Studi Review Terdahulu Metode Penelitian dan Teknik Penulisan

Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder. Data primer pada skripsi ini adalah hasil wawancara kepada tokoh-tokoh Hizbut Tahrir dan data-data atau dokumen yang berkaitan dengan Hizbut Tahrir. Adapun data sekunder adalah sebuah literatur yang berhubungan dengan ilmu falak secara umum atau literatur lain yang akan memberikan informasi tambahan pada judul yang diangkat dalam skripsi. Yaitu buku, majalah, jurnal, artikel dan lain sebagainya. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan pada penulisan skripsi ini adalah: a. Wawancara yaitu penulis melakukan wawancara kepada tokoh Hizbut Tahrir, untuk menggali lebih dalam tentang bagaimana penafsiran Hizbut Tahrir dalam menentukan awal bulan Qamariyah. Hizbut Tahrir sendiri yang menentukan tokoh siapa yang akan diwawancarai, yaitu juru bicara dari Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia dan para anggotanya. b. Dokumentasi pengumpulan data melalui studi kepustakaan. 3. Teknik pengolahan data a. Seleksi data: setelah memperoleh data dari hasil wawancara dan dokumentasi yang bersifat tertulis. Dari data tersebut diperiksa kembali satu persatu, dan diambil data yang berkaitan dengan penelitian agar tidak terjadi kekeliruan. b. Klasifikasi data: setelah data diperiksa lalu diklasifikasikan dalam bentuk dan jenis tertentu, kemudian di analisa untuk selanjutnya. 4. Teknik Penulisan Teknik penulisan disesuaikan dengan pedoman penulisan skripsi Fakultas Syariah dan Hukum tahun 2007.

F. Sistematika Penulisan

Adapun mengenai sistematika penulisan, dalam hal ini peneliti membaginya dalam lima bab yang secara garis besar adalah sebagai berikut: Bab Pertama, berisi tentang Pendahuluan, Latar Belakang Masalah, Perumusan dan pembatasan masalah, Tujuan dan manfaat penelitian, Studi Review Terdahulu, Metode Penelitian dan Teknik Penulisan serta Sistematika Penulisan. Bab Kedua, berisi tentang Konsep Mathla ‟, Pengertian, Pendapat Ulama Tentang Mathla‟ dan Mathla ‟ dalam Penentuan Waktu Ibadah. Bab Ketiga, berisi tentang Hizbut Tahrir dan Corak Pemikirannya dalam Bidang Fiqih, Sejarah Ringkas Hizbut Tahrir dan Corak Pemikiran Hizbut Tahrir dalam Bidang Ibadah. Bab Keempat, berisi tentang Dasar Pijakan dan Metode Penetapan Awal Bulan Qamariyah, Pandangan Hizbut Tahrir terhadap Hisab di Indonesia, Pandangan Hizbut Tahrir terhadap Rukyat Lokal Khususnya Rukyat yang di Indonesia, Pandangan Hizbut Tahrir mengenai Keharusan Adanya Institusi Politik Pemersatu Umat Khilafah Untuk Menyatukan Umat Secara Global. Bab Kelima, berisi tentang Penutup yaitu meliputi Kesimpulan dan Saran-Saran.

BAB II KONSEP

MATHLA ’

A. Pengertian Mathla’

Sebelum menjelaskan pendapat para ulama tentang perbedaan mathla ‟, akan lebih baik menjejelaskan terlebih dahulu tentang makna kata mathla ‟. Dibawah ini terdapat beberapa pengertian. 1. Mathla‟ ط dengan harakat fathah pada huruf al-lam, bermakna yaitu waktu atau zaman munculnya bulan, bintang atau matahari. 9 Contoh penggunaan kata ini adalah seperti di dalam QS. Al-Qadr 97: 5 ٰ ح ٰ ط ﻔ ׃ ٥ ”Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar”. 2. Sementara Mathli‟ ط dengan harakat kasrah pada huruf al-lam, bermakna yaitu tempat munculnya bulan, bintang dan matahari. Contoh penggunaan kata ini adalah seperti dalam QS. Al-Kahfi 18: 90 10 ﻎ ح ط ش ﻒ ׃ “Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbit matahari sebelah Timur.” Jadi, kata mathla ‟ dengan kata mathli‟ sama-sama bisa digunakan, tidak ada perbedaan dalam penggunaannya, yaitu waktu atau tempat munculnya bulan, bintang dan matahari. Karena bulan, bintang atau matahari akan muncul pada tempat dan waktu yang sama, namun yang berbeda itu adalah ketika ketiganya itu dilihat dari bumi. Sedangkan yang dimaksud dengan mahtla ‟ secara istilah adalah terbitnya hilal bulan sabit, awal terbitnya bulan untuk penentuan awal bulan Ramadhan, yang merupakan bulan pelaksanaan ibadah puasa dan bulan 9 “Pendapat Para Ulama Tentang Perbedaan Lokasi Terbitnya Bulan”, artikel diakses pada 25 Juli 2010 dari file:C:Documents and SettingsMicrosoftDesktopMATLApengertian matla.htm 10 “Pendapat Para Ulama Tentang Perbedaan Lokasi Terbitnya Bulan”, artikel diakses pada 25 Juli 2010 dari file:C:Documents and SettingsMicrosoftDesktopMATLApengertian matla.htm Syawal sebagai tanda berakhirnya Ramadhan. Jadi untuk penentuan awal dan akhir Ramadhan termasuk bulan Syawal serta Idul Adha adalah hanya berpatokan pada terbitnya hilal. 11

B. Pendapat Ulama Tentang Mathla’

Ulama berbeda pendapat tentang mathla ‟. Perbedaan ini sebenarnya bukan fenomena baru di dalam masyarakat Islam. Perbedaan ini sudah terjadi semenjak zaman sahabat. 12 Sebagaimana yang pernah terjadi pada masa hidupnya Ibnu Abbas, yaitu ketika Kuraib pergi ke Syam. Bahwasannya pada waktu itu Ummu Fadhl mengutus Kuraib untuk menemui Muawiyah di Syam. Setelah tiba di Syam, pada waktu itu bulan Ramadhan telah datang, dan dia melihat hilal di malam Jum‟at, lalu sebulan kemudian dia datang ke Madinah pada akhir bulan tersebut. Di Madinah dia bertemu dengan Abdullah bin Abbas, kemudian Ibnu Abbas bertanya kepada Kuraib dan Kuraib menceritakan tentang hilal. Lalu Ibnu Abbas bertanya lagi,”kapan kalian melihat hilal? Kuraib menjawab, ”kami kami melihatnya pada malam Jum‟at”. Lalu Ibnu Abbas bertanya lagi,”Engkau melihatnya sendiri? Kuraib berkata lagi: Ya betul, dan orang-orang pun melihatnya, lalu mereka berpuasa dan Muawiyah pun berpuasa pula. Kemudian Ibnu Abbas berkata: Tetapi kami melihat pada malam Sabtu, dan kami terus berpuasa sampai genap tiga puluh hari, atau hingga kami melihat hilal Syawal. Kuraib bertanya: Apakah engkau tidak merasa cukup dengan ru‟yat Muawiyah dan puasanya? Ibnu Abbas menjawab: Tidak, sebab begitulah Rasulullah SAW memerintahkan kami. Memang perbedaan ini tidak bisa dipungkiri, karena kalau boleh melihat lagi ke zaman Rasulullah dan 11 Hasan Muarif dkk, Suplemen Ensiklopedi Islam 2 L-Z, Jakarta: PT Ichtiyar Baru Van Hoeve, 1999, hal.49 12 Ahmad Sarwat, “Perbedaan Penetapan Awal Puasa Ramadhan”, artikel diakses pada 27Juli 2010 dari file:C:Documents and SettingsMicrosoftDestopMATLAperbedaan penetapan awal puasa ramdhan 15110.htm.