Penentuan Distribusi Ukuran Mikropartikel

23 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kehalusan serbuk suatu sampel tertentu ditaruh suatu ayakan yang cocok dan digoyangkan selama waktu tertentu dan bahan yang melalui suatu ayakan ditahan oleh ayakan berikutnya yang lebih halus kemudian dikumpulkan dan ditimbang Kasih, 2014. c. Sedimentasi Metode Andreason Pipette Penggunaan ultrasentrifugasi untuk penentuan berat molekul dari polimer yang tinggi. Sampel ditarik dari bawah menggunakan pipet, dan sejumlah padatan ditentukan dengan pegeringan dan penimbangan Kasih, 2014.

2.6.4 Efisiensi Penjerapan

Idealnya, mikropartikel yang terbentuk memiliki kapasitas pembawa obat yang tinggi, sehingga akan mengurangi jumlah material matriks yang digunakan. Efisiensi penjerapan sangat bergantung pada kelarutan obat yang stabil dalam material matriks atau polimer, di mana akan berkaitan dengan komposisi polimer, bobot molekul, dan intraksi antar obat dengan polimer Mohanraj dan Chen, 2006. Penentuan kandungan obat mikropartikel dilakukan untuk mengetahui banyaknya zat aktif yang dapat terkapsulasi dan efisiensi metode yang digunakan. Mikropartikel dapat mengandung bahan inti sampai 99 dihitung terhadap berat mikropartikel. Metode yang digunakan tergantung dari kelarutan bahan penyalut dan bahan inti, salah satu metodenya yaitu dengan spektrofotometri UV-Vis. Jika bahan inti dan bahan penyalut larut dalam pelarut bukan air, maka penentuan kandungan mikropartikel dilakukan dengan melarutkan mikropartikel dalam pelarut organik yang sesuai dan kadar obat kemudian ditentukan dengan metode analisa yang sesuai. Jika hanya bahan inti saja yang larut dalam air, sedangkan bahan penyalutnya tidak larut makan dapat dilakukan pelarutan mikropartikel dalam air dengan pengadukan kecepatan tinggi, sehingga bahan penyalut akan terlarut atau dapat pula dilakukan penggerusan mikropartikel, sehingga penyalut pecah dan inti dapat terlarut dalam pelarut yang sesuai. Setelah itu, dilakukan penyaringan untuk menghilangkan fragmen polimer yang tidak larut. Bahan inti selanjutnya ditentukan kadarnya dengan metode analisa yang 24 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sesuai Lachamn, 1994. Efisiensi penjerapan dapat ditentukan dengan menggunakan rumus Kumar et al., 2011:

2.6.5 Uji Aktivitas Proteolitik

Kualitas serbuk getah pepaya sangat ditentukan oleh kekuatan atau kemampuan enzim protease untuk memecah protein yang disebut dengan aktivitas proteolitik Rizki et al., 2014. Menurut Muchtadi 1992, aktivitas proteolitik dipengaruhi oleh konsentrasi, pH, suhu, waktu inkubasi, kekuatan ion dan tekanan. Aktivitas papain juga dipengaruhi oleh karakteristik getah pepaya yang digunakan untuk isolasi enzim protease serta pengeringan getah Rosdianti, 2008. Aktvitas proteolitik ditandai dengan proses pemecahan substrat menjadi produk oleh gugus histidin dan sistein pada sisi aktif enzim Rosdianti, 2008. Beveridge 1996 memaparkan bahwa selama proses katalisis hidrolisis gugus- gugus amida, mula-mula gugus sistein yang bersifat sangat reaktif berikatan dengan substrat pada sisi aktif papain sehingga dihasilkan ikatan kovalen substrat dengan enzim. Kemudian gugus histidin terprotonasi sehingga berikatan dengan nitrogen yang terdapat di dalam substrat, akibatnya gugus amin pada substrat berdifusi dan kedudukannya digantikan oleh molekul-molekul air yang akan menghidrolisis hasil intermediet sehingg mengembalikan enzim ke dalam bentuk dan fungsinya seperti semula Rosdianti, 2008. Aktivitas proteolitik dapat dihitung dengan menggunakan persamaan : Aktivitas proteolitik = Keterangan: Tirosin : konsentrasi tirosin yang terbentuk; v : volume total sampel pada tiap tabung mL; q : waktu inkubasi menit; p : jumlah enzim mL; Fp: faktor pengenceran