedoman Pemrosesan Permohonan Kontrak Karya dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara dalam rangka Penanaman Modal Asing, proses untuk mengajukan permohonan kontrak karya diajukan kepada Direktur Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral, gubernur, bupatiwalikota, sesuai dengan kewenangannya masing-masing. 84 Direktur Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral berwenang untuk pemrosesan permohonan kontrak karya dari pemohon apabila wilayah kontrak karya terletak dalam beberapa wilayah provinsi dan tidak dilakukan kerja sama antarprovinsi danatau di wilayah laut yang terletak di luar 12 mil laut. Gubernur berwenang untuk pemrosesan permohonan kontrak karya dari pemohon apabila wilayah kontrak karya terletak dalam beberapa wilayah kabupatenkota dan tidak dilakukan kerja sama antara kabupatenkota maupun antara kabupaten dan kota dengan provinsi danatau di wilayah laut-laut yang terletak antara 4 sampai dengan 12 mil laut. Bupatiwalikota berwenang untuk pemrosesan permohonan kontrak karya dari pemohon apabila wilayah kontrak karya terletak dalam 83 Ibid., hal.170. 84 H. Salim HS., Op.cit., hal.150. Universitas Sumatera Utara beberapa wilayah kabupatenkota danatau di wilayah laut-laut sampai dengan 12 mil laut. 85 Permohonan kontrak karya baru dilakukan apabila telah terbit persetujuan pencadangan wilayah pertambangan oleh menteri atau gubernur , atau bupatiwalikota. Permohonan kontrak karya itu diajukan oleh pemohon kepada pejabat sesuai dengan kewenangannya, dengan melampirkan: 86 1. peta wilayah yang diterbitkan oleh Unit Pelayanan Informasi Wilayah Pertambangan UPIWP Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral; 2. salinan fotokopi tanda terima penyetoran uang jaminan kesungguhan dari Bank Pemerintah untuk wilayah yang berada pada kewenangan pemerintah atau Bank Pembangunan Daerah untuk wilayah yang berada pada kewenangan pemerintah daerah, atau salinankopi tanda pengiriman uang transfer dari bank pemohon; 3. laporan tahunan perusahaan pemohon dan laporan keuangan untuk periode tiga tahun yang telah diaudit oleh akuntan publik, apabila waktu pendirian perusahaan pemohon kurang dari tiga tahun, dapat menggunakan laporan untuk perusahaan atau afiliasinya dengan syarat bahwa induk perusahaan atau afiliasi tersebut memberikan pernyataan akan menyediakan dana bagi pelaksanaan kontrak karya dimaksud; 4. surat kuasa khusus dari direksi yang diketahui oleh komisaris perusahaan kepada wakil yang ditugasi menandatangani permohonan atau melakukan 85 Ibid., hal. 151. 86 Ibid ., hal. 151-152. Universitas Sumatera Utara perundingan atau membubuhkan paraf rancangan atau penandatanganan kontrak karya apabila direksi tidak melaksanakan sendiri; 5. kesepakatan bersama dalam hal pemohon lebih dari satu; 6. tanda terima Surat Pemberitahuan Tahunan SPT pajak tahun terakhir atau NPWP bagi perusahaan nasional. Di samping syarat tersebut, pemohon kontrak karya juga harus menyampaikan syarat-syarat lainnya yang disampaikan dalam waktu satu bulan sejak diberikan persetujuan prinsip oleh Direktur Jenderal atau gubernur atau bupatiwalikota sesuai dengan kewenangannya, yang meliputi: 87 1. rencana kerja dan anggaran sampai dengan tahap penyelidikan umum; 2. akta pendirian perusahaan; 3. perjanjian kerja sama joint venture agreement dalam hal pemohon lebih dari satu; 4. surat pernyataan dari pemegang kuasa pertambangan dalam hal wilayah kuasa pertambangan dimaksud akan digabung menjadi wilayah kontrak karya; 5. salinan Keputusan Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral atau gubernur atau bupatiwalikota yang masih berlaku tentang pemberian kuasa pertambangan. Prosedur permohonan kontrak karya yang diajukan kepada Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral, antara lain: 88 87 Ibid ., hal. 152-153. 88 Ibid ., hal. 153-159. Universitas Sumatera Utara 1. pengajuan permohonan kontrak karya kepada Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral. 2. Direktur Pengusahaan Mineral dan Batu Bara menyampaikan hasil pemrosesan dan menyiapkan konsep persetujuan prinsip atau penolakan Direktur Jenderal. 3. Penyampaian persetujuan prinsip atau penolakan Direktur Jenderal kepada pemohon. 4. Direktur Jenderal menugaskan Tim Perunding untuk melaksanakan perundingan penjelasan naskah KK dengan pemohon. 5. Tim Perunding melaksanakan perundingan penjelasan naskah KK dengan pemohon. 6. Ketua Tim Perunding menyampaikan hasil perundingan yang telah dibubuhi paraf bersama pemohon kepada Direktur Jenderal. 7. Direktur Jenderal menyampaikan naskah KK yang telah dibubuhi paraf bersama antara gubernur dan bupatiwalikota kepada menteri. 8. a. Menteri menyampaikan naskan KK kepada DPR RI untuk dikonsultasikan. b. Menteri menyampaikan naskan KK kepada BKPM untuk mendapat rekomendasi. 9. a. DPR RI menyampaikan tanggapan atas naskah KK kepada menteri. b. BKPM menyampaikan rekomendasi kepada presiden untuk persetujuan. 10. Menteri mengajukan permohonan kepada presiden untuk mendapat persetujuan KK. Universitas Sumatera Utara 11. Presiden memberikan persetujuan sekaligus memberikan wewenang kepada menteri untuk dan atas nama pemerintah menandatangani KK. 12. Penandatangan KK antara menteri atas nama pemerintah dengan pemohon dan disaksikan oleh gubernur atau bupatiwalikota setempat. Prosedur permohonan kontrak karya yang diajukan kepada gubernur, antara lain: 89 1. Permohonan kontrak karya diajukan kepada gubernur. 2. Penyampaian persetujuan prinsip atau penolakan gubernur kepada pemohon. 3. Gubernur meminta kepada Direktur Jenderal dan bupatiwalikota mengenai pejabat yang ditunjuk dan ditugaskan sebagai anggota Tim Perunding yang akan dibentuk oleh gubernur. Selanjutnya Direktur Jenderal mengkoordinasikan penunjukan anggota Tim gubernur Perunding dari Departemen Energi dan Sumber daya Mineral dan Instansi Terkait di Pusat. 4. Gubernur membentuk Tim Perunding yang diketuai oleh pejabat yang ditunjuk dan sekaligus menugaskan tim tersebut untuk melaksanakan perundinganpenjelasan naskah KK kepada pemohon. 5. Tim Perunding melaksanakan perundingan penjelasan naskah KK dengan pemohon. 6. Ketua Tim Perunding menyampaikan hasil perundingan yang telah dibubuhi paraf bersama pemohon kepada gubernur. 7. gubernur menyampaikan naskah KK yang telah dibubuhi paraf bersama antara bupatiwalikota kepada Direktur Jenderal. 89 Ibid ., hal. 159-165. Universitas Sumatera Utara 8. direktur Jenderal menyampaikan naskah KK yang telah dibubuhi paraf kepada menteri. a. Menteri menyampaikan naskan KK kepada DPR RI untuk dikonsultasikan. b. Menteri menyampaikan naskan KK kepada BKPM untuk mendapat rekomendasi. 9. a. DPR RI menyampaikan tanggapan atas naskah KK kepada menteri. b. BKPM menyampaikan rekomendasi kepada presiden untuk persetujuan. 10. Menteri mengajukan permohonan kepada presiden untuk mendapat persetujuan KK. Presiden memberikan persetujuan sekaligus memberikan wewenang kepada menteri untuk dan atas nama pemerintah menandatangani KK. Penandatanganan KKPKP2B antara menteri atas nama pemerintah dengan pemohon dan disaksikan oleh gubernur atau bupatiwalikota setempat. Melihat prosedur tersebut tampak bahwa gubernur hanya berwenang untuk: 90 1. Penerbitan keputusan gubernur tentang persetujuan pencadangan wilayah pertambangan; 2. Memberikan persetujuan prinsip; 3. Membentuk tim perunding kontrak karya; 4. Manyampaikan naskah KK yang telah dibubuhi paraf bersama gubernur kepada Direktur Jenderal; 5. Menyaksikan penandatanganan KK antara Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral atas nama pemerintah dengan pemohon. 90 Ibid ., hal. 165. Universitas Sumatera Utara Prosedur untuk mengajukan permohonan kontrak karya yang diajukan kepada bupatiwalikota, antara lain: 91 1. Permohonan kontrak karya diajukan kepada bupatiwalikota. 2. bupatiwalikota menyiapkan konsep persetujuan prinsip. 3. Penyampaian persetujuan prinsip atau penolakan bupatiwalikota kepada pemohon. 4. bupatiwalikota meminta kepada gubernur dan Direktur Jenderal mengenai pejabat yang ditunjuk dan ditugaskan sebagai anggota Tim Perunding yang akan dibentuk oleh bupatiwalikota. Selanjutnya Direktur Jenderal mengoordinasikan penunjukan anggota Tim Perunding dari Departemen Energi dan Sumber daya Mineral dan Instansi Terkait di Pusat. 5. bupatiwalikota membentuk Tim Perunding yang diketuai oleh pejabat yang ditunjuk dan sekaligus menugaskan tim tersebut untuk melaksanakan perundinganpenjelasan naskah KK kepada pemohon. 6. Tim Perunding melaksanakan perundinganpenjelasan naskah KK dengan pemohon. 7. Ketua Tim Perunding menyampaikan hasil perundingan yang telah dibubuhi paraf bersama pemohon kepada bupatiwalikota. 8. bupatiwalikota menyampaikan naskah KK yang telah dibubuhi paraf bersama gubernur kepada Direktur Jenderal. 9. direktur Jenderal menyampaikan naskah KK yang telah dibubuhi paraf kepada menteri. 91 Ibid ., hal. 165-171. Universitas Sumatera Utara 10. a. Menteri menyampaikan naskah KK kepada DPR RI untuk dikonsultasikan. b. Menteri menyampaikan naskah KK kepada BKPM untuk mendapat rekomendasi. 11. a. DPR RI menyampaikan tanggapan atas naskah KK kepada menteri. b. BKPM menyampaikan rekomendasi kepada presiden untuk persetujuan. 12. Menteri mengajukan permohonan kepada presiden untuk mendapat persetujuan KK. 13. Presiden memberikan persetujuan sekaligus memberikan wewenang kepada menteri untuk dan atas nama pemerintah menandatangani KK. Penandatanganan KKPKP2B antara menteri atas nama pemerintah dengan pemohon dan disaksikan oleh gubernur atau bupatiwalikota setempat. Melihat prosedur tersebut tampak bahwa bupatiwalikota hanya berwenang untuk: 92 1. Penerbitan keputusan bupati tentang persetujuan pencadangan wilayah pertambangan; 2. Memberikan persetujuan prinsip; 3. Merundingkan naskah kontrak karya dengan pemohon; 4. Membentuk Tim Perunding kontrak karya; 5. Manyampaikan naskah KK yang telah dibubuhi paraf bersama gubernur kepada Direktur Jenderal; 6. Menyaksikan panandatanganan KK antara Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral atas nama pemerintah dengan pemohon; 92 Ibid ., hal. 171-172. Universitas Sumatera Utara Bentuk kontrak karya yang dibuat antara Pemerintah Indonesia dengan perusahaan penanam modal asing atau patungan antara perusahaan asing dengan perusahaan domestik untuk melakukan kegiatan di bidang pertambangan umum adalah berbentuk tertulis. Substansi kontrak karya tersebut disiapkan oleh Pemerintah Repulbik Indonesia c.q. Departemen Pertambangan dan Energi dengan calon penanam modal. 93

C. Syarat Dalam Melaksanakan Kegiatan Usaha Pertambangan

Dokumen yang terkait

Corporate Social Responsibility Menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

0 48 152

Analisis Hukum Terhadap Pengaturan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

1 42 169

PELAKSANAAN RENEGOSIASI KONTRAK KARYA PERTAMBANGAN MINERBA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA.

0 4 12

SKRIPSI PELAKSANAAN RENEGOSIASI KONTRAK KARYA PERTAMBANGAN MINERBA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA.

2 10 13

PENDAHULUAN PELAKSANAAN RENEGOSIASI KONTRAK KARYA PERTAMBANGAN MINERBA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA.

0 3 26

PENUTUP PELAKSANAAN RENEGOSIASI KONTRAK KARYA PERTAMBANGAN MINERBA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA.

0 3 7

IMPLEMENTASI CSR (Corporate Social Responsibility) BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN Implementasi CSR (Corporate Social Responsibility) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Oleh PT. Telko

0 1 14

PENAMBANGAN ILEGAL DI DESA JENDI KABUPATEN WONOGIRI BERDASARKAN UNDANG - UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA.

0 0 12

BAB III PENGATURAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN DI INDONESIA A. Pengertian Kegiatan Usaha Pertambangan - Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Kegiatan Usaha Pertambangan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan

0 0 46

PENERAPAN SANKSI HUKUM IZIN PERTAMBANGAN BERDASARKAN UNDANG UNDANG NO. 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA ABSTRAK - PENERAPAN SANKSI HUKUM IZIN PERTAMBANGAN BERDASARKAN UNDANG UNDANG NO. 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BA

0 0 5