Persepsi Responden Atas Dampak Sebelum Keberadaan KIM Belawan

33 4. Berdasarkan pekerjaan, jumlah responden pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.5.4 berikut : Tabel 4.5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan No Pekerjaan Jumlah Persentase 1 PelajarMahasiswa 3 6 2 Pegawai Swasta 2 4 3 PNSBMN 3 6 4 Wiraswasta 28 56 5 Ibu Rumah Tangga 14 28 Jumlah 50 100 Sumber : Data Primer Diolah Berdasarkan pekerjaan diketahui pada umumnya responden berprofesi sebagai wiraswasta sebesar 56, Ibu Rumah Tangga IRT 28, pegawai negeri sipil PNSBUMN sebesar 6, pegawai swasta sebesar 4 dan pelajarmahasiswa sebesar 6, sebagian besar responden merupakan wiraswasta karena keberadaan Kawasan Industri Medan menjadikan daerah ini sangat berpotensi dan strategis sebagai pusat kawasan industri, perdagangan, dan kegiatan ekonomi.

4.6 Distribusi Jawaban Responden

4.6.1 Persepsi Responden Atas Dampak Sebelum Keberadaan KIM Belawan

Hasil distribusi jawaban responden atas dampak sebelum keberadaan Kawasan Industri Medan Belawan terlihat pada tabel 4.6.1 sebagai berikut : Tabel 4.6.1 Persepsi Responden Atas Dampak Sebelum Keberadaan KIM Belawan No Pernyataan Skor Total 1 2 3 1 Tingkat pendapatan masyarakat kelurahan Mabar sebelum adanya KIM Belawan. 48 2 50 34 2 Tingkat penyerapan tenaga kerja di kelurahan Mabar sebelum adanya KIM Belawan. 1 49 50 3 Tingkat kemiskinan di kelurahan Mabar sebelum adanya KIM Belawan. 50 50 4 Tingkat penganguran di kelurahan Mabar sebelum adanya KIM Belawan. 50 50 5 Tingkat putus sekolah di kelurahan Mabar sebelum adanya KIM Belawan. 49 1 50 Keterangan: 1= turun; 2= tetap; 3= naik Sumber: Data Primer diolah Dari hasil jawaban responden pada tabel 4.6.1, dapat dijelaskan bahwa sebelum ada Kawasan Industri Medan Belawan keadaan perekonomian masyarakat di wilayah Kelurahan Mabar terbilang dalam kategori rendah atau statis, sesuai dengan pernyataan responden 48 orang yang menjawab tidak ada peningkatan pendapatan masyarakat. Hal ini karena sebelum adanya Kawasan Industri Medan Belawan peluang untuk menambah penghasilan atau memperoleh pekerjaaan tambahan masih terbatas, dimana masyarakat hanya melakukan kegiatan rutinitas sehari-hari sebagai petani dan kegiatan perdanganbisnis yang masih terbatas. Untuk penyerapan tenaga kerja sebelum adanya Kawasan Industri Medan Belawan, sebagian besar dari responden49 orang menyatakan bahwa masyarakat kelurahan Mabar masih sulit mendapatkankan pekerjaan dikarenakan lapangan kerja yang masih terbatas sehingga belum ada lowongan dan kesempatan kerja disektor yang lain. Pada pernyataan tingkat kemiskinan sebelum adanya Kawasan Industri Medan Belawan responden menyatakan bahwa tingkat kemiskinan di Kelurahan Mabar masih tinggi. Hal ini sesusi dengan jawaban responden yang menyatakan bahwa sebelum ada Kawasan Industri Medan Belawansejumlah tempat 35 tinggalrumah mulai dari jenis atap bangunan, lantai, dandinding yang masih dalam kondisi kurang baik. Untuk tingkat penganguran sebelum adanya Kawasan Industri Medan Belawan masih terdapat banyak pengangguran pada usia produktif sesuai pernyataan responden 50 orang, karena pada umumnya rumah tangga masyarakat hanya mengandalkan pendapatan dari suami tanpa adanya kegiatan untuk tambahan pendapatan dari ibu rumah tangga, dan banyaknya anak muda yang tidak bekerja. Untuk pernyataan tingkat putus sekolah sebelum adanya Kawasan Industri Medan Belawan responden menyatakan bahwa tingkat putus sekolah masih tinggi karena keadaan ekonomi serta pendidikan dan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pendidikan yang masih rendah. Selain itu responden menyatakan adanya gangguan stabilitas sosial dan keamanan di wilayah kelurahan Mabar yang masih buruk, begitu juga halnya dengan ketersediaan dan kualitas listrik dan air sebelum adanya kawasan industri sebagian besar responden menyatakan masih dalam kondisi buruk.

4.6.2 Persepsi Responden Atas Dampak Setelah Keberadaan KIM Belawan