operasionalisasi program. Petunjuk teknis ini bersifat strategis lapangan agar dapat berjalan efisian dan efektif. Rasional dan realistis.
c. Penerapan
Maksud penerapan disini yaitu peraturan kebijakan yang berupa petunjuk pelaksana dan petunjuk teknis telah berjalan sesuai dengan ketentuan dimana untuk dapat melihat ini
harus pula dilengkapi dengan adanya prosedur kerja yang jelas, program kerja serta jadwal kegiatan disiplin. Hal ini dapat dilihat dari :
1. Program kerja yang sudah ada memiliki prosedur kerja agar dalam pelaksanaannya
tidak terjadi tumpang tindih, sehingga tidak bertentangan antara unti kegiatan yang terdapat di dalamnya.
2. Program kerja harus sudah terprogram dan terencana dengan baik, sehingga tujuan
program dapat direalisasikan dengan efektif. Jadwal kegiatan disiplin berarti program yang sudah ada harus dijadwalkan kapan
dimulai dan diakhirinya agar mudh dalam megadakan evaluasi. Dalam hal ini diperlukan adanya tanggal pelaksanaan dan rampungnya sebuah program yang sudah ditentukan
sebelumnya.
2. Teori Donald S. Van Meter dan Carl E. Van Horn 1975
Menurut Meter dan Horn, ada enam variabel yang mempengaruhi kinerja implementasi Subarsono, 2005 : 99, yakni :
a. Standar dan sasaran kebijakan
Standar dan sasaran kebijakan harus jelas dan terstruktur sehingga dapat direalisir. Apabila standar dan sasaran kebijakan kabur, maka akan terjadi multiinterprestasi dan mudah
menimbulkan konflik di antara para agen implementasi.
b. Sumberdaya
Kebijakan perlu dukungan sumberdaya baik sumberdaya manusia human resources maupun sumberdaya non-manusia non-human resource. Dalam berbagai kasus Program
Jaring Pengaman Sosial JPS untuk kelompok miskin di pedesaan kurang berhasil karena keterbatasan kualitas aparat pelaksanan.
c. Hubungan antar Organisasi
Dalam banyak program, implementasi sebuah program perlu dukungan dan koordinasi dengan instansi lain. Untuk itu, diperlukan koordinasi dan kerjasama antar instansi bagi
keberhasilan suatu program. d.
Karakteristik agen pelaksana Yang dimaksud karakteristik agen pelaksana adalah mencakup struktur birokrsi, norma-
norma, dan pola-pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi, yang semuanya itu akan mempengaruhi implementasi suatu program.
e. Kondisi sosial, politik dan ekonomi
Variabel ini mencakup sumberdaya ekonomi lingkungan yang dapat mendukung keberhasilan implementasi kebijakan; sejauhmana kelompok-kelompok kepentingan
memeberikan dukungan bagi implementasi kebijakan; karakteristik para partisipan, yakni mendukung atau menolak; bagaimana sifat opini publik yang ada di lingkungan; dan apakah
elit politik mendukung implementasi kebijakan. f.
Disposisi Implementor Disposisi implementor ini mencakup tiga hal yang penting, yakni : a respons
implementor terhadap kebijakan, yang akan mempengaruhi kemauannya untuk melaksanakan kebijakan; b kognisi, yaitu pemahamannya terhadap kebijakan; dan c intensitas disposisi
implementor, yakni preferensi nilai yang dimiliki oleh implementor.
3. Teori George C. Edwards III 1980
Sementara, menurut George Edwards III ada empat faktor yang memepengaruhi proses implementasi kebijakan, antara lain Winarno, 2002 : 125 :
a. Komunikasi
Secara umum, Edwards membahas tiga hal penting dalam komunikasi, yakni transmisi, konsistensi dan kejelasan clarity. Transmisi adalah keputusan-keputusan kebijakan dan
perintah-perintah telah diteruskan kepada personil yang tepat. Kejelasan adalah perintah- perintah yang akan dilaksanakan tersebut haruslah jelas misalkan melalui petunjuk-petunjuk
pelaksanaan. Konsistensi adalah perintah-perintah tersebut harus jelas dan tidak bertentangan dengan para pelaksana kebijakan agar proses implementasi dapat berjalan lebih efektif.
b. Sumber-Sumber
Perintah-perintah implementasi mungkin diteruskan secara cermat, jelas dan konsisten, tetapi jika para pelaksanan kekurangan sumber-sumber yang diperlukan untuk melaksanakan
kebijakan-kebijakan, maka implementasi ini pun cenderung tidak efektif. Adapun sumber- sumber yang penting meliputi :
1. Staf
Jumlah staf yang banyak tidak secara otomatis mendorong implementasi yang berhasil. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kecakapan yang dimiliki oleh para pegawai
pemerintah ataupun staf, namun di sisi yang lain kekurangan staf juga akan menimbulkan persoalan yang pelik menyangkut implementasi kebijakan yang efektif. Dengan demikian,
tidaklah cukup hanya dengan jumlah pelaksanan yang memadai untuk melaksanakan suatu kebijakan. Para pelaksanan harus memiliki keterampilan yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan.
2. Wewenang
Setiap wewenang mempunyai bentuk yang berbeda-beda. Jika para pejabatbadan pelaksanan kebijakan mempunyai keterbatasan wewenang untuk melaksanakan kebijakan
maka diperlukan kerjasama dengan pelaksananbadan lain agar program berhasil. 3.
Fasilitas Fasilitas fisik merupakan sumber yang penting pula dalam proses implementasi. Tanpa
bangunan sebagai kantor untuk melaksanakan koordinasi, tanpa perlengkapan, tanpa perbekalan, maka besar kemungkinan implementasi yang direncanakan tidak akan berhasil.
c. Kecenderungan
Yaitu di mana para pelaksanan memiliki kecenderungan tidak sepakat dengan suatu kebijakan sehingga mengabaikan beberapa persyaratan yang tidak sesuai pandangan mereka.
Oleh karena para pelaksana memegang peran penting dalam implementasi kebijakan publik, maka usaha-usaha untuk memperbaiki kecenderungan-kecendurungan mereka menjadi
penting. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan insentif. d.
Struktur Birokrasi Menurut Edwards, ada dua karakteristik utama dari birokrasi, yakni prosedur-
prosedur kerja ukuran-ukuran dasar atau sering disebut sebagai Standard Operating Procedurs SOP dan fragmentasi. Standard Operating Procedurs SOP berkembang
sebagai tanggapan internal terhadap waktu yang terbatas dan sumber-sumber dari para pelaksana serta keinginan untuk keseragaman dalam bekerjasamanya organisasi-organisasi
yang kompleks dan tersebar luas. Fragmentasi adalah tekanan-tekanan di luar unit-unit birokrasi, seperti komite-komite legislatif, kelompok-kelompok kepentingan, pejabat-pejabat
eksekutif, konstitusi negara dan sifat kebijakan yang mempengaruhi organisasi birokrasi- birokrasi pemerintah.
4. Teori Merilee S. Grindle 1980