Dari segi usiapun dalam memberikan pelayanan terhadap calon jamaah haji, diupayakan agar bisa saling membantu dan tolong menolong serta saling
menghormati baik kepada yang tua, muda dan kecil sekalipun.
B. Kantor Departemen Agama Jakarta Barat Melakukan Pelayanan Prima Terhadap Calon Jamaah Haji,
Sejak mulai dibentuk, penyelenggaraan “ibadat”, dengan segala cabang- cabang dan wujudnya, serta penyempurnaan struktur dan personalia kementerian
atau departemen adalah dua benang emas yang selalu merupakan perhatian utama dari para menteri. Bahkan ada menteri yang sebagian besar waktunya dihabiskan
untuk membenahi kelancaran hubungan antara bentuk struktural kementerian dengan penyelenggaraan “ibadat”, untuk semua agama yang diakui. Salah satu hal
yang selalu menjadi perhatian utama Tarmizi, tokoh yang ke-13 atau ke-14 yang dipercayakan menjabat sebagai Menteri Agama, adalah pengurusan dan
penyempurnaan “perjalanan haji”. Terlepas dari tingkat keberhasilan mereka, “perjalanan haji” merupakan salah satu program utama dari setiap Menteri Agama
sejak awal tahun 1950-an. Hal ini diwujudkan dalam susunan struktural kelembagaan Departemen. Dari usaha Menteri Agama untuk memperlancar
“perjalanan haji” ini sehingga kita juga bisa melihat tingkat perkembangan ekonomi masyarakat Islam, menilai keberhasilan atau kegagalan seorang Menteri
berdasarkan kelancaran pelaksanaan “perjalanan haji”ini. Ironis, mungkin, karena setiap tahun, peristiwa yang baru beberapa tahun terakhir ini bisa melibatkan
sekitar satu persen penduduk–sesuai dengan kuota yang dibentuk pemerintah Saudi–menjadi ukuran.
52
Petugas haji merupakan pilar utama pelayanan terhadap jamaah haji dan pengemban utama amanat tujuan penyelenggaraan ibadah haji wajib memiliki
pedoman protap dalam pelaksanaan tugas dilapangan agar terwujud koordinasi dalam kesatuan tindakan.
Pelaksanaan operasional haji merupakan tugas nasional yang melibatkan berbagai unsur dan Departemen serta lembaga dan instansi terkait, mulai dari
tingkat pusat sampai ke tingkat daerah. Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, pelaksanaan pendaftaran calon
jamaah haji dilakukan melalui sistem komputerisasi SISKOHAT dengan Departemen Agama sebagai leading sektornya, pendaftaran dilakukan di kantor
Departemen Agama Kota Jakarta Barat di kantor-kantor cabang Bank Penerima Setoran BPS, Biaya Perjalanan Ibadah Haji BPIH yang tersambung ON-
LINE dengan SISKOHAT
53
. Sementara jumlah jamaah yang berangkat pada tahun ini berdasarkan jenis
kelamin, tingkat pendidikan, usia dan pekerjaan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel II Data Calon Jamaah Haji Wilayah Jak-Bar 2008 M
Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Dalam Angka
Prosentase
52
Azra, MENTERI-MENTERI AGAMA RI Biografi Sosial – Politik, h. xxix-xxx
53
di kutip dari Modul Laporan Penyelenggaraan Operasional Haji. Tahun 2006 M2007 M-1427 H, Kandepag Jak-Bar
Laki-Laki 445
43 Perempuan
592 57
Jumlah 1037
100 Berdasarkan jenis kelamin jamaah haji yang berangkat pada tahun ini yang
melalui pendaftaran di Kantor Departemen Agama Jakarta Barat KANDEPAG Jak-Bar adalah laki-laki yang berjumlah 445 dan perempuan berjumlah 592 yang
memang perlu di layani oleh karyawankaryawati Kantor Departemen Agama Jakarta Barat KANDEPAG Jak-Bar baik dari mulai pendaftaran sampai pada
acara pelatihan manasik yang diselenggarakan,
Data Calon Jamaah Haji Wilayah Jak-Bar 2008 M Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Jumlah Dalam Angka
Prosentase
S. 1 157
15.14 S.2
26 2.51
S.3 4
0.39 SD
280 27.00
SLTP 339
32.69 SLTA
152 14.66
SM 79
7.62 Jumlah
1037 100
Sementara banyaknya calon jamaah haji wilayah Jakarta Barat pada tahun ini berdasarkan tingkat pendidikan dapat di lihat pada table diatas, dimana tingkat
pendidikan yang dimiliki dari masing-masing jamaah hajicalon jamaah haji inipun berbeda-beda. Jadi sebisa mungkin pelayanan yang diberikan kepada
mereka itu semua sama.
Data Calon Jamaah Haji Wilayah Jak-Bar 2008 M Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Dalam Angka
Prosentase
17 – 30 16
2 31 – 40
162 16
41 – 50 327
32 51 – tak terbatas
532 51
Jumlah 1037
100
Kalau dilihat dari segi umurpun, bahwasanya lebih banyak jamaah haji calon jamaah haji yang berangkat pada usia di atas 51 tahun, dimana pada usia
tersebut, memang
merupakan tanggung
jawab yang
besar bagi
karyawankaryawati dalam mengupayakan pemberian pelayanan yang sangat prima terhadap mereka, apalagi usia tersebut rentan dengan tubuh yang lemah
yang memerlukan perhatian intensif.
Data Calon Jamaah Haji Wilayah Jak-Bar 2008 M Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah Dalam Angka
Prosentase BUMN
17 1.64
Pedagang 92
8.87 IRT
457 44.07
Pelajar 14
1.35 Pensiun
46 4.44
PNS 150
14.46 POLRI
5 0.48
Swasta 241
23.24
Petani 7
0.68 TNI
2 0.19
Wiraswasta 6
0.58 Jumlah
1037 100
Dari tingkat pekerjaan yang dimiliki oleh jamaah hajicalon jamaah haji berbeda-beda, tapi yang paling banyak adalah ibu-ibu rumah tangga sebesar
44.07,
C. Startegi Pelayanan Prima Kantor Departemen Agama Jakarta Barat Dalam Membantu Perjalanan Ibadah Haji Calon Jamaah Haji
Dalam wawancara yang pernah dilakukan penulis oleh Kasi Haji bahwa strategi yang dilakukan oleh karyawanjajaran bagian haji antara lain ;
Strategi yang pertama adalah via telephon, kemudian jemput bola dan mendatangi jamaah apabila tidak jelas dengan akurasi SPPH
Strategi yang kedua adalah menginformasikan bagi jamaah yang ikut dalam rombongan yayasan KBIH melalui ketua yayasan tersebut. Dan apabila belum
ada jawaban, maka kita akan mencari alamat jamaah tersebut dengan jelas
54
. Adapun bentuk pelayanan yang diberikan oleh KANDEPAG JAK-BAR
terhadap calon jamaah haji ini sebenarnya dipengaruhi oleh faktor manusia yang memberikan pelayanan serta tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung.
Dibawah ini dapat kita lihat jenis pelayanan yang akan diberikan oleh petugas haji antara lain;
1. Pada saat di Asrama Embarkasi
54
Hasil wawancara dengan kasi haji pada tanggal 16 Oktober 2008, di Kandepag Jak-Bar
Pemantapan karukarom sebenarnya di bentuk agar mempermudah perjalanan haji bagi jamaah haji sangat penting, selain untuk saling mengenal juga
untuk saling menolong di antara mereka agar tidak tersesat ataupun terpisah dari rombongan,
2. Di Dalam Pesawat
Karena perjalanan haji merupakan tugas bagi penyelenggara haji yang harus di jalankan bersama oleh para petugas haji, maka Departemen Agama Pusat
bekerja sama dengan Departemen Agama Wilayah yang ada di seluruh Indonesia, maka Pemerintah Pusat memberikan porsi bagi masing-masing wilayah mengirim
petugas haji sebagai pendamping bagi jamaah haji Indonesia untuk dapat melayani mereka di dalam pesawat ini dengan mengingatkan mereka tentang
bimbingan ibadah haji serta layanan kesehatan bagi jamaah yang membutuhkan. 3.
Di Bandara Madinah dan Jeddah Sama halnya dengan di pesawat, di bandara Madinah dan Jeddah pun
petugas haji harus terus berupaya memberikan layanan bimbingan ibadah haji bagi jamaah dan selalu memperingati mereka agar kemungkinan kecil tidak terjadi
kesalahan dalam melakukan ibadah tersebut. 4.
Di Madinah Layanan bimbingan ibadah dan ziarah juga diupayakan untuk selalu
ditingkatkan, karena yang demikian itu memang sebuah kewajiban bagi petugas haji yang mendampingi jamaah haji Indonesia, agar tidak ada jamaahnya yang
tersesat ataupun terpisah dan tertinggal dari rombongan Layanan Kesehatan
5. DiMakkah
Di kota Makkah juga layanan bimbingan ibadah harus selalu diberikan bagi jamaah, karena pusat segala ibadah adalah di Makkah. Jadi memang perlu
peningkatan pelayanan yang sangat baik dan utama agar ibadah mereka bisa lebih baik, serta layanan pemondokan bagi jamaah yang di atur oleh Pemerintah Pusat
juga pendamping harus tahu dimana para jamaah haji ini akan bermukim. 6.
Di Debarkasi Ketika jamaah haji sudah menjalankan kewajiban haji beserta rukun haji,
maka petugas haji berhak memberikan sebuah layanan administrasi dan pelaporan untuk jamaah agar mereka juga merasa masih perlu di layani dan diprrhatikan.
Pelayanan ibadah haji merupakan rangkaian kegiatan yang beragam dan dilaksanakan dalam rentang waktu yang panjang serta melibatkan banyak orang
dan pihak didalam negeri dan di Arab Saudi serta mengelola banyak uang. Oleh karena itu memerlukan
1. Pengelolaan yang cermat dan sungguh-sungguh
2. Kerjasama yang erat
3. Koordinasi yang dekat
4. SDM yang handal dan amanah
Adapun langkah-langkah dalam memberikan pelayanan yang prima terhadap calon jamaah haji para jajaran haji yang ada di KANDEPAG JAK-BAR
mempunyai beberapa prinsip dalam memberikan pelayanan haji antara lain; 1.
Mengedepankan kepentingan jamaah 2.
Memberikan rasa keadilan 3.
Memberikan kepastian 4.
Transparansi dan akuntabel
Beberapa kegiatan pokok yang menyangkut pelayanan haji antara lain; 1. PENDAFTARAN HAJI
1. Pendaftaran dilakukan sepanjang tahun melalui sistem tabungan dengan
menerapkan prinsip first come first served 2.
Setoran awal Rp. 20 juta ke rekening depag pada BPS BPIH untuk mendapat nomor porsi
3. Calon jamaah batal tidak dapat diganti tetapi diisi nomor urut berikutnya
sesuai dengan database SISKOHAT 4.
Calon jamaah haji yang berhak melunasi BPIH sesuai dengan PMA nomor 15 tahun 2006 tentang pendaftaran haji adalah calon jamaah haji yang telah
mendapatkan nomor porsi dan masuk dalam alokasi porsi provinsi dengan ketentuan :
a. Calon jamaah haji yang belum pernah menunaikan ibadah haji, telah
berusia 17 tahun keatas atau sudah menikah b.
Suami, anak kandung dan orang tua kandung yang sudah menunaikan ibadah haji dan akan menjadi mahram atau pembimbing ibadah haji yang
telah ditetapkan oleh Kantor Departemen Agama Provinsi setempat 5.
Calon jamaah haji yang sudah pernah menunaikan ibadah haji dan telah memperoleh nomor porsi, serta masuk dalam alokasi porsi Provinsi ditetapkan
menjadi daftar tunggu waitinglist tahun berjalan 6.
Calon jamaah haji yang mendapatkan nomor porsi dan masuk dalam porsi provinsi tahun yang bersangkutan namun tidak menyetorkan pelunasan BPIH,
atau nomor porsinya tidak masuk dalam porsi provinsi yang bersangkutan atau
telah melunasi BPIH tetapi tidak dapat berangkat, maka secara otomatis menjadi daftar tunggu waitinglist
7. Dalam hal porsi provinsi tidak terpenuhi sampai batas akhir masa pelunasan
BPIH, calon jamaah haji diberikan kesempatan melunasi BPIH sesuai dengan urutan nomor porsi provinsi yang bersangkutan dengan batasn waktu tertentu
selama 7 hari kerja 8.
Setelah masa perpanjangan porsi provinsi tidak habis, ditarik menjadi porsi nasional
II. DOKUMEN HAJI
a
Paspor haji tahun 1428 H mengalami penyempurnaan antara lain security paper dan dicetak dengan security printing sebagaimana tahun lalu. Selain
itu dilakukan Scanning pasphoto yang dicetak kedalam stiker pengaman
b Bagi Kandepag KabKota yang jarak tempuhnya jauh dari Kanwil Departemen
Agama Provinsi dapat dipertimbangkan untuk memproses paspor calon jamaah haji di Kanwil Departemen Agama
c Pengiriman paspor ke Pusat setelah melalui penelitian yang akurat meliputi :
data jamaah, photo, tanda tangan pejabat dan stempel dinas Kandepag KabKota. Pengirimannya dilakukan bertahap tidak menunggu sampai selesai
d Calon jamaah haji yang akan diberangkatkan dengan kloter awal agar
pengiriman paspor ke Pusat lebih awal
III. PEMBATALAN A.
PEMBATALAN SETORAN AWAL
1. Calon haji mengajukan permohonan pembatalan kepada Kandepag
KabKota.disertai dokumen yang di persyaratkan 2.
Berkas permohonan permohonan pembatalan oleh Kandepag setempat diteruskan ke Kanwil dan Depag Pusat untuk peoses pembatalan data dan
pembayaran 3.
Depag PusatBendahara BPIH memerintahkan kepada cabang BPS BPIH yang mengelola rekening setoran awal untuk mentransfer dana
pembayaran pembatalan ke calon haji B.
PEMBATAL BPIH LUNAS 1.
Calon haji mengajukan permohonan pembatal kepada Kandepag KabKota. disertai dokumen yang di persyaratkan
2. Berkas permohonan permohonan pembatalan oleh Kandepag setempat
diteruskan ke Kanwil dan Depag Pusat untuk peoses pembatalan data dan pembayaran
3. Depag PusatBendahara BPIH memerintahkan kepada cabang BPS BPIH
yang mengelola rekening setoran awal untuk mentransfer dana pembayaran pembatalan ke calon haji
4. Vesarnya setoran BPIH lunas yang dikembalikan oleh Depag dipotong 1
IV. AKOMODASI PEMONDOKAN
a. Pengadaan pemondokan dilakukan oleh Tim Penyewaan Pemondokan Jamaah
Haji di Arab Saudi yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah
b.
Plafon sewa pemondokan sebesar SR. 2.000 di Makkah dan SR. 500 di
Madinah dengan pembebanan kepada jamaah secara proporsional
c. Pemerintah akan menyewa rumah-rumah dekat masjidil Haram. Bila tidak
terpenuhi, maka akan memanfaatkan rumah-rumah di wilayah yang memiliki akses mudah ke Masjidil Haram. Sedangkan dimadinah penempatan jamaah di
wilayah Markaziah dan non Markaziah d.
Untuk peningkatan pelayanan dilakukan pembentukan, penempatan petugas
dan penyediaan fasilitas pelayanan jamaah di 15 sektor Makkah, 5 sektor Madinah
e. Jamaah Haji akan diberi makan sebanyak 2 kali setiap hari selama 9 hari di
Madinah, demikian juga di Bandara KAAIA Jeddah dan terminal Hijrah Madinah pada waktu kedatangan dan pemulangan jamaah
V. ANGKUTAN
a.
Maskapai yang akan mengangkut jamaah haji tahun 1429 H. Adalah PT. Garuda Indonesia dan Saudi Arabia Airlines:
1. PT. Garuda Indonesia akan mengangkut jamaah dari Embarkasi : Banda
Aceh, Medan, Padang, Palembang, Jakarta kecuali Jawa Barat, Solo, Banjarmasin, Balikpapan dan Makasar
2. Saudi Arabia Airlines akan mengangkut jamaah dari Embarkasi : Batam,
Jakarta khusus Jawa Barat dan surabaya. b.
Angkutan di Arab Saudi :
1. Angkutan antar kota dan masya’ir muqaddasah dilakukan oleh naqobah
sesuai dengan taklimatul haji c.
Angkutan Domestik dari daerah ke Embarkasi diatur oleh masing-masing
daerah sesuai keperluan
d. Mengacu kepada kalender Ummul Qura Arab Saudi, masa operasional
penerbangan haji baik pada phase 1 pemberangkatan maupun phase II pemulangan masing-masing 28 hari, terdiri dari gelombang I : 13 hari dan
gelombang II : 15 hari. Sehingga masa tinggal jamaah haji di Arab Saudi antara 38 s.d. 39 hari
e. Masuk asrama haji
f.
Awal pemberangkatan calon jamaah haji tanggal 5 November 2008; wukuf di Arafah hari Rabu tanggal 7 Desember 2008
g.
Akhir kedatangan jamaah haji di Tanah Air tanggal 11 Januari 2009
h. Jamaah haji diperbolehkan membawa barang bawaan dengan menggunakan 1
satu koper yang diberikan oleh pihak penerbangan yang dapat diiasi
maksimal 35 Kg, kecuali untuk Embarkasi Banda Aceh dan Palembang
dibatasi 15 Kg pada waktu berangkat dan 1 satu tas tentengan yang dibawa oleh cabin serta air zam-zam sebanyak 5 liter
VI. MUTASI
a. Mutasi antar provinsi dan atau antar zona hanya dapat dilakukan untuk
penyatuan penyatuan suami isrti yang terpisah, orang tua dan anak kandung atau karena pindah tugas
Syarat-syarat :
1. Suamiistri dibuktikan dengan akte nikah
2. Orang tuaanak dibuktikan dengan akte kelahiran atau kartu keluarga
3. Pindah tugasdinas dibuktikan dengan SK mutasi dari instansi yang
bersangkutan
b.
Proses mutasi antar provinsi dalam zona dapat dilakukan mulai tanggal 09
s.d. 20 Juli 2008, sedangkan mutasi antar provinsi antar zona selambat- lambatnya tanggal 27 Juli 2008 sudah diproses di Direktorat Pelayanan haji
c.
Mutasi antar zona dilakukan melalui Kantor Wilayah Departemen Agama
provinsi yang dituju untuk diproses di Direktorat Pelayanan haji.
55
D. ANALISA STRATEGI