Gambar 3. Kerusakan pada Tulang Pendukung
15
2.2.4 Kerusakan pada Gingiva atau Jaringan Lunak Rongga Mulut
Kerusakan pada gingiva atau jaringan lunak rongga mulut terdiri atas: 1 Laserasi yaitu suatu luka terbuka pada jaringan lunak rongga mulut yang biasanya
disebabkan oleh benda tajam. 2 Kontusio yaitu memar yang biasanya disebabkan oleh pukulan benda tumpul dan
menyebabkan perdarahan pada daerah submukosa tanpa disertai sobeknya daerah mukosa.
3 Abrasi yaitu luka pada daerah superfisial yang disebabkan karena gesekan atau goresan suatu benda, sehingga terdapat permukaan yang berdarah dan lecet.
7
2.3 Riwayat, Pemeriksaan Klinis dan Diagnosis
Informasi yang berhubungan dengan trauma yang terjadi harus diperoleh secara lengkap untuk merencanakan perawatan dan menentukan prognosis. Riwayat
pasien berupa riwayat dental dan riwayat medis harus ditanyakan oleh dokter gigi kepada pasien. Penting bagi dokter gigi untuk menanyakan kapan, dimana dan
bagaimana trauma gigi tersebut terjadi. Riwayat dental berupa kapan trauma terjadi menunjukkan rentang waktu antara trauma dan perawatan yang akan mempengaruhi
prognosis dari trauma avulsi, luksasi, fraktur mahkota dengan atau tanpa keterlibatan pulpa dan fraktur dento-alveolar. Dimana trauma terjadi dapat memperkirakan
kebutuhan akan anti tetanus serum. Bagaimana trauma terjadi untuk mengidentifikasi jenis trauma yang dialami serta trauma lain yang berkaitan. Penting ditanyakan apakah
anak tersebut mengalami gegar otak, sakit kepala, mual, muntah, perdarahan telinga
Universitas Sumatera Utara
dan gangguan pandangan mata. Riwayat medis yang berhubungan dan dapat mempengaruhi perawatan yang dilakukan adalah penyakit jantung kongenital, demam
rematik, immuno supresi berat. Gangguan perdarahan harus menjadi perhatian utama jika terjadi laserasi jaringan lunak dan avulsi atau luksasi. Riwayat tentang alergi obat
juga harus ditanyakan karena pada kasus trauma gigi tertentu pada anak juga harus diberikan antibiotik dan obat lainnya.
16-19
Pemeriksaan klinis berupa pemeriksaan ekstraoral dan pemeriksaan intraoral serta pemeriksaan penunjang radiografi. Pemeriksaan ekstraoral dilihat adakah
pembengkakan, memar atau laserasi jaringan lunak yang mungkin dapat menunjukkan kerusakan tulang dan trauma gigi. Pemeriksaan intraoral melihat adanya mobiliti gigi
yang mungkin dapat mengetahui adanya fraktur akar, perubahan posisi gigi atau fraktur dento-alveolar. Perkusi untuk menunjukkan adanya cedera pada jaringan
periapeks seperti fraktur akar. Melihat perubahan warna gigi dan tes vitalitas gigi dapat dilakukan dengan tes panas gutta perca dan tes dingin chlor etil atau tes pulpa
elektrik EPT. Untuk memastikan adanya fraktur akar, malposisi gigi dan fraktur tulang alveolar diperlukan pemeriksaan penunjang radiografi.
16-19
Setelah riwayat trauma, riwayat medis, pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang radiografi maka seorang dokter gigi dapat menegakkan diagnosis dan
menentukan rangkaian perawatan yang akan dilakukan kepada pasien. Semua informasi tersebut dicatat dalam sebuah formulir yang nantinya berfungsi sebagai
bantuan untuk dokter gigi dalam melakukan perawatan selanjutnya.
2.4 Penanganan Darurat, Perawatan, dan Pencegahan Trauma